Tindakan YANG DILAKUKAN pemerintah untuk memadamkan pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Lihat Foto

Wikipedia

Amir Fatah sedang memimpin rapat DI/TII Jawa Tengah

KOMPAS.com - Pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh. 

Kahar Muzzakar memimpin pemberontakan DI/TII di daerah Sulawesi Selatan, Amir Fatah memimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, Kartosuwiryo memimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, dan DI/TII Aceh dipimpin Daud Beureueh. 

Seluruh upaya perlawanan mereka akhirnya dikalahkan pemerintah. Berikut upaya penumpasan pemberontakan DI/TII di berbagai daerah.

Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Penumpasan Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Penyebab terjadinya gerakan DI/TII di Jawa Tengah dimulai dari adanya perubahan situasi politik di daerah Tegal-Brebes karena penandatangan Perjanjian Renville. 

Dalam perjanjian tersebut disebutkan satu pasal yang berisi bahwa semua kekuatan pasukan RI yang ada di daerah pendudukan Belanda harus ditarik dan ditempatkan di daerah RI. 

Oleh sebab itu, pasukan RI harus meninggalkan daerahnya, salah satunya Pekalongan yang sudah dikuasai Belanda. 

Akan tetapi, tidak untuk pasukan RI uang ada di Brebes dan Tegal. Mereka tidak meninggalkan daerahnya. 

Para pejuang di Brebes dan Tegal masih bertahan dan berupaya menyusun strategi untuk melakukan perlawanan. 

Mereka kemudian melakukan operasi militer Gerakan Antareja Republik Indonesia (GARI) dan Gerilya Republik Indonesia (GRI).

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah ini dipimpin oleh Amir Fatah. 

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb31.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>

Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Thu, 28 Jul 2022 06:17:36 +0700 with category Sejarah

DI/TII yang di Jawa Barat :Dengan cara melakukan operasi militer.-Operasi terpadu " Pagar betis " yaitu suatu operasi yang melibatkan masyarakat untuk mengepung tempat" pasukan DI/TII, -Operasi tempur, yaitu menyerang trhadap sasaran langsung pasukan DI/TII, alhasil ... pemimpin DI/TII, S.M Kartosuwiryo bersil ditangkap dan dihukum mati .Semoga membantu !

Baca Juga: Tuliskan Sanksi pelanggaran Norma Kesopanan​


Apa itu jwb31.dhafi.link?

jwb31.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Thu, 28 Jul 2022 06:17:37 +0700 dengan Kategori Sejarah dan Sudah Dilihat ### kali

Tindakan yang dilakukan pemerintah untuk memadamkan pemberontakan DI/TII dan akibat yang ditimbulkan oleh pemberontak tersebut yang berkait dengan penderitaan rakyat.

Jawaban

Pendahuluan

Berdasarkan isi perjanjian Renville, pasukan TNI Divisi Siliwangi meninggalkan Jawa Barat dan berpindah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Setelah Divisi Siliwangi meninggalkan Jawa Barat, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan gerakan yang dinamakan Darul Islam (DI) dan tentara yang dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan yang pada akhirnya sering disebut sebagai Pemberontakan DI/TII ini dideklarasikan pada tanggal 7 Agustus 1949 di sebuah Desa di sekitar kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pemberontakan ini menyebar dan beberapa gerakan di daerah menyatakan mendukung dan menggabungkan diri dengan DI/TII  pimpinan Kartosoewirjo seperti di Jawa Tengah dibawah pimpinan Amir Fatah, Kalimantan Selatan di bawah pimpinan Ibnu Hajar, Aceh di bawah pimpinan Daud Beureuh, dan Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Kahar Muzakkar.

Pembahasan

Pemerintah bertindak tegas dalam menghadapi Pemberontakan DI/TII, namun menghadapi beberapa kendala sebagai berikut:

  • DI/TII didukung oleh orang-orang Belanda yang beberapa di antaranya merupakan pemilik perkebunan, bahkan ada tentara Belanda yang membantu DI/TII dalam pertempuran.
  • DI/TII dibantu oleh pendukung Negara Pasundan yang dibuat oleh Belanda dan pada saat itu dipimpin oleh Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema, yang tidak ingin bergabung kembali dengan Republik Indonesia.
  • DI/TII mengambil posisi pertahanan di pegunungan yang sangat ideal untuk melakukan perang gerilya, karena mereka juga telah mengenal medan dengan baik.
  • DI/TII berbaur dan bergerak secara diam-diam dengan leluasa di kalangan penduduk.
  • Situasi politik nasional yang tidak menentu dan sikap beberapa golongan politik yang malah mempersulit upaya pemilihan keamanan.

Walaupun menghadapi berbagai kendala, namun pemerintah tetap bertindak menumpas Pemberontakan DI/TII dengan mengirimkan kemballi pasukan TNI dari Divisi Siliwangi ke Jawa Barat. Divisi Siliwangi melancarkan operasi Bratayudha dan Pagar Betis serta bekerja sama dengan rakyat untuk menumpas pemberontakan DI/TII. Kartosoewirjo dan beberapa pengawalnya akhirnya tertangkap oleh TNI pada tanggal 4 Juni 1962 di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat oleh Divisi SIliwangi dalam operasi Bratayudha yang sedang dilancarkan oleh Divisi Siliwangi. Mahkamah Angkatan Darat menjatuhkan hukuman mati kepada Kartosoewirdjo dan setelah itu Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dihancurkan.

Akibat pemberontakan DI/TII ini, rakyat banyak yang mengalami penderitaan akibat teror. Pasukan DI/TII tidak segan mengancam, menyiksa dan merampas harta benda rakyat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gerakan mereka. Mereka juga merusak dan membakar rumah rakyat serta membongkar jalan dan jalur kereta api hingga menghambat mobilisasi sehari-hari masyarakat.  

Kesimpulan

  • Tindakan pemerintah untuk menghadapi Pemberontakan DI/TII ini adalah dengan mengirimkan kembali Divisi Siliwangi ke Jawa Barat untuk menumpas gerakan ini.
  • Akibat pemberontakan ini yang berhubungan dengan penderitaan rakyat adalah terjadinya perampasan harta benda milik rakyat yang digunakan untuk mendukung kebutuhan gerakan tersebut.  

Pelajari lebih lanjut

1. Materi Tentang rangkuman Pemberontakan DI/TII di   brainly.co.id/tugas/2156803

2. Materi Tentang tokoh-tokoh Pemberontakan Di/TII di brainly.co.id/tugas/7020656

3. Materi Tentang Di/TII di brainly.co.id/tugas/7183943

-----------------------------

Detil Jawaban

Kelas : 12 SMA

Mapel : Sejarah

Bab : Bab 2 - Perjuangan Melawan Ancaman Pemberontakan

Kode : 12.3.2

Kata Kunci: DI/TII, penderitaan rakyat, penumpasan,

Baca Juga: 14. Bu Prima selalu membanggakan dirinya


wx.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Peristiwa Pemberontakan DI/TII Jawa barat,Jawa tengah,Aceh,Sulawesi Selatan,Kalimatan Selatan|Berbagai Pemberontakan DI/TII, peristiwa-peristiwa Sejarah Indonesia tentang Pemberontakan DI/TII, peristiwa-peristiwa tersebut terjadi diberbagai wilayah yaitu Pemberontakan DI/TII dijawa barat, Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, Pemberontakan DI/TII Aceh, Pemberontakan DI/TII di Sulawesi selatan, Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan, semua pemberontakan-pemberontakan tersebut berhasil dimusnahkan Indonesia, peristiwa-peristiwa itu terjadi karna adanya akibat atau penyebabnya sehingga Pemberontakan DI/TII dapat terjadi, dan Cara-cara yang dilakukan pemerintah dalam Penanggulangan pemberontakan DI/TII karna Pemberontakan DI/TII terjadi diberbagai wilayah Indonesia sehingga diperlukan peran pemerintah dalam menanggulangi pemberontakan tersebut. Oleh karnanya itu akan dibahas secara lengkap yang mencakup seluruh Peristiwa DI/TII diberbagai wilayah serta cara apa yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi pemberontakan DI/TII jadi tema yang dapat kita petik yang mencakup keseluruhannya adalah Peristiwa DI/TII dan Cara yang dilakukan Pemerintah Dalam Penanggulangannya

PERISTIWA DI/TII DAN CARA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGANNYA

1.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pada tanggal 7 Agustus 1949 di suatu desa di Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat), Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia. Gerakannya dinamakan Darul Islam (DI) sedang tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TIl). Gerakan ini dibentuk pada saat Jawa Barat ditinggal oleh pasukan Siliwangi yang berhijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam rangka

melaksanakan ketentuan dalam Perundingan
Renville.

Ketika pasukan Siliwangi berhijrah, gerombolan DI/TII ini dapat leluasa melakukan gerakannya dengan membakar rumah-rumah rakyat, mernbongkar rel kereta api, menyiksa dan merampok harta benda penduduk. Akan tetapi setelah pasukan Siliwangi mengadakan long march kembali ke Jawa Barat, gerombolan DI/Tll ini harus berhadapan dengan

pasukan Siliwangi.

Usaha untuk menumpas pemberontakan DI/TIl ini memerlukan waktu yang lama disebabkan oleh beberapa

faktor, yakni:

(1) medannya berupa daerah pegunungan-pegunungan sehingga sangat mendukung pasukan

DI/Til untuk bergerilya,

(2)
pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat,

(3) pasukan DI /TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda, antara lain pemilik-pemilik

perkebunan dan para pendukung negara Pasundan,

(4) suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa kalangan partai politik

telah mempersulit usaha-usaha pemulihan keamanan.

(Pemberontak DI/TII S.M.Kartosuwirjo)

Selanjutnya dalam menghadapi aksi DI/TII pemerintah mengarahkanpasukan TNI untuk menumpas gerombolan ini. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi bersama rakyat melakukan

operasi “Pagar Betis” dan operasi “Bratayudha.” Pada tanggal 4 Juni 1962  S.M. Kartosuwiryo beserta para pengawalnya

dapat ditangkap oleh pasukan Siliwangi dalam operasi “Bratayudha” di Gunung

Geber, daerah

Majalaya, Jawa Barat. Kemudian S.M. Kartosuwiryo oleh Mahkamah Angkatan Darat dijatuhi hukuman mati

sehingga pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dipadamkan.

2.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Gerombolan DI/TII ini tidak hanya di Jawa Barat akan tetapi di Jawa Tengah juga muncul pemberontakan yang didalangi oleh DI/ TII. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah di bawah pimpinan Amir Fatah yang bergerak di daerah Brebes, Tegal, dan Pekalongan. dan

Moh. Mahfudh Abdul Rachman (Kiai Sumolangu).

Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah melakukan operasi kilat

yang disebut “Gerakan Banteng Negara”
(GBN)
dibawah Letnan Kolonel Sarbini (selanjut-nya diganti Letnan Kolonel

M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel A. Yani). Gerakan operasi ini

dengan pasukan “Banteng Raiders.”

Sementara itu di daerah Kebumen muncul pemberontakan yang merupakan bagian dan DI/TIl, yakni dilakukan

oleh “Angkatan Umat Islam (AUI)”


yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz Abdurachman yang dikenal sebagai “Romo Pusat’’ atau Kyai Somalangu.
Untuk menumpas pemberontakan ini memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

Pemberontakan DI/TII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh Batalyon 426 yang bergabung dengan DI/TIl pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas pemberontakan

ini pemerintah melakukan “Operasi
Merdeka Timur”
yang dipimpm oleh Lethan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade

Pragolo. Pada awal tahun 1952 kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat dihancurkan

dan sisa- sisanya melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.

3.
Pemberontakan DI/TII di Aceh

 Gerombolan DI/TIl juga melakukan pemberontakan di Aceh yang dipimpin oleh Teuku Daud Beureuh. Adapun penyebab timbulnya pemberontakan DI/TIl di Aceh adalah kekecewaan Daud Beureuh karena status Aceh pada tahun 1950 diturunkan dan daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Provinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 21 September 1953 Daud Beureuh yang waktu itu menjabat sebagai gubernur militer menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian

dan Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan SM. Kartosuwiryo.

Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan kekuatan senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah Militer Iskandar

Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan tokoh-tokoh


masyarakat Aceh sehingga pemberontakan DI/TIl
di Aceh dapat dipadamkan.

4.
Pemberontakan DI/TIl di Sulawesi Selatan

Di Sulawesi Selatan juga timbul pemberontakan DI/TIl yang dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan

Perang RIS (APRIS). Tuntutan ini ditolak karena harus melalui penyaringan.

Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahár Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel. Akan tetapi pada tanggal 17 Agustus 1951 Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri ke hutan dan melakukan aksi dengan melakukan teror terhadap rakyat. Untuk menghadapi pemberontakan DI/TIT di Sulawesi Selatan ini pemerintah melakukan operasi militer. Baru pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditangkap

dan ditembak mati sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.

5.
Pemberontakan DI ITII di Kalimantan Selatan

Pada bulan Oktober 1950 DI/TII juga melakukan pemberontakan di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Para pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan TNI. Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi. Selanjutnya pemerintah

mengerahkan pasukan TNI sehingga

pada akhir tahun 1959
Ibnu Hajar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dimusnahkan.

Kesimpulan : Peristiwa Pemberontakan DI/TII dan cara pemerintah dalam penanggulangannya adalah sebagai berikut…

  1. Pemberontakan DI/TII dijawa barat, 
  2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, 
  3. Pemberontakan DI/TII Aceh,
  4. Pemberontakan
    DI/TII
    di Sulawesi selatan
  5. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan,

Sekian Artikel tentang Pemberontakan DI/TII dan cara pemerintah dalam penanggulangannya, Lihat berbagai macam artikel belajar dan bermanfaat Disini, Semoga bermanfaat.
(Sumber : IPS, Hal : 251-254, Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Penulis : Sutarto.dkk, Percetakan : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri-Solo, 2008, jakarta)

Video liên quan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA