Teori humanistik dalam pembelajaran biasanya memiliki ciri….

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat mengajarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di tahun ajaran baru 2021/2022. Tak terasa, hampir 1,5 tahun para peserta didik mengenyam pendidikan dari rumah. 

Sebagai seorang guru, tentu Bapak/Ibu menaruh harapan besar pada pertemuan pertama dengan putra-putri di bulan Juli mendatang. Apakah Bapak/Ibu sudah mempersiapkan metode pembelajaran terbaik untuk mereka? 

Jika belum, mungkin Bapak/Ibu bisa mulai beralih pada teori belajar humanistik, sehingga diharapkan peserta didik bisa kembali semangat dalam menjalani hari-harinya di sekolah. Lalu, apa yang dimaksud teori belajar humanistik dan seperti apa contohnya? Check this out!

Pengertian Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa proses belajar dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri. 

Pengertian tersebut juga berlaku jika teori ini diterapkan di kegiatan pembelajaran. Artinya, pengertian teori belajar humanistik bisa disamakan dengan pengertian teori pembelajaran humanistik.

Adapun pengertian teori belajar humanistik menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Arthur Combs

Arthur Combs seorang pendidik sekaligus psikolog asal Ohio, Amerika Serikat. Beliau merupakan salah satu tokoh yang ikut berperan pada sejarah teori belajar humanistik. 

Combs berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang bisa dilakukan di mana saja dan menghasilkan sesuatu bagi dirinya. Pada kegiatan belajar, seseorang bahkan guru tidak boleh memaksakan sesuatu hal yang tidak disukai oleh individu yang bersangkutan.

2. Abraham Maslow

Menurut Maslow, belajar merupakan serangkaian proses yang harus dilalui untuk mengaktualisasi dirinya. Pada kegiatan belajar, diharapkan seorang individu bisa memahami dirinya dengan baik.

3. Carl Rogers

Menurut Rogers, pada proses belajar dibutuhkan sikap saling menghargai dan tanpa prasangka antara individu yang sedang belajar dan pihak yang memberi pembelajaran.

Manfaat Teori Belajar Humanistik

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.

  1. Mampu mengubah sikap atau perilaku individu, dari yang awalnya tidak baik karena belum mengetahui menjadi baik.
  2. Membiasakan individu untuk berlaku secara demokratis, partisipatif, dan humanis.
  3. Mampu menjadikan individu sebagai insan yang mudah menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan dalam menyatakan ide/gagasan.
  4. Mampu meningkatkan keinginan belajar individu.

Tujuan

Pada prinsipnya, tujuan teori belajar humanistik adalah memanusikan manusia, sehingga seorang individu bisa lebih mudah dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri.

Jika merujuk pada tujuan ini, seorang pendidik harus mampu mengarahkan (menjadi fasilitator) tanpa ikut campur terlalu mendalam pada proses pengendalian diri peserta didik, sehingga diharapkan bisa tercapai tujuan pembelajaran.

Ciri-Ciri 

Suatu teori belajar dikatakan humanistik jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Menekankan pada aktualisasi diri individu (manusia sebagai sosok individu yang bisa mengeksplorasi dirinya).
  2. Proses merupakan hal penting yang menjadi fokus belajar.
  3. Melibatkan peran aspek kognitif dan afektif.
  4. Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman.
  5. Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.
  6. Tidak ada yang berhak mengatur proses belajar setiap individu.

Prinsip Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini memiliki prinsip yang tidak jauh-jauh dari manusia itu sendiri, yaitu sebagai berikut.

  1. Setiap manusia memiliki nalar untuk belajar secara alamiah.
  2. Belajar terasa sangat bermanfaat jika memiliki relevansi dengan maksud tertentu.
  3. Proses belajar bisa mengubah persepsi seseorang akan dirinya.
  4. Makna belajar akan terasa jika dilakukan oleh diri sendiri.
  5. Setiap pembelajar harus mampu menumbuhkan kepercayaan dirinya.
  6. Belajar sosial tentang proses belajar itu sendiri.

Konsep Teori Belajar Humanistik

Konsep dasar yang harus dijadikan acuan pada teori belajar ini adalah manusia memegang peranan penting pada kesuksesan dirinya sendiri. 

Untuk mencapai kesuksesannya, seorang individu harus memiliki motivasi yang kuat sehingga tidak pernah menyerah untuk terus belajar dengan tetap memperhatikan pada beberapa aspek penting, yaitu kognitif dan afektif. Adapun motivasi bisa berasal dari dalam maupun luar individu. 

Selain motivasi, seseorang juga harus memahami bagaimana cara belajar teori humanistik. Perpaduan antara keduanya diharapkan bisa menghasilkan kesuksesan.

Macam-Macam Teori Belajar Humanistik

Adapun macam-macamnya adalah sebagai berikut.

1. Teori belajar Arthur Combs

Teori ini berpandangan bahwa belajar akan terasa berarti bagi pembelajar itu sendiri. Oleh sebab itu, pendidik tidak memiliki wewenang untuk mengatur materi yang relevan dengan kehidupan individu pembelajar. Kepekaan pendidik menjadi kunci terlaksananya teori belajar ini di sekolah. 

Pendidik juga harus memberikan pemahaman bahwa nilai bukan hal utama yang ingin dicapai pada pembelajaran, melainkan proses untuk mendapatkan pengetahuannya.

2. Teori belajar Bloom dan Krathwohl

Teori belajar yang dikemukakan Bloom dan Krathwohl ini fokus pada hal-hal yang pasti bisa dikuasai oleh seseorang setelah melalui proses belajar. Teori ini juga menjadi latar belakang ditemukannya Taksonomi Bloom yang kini dikenal di dunia pendidikan Indonesia.

3. Teori belajar Carl Rogers

Teori ini dikemukakan oleh tokoh psikologi humanistik dari Illinois, Amerika Serikat. Menurut Carl Rogers, belajar harus melibatkan sisi intelektualitas dan emosional peserta didik. Oleh karena itu, motivasi belajar wajib dimiliki oleh individu yang sedang belajar.

4. Teori belajar Maslow

Teori yang dikemukakan oleh Abraham Harold Maslow ini berpandangan bahwa setiap individu akan berupaya memenuhi kebutuhan hierarkis hidupnya. Oleh karena itu, penting adanya dorongan untuk maju ke arah yang lebih baik.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Sebagai produk yang dirumuskan oleh manusia, setiap teori tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut.

  1. Menekankan pada pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap setiap individu.
  2. Bisa menumbuhkan minat seseorang untuk terus belajar.
  3. Menjadikan seseorang memiliki pengalaman yang berarti.
  4. Menumbuhkan kreativitas individu.
  5. Bisa mengubah sikap dan pola pikir individu.
  6. Semakin lama, seseorang pembelajar bisa mencapai aktualisasi dirinya dengan baik.

Untuk kekurangan teori belajar ini adalah sebagai berikut.

  1. Proses belajar bisa gagal jika tidak ada kesungguhan dari setiap individu.
  2. Bisa memunculkan sikap individualisme.
  3. Peran pendidik menjadi terbatas karena hanya sebagai fasilitator.
  4. Bisa memicu kesenjangan keberhasilan setiap individu jika terdapat sebagian individu yang sulit untuk mengenali potensi dirinya.
  5. Tidak bisa dijadikan metode pembelajaran secara praktis.
  6. Guru tidak boleh lelah dalam memotivasi peserta didiknya.

Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Teori belajar ini bisa diterapkan oleh setiap individu di luar pendidikan formal maupun diterapkan di dalam pembelajaran pendidikan. 

Sementara itu, aspek pendidikan menurut teori belajar humanistik adalah aspek kognitif dan afektif. Jika hanya fokus pada aspek kognitif saja, proses belajar tidak akan membawa perubahan perilaku pada peserta didik. 

Lantas, bagaimana teori belajar humanistik dan aplikasinya dalam pembelajaran? Berikut ini dua poin pentingnya.

1. Langkah-Langkah pembelajaran

Sebagai seorang guru, Bapak/Ibu adalah orang yang paling tepat menerapkan teori ini pada para peserta didik, dengan berpedoman pada langkah-langkah berikut.

  1. Menentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran.
  2. Merumuskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  3. Melakukan identifikasi awal terhadap kemampuan setiap siswa.
  4. Melakukan analisis topik untuk mengidentifikasi kemungkinan keikutsertaan peserta didik pada pembelajaran tersebut.
  5. Membuat rancangan fasilitas belajar.
  6. Memberikan bimbingan agar peserta didik bisa belajar secara aktif.
  7. Mendorong peserta didik untuk memahami makna dari pengalaman selama belajar.
  8. Memberikan bimbingan tentang konseptualisasi pengalaman yang diperoleh dari hasil belajar.
  9. Memberikan bimbingan pada peserta didik untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  10. Mengadakan evaluasi kegiatan pembelajaran.

2. Aplikasi teori pembelajaran humanistik

Bapak/Ibu harus memahami bahwa peran guru pada teori belajar humanistik hanya sebagai fasilitator. Untuk mengaplikasikan teori pembelajaran ini, tugas fasilitator adalah sebagai berikut.

  1. Memerhatikan dan memberikan motivasi belajar pada para peserta didik.
  2. Jika peserta didik belum memahami tujuan pembelajaran, guru bisa memberikan penjelasan kembali.
  3. Guru harus bisa memahami karakter setiap peserta didik yang diampunya.
  4. Menyediakan sumber belajar, baik buku, media visual, maupun audio.
  5. Tetap menjalin komunikasi dengan peserta didik agar kondisi pembelajaran tetap terkontrol.
  6. Selalu memberikan dorongan pada peserta didik agar lebih peka dan kreatif.
  7. Mengondisikan suasana belajar tetap kondusif.
  8. Memacu keaktifan peserta didik.

Jika Bapak/Ibu ingin melihat contoh jurnal teori belajar humanistik, klik tautan ini.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang teori belajar humanistik. Semoga bisa menambah wawasan Bapak/Ibu. Terus ikuti perkembangan dunia pendidikan Indonesia dan dunia luar hanya di Quipper Blog

Penulis: Eka Viandari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA