Tanaman apa saja yang hidup di rawa?

ADA banyak ragam tanaman air di bumi Indonesia ini. Selain teratai dan lotus, aneka jenis tanaman air yang berbunga maupun tidak tumbuh merambah rawa-rawa, danau, atau tepi sungai. Beberapa di antaranya kini popular sebagai tanaman hias kebun rumah.

Tanaman Air

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!

Dekade 90-an merupakan awal populernya tanaman air dan diperkirakan akan terus berlanjut hingga masa yang akan datang. Ini terbukti dengan makin bertambahnya ragam jenis tanaman air yang ditawarkan pedagang tanaman hias. Sebagian besar berasal dari perairan Indonesia, tetapi ada juga yang sengaja diimpor dari Negara-negara lain.

Sebenarnya tanaman air, misalnya eceng gondok, dapat digolongkan dalam kelompok tanaman liar bahkan bisa dianggap sebagai gulma (tanaman pengganggu). Karena cepat beranak pinak dan akar serabutnya dapat merambah ke mana-mana, ini berpotensi menguasai dan memonopoli lahan serta menyingkirkan tanaman lain. Oksigen pun dapat direbutnya hingga mematikan ikan-ikan yang hidup di bawahnya.

Namun, karena sosoknya yang begitu eksotis dan natural, para pemilik rumah yang menginginkan kebunnya bersuasana alami seakan-akan berlomba-lomba memunculkan tanaman ini di kebunnya baik dalam kolam maupun dalam berbagai wadah cantik. Sebagai tanaman hias, tanaman air tidak selalu membutuhkan lahan berupa kolam. Penanaman dalam wadah, selain dapat dipindah-pindahkan, juga merupakan solusi yang tepat bagi Anda yang halaman rumahnya tidal luas.

Sebelum memutuskan untuk membelinya, Anda perlu mengetahui bahwa pada dasarnya terdapat empat tipe tanaman air yang masing-masing membutuhkan tempat tumbuh yang berbeda sesuai dengan habitat aslinya.

Tanaman Air Oksigen (Oxygenerator)

Dalam sebuah akuarium, selain ikan-ikan hias, Anda pasti melihat pula tumbuh-tumbuhan hijau. Bentuk fisiknya amat beragam. Ada yang seperti pita berjurai, ada yang mirip daunt alas, dan ada pula yang menyerupai bulu-bulu halus. Semuanya menciptakan penampilan yang menarik dalam sebuah akuarium. Awalnya, fungsi tanaman air tipe ini, misalnya Wallisneria spirialis dan ganggang air, adalah tempat berlindung dan penyimpanan telur-telur ikan, serta untuk menyerap kandungan garam yang berlebihan sekaligus membersihkan udara yang masuk ke dalam air.

Tanaman Air Mengapung (Floating Plant)

Ragam tanaman air ini memang tidak terlalu banyak, yang pasti Anda kenal adalah eceng gondok dan apu-apu. Akar kedua tanaman ini tidak tertanam dalam lumpur di dasar kolam, melainkan menggantung ke bawah air.

Tanaman Lumpur (Bog Plant)

Berbeda dengan tanaman air mengapung, akar tanaman ini malah mengapung di permukaan air. Jadi, untuk menanamnya tidak dibutuhkan media Lumpur, cukup letakkan begitu saja di permukaan air. Tanaman tipe inilah yang banyak ditawarkan penjual tanaman hias. Yang berbunga antara lain pontederia, sagiatria, water poppy, dan melati air. Ada pula yang berdaun saja, misalnya giant arum, papyrus, dan ilalang air. Semua tanaman ini tumbuh dari media Lumpur yang berada di bawah air dan umumnya tumbuh merumpun cenderung meninggi.

Tanaman Pinggir (Marginal Plant)

Berbeda dengan tanaman Lumpur, tipe tanaman ini justru tumbuh di genangan air atau di tempat yang tanahnya selalu basah. Di habitat aslinya, tanaman ini muncul di pinggir-pinggir sungai kecil atau rawa. Termasuk tipe ini adalah bunga iris yang berwarna kuning pucat, ungu muda, dan putih.

TABLOIDSINARTANI.COM, Banjarbaru --- Berusaha tani di lahan rawa sangat potensial jika petani mengetahui beberapa jenis usaha tani yang cocok diterapkan. Berikut ini beberapa jenis usaha taninya, dijamin anti ambyar !

Pemanfaatan rawa kini menjadi salah satu yang mulai diincar oleh Kementerian Pertanian. Berdasarkan catatan dari Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Luas lahan rawa sesuai pertanian 10,87 juta ha. Luas sudah dibuka pemerintah 3,77 juta ha dan dibuka dimanfaatkan masyarakat 3,0 juta ha sehingga 6,77 juta yang dapat dimanfaatkan.

"Namun, pemanfaatan lahan dihadapkan kendala biofisik lahan dan sosial ekonomi seperti deskripsi lokasi, pelaksanaan teknologi hingga evaluasi dampak," beber Peneliti Sosial Ekonomi dari Balai Penelitian Tanaman Rawa (Balittra), Yanti Rina Darsani.

Yanti sendiri mendeskripsikan sistem usaha tani yang bisa diambil petani agar usaha taninya sukses berdasarkan tipe lahan (Lahan Pasang Surut Tipe Luapan A, Tipe, Tipe Luapan B, Tipe Luapan C, gambut dangkal, gambut sedang, lebak dangkal, lebak tengahan hingga lebak dalam).

Tanaman apa saja yang hidup di rawa?

Untuk tipe luapan A dimana wilayah tersebut diluapi oleh air pasang baik oleh pasang besar maupun oleh pasang kecil, bisa ditanami tanaman hortikultura maupun ternak. Bisa juga  dibuat sawah untuk ditanami Padi + Jeruk, kelapa, rambutan, kueni, sayuran/pisang.

Sedangkan tipe luapan B, wilayah tersebut diluapi oleh air pasang besar saja, sedangkan pasang kecil, air tidak meluap ke petak sawah. Pada lahan ini bisa ditanami Hortikultura, ternak, maupun ikan. Bisa juga dibuat sawah untuk ditanami Padi+Jeruk,Pisang, Sayuran, Padi-Padi+ Jeruk, Padi-Padi-Jagung.

Untuk tipe luapan C, dimana wilayah tersebut tidak terluapi air pasang tetapi air pasang bisa mempengaruhi kedalaman muka air tanah kurang dari 50 cm dari permukaan tanah. Jenis usaha tani yang cocok untuk lahan ini adalah Hortikultura, ternak. Bisa juga ditanami Padi –Jagung, Kacang Tanah, kedelai, jagung, padi-kacang hijau.

Gambut dan Lebak

Jenis rawa lainnya yang cocok untuk usaha tani adalah rawa gambut dan rawa lebak. Jenisnya sendiri tergantung dari kedalaman gambut dan lokasi rawa lebak itu sendiri.

"Penggunaan lahan gambut untuk budidaya tanaman padi memerlukan strategi dan teknik pengelolaan khusus. Seperti misalnya penggunaan teknologi pengairan khusus untuk mengairi lahan dan pemilihan varietas tertentu yang cocok dengan kondisi lahan gambut itu sendiri," tambah Yanti.

Dari semua jenis kedalaman gambut, Yanti merekomendasikan dua jenis kedalaman gambut yang bisa digunakan untuk usaha tani, yaitu gambut dangkal (dengan kedalaman kurang dari 100 cm) dan gambut sedang (kedalaman 100-200 cm).

Tanaman apa saja yang hidup di rawa?

Untuk gambut dangkal, petani bisa mengusahakan ternak, palawija (kacang hijau, kedelai, singkong, ubi, kentang, jagung, talas, kacang panjang dan lain-lain), maupun sayuran. Sedangkan di lahan sawah pada lahan gambut dangkal ini bisa ditanami Palawija, hortikultura, kelapa sawit, kakao, padi +jeruk.

Untuk gambut sedang dengan kedalaman 100-200 cm, petani bisa bertanam palawija atau sayuran. Bisa juga bertanam Kelapa sawit, Palawija, sayuran.

Khusus untuk lahan rawa lebak, yang memiliki ciri bentuk wilayah berupa cekungan dan merupakan wilayah yang dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai (levee) atau antara dataran tinggi dengan tanggul sungai. Bentang lahan rawa lebak menyerupai mangkok yang bagian tengahnya paling dalam dengan genangan paling tinggi.

Pada lahan ini, semakin ke arah tepi sungai atau tanggul semakin rendah genangannya. Pada musim hujan genangan air dapat mencapai tinggi antara 4-7 meter, tetapi pada musim kemarau lahan dalam keadaan kering, kecuali dasar atau wilayah paling bawah. Pada musim kemarau muka air tanah di lahan rawa lebak dangkal dapat mencapai lebih dari  1 meter sehingga lebih menyerupai lahan kering (upland).

Untuk lebak dangkal dengan wilayah yang mempunyai tinggi genangan 25-50 cm dengan lama genangan minimal 3 bulan dalam setahun. Wilayahnya mempunyai hidrotopografi nisbi lebih tinggi dan merupakan wilayah paling dekat dengan tanggul. Di lahan ini, petani bisa bertanam hortikultura atau beternak. Sedangkan jika lahan dibentuk menjadi sawah petani bisa bertanam Padi+ sayuran, padi-kedelai, Sayuran, palawija.

Sedangkan untuk lebak tengahan, wilayah yang mempunyai tinggi genangan 50-100 cm dengan lama genangan minimal 3-6 bulan dalam setahun. Wilayahnya mempunyai hidrotopografi lebih rendah daripada lebak dangkal dan merupakan wilayah antara lebak dangkal dengan lebak dalam. Disini, petani bisa bertanam hortikultura dan beternak. Khusus untuk lahan sawah bisa bertanam Padi-Padi, Padi+sayuran, Padi+jeruk, Sayuran, Palawija.

Khusus untuk lebak dalam yang memiliki wilayah yang mempunyai tinggi genangan > 100 cm dengan lama genangan minimal  lebih dari  6 bulan dalam setahun dan wilayahnya mempunyai hidrotopografi paling rendah, sehingga petani hanya bisa bisa mengusahakan beternak ikan, kerbau dan bebek saja.

Tanaman apa yang hidup di rawa?

Berikut ini beberapa jenis pohon yang dapat tumbuh dan hidup di lahan gambut:.
Pohon Ramin (Gonystylus bancanus) ... .
2. Jelutung Rawa (Dyera costulata) ... .
Punak (Tetrameristra glabra) ... .
4. Bungur (Lagerstroemia speciosa) ... .
Meranti Rawa (Shorea pauciflora) ... .
6. Balangeran (Shorea balangeran) ... .
7. Bintangur (Calophyllum inophyllum).

Tanah rawa cocok untuk tanaman apa?

Umumnya lahan rawa lebak ini dapat ditanami padi, palawija dan sayuran. Sayuran dapat ditanam di lahan lebak dangkal dengan pola tanam padi-padi-sayuran dan lebak tengah dengan pola tanam padi-sayuran.

Apa ciri ciri hutan rawa?

Ciri utama dari jenis hutan rawa ini selain selalu tergenang air ialah lantai hutan yang berupa lapisan gambut. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan sifat tidak terlalu keras atau nampak seperti lumpur.

Tumbuhan apa saja yang bisa hidup di lahan gambut?

“Dari hasil survei, jenis-jenis tanaman yang telah dibudidayakan dengan pola agroforestry di lahan gambut dan memiliki produktifitas cukup baik antara lain: tanaman penghasil buah (rambutan dan jeruk) tanaman penghasil kayu (sengon), tanaman penghasil getah (jelutung rawa dan karet), nenas dan sayur-sayuran (daun ...