Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang

Liputan6.com, Cirebon - Kesenian tari topeng Cirebon merupakan salah satu warisan budaya dan sejarah di kawasan pantura. Di Cirebon, tari topeng memiliki dua varian, yakni Topeng Babakan Lima Wanda dan Topeng Lakon. Menurut pengamat sejarah dan budaya Cirebon Made Casta, topeng Babakan Lima Wanda memiliki pendekatan spiritual dan sifat-sifat manusia di Cirebon. Berikut lima jenis topeng Babakan Cirebon dan maknanya.

1. Topeng Panji

Topeng Panji ini merupakan simbol berhati putih, bersih, tabularasa ibarat bayi yang baru lahir. Warna topengnya putih polos hingga pakaian serba putih.Gerakan tari pada topeng ini sangat hemat, sederhana dan tenang meskipun diiringi dengan suara musik yang penuh dengan dinamika. Makna dari gerakan topeng Panji ini menunjukkan manusia yang suci dan tidak mudah tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang mengarah kepada hal negatif. "Gambarannya kepada manusia di Cirebon topeng ini tidak terganggu hiruk-pikuk dan jiwa yang bersih. Gerakannya simpel dan sebagian orang melihat topeng Panji ini menjemukan karena waktunya lama dan gerakannya tidak banyak tapi maknanya sangat dalam," ujar Made Casta.

2. Topeng Samba


Untuk jenis Topeng Samba, kehidupan manusia Cirebon digambarkan memasuki fase biologis anak-anak. Ini terlihat dari tarian pada Topeng Samba yang menunjukkan tanda-tanda keceriaan dan selalu hidup bahagia. Tarian yang centil, lucu, genit dan kekanak-kanakan menunjukkan kesegaran ekspresi topeng Samba. "Terlihat dari jenis topeng nya berwarna putih, tapi ada aksen hiasan di bagian wajah atas seperti rambut. Gerakannya lincah mengikuti irama musiknya," jelas Made Casta.

3. Topeng Rumyang

Topeng Cirebon yang berwarna Merah Jambu ini merupakan simbol manusia Cirebon memasuki fase remaja. Kemanisan warna merah jambu sebagai simbol keremajaan manusia Cirebon.

Dari gerakan tari, topeng Rumyang ini mulai menunjukkan ketegasan dan terstruktur dengan baik. "Frekuensinya pada ketegasan gerak," ujar Made Casta.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang

4. Topeng Tumenggung

Di antara Lima Wanda babakan Topeng Cirebon, Tumenggung merupakan satu-satunya topeng yang menggunakan topi. Topeng Tumenggung ini menggambarkan manusia Cirebon sudah memasuki fase dewasa dan mapan. "Irama gerak sudah seperti orang yang tenang, mantap dan dewasa," tutur dia.Pada struktur gerak, Topeng Tumenggung ini seperti bagian dari tayub dan sangat beda dengan topeng yang lain. "Dalam tataran jabatan struktur pemerintahan Tumenggung ya atasannya bupati," ujar dia.

5. Topeng Kelana

Pada fase terakhir ini adalah Topeng Kelana. Sebagian orang memaknai topeng Kelana ini sebagai simbol angkara murka, kerakusan manusia. "Ada yang menyebut simbol angkara murka ada juga yang berbeda. Makanya, topeng ini menjadi pusat perhatian seniman, budayawan dan pengamat topeng," ujar Made Casta.

Bentuk topeng berwarna serba merah dengan kumis tebal dan tatapan mata tajam serta gagah. Pada gerakannya, topeng Kelana ini lebih kepada mengaktualisasi diri dan ekspresif. Namun, gerakan pada topeng Kelana sejatinya menggambarkan sebagai manusia yang mampu mengendalikan nafsu amarah.

"Ada satu pendapat bahwa yang menguraikan topeng Cirebon menjelaskan simbol sedulur papat kelima pancer atau empat nafsu dalam diri manusia. Nah, pada Topeng Kelana ini merupakan simbol dari tingkatan orang yang paripurna tapi bukan konteks angkara murka, melainkan orang yang sudah sampai pada tingkat aktualisasi diri, ekspresif," kata Made Casta.

Tidak hanya keindahan alamnya yang memukau, Indonesia juga memukau dunia dengan ragam budaya dan karya seni. Topeng merupakan ragam ekspresi paling tua yang diciptakan peradaban manusia, yang kaya akan nilai-nilai magis. Berikut merupakan 10 karakter topeng asli Indonesia;

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
disbudparpora.cirebonkab.go.id

Topeng Panji menggambarkan bayi yang baru lahir ke dunia dan figur dari kalangan raja bangsawan, sekaligus cermin dari sublimasi kewibawaan serta ketenangan. Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan filosofi kehidupan dan budi yang luhur serta penyerahan diri pada Tuhan. Dalam sufi Islam, ia berada pada tingkat tertinggi posisi manusia yakni Insankamil, yaitu perilaku yang tidak goyah serta menyadari bahwa setiap hembusan napasnya adalah dari Tuhan.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
disbudparpora.cirebonkab.go.id

Topeng Pamindo merupakan gambaran sikap rendah diri dan setia kawan. Gerak tarian halus tapi gagah. Topeng ini merupakan gambaran manusia yang beranjak dewasa dan baru mengenal dunia. Tingkahnya terburu-buru, serba ingin tahu dan lelaki yang bersifat perempuan. Makna filosofinya adalah sebagai manusia kita harus menjadi pribadi yang mawasdiri setiap saat.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
disbudparpora.cirebonkab.go.id

Topeng tumenggung menggambarkan sosok seorang pemimpin yang mengayomi, membimbing dan menaungi rakyat dengan penuh kasih sayang. Sehingga siapa pun yang berada didekatnya merasa sejahtera, aman dan tenteram. Sosok Tumenggung digambarkan dengan raut wajah yang tegas, mata tebelalak dan kumis yang semakin menunjukkan kegagahannya. Sosok tumenggung ini menunjukkan sikap kedewasaan seseorang.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
disbudparpora.cirebonkab.go.id

Topeng Kelana menggambarkan seseorang yang suka bekelana dan mengembara untuk menemukan jati dirinya. Topeng Kelana memiliki karakter yang penuh dengan dinamika dan hawa nafsu. Warna topeng merah tua menunjukkan watak angkuh dan kejam, mata membelalak, mulut menyeringai, kumis melingkar, berjambang serta berjanggut. Kelana digambarkan figur gagah dengan hidung panjang, mata melotot, mulut monyong menganga, rambut godekan.

Baca Juga: Inilah 9 Sosok Di Balik Topeng Menyeramkan Seperti Darth Vader

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
ngepoot.blogspot.co.id

Topeng Prabu Asmoro Bangun menggambarkan sosok pahlawan yang bersifat digdaya, suka bertapa, dan kesatria. Tokoh ini digambarkan memiliki karakter khas Arjuna dalam cerita pewayangan purwa. Penggambaran sifat Prabu Asmoro Bangun dalam topeng adalah memiliki warna hijau yang melambangkan sifat bijaksana. Panji Asmoro Bangun juga memiliki alis nanggal sepisan, hidung mancung, kumis dan memiliki titik emas diantara alis. Hal tersebut menunjukkan bahwa Prabu Asmoro Bangun adalah keturunan dewa.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
www.flickriver.com

Topeng Dewi Sekartaji memiliki warna putih yang melambangkan sifat baik hati, lembut dan suci. Dewi Sekartaji memiliki alis nanggal sepisan, hidung mancung dan juga memiliki titik emas diantara alis yang menunjukkan Dewi Sekartaji adalah keturunan dewa.

Topeng warna merah menggambarkan sifat manusia yang
ngepoot.blogspot.co.id

Bapang merupakan salah satu tokoh jahat yang digambarkan dengan topeng yang berwarna merah yang melambangkan sifat pemarah dan jahat. Bapang memiliki hidung yang panjang, mata yang besar, jambang dan kumis yang menunjukkan bahwa Bapang adalah laki-laki. Topeng Bapang juga memiliki titik emas diantara alis yang menunjukkan ia adalah keturunan dewa.

Baca Juga: Tanpa Kita Sadari, Terkadang Kita Jadi Badut Setiap Hari

Baca Artikel Selengkapnya

Karakter Topeng Malangan nampak pada pahatan karakter wajah seseorang pada kayu. Warna-warna topeng juga mencerminkan sifat/karakter tokoh.

Sejarah dan karakter

Topeng Malangan merupakan seni budaya Malang yang sejarahnya berkaitan erat dengan masa keemasan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan. Tari Topeng sekilas mirip dengan Wayang Wong. Bedanya pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang sering diangkat adalah cerita panji, seputar kisah cinta antara Panji Asmarabangun dan Galuh Candrakirana.

Ciri khas Topeng Malangan adalah pahatan karakter wajah seseorang pada kayu yang nampak lebih nyata. Serta warna yang lebih beragam dibandingkan topeng dari daerah lainnya. Warna-warna topeng juga mencerminkan sifat/karakter tokoh, yaitu merah, putih, kuning, hijau, dan hitam. Arti dari warna-warna tersebut, secara berturut-turut melambangkan keberanian, kesucian, kesenangan, kedamaian, dan kebijaksanaan.

Tulisan terkait: Suka Duka Difabel Ngecamp dan Mewarnai Topeng Malangan di Gunung Katu

Karakter 6 tokoh utama

Seni yang berkembang sejak jaman Hindu-Buddha ini, memiliki sekira 76 karakter tokoh. Diantaranya terdapat enam karakter yang paling menonjol yaitu:

  1. Panji Asmoro Bangun, merupakan tokoh protagonis yang mengatur naik turunnya konflik dalam suatu cerita. Warna hijau pada wajah melambangkan bahwa ia seorang yang baik hati. Sifat jujur, sabar, gesit dan perwira ditunjukkan oleh matanya yang berbentuk bulir padi. Sedangkan dari bibirnya yang sedikit terbuka mengartikan bahwa ia lembut dan berbudi luhur. Titik emas diantara alisnya menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dewa. Alisnya berbentuk nanggal sepisan, berhidung mancung, dan juga terdapat kumis.
  1. Dewi Sekartaji, sama seperti Raden Panji Asmoro Bangun yakni alisnya nanggal sepisan, berhidung mancung dan memiliki titik emas di antara alisnya. Wajahnya berwarna putih menunjukkan bahwa ia seorang yang suci, lembut, dan baik hati.
  1. Gunung Sari, sahabat Raden Panji ini memiliki mata sipit, berkumis panjang. Warna wajahnya sama seperti Dewi Sekartaji yaitu putih yang melambangkan seorang yang baik hati dan suci.
  1. Dewi Ragil Kuning, adik dari Raden Panji ini bersifat aktif. Warna wajahnya yang kuning melambangkan kesenangan.
  1. Klana Sewandana, merupakan tokoh antagonis yang menjadi musuh dari Raden Panji. Klana digambarkan sebagai sosok yang memiliki mata besar atau mata kedhelen, hidungnya berbentuk pagotan, mulutnya berbentuk jambe sinegar setangkep, jambang yang serupa ronce melati, serta jenggotnya yang brewok. Tokoh ini memiliki wajah berwarna merah yang berarti bahwa ia seorang pemarah dan juga pemberani.
  1. Bapang, memiliki warna wajah merah, hidung panjang, dan mata yang besar. Warna wajah sahabat Klana Sewandana ini melambangkan sifat pemarah dan pemberani.

Baca juga  Analisis Sosial dalam Sikap

Asimilasi budaya

Dari berbagai sumber, budaya topeng ini muncul sekitar abad ke-8 Masehi sebagai sandiwara atau tontonan hiburan bagi Sang Raja dan rakyatnya. Budaya ini juga sebagai hasil asimilasi antara budaya India dan Jawa-Kanjuruhan, pengaruh dari hubungan perdagangan ketika itu.

Awalnya cerita dalam topeng wayangan bersifat sakral, memuat kisah religi cerita pewayangan India, seperti Ramayana dan Mahabarata. Tetapi sejak pemerintahan Raja Erlangga, raja mengubah kesenian topeng ini menjadi kebudayaan biasa dan hanya sebagai seni tari saja.  Bahkan memfungsikan topeng sebagai pendukung fleksibilitas penari agar tak lagi menggunakan rias.

Wayang topeng ini kemudian menjadi satu seni pertunjukan yang membudaya di Malang. Muka para pemain tertutup topeng atau tidak memperlihatkan wajah asli, lantas disebut sebagai Wayang Topeng Malang atau Topeng Malangan.  (adm)