4 sehat 5 sempurna diganti apa?

Liputan6.com, Jakarta Buat generasi 90-an, slogan 4 sehat 5 sempurna sudah sering terdengar untuk mensosialisasikan pola makan sehat. Slogan ini menjadi pedoman masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola makan sehat sejak 1950an.

  • 10 Menu Makanan Sehat Tradisional dan Modern untuk Tubuh yang Bugar
  • 3 Makanan yang Dikira Sehat Padahal Tidak
  • 5 Makanan Sehat untuk Ibu Hamil Agar Kesehatan Janin Terjaga

Namun tahukan Anda bahwa konsep makanan 4 sehat 5 sempurna sudah tak lagi digunakan sebagai pola makan sehat? Konsep makanan 4 sehat 5 sempurna kini telah disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Perubahan ini didasari karena konsep makanan 4 sehat 5 sempurna tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi saat ini.

Simak ulasan mengenai konsep makanan 4 sehat 5 sempurna yang telah berganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(4/3/2019).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Makanan 4 Sehat 5 Sempurna (sumber: istockphoto)

4 Sehat 5 Sempurna merupakan kampanye pola makan sehat yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar.

Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna ini diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo. Prinsip ini mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an.

Makanan 4 sehat 5 sempurna meliputi menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan, serta susu sebagai penyempurna menu tersebut.

Prinsip ini menekankan pada pentingnya empat golongan makanan berupa:

· Kalori sebagai penghasil tenaga pada makanan pokok

· Protein sebagai sumber pembangun pada lauk pauk

· Vitamin dan mineral untuk memelihara pada sayura dan buah.

· Pelengkap keseluruhan gizi pada susu

Prinsip makanan 4 sehat 5 sempurna ini telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat Indonesia.

Namun saat ini prinsip makanan 4 sehat 5 sempurna sudah tak lagi digunakan karena dinilai tak sesuai dengan perkembangan dan permasalahan gizi saat ini. Pemerintah kemudian mengganti prinsip makanan 4 sehat 5 sempurna ini dengan Pedoman Gizi Seimbang.

Mengenal Pedoman Gizi Seimbang

Makanan 4 Sehat 5 Sempurna (sumber : gizi.depkes.go.id)

Pedoman Gizi Seimbang mendasar pada Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet yang merupakan hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992. Prinsip ini diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.

Menurut Pedoman Gizi Seimbang yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2014 silam, Pedoman Gizi Seimbang bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat. Pedoman ini berdasarkan 4 prinsip yaitu :

Mengonsumsi beragam makanan

Nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein. Ikan merupakan sumber utama protein, tetapi sedikit kalori.

Nah, jika Anda tidak mengombinasikan asupan-asupan tersebut, bukan tidak mungkin Anda akan kekurangan gizi, yang pada akhirnya memicu timbulnya beberapa penyakit.

Membiasakan perilaku hidup bersih

Dengan membiasakan perilaku hidup bersih, Anda akan terhindar dari kuman, virus atau bakteri, yang dapat mencetuskan suatu penyakit.

Karena pada umumnya, penyakit infeksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi status gizi seseorang, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi. Selain itu, aktivitas sehat ini juga dapat memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme zat gizi.

Mempertahankan dan memantau berat badan

Bagi orang dewasa, salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan ideal. Indikator tersebut dapat diketahui dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT).

Perbedaan 4 Sehat 5 Sempurna dan PGS

Makanan 4 Sehat 5 Sempurna (sumber: istockphoto)

Menurut rilis resmi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan RI 2016 Silam terdapat perbedaan yang mendasar antara Pedoman Gizi Seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna perbedaan tersebut disampaikan oleh Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Ir Doddy Izwardy, MA saat itu:

Penekanan Pesan

Konsep 4 sehat 5 sempurna menekankan pada konsumsi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan memandang susu sebagai bahan pangan yang menyempurnakan.

Sementara konsep Gizi Seimbang dimaknai sebagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, PGS memperhatikan 4 prinsip, yaitu: Membiasakan makan makanan yang beraneka ragam, Menjaga pola hidup bersih, Pentingnya pola hidup aktif dan olah raga, dan pantau berat badan.

Susu Bukan Penyempurna

Di dalam konsep4 sehat 5 sempurna, susu menjadi konsumsi yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna. Sedangkan di dalam konsep PGS, susu termasuk kedalam kelompok lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna dan dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya.

Kandungan gizi dalam susu adalah protein dan beragam mineral (Kalsium, Fosfor, Zat Besi). Sementara dalam PGS, jika sudah cukup dan beragam konsumsi sumber protein seperti telur dan daging, daging dan ikan, tidak mengonsumsi susu juga tidak apa-apa, terang Doddy.

Penjelasan Mengenai Porsi

Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari. Sedangkan konsep PGS tidak hanya ada atau tidak, juga memasukkan penjelasan tentang kuantitas atau jumlah (porsi) yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok makanan.

Seperti diketahui, setiap hari tubuh membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8 gelas.

Dalam PGS jika pola makan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, sedikit protein, sedikit sayur dan buah, maka pola tersebut tidak bisa dikatakan sehat. Berbeda pada 4 sehat 5 sempurna, pola makan tersebut dihitung sehat meski protein, sayur dan buah porsinya sedikit.

Pentingnya Minum Air Mineral

Konsep 4 sehat 5 sempurna tidak menggambarkan bahwa tubuh perlu minum air mineral secara cukup, aman, dan bersih. Sementara konsep PGS sudah menjelaskan pentingnya mencukupi kebutuhan minum air mineral minimal 2 liter, atau lebih kurang 8 gelas per hari.

4 sehat 5 sempurna diganti dengan apa?

Makanan 4 sehat terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah, serta 5 sempurna adalah susu yang merupakan nutrisi tambahan. Namun, slogan tersebut telah diganti dan disempurnakan dengan “Tumpeng Gizi Seimbang”.

Apakah 4 sehat 5 sempurna masih berlaku?

Konsep Empat Sehat Lima Sempurna yang dipopulerkan Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo sekitar tahun 1952 sudah tidak lagi digunakan, kini sudah berkembang dan disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Kapan 4 sehat 5 sempurna diganti menjadi gizi seimbang?

Masuk tahun 2000-an istilah 4 Sehat 5 Sempurna sudah tidak lagi digunakan ya, Bun. Kini digunakan istilah Panduan Gizi Seimbang. Di mana susu tidak lagi menjadi pelengkap, makanan bisa lebih bervariasi, penekanan pola hidup bersih, dianjurkan rajin berolahraga, dan memantau berat badan ideal.

Apa perbedaan slogan 4 sehat 5 sempurna dengan Gizi Seimbang?

Dalam konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari. Sedangkan konsep PGS tidak hanya ada atau tidak, juga memasukkan penjelasan tentang kuantitas atau jumlah (porsi) yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok makanan.