Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Untuk itu, Mas Quick akan menjelaskan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan pertumbuhan kelapa sawit.
Lama Penyinaran Matahari
Penyinaran efektif didefiniskan sebagai total jumlah jam penyinaran yang diterima sepanjang periode kelembaban air tanah yang mencukupi ditambah selama periode stres air dan dikurangi dengan lamanya stres air tanah yang terjadi. Menurut Djoehana Setyamidjaja M. Ed. Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari.
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah penanaman kelapa sawit yang menghasilkan banyak tandan berada antara 25-27 0C. kelapa sawit dapat bertumbuh dengan suhu terendah 18 derajat dan tertinggi 32 derajat C. Diluar suhu tersebut, pertumbuhan kelapa sawit tidak akan optimal dan cenderung lambat.
Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis atau di dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan optimum untuk budidaya kelapa sawit adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah penanaman yang ideal untuk budidaya kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat karena suhu yang rendah dan produksinya pun akan rendah
Jenis Tanah
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
Sifat kimia tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
Sifat fisik tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
Itulah faktor/cara memaksimalkan produksi dalam budidaya kelapa sawit. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat Quick untuk memilih lahan budidaya tanaman kelapa sawit agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki peran penting sebagai sumber devisa Indonesia. Namun, di sisi lain perkebunan kelapa sawit juga dianggap dapat menyebabkan kekeringan pada lahan sekitarnya dan menjadi faktor penyebab kesuburan tanah berkurang. Budidaya kelapa sawit yang dilakukan secara monokultur turut mempengaruhi sifat fisik tanah. Perbedaan umur tanaman kelapa sawit menyebabkan karakteristik fisik tanah yang berbeda. Perkebunan kelapa sawit memiliki empat areal dengan intensitas gangguan yang berbeda, yaitu: piringan, non gawangan, gawangan hidup, dan gawangan mati. Jenis tanaman penutup tanah pada kebun kelapa sawit juga memiliki pengaruh terhadap sifat dan kualitas tanah. Perbedaan sifat-sifat fisik tanah dan jenis tanaman penutup tanah diduga dapat mempengaruhi ketahanan penetrasi akar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik tanah pada lahan kebun kelapa sawit dengan umur yang berbeda, yaitu umur 4 tahun, 15 tahun, dan 22 tahun. Penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cisalak Baru. Penelitian dilakukan pada tanah Latosol dan kemiringan lereng 0-3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan kebun kelapa sawit umur 15 tahun memiliki karakteristik fisik tanah yang lebih baik dibandingkan lahan kebun kelapa sawit umur 4 tahun dan 22 tahun yang ditunjukkan dengan biomassa tanaman di bawah tanaman kelapa sawit yang tinggi (252.12 g/cm2), kandungan bahan organik tinggi (3.89%), bobot isi rendah (1.11 g/cm3), porositas tinggi (57.00%), pori air tersedia tinggi (11.49%), dan pori drainase yang tinggi (24.98%). Ketahanan penetrasi tanah pada lahan kebun kelapa sawit umur 15 tahun juga lebih rendah dibandingkan lahan kebun kelapa sawit umur 4 tahun dan 22 tahun.