Sitoplasma merupakan komponen seperti jelly yang terdapat di antara

Jakarta -

Sel hewan adalah salah satu bagian dari kelompok sel eukariotik yang memiliki DNA dalam inti sel dan dikelilingi membran inti bernama nukleus. Nah detikers, struktur sel hewan ternyata tidak sama dengan kingdom sel eukariotik lainnya, termasuk sel tumbuhan.

Apa saja yang menjadi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan? Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan terlihat pada bagian dinding sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan.

Sel tumbuhan mempunyai dinding sel dengan komponen struktural utamanya adalah selulosa. Komponen ini membuat dinding sel bersifat kaku, kuat dan tidak aktif bergerak.

Peran utama sel hewan adalah sebagai unit fungsional dasar yang membantu perkembangan tubuh pada hewan. Sel hewan disebut juga sebagai bagian organel terkecil yang dilapisi selaput tipis. Bagian dalamnya memiliki larutan koloid dengan senyawa kimia.

Sel hewan memiliki kelebihan tersendiri, yakni kemampuan untuk menduplikasikan sel mandiri dengan proses pembelahan.

Menarik ya? Ciri-ciri sel hewan:

  • Tidak punya dinding sel
  • Bentuk sel beragam dan dapat berubah
  • Ukuran sel sangat kecil
  • Terdapat matriks ekstraseluler
  • Sel hewan banyak mengandung lisosom
  • Tidak ada peroksisom dan jarang terdapat glioksisom
  • Meski tidak ada dinding sel, sel hewan memiliki elastisitas jaringan yang tinggi
  • Inti sel terletak di tengah sel
  • Kerap ditemukan alat gerak berupa Silia dan Flagela
  • Serupa sel tumbuhan, sel hewan punya vakuola. Ukuran vakuola ini kecil bahkan hampir tak terlihat
  • Hanya saja berbeda dengan sel tumbuhan, untuk membantu pembelahannya, sel hewan memiliki dua sentriol dalam organel sentrosom

Struktur Sel Hewan dan Fungsinya

Lalu, seperti apa struktur sel hewan dan apa ciri dan fungsinya? Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Nukleus

Memiliki fungsi sebagai pusat informasi sel. Selain itu dalam nukleus terdapat DNA sel hewan. Adapun cairan padat dalam nukleus disebut nukleoplasma. Cairan ini sangat penting karena berfungsi membentuk kromosom dan gen.

2. Nukleolus

Nukleolus adalah bagian dari nukleus. Letaknya berada di inti sel yang membentuk protein dengan RNA (Asam ribonukleat)

3. Membran Sel

Bagian ini terdiri dari protein dan lemak. Letaknya di bagian paling luar membungkus sel. Karena itu keberadaannya untuk melindungi sel. Selain itu, membran sel berfungsi mengatur keluar masuknya zat dan menerima rangsangan dari luas.

4. Retikulum Endoplasma

Struktur ini menyerupai benang-benang pada inti sel. Terdapat dua jenis yaitu Retikulum Endoplasma halus (REh) dan Retikulum Endoplasma kasar (REk).

REk berfungsi sebagai transportasi zat dalam sel dan sintesis protein. Sementara REh punya tugas untuk mensintesis lipid dalam sel, metabolisme karbohidrat, membantu detoksifikasi sel berbahaya, dan penyimpanan ion kalsium.

5. Sitoplasma

Sitoplasma punya bentuk cairan seperti gel. Organel ini mengalami dua fase pembentuk yaitu fase sol (padat) dan fase fel (cair). Cairan ini bisa dijumpai dalam nukleus dan dikenal sebagai nukleoplasma.

Sitoplasma bisa saja mengalami perubahan bentuk. Perubahan ini dipengaruhi konsentrasi air di dalamnya. Struktur ini merupakan sumber bahan kimia pada sel dan tempat metabolisme sel hewan.

6. Mitokondria

Organel terbesar ini layaknya mesin dalam sel hewan. Punya dua lapis membran yang disebut krista. Mitokondria terdiri atas glukosa dan oksigen. Glukosa dan oksigen ini membentuk energi, respirasi seluler, dan menghasilkan ATP.

7. Badan golgi

Nama lain struktur ini adalah aparatus golgi berkaitan dengan fungsi ekskresi sel hewan seperti ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10-20 badan golgi.

Berfungsi memodifikasi protein, sintesis polisakarida, penyortiran produk yang dihasilkan dan dilepaskan dalam bentuk vesikel.

8. Lisosom

Bagian ini hanya terdapat pada sel hewan yang berfungsi untuk menghancurkan substansi yang tidak terpakai dan mendaur ulang sel yang rusak

9. Ribosom

Organel pada sel ini bentuknya padat dan kecil. Tersusun atas 65 persen RNA ribosom dan 35 persen protein ribosom (RNP). Ribosom terikat dengan retikulum endoplasma kasar (REk) yang punya peran sebagai tempat sintesis protein.

10. Sentriol

Punya fungsi sebagai pembelahan sel dalam bentuk benang spindel dan membentuk silia dan flagela. Letaknya pada sel eukariota dengan bentuk tabung.

11. Mikrotubulus

Mikrotubulus punya peran untuk melindungi dan membentuk sel, membentuk flagel, silia, dan sentriol. Organ dalam sitoplasma yang bentuknya silindris panjang. Ukuran diameternya sekitar 12 nm dan diameter luar 25 nm.

12. Mikrofilamen

Organel sel yang tersusun dari protein aktin dan miosin. Organel ini serupa dengan mikrotubulus, hanya saja berbeda dari tekstur dan ukuran yang lebih lembut dan kecil. Berfungsi untuk menggerakan sel, eksositosis, dan endositosis.

13. Peroksisom

Disebutnya dengan badan mikro yaitu organel dengan kantong kecil mengandung enzim katalase. Berfungsi untuk menguraikan peroksida (H202) atau metabolisme bersifat racun, dan mengubah lemak jadi karbohidrat.

14. Sitoskeleton

Fungsi sitoskeleton ini mengatur gerak dalam sel dan mempertahankan organel sel di tempatnya masing-masing. Berbentuk sel yang bentuknya benang halus atau filamen protein, menyebar di sitosol.

Dari penjelasan di atas, pada sel hewan dan sel tumbuhan terdapat karakteristik struktur yang sama namun ada perbedaan diantara keduanya.

Simak Video "Ingin Jalani Pembekuan Sel Telur? Ini Syarat yang Harus Diperhatikan"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Fungsi Sitoplasma – Pengertian, Struktur, Membran, Bentuk Dan Gambarnya – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Sitoplasma yang dimana dalam hal ini meliputi fungsi, struktur dan bagian-bagiannya, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Sitoplasma merupakan komponen seperti jelly yang terdapat di antara

Sejarah Sitoplasma

Istilah sitoplasma secara tradisional digunakan untuk memberikan segala sesuatu di dalam sel kecuali nukleus. Pada awal mula sitologi, ketika sangat sedikit yang diketahui tentang organisasi material di luar nukleus, maka istilah tersebut amat berguna. Namun dengan metode-metode yang diperbaiki unutk mempelajari sel, maka diketahui kerumitan yang luar biasa pada struktur-struktur yang terdapat di daerah sitoplasma. Mikroskopi elektron menyingkapkan pola-pola luas bagi membran dan kompartemen yang dibatasi membran di dlam sitoplasma. Struktur yang dibatasi dengan jelas dinamai organel.

Cara lain yang berguna untuk mempelajari bagian-bagian sel adalah menghancurkan sejumlah besar sel, masukkan ke dalam tabung, dan putarkan dalam mesin pemusing (sentrifuge). Hal ini mengeluarkan gaya sentrifugal pada organel dalam campuran sel.

Benda-benda besar atau yang berat akan dilempar ke dasar tabung lebih cepat daripada benda-benda keci lagi ringan. Dengan memusingkan campuran sel selama 10 menit dengan gaya sekitar 800 kali daya tarik bumi akan menyebabkan nuklei diendapkan di dasar tabung sehingga terbentuk sedimen. Gaya yang lebih tinggi yang dikenakan dalam waktu lebih lama akan mengakibatkan organel-organel yang lebih kecil dan lebih ringan mengendap.

Organel-organel ini dapat diambil dan dipelajari secara kimia dan dengan mikroskop. Setelah dipusingkan selama dua jam dengan gaya 100.000 kali lebih basar daripada gravitasi, maka hampir seluruh organel yang dapat diidentifikasi pada sel itu akan dipaksa mengendap. Cairan (fluida) di atas sedimen (supernatan) mewakili apa yang tersisa dari sitoplasma setelah semua organelnya dikeluarkan.

Maka inilah material yang di dalamnya biasanya tersuspensi organel-organel sitoplasma. Berbagai nama telah diberikan seperti “substansi dasar”, “hialoplsma”, “sitosol”, dan lain-lain. Sebagian besar adalah air yang di dalamnya terlarut banyak molekul kecil-kecil dan ion serta juga sejumlah besar protein. Sebenarnya, jumlah enzim yang teramat perlu bagi metabolisme sel terdapat di sini. Namun sebagian besar fungsi sitoplasma itu merupakan fungsi organel-organel yang terdapat di dalamnya.

Gambar Sitoplasma

Sitoplasma merupakan komponen seperti jelly yang terdapat di antara

Pengertian Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan dalam  sel yang terletak antara membran plasma dan nukleus. Secara fisik, sitoplasma tebal, semitransparan, cairan elastik yang berisi partikel tersuspensi dan sedikit tubulus dan filamen yang membentuk sitoskleton. Sitoskleton berfungsi sebagai penyokong dan pemberi bentuk sel dan bertanggung jawab terhadap gerakan struktur-struktur sel, juga fagositosis. Secara kimia, 70-90% sitoplasma terdiri dari air dan komponen padatan (protein, karbohidrat, lipida, dan zat-zat anorganik).

Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Baca Juga :  Pengertian Diferensiasi Sel Dalam Biologi

Organel Sel Sitoplasma

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

  • Mitokondria adalah organel-organel lipoprotein dalam plasma sel, berbentuk butir, batang atau benang yang mempunyai daya memperbanyak sendiri, terdiri dari suatu selaput luar dan dalam yang mengandung fosfat dan beberapa enzim yang berfungsi di dalam pemberian makanan dan pernapasan sel.
  • Plastida adalah badan organel yang terdapat dalam sitoplasma kebanyakan sel tumbuhan, dapat beberapa organel persediaan  atau organel fotosintesis (kloroplas).
  • Vakuola merupakan ruangan di dalam sitoplasma yang berisi cairan yang isotonik dengan sitoplasma dan dikelilingi oleh satu selaput.
  • Ribosom merupakan suatu dari sejumlah besar partikel nukleoprotein subsel yang tersusun atas RNA dan protein yang merupakan situs sintesis protein di dalam sel.
  • Retikulum Endoplasma (RE) merupakan jalinan membran rangkap yang menyerupai jala, merambat ke seluruh bagian sitoplasma, yang membagi sitoplasma menjadi ruangan-ruangan atau saluran-saluran.
  • Badan golgi merupakan benda berbentuk kantung pipih, terdapat pada sitoplasma tumbuhan atau hewan, terutama pada sel-sel sekresi, yang berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan kelebihan protein keluar dinding sel atau untuk mengangkut polisakarida untuk pembentukan dinding sel.
  • Lisosom merupakan butir-butir berbentuk lonjong dalam sitoplasma sel hewan, banyak mengandung enzim penghidrolisis, berfungsi untuk menguraikan polisakarida, lemak, protein, dan asam nukleat, juga berperan dalam menghancurkan sel-sel mati dari jaringan yang rusak dan digantikan dengan sel-sel baru.
  • Mikrofilamen, Seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
  • Sentrosom(sentriol) merupakan struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
  • Mikrotubulus, berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”.
  • Peroksisom (badan mikro), ukurannya sama seperti lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

Fungsi Sitoplasma

Beberapa fungsi sitoplasma antara lain:

  1. Sebagai medium terjadinya reaksi-reaksi kimia sel
  2. Sebagai penerima bahan-bahan dasar dari lingkungan eksternal dan mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai energi.
  3. Sebagai tempat dimana zat baru disintesis untuk keperluan sel.
  4. Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar seperti protein, dan RNA yang membentuk koloid.
  5. Sebagai tempat menampung semua organel sel di luar nukleus.
  6. Dapat mengekalkan bentuk dan ketekalan sel.
  7. Sebagai tempat simpanan bahan-bahan kimia yang sangat diperlukan untuk hidup, dan terlibat dalam tindak-tindak balas metabolisme yang penting seperti glikolisis anaerob dan sintesis protein.

Baca Juga : Penjelasan Fungsi Membran Sel Beserta Strukturnya

Komponen Utama Penyusun Sitoplasma

  1. Cairan seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
  2. Substansi simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung tipe sel nya. Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen, sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan lemak besar.
  3. Jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan. Jaringan benang dan serabut disebut sitoskleton.
  4. Organel-orgael sel.

Sifat-Sifat Sitoplasma

Sitoplasma memiliki beberapa sifat antara lain:

  1. Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
  2. Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
  3. Gerak siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
  4. Memiliki tegangan permukaan.

Matriks sitoplasma atau bahan dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma dapat berubah dari fase sol ke gel dan sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K 0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil.

Kedua istilah matriks sitoplasma dan sitosol biasanya dipakai untuk menyebut komponen sitoplasma yang bukan organel yang mengisi ruang intrasel di antara organel dan inklusi. Bagian sitoplasma ini mengandung banyak protein terlarut, termasuk protein pembentuk organel dan enzim terlarut yang terlibat dalam metabolisme antara. Di dalam sitosol terdapat pula substrat dan produk banyak reaksi enzim berbeda. Unsur sitosol penting lainnya adalah molekul kecil dan ion-ion yang meningkatkan efissiensi reaksi metabolik tertentu dan ikut membentuk suasana intrasel yang unik.

Penampilan komponen yang dapat dikatakan tanpa ciri ini seperti yang terlihat dalam sajian, untuk mikroskop elektron yang dipulas dengan cara konvensional dan juga seringnya penggunaan istilah sitosol, cenderung memberi kesan bahwa komponen ini merupakan bagian cair sitoplasma dan tambahan lagi memberi kesan bahwa ia tidak berstruktur dan juga cair. Namun tidak cukup bukti untuk menyokong pandangan ini, khususnya pada tingkat molekular, dan sejumlah observasi sebenarnya bertentangan dengannya.

Enzim dapat dipertahankan pada posisi sesuai agar dapat menghasilkan substratnya secara efisien, meniru caranya enzim terorientasi dalam membran. Oleh karena itu terdapat alasan untuk percaya bahwa hampir semua unsur di dalam sitoplasma tidak secara leluasa dapat bergerak  dan bahwa matriks sitoplasma merupakan bahan supernatan (bahan yang mengapung di atas bahan cairan lain, seperti minyak di atas air) intrasel yang tidak berstruktur dan homogrn, terdiri atas molekul yang berdifusi bebas atau semata-mata bagian cair sitoplasma tempat tersuspensi organel-organel secara bebas, tidak dapat dipertahankan lagi.

Stuktur-Stuktur dalam Matriks Sitoplasma

Filamen

Terdapatnya struktur seperti benang dalam matriks sitoplasma yang tidak berbentuk telah diketahui pada beberapa jenis sel dengan mikroskop cahaya. Struktur ini disebut fibril yaitu dbedakan dari fibers yaitu istilah untuk struktur seperti benang yang lebih kasar, misalnya serat otot skelet. Serat-serat tampak dengan mata biasa atau pada pembesaran rendah, sedangkan fibril hanya dapat dilihat pada mikroskop cahaya dengan pembesaran yang tinggi.

Istilah fibril tergantung pada mancam jenis sel diman fibril itu terletak misalnya, pada sel otot disebut miofibril (G. Mys=otot), pada sel-sel saraf yaitu neurofibril (G. Neuron=saraf) dan pada sel epitel tertentu yaitu tono fibril (G. Tonos=tegangan), karena diduga ini penting untuk tegangan sel sehingga bentuk seluler dipertahankan.

Dengan mikroskop elektron tampak bahwa fibril terdiri atas berkas-berkas elemen seperti benagng yang lebih halus yang disebut filamen. Saat ini filamen terutama dianggap membentuk sturktur dasar kontraktilitas. Kontraktilitas adalah sifat dasar protoplasma yang tercakup dalam fenomena penting seperti fagositosis, pinositosis, dan pergerakan amuboid. Pada kebanyakan sel filamen terdapat dalam zona ektoplasma yang sempit, dimana filamen berjalan dalam berkas yang sejajar atau membentuk jala-jala yang padat.

Seperti yang telah disebutkan, sel-sel otot adalah khusus untuk kontraksi dan berisi sejumlah besar filamen yang disebut miofilamen. Pada sel-sel otot bercorak, terdapat kedua jenis filamen, jenis pertama mempunyai diameter sekitar 5nm dan berisi protein aktin, jenis filamen lainnya lebih tebal sekitar 12nm dan berisi protein miosin. Filamen-filamen aktin dan miosin tersusun sejajar dan secara relatif dapat bergeser satu sama lain. Hal ini mengakibatkan pemendekan sel otot.

Fragmen meromiosin berat dapat mengikat ujung tempat spesifik pada filamen aktin. Karena itu filamen membentuk suatu sudut dengan filamen aktin dan jika suatu seri tempat ikatan ditempati oleh fragmen meromiosin berat didapat gambaran sangat khas seperti “ujung panah”. Filamen sitoplasma yang berisi aktin dapat diidentifikasi melalui perlakuan sajian dengan suatu larutan meromiosin berat.

Dengan cara ini tampak bahwa mikrofilamen sitoplasma berisi aktin, diekstraksi dari sel-sel otot dan jenis sel lainnya dan sam dalam sifat-sifat molekulnya. Selain itu, semua aktin mempunyai kemampuan untuk berpolimerisasi timbal balik di bawah keadaan yang sesuai dan berinteraksi dengan miosin. Seperti disebutkan, kontraksi mencakup sejumlah fenomena dalam sel fagositosis dan pinositosis, pergerakan amuboid, aliran sitoplasma dan mikrofilamen diduga merupakan dasar elemen dalam kontraksi jenis ini.

Filamen sedang terdiri atas macam-macam filamen dengan sifat biokimia dan fungsi yang bervariasi, dan istilah grup utama filamen-filamen ini bersama-sama berdasar pada diameter filamen, terletak di tengah-tengah di antara mikrofilamen dan miofilamen. Filamen sedang yang berbeda jenisnya terdiri atas yang berbeda berat molekul yang bervariasi yang kurang khas daripada aktin dan misin karena kesulitan melarutkan filamen sedang dalam bentuk aslinya. Berkas-berkas dibentuk oleh filamen sedang dengan mikroskop cahaya tampak sebagai fibril dalam sel epitel tertentu, misalnya tonofibril pada sel-sel tertentu, filamen sedang pada sel otot, neurofilamen pada sel saraf dan filamen glia pada sel-sel glia. Fungsinya terutama untuk menghasilkan bantuan mekanis sebagai komponen dari sejenis sitoskleton.

Mikrotubulus

Yang disebut mikrotubulus juga terdapat tunggal dalam matriks sitoplasma semua sel-sel eukariota adalah penemuan yang lebih belakangan. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa mikrotubulus yang terdapat tersebar adalah kurang stabil dan menghilang oleh fiksasi selama pendinginan atau dengan fisatif seperti osmium tetroksida. Mikrotubulus mempunyai diameter luar sekitar 25 nm dan pada potongan melintang tampak struktur seperti cincin dengan dinding yang padat elektrontebalnya sekitar 6 nm dan tengahnya lebih pucat.

Dinding dibentuk dari sub unit globular dengan diameter 4 nm, mungkin tersusun dalam heliks filamen mentosa dengan sub unit tiap putaran heliks. Mikrotubulus mungik terdapat dimana-mana namu, mikrotubulus sering tampak tersebar di atas sentrosom, dimana mikrotubulus itu mungkin berakhir pada satelit. Satelit merupakan struktur kecil yang padat yan terdapat yang berkaitan dengan sentriol . Selain itu, mikrotubulus adalah bagian khas sel-sel saraf, terutama dalam tonjolan panjang seperti benang yaitu akson dan disebut neurotubulus. Pada kebanyakan sel, mikrotubulus jumlahnya relatif sedikit pada interfase, tetapi berkaitan dengan pembelahan sel dibentuk sejumlah besar mikrotubulus yang menyusun aparatus kumparan.

Mikrotubulus sitoplasma aisusun oleh sub-unit protein yang seragam mikrotubulusnya dari berbagai jenis sel. Istilah tubulin, yang digunakan untuk protein utama dalam silia dan flagel, sekarang secara umum digunakan juga untuk mikrotubulus sitoplasma. Tubulin adalah dimer dengan berat molekul sekitar 110.000. Seterusnya tubulin dapat dipisahkan menjadi dua monomer dengan berat molekul sekitar 55.000. Mikroutubulus didapat melalui polimerisasi dari sejumlah dimer bebas dan diduga bahwa ada keseimbangan dinamis antara tubulus polimerisasi dan tubulus yang tidak berpolimerisasi, sehingga pergeseran dalam tingkat polimerisasi mengakibatkan hilangnya atau terbentuknya mikrotubulus.

Dalam kaitan ini, sangat menarik bahwa alkaloid tanaman colchicine dan vinblastin dapat berikatan pada dimer tubulin, setelah itu tubulin tidak dapat berpolimerisasi menjadi mikrotubulus. Fungsi mikrotubulus sitoplasma telah jelas melalui percobaan mempergunakan colchicine dan vinblastin . Terpisah dari efek pada pembelahan sel, colchicine dapat mempengaruhi transport aksoplasma, yang merupakan dasar suatu dugaan bahwa neurotubulus tercakup dalam transport intraseluler dan untuk pergerakan organel dan inklusi. Akhirnya, mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk sel dan merupakan bagian sitoskleton.

Inklusi Sitoplasma

Inklusi dapat diartikan sebagai komponen-komponen sel yang dapat disimpan, yang mungkin disintesa oleh sel itu sendiri atau diambil dari sekitarnya dan sering berada dalam sel hanya untuk sementara. Istilah itu sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan nutrisi dan pigmen-pigmen tertentu.

Penyimpanan Nutrisi

Hanya karbohidrat dan lipid disimpan dalam bentuk inklusi pada sel-sel hewan, sedangkan protein terdapat dalam sel terikat dalam struktur protoplasma atau larut dalam matriks. Dari tempat penyimpanan yang penting ini, asam-asam amino dapat dilepaskan jika terdapat kekurangan nutrisi.

Sel-sel hewan menyimpan krbohidrat dalam bentuk glikogen. Terutama sel-sel hati dan juga sel-sel otot menyimpan glikogen, tetapi sejumlah kecil glikogen terdapat di dalam sitoplasma kebanyakan sel-sel. Glikogen tidak terwarna dalam sajian histologik rutin, oleh karena itu pada sajian yang diwarnai misalnya dengan HE, tampak bentuknya tidak teratur, tampak ruang kecil yang kosong dalam sitoplasma yang berwarna merah muda. Namun glikogen dapat diamati dengan reaksi PAS atau dengan cara Best carmine, keduanya mewarnai glikogen menjadi merah.

Pada sajian mikroskop elektron yang diberi kontras sitrat timah, glikogen tampak sebagai partikel-partikel tidak beraturan yang padat dengan diameter sekitar 15-30 nm. Partikel-partikel ini mungkin membentuk penimbunan yang lebih besar seperti bunga mawar terutama dalam sel-sel hati.

Penyimpanan lipid terutama dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak yang merupakan komponen dasar jaringan lemak. Namun, sel jenis lainnya juga sering berisi timbunan lipid. Trigliserida merupakan cadangan energi, tetapi asam lemak dapat digunakan sebagai tambahan oleh sel untuk sintesa komponen struktur yang berisi lipid misalnya membran-membran.

Pada sajian histologik rutin, trigliserida terekstraksi oleh pelarut lipid dan berkaitan dengan tetesan lipid, vakuol kosong bentuknya bulat tampak dalam sitoplasma. Lemak dapat diamati pada sajian beku yang difiksasi dengan formalin, yang diwarnai dengan pewarnaan Sudan. Lemak juga dapat difiksasi dalam osmium, setelah itu lemak tampak sebagai tetesan bulat berwarna hitam, ukurannya bervariasi. Pada elektron mikrografi sajian yang difiksasi dengan osmium, lipid juga tampak sebagai tetesan bulat dengan bagian dalamnya hitam homogen.

Baca Juga : Cara Kerja Membran Sel Beserta Penjelasannya

Pigmen-Pigmen

Istilah pigmen adalah zat yang mempunyai warna dalam keadaan alami. Jenis dan jumlah pigmen di dalam suatu jaringan menetukan warnanya. Pigmen didekan menjadi dua yaitu, pigem eksogen yaitu pigmen yang diambil oleh organisme dari lingkungannya. Pigmen endogen yaitu pigmen yang dibentuk dalam organisme dari komponene-komponen yang tidak berpigmen.

Pigmen eksogen yang terpenting adalah karoten dan debu arang.

  1. Karoten (L. Carota=wortel) adalah pigmen tanaman berwarana kuning dan merah. Karoten dalam wortel terutama kuning, sedangkan dalam tomat mempunyai warna lebih merah. Karoten larut dalam lemak dan setelah diambil ke dalam organisme, karoten ditimbun dalam jaringan lemak, yang menyebabkan jaringan lemak berwarna kuning. Kulit berwarna kuning karena penimbunan karoten dalam sel-sel lemak di dermis dan jaringan subkutan sama seperti dalam lapisan tanduk kulit. Warna kuning krim dan mentega karena karoten dari sayuran dalam makanan.
  2. Debu arang, masuk ke dalam organisme melalui udar inspirasi dan selanjtnya diambil oleh sel fagosit dalam alveoli paru. Dari alveoli, debu arang dibawa oleh limf. Akibatnya paru dan nodus limfatikus yang berkaitan menjadi berpigmen lebih gelap dengan bertambahnya usia.

Pigmen endogen yang terpenting adalah Hemoglobin, dan Lipofusin.

Hemoglobin adalah pigmen yang berisi besi dari sel-sel darah merah, yang berperan untuk mengangkut oksigen. Lama hidup sel darah merah biasanya sekitar 120 hari. Setelah itu, sel-sel ini difagosit oleh sel-sel tertentu dalam hati, limpa dan sumsum tulang belakang. Dalam sel-sel ini, hemoglobin dipecahkan menjadi pigmen hemosiderin dan bilirubin.

  1. Pigmen hemosiderin, warnanya coklat kunig dan terdapat sebagai granula sitoplasma dalam sel-sel fagosit. Hemosiderin dapat diamati secara histokimia dengan reaksi pewarna untuk besi.
  2. Bilirubin, adalah pigmen kuning kemerahan yang setelah pembentukannya dalam sel-sel fagositik dengan cepat dilepaskan dari sel fagosit, karena itu secara biasa tidak ditemukan sebagai suatu inklusi pigmen. Pigmen ini disekresi oleh sel-sel hati ke dalam empedu.

Pigmen ini berwaran coklat keemasan dan terdapat sebagai kelompokkan kecil dalam berbagai sel, tetapi pigmen ini paling sering tampak di sel-sel otot jantung, sel-sel saraf, dan sel-sel hati. Lipofusin dapat berfluoresensi dengan membentuk waran coklat keemasan dengan cahaya ultraviolet dan terwarna sedang dengan pewarna lemak.

Jumlah lipofusin dalam sel-sel meningkat dengan bertambahnya usia dan pigemen dianggap sebagai hasil akhir dari aktivitas lisosom. Sel tidak dapat menyikngkirkannya melalui eksositosis, karena itu pigmen tertimbun dengan bertambanhay umur dalam bentuk badan residu.

Baca Juga : Pengertian Sel, Dinding Sel Dan Sistemnya Pada Makhluk Hidup

Struktur Dan Bagian-Bagian Sitoplasma

Seperti yang telah kami singgung diatas 70-90% sitoplasma merupakan cairan yang tidak berwarna. Cairan ini disebut dengan sebutan sitosol, kandungan dalam sitosol ialah ion-ion seperti potasium, sodium, klorida, bikarbonat, asam amino, magnesium, kalsium enzim dan protein. Sitoplasma disusun oleh 3 struktur utama yaitu:

Matriks Sitoplasma

Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang sifatnya koloid “campuran dua atau lebih zat homogen”, matriks memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Matriks sitoplasma dapat berubah fase.
  • Matriks sitoplasma memiliki tegangan permukaan tertentu.
  • Matriks memiliki sifat iritabilitas “peka terhadap rangsangan” dan konduktivitas “mampu memindahkan rangsangan atau impuls”.
  • Matriks memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya dan pantulannya ini berupa kerucut kemampuan ini disebut dengan efek tyndall.
  • Gerak partikel penyusun larutan ini berupa gerakan zig-zag atau disebut gerak brown selain itu gerak matriks merupakan gerakan arus atau yang disebut gerak siklosis.
  • Dapat berperan sebagai larutan penyangga atau larutan buffer.

Organel Sel

Organel sel ialah benda-benda solid yang terdapat didalam sitoplasma dan bersifat hidup atau menjalankan fungsi-fungsi kehidupan sel yang bersangkutan. Organel sel dalam sitoplasma ini mempunyai fungsi masing-masing yang akan dibawah pada poin berikutnya.

Sitoplasma merupakan komponen seperti jelly yang terdapat di antara

Berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan metabolisme sel, organel dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

Organel Aktif
  • Ribosom
  • Mitokondria
  • Rektikulum Endoplasma
  • Aparatus Golgi
  • Lisosom
  • Vakuola “Gelembung”
Organel Tidak Aktif
  • Sentriol
  • Mikrotubuli
  • Fibril-Fibril
  • Mikrobodi

Inklusio Sitoplasma

Inklusion sitoplasma merupakan struktur yang tidak hidup pada sitoplasma, inklusio sitoplasma sering juga disebut dengan paraplasma atau dentoplasma, struktur ini dapat berupa lemak, butiran minyak, glikogen atau granula sekretorius.

Membran Plasma

Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. membran : selaput, membungkus sitoplasma beserta isinya. Membran sel terdapat tepat di bawah dinding sel tetapi tidak terikat erat pada dinding sel. Membran sel ini sangat penting bagi sel dan merupakan pemisah antara bagian dalam sel dengan lingkungan.

Fungsi :

  1. Sebagai membran selektif, untuk memelihara tekanan osmosis sel dan keluar masuknya larutan makanan dalam pengangkutan nutrien dan sisa metabolisme
  2. Berperan saat sintesis dinding sel
  3. Tempat perlekatan dan pemisahan kromosom bakteri selama pembelahan sel
  4. Tempat berlangsungnya sebagian proses bioenergi (fungsi ini identik dengan mitokondria pada sel eukariotik). Pada membran sel terdapat enzim untuk respirasi
  5. Mengandung enzim untuk degradasi makanan
  6. Tempat perlekatan pangkal flaglel

Sitoplasma merupakan komponen seperti jelly yang terdapat di antara

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik.

Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

Demikianlah pembahasan mengenai Sitoplasma – Pengertian, Struktur, Fungsi, Membran, Bentuk Dan Gambarnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan