Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Bagian Kabinet Presidensial masa berfoto bersama.

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Daftar menteri yang dirilis oleh Presiden.

Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang diwujudkan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabinet pertama ini hanya bersifat resmi saja dan belum dapat melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan.

Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil. Dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana presiden berfungsi sbg kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Susunan kabinet

Menteri kabinet

Menteri Negara

Pejabat setingkat menteri

Catatan kaki

  1. Kabinet ini tidak memiliki Menteri Keamanan Rakyat karena Soeprijadi yang dinaikkan menjadi Menteri Keamanan Rakyat tidak pernah memperagakan dan tidak pernah mencetuskan menerima pengangkatan tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 20 Oktober 1945 Soeljadikoesoemo dinaikkan sbg Menteri Keamanan Rakyat ad interim.
  2. Beristirahat tanggal 26 September 1945, ditukar oleh Mr. A.A. Maramis.
  3. Letak ini dicerai-beraikan (tak diisi) bersama-sama pengangkatan Mr. A.A. Maramis sbg Menteri Keuangan.
  4. Tanggal 25 September 1945 menjabat sbg Menteri Keuangan.
  5. Partai-partai politik kala itu belum diwujudkan.
  6. Program kabinet ini tidak pernah diumumkan.

Pustaka

  • Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3
  • Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 15–23, ISBN 979-428-499-8. 

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 2

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Bagian Kabinet Presidensial masa berfoto bersama.

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Daftar menteri yang dirilis oleh Presiden.

Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang diwujudkan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabinet pertama ini hanya bersifat resmi saja dan belum dapat melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan.

Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil. Dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana presiden berfungsi sbg kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Susunan kabinet

Menteri kabinet

Menteri Negara

Pejabat setingkat menteri

Catatan kaki

  1. Kabinet ini tidak memiliki Menteri Keamanan Rakyat karena Soeprijadi yang dinaikkan menjadi Menteri Keamanan Rakyat tidak pernah memperagakan dan tidak pernah mencetuskan menerima pengangkatan tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 20 Oktober 1945 Soeljadikoesoemo dinaikkan sbg Menteri Keamanan Rakyat ad interim.
  2. Beristirahat tanggal 26 September 1945, ditukar oleh Mr. A.A. Maramis.
  3. Letak ini dicerai-beraikan (tak diisi) bersama-sama pengangkatan Mr. A.A. Maramis sbg Menteri Keuangan.
  4. Tanggal 25 September 1945 menjabat sbg Menteri Keuangan.
  5. Partai-partai politik kala itu belum diwujudkan.
  6. Program kabinet ini tidak pernah diumumkan.

Pustaka

  • Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3
  • Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 15–23, ISBN 979-428-499-8. 

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 3

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Bagian Kabinet Presidensial masa berfoto bersama.

Siapa menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial?

Daftar menteri yang dirilis oleh Presiden.

Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang diwujudkan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabinet pertama ini hanya bersifat resmi saja dan belum dapat melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan.

Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil. Dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana presiden berfungsi sbg kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Susunan kabinet

Menteri kabinet

Menteri Negara

Pejabat setingkat menteri

Catatan kaki

  1. Kabinet ini tidak memiliki Menteri Keamanan Rakyat karena Soeprijadi yang dinaikkan menjadi Menteri Keamanan Rakyat tidak pernah memperagakan dan tidak pernah mencetuskan menerima pengangkatan tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 20 Oktober 1945 Soeljadikoesoemo dinaikkan sbg Menteri Keamanan Rakyat ad interim.
  2. Beristirahat tanggal 26 September 1945, ditukar oleh Mr. A.A. Maramis.
  3. Letak ini dicerai-beraikan (tak diisi) bersama-sama pengangkatan Mr. A.A. Maramis sbg Menteri Keuangan.
  4. Tanggal 25 September 1945 menjabat sbg Menteri Keuangan.
  5. Partai-partai politik kala itu belum diwujudkan.
  6. Program kabinet ini tidak pernah diumumkan.

Pustaka

  • Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3
  • Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 15–23, ISBN 979-428-499-8. 

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 4

Tags (tagged): development reform cabinet, unkris, development, reform, cabinet, reform cabinet, sejumlah menteri pemimpin, departemen sejumlah, menteri, negara, 12 menteri, perhubungan giri, suseno, hadihardjono 13 menteri, kepala badan, pengelola, bumn tanri abeng, 25 menteri, koordinator bidang pengawasan, pembangunan, center, of, studies ii hatta, i darurat, hatta, ii era demokrasi, parlementer development, development reform, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, center of, studies, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 5

Tags (tagged): i sjahrir, cabinet, unkris, dari, partai politik, daftar, isi susunan kabinet, 2, darmo, tjokronegoro, 4 psi 12, menteri pengajaran, dr, mr t s, g, sebagai, pengganti, abdul murad tidak, lagi melakukan, awal kemerdekaan sampai, reformasi jakarta, center, of studies ali, sastroamidjojo i, burhanuddin, harahap ali sastroamidjojo, center of studies, i, sjahrir, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, i sjahrir cabinet, center of, studies, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): cabinet, sukiman, suwirjo, unkris, sukiman suwirjo, telah, didemosioner, sejak, 23, februari, 1952, daftar, isi, hadinoto, 3, 10, menteri, perhubungan, djuanda, kartawidjaja, 4, merangkap, kehakiman, pada, 20, november, 1951, posisi, kabinet, situs, web, sekretariat, center, of, studies, kerja, i, ii, iii, iv, dwikora, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): cabinet, susanto, unkris, sewaktu, pembentukan, republik, indonesia, serikat, kabinet, 3, menteri, kehakiman, 4, penerangan, sjamsuddin, 5, reformasi, jakarta, djambatan, pp, 102, 103, isbn, 979, 428, 499, 8, pemerintahan, era, perjuangan, kemerdekaan, center, of, studies, i, dwikora, ii, iii, ampera, orde, baru, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 8

Tags (tagged): cabinet, susanto, unkris, sewaktu, pembentukan, republik, indonesia, serikat, kabinet, 3, menteri, kehakiman, 4, penerangan, sjamsuddin, 5, reformasi, jakarta, djambatan, pp, 102, 103, isbn, 979, 428, 499, 8, pemerintahan, era, perjuangan, kemerdekaan, center, of, studies, i, dwikora, ii, iii, ampera, orde, baru, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 9

Tags (tagged): kabinet, susanto, unkris, sewaktu, pembentukan, republik, indonesia, serikat, 3, menteri, kehakiman, 4, penerangan, sjamsuddin, 5, reformasi, jakarta, djambatan, pp, 102, 103, isbn, 979, 428, 499, 8, pemerintahan, era, perjuangan, kemerdekaan, pusat, ilmu, pengetahuan, i, dwikora, ii, iii, ampera, orde, baru, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 10

Tags (tagged): kabinet, susanto, unkris, sewaktu, pembentukan, republik, indonesia, serikat, 3, menteri, kehakiman, 4, penerangan, sjamsuddin, 5, reformasi, jakarta, djambatan, pp, 102, 103, isbn, 979, 428, 499, 8, pemerintahan, era, perjuangan, kemerdekaan, pusat, ilmu, pengetahuan, i, dwikora, ii, iii, ampera, orde, baru, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 11


Page 12


Page 13


Page 14


Page 15

Tags (tagged): regency, of, aceh, tamiang, unkris, kabupaten, lambang, dari, tiongkok, karya, wee, pei, shih, mencatat, pemerintahan, 3, 1, bupati, 2, kecamatan, 4, referensi, sumber, beberapa, contoh, tempat, wisata, perlu, center, studies, manyak, payed, rantau, sekrak, seruway, hulu, tenggulun, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 16

Tags (tagged): unkris, regency, of, adikarto, kabupaten, dahulu, sebuah, yogyakarta, berdasarkan, undang, nomor, 18, tahun, 1951, digabung, kulonprogo, wates, alasan, penggabungan, karena, kedua, center, studies, menjalankan, otonomi, dalam, hal, efisiensi, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 17

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang telah tersedia di provinsi Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan. Kabupaten ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi kawasan otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).

Daftar inti

  • 1 Geografi
  • 2 Ekonomi
  • 3 Akses Transportasi
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Geografi

Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 3.160,46 kilometer (darat) dan 18.828,10 kilometer (laut), Banggai Kepulauan bersamaan batasnya langsung dengan Teluk Tomini di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah selatan, Selat Peling di sebelah barat, serta Laut Nodaku di sebelah timur. Banyak Warga Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 disktrik, 6 kelurahan dan 187 desa yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km²), Pulau Banggai (268 km²), Pulau Bangkurung (145 km²), Pulau Bokan Kepulauan (84 km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218 Km.

Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sebanyak 121, lima diantaranya berukuran sedang, sisanya kecil-kecil bahkan telah tersedia yang berwujud batu karang, mencuat ke permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Luas hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat dibandingkan dengan luas daratannya.

Ekonomi

Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang selalu dan mesti digeluti. Pasalnya, di sanalah telah tersedia potensi dan kekayaan dunia yang pantas diproses dan diusahakan sebagai penopang kehidupan warga Bangkep. Laut yang untuk banyak orang terkesan menakutkan untuk kabupaten ini merupakan keinginan. Dari sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang tak tercatat.

Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total aktivitas ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis. Dengan wilayah gografis kepulauan dan laut yang luas, Wilayah Bangkep kaya hendak keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Ini tentunya mempunyai potensi untuk pengembangan wisata bahari.

Akses Transportasi

Untuk sampai Bangkep perlu memakai berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan saya diawali dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (kalau dari Jakarta), atau Bandara Juanda (dari Surabaya) menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar, biasanya transit kurang lebih 30 menit lalu perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Bubung Luwuk. Dari Kota Luwuk, untuk sampai Kabupaten Banggai Kepulauan kita memakai transportasi "kapal kayu" yang secara reguler beroperasi tiap hari. Jika mau membayangkan "kapal kayu" nyaris sama dengan kapal kayu yang ditumpangi pada masa mau pergi ke kepulauan seribu dari muara angke ke pulau tidung sambil menikmati pemandangan lautnya sangat menyenangkan.

Untuk perjalanan Ke Banggai Kepulauan telah tersedia tiga alternatif yang bisa dipilih, pertama rute : Jakarta-Makasar-Luwuk, kedua rute : Jakarta-Palu-Luwuk, ketiga : Jakarta-Makassar-Kendari-Banggai-Bitung. Rute kedua hendak memakan saat lebih lama dari rute yang pertama. Namun jika Anda mau lebih cepat yaitu melewati rute ketiga dengan KM Sinabung. Karena rute kedua berangkat dari Bandara Cengkareng Jakarta ke Bandara Mutiara Palu tanpa transit, kemudian dari Palu menuju ibukota Kabupaten Banggai Luwuk ditempuh melewati jalan darat (Bus/dengan kendaraan carteran). Memakan saat kurang lebih 16 jam karena jarak Palu - Luwuk sekitar 350 kilometer. Dari Luwuk ke Pulau Peling, Salakan dengan KMP Lemuru kurang lebih ditempuh 3-4 jam perjalanan. Dari Luwuk ke Pulau Banggai, Banggai dengan KMP Cakalang kurang lebih 6-8 jam perjalanan sedangkan memakai "kapal kayu" saat tempuh antara 8-12 jam. Sedangkan rute ketiga dari Tanjung Priok, Jakarta seminggu sekali pada hari jumat menyinggahi Banggai di Pulau Banggai.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15. 

Pranala luar

  • Situs resmi
  • Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999
  • Author

edunitas.com


Page 18

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang telah tersedia di provinsi Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan. Kabupaten ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi kawasan otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).

Daftar inti

  • 1 Geografi
  • 2 Ekonomi
  • 3 Akses Transportasi
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Geografi

Kabupaten ini mempunyai lapang wilayah 3.160,46 km (darat) dan 18.828,10 km (laut), Banggai Kepulauan bersamaan batasnya langsung dengan Teluk Tomini di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah selatan, Selat Peling di sebelah barat, serta Laut Nodaku di sebelah timur. Banyak Warga Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 kecamatan, 6 kelurahan dan 187 desa yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km²), Pulau Banggai (268 km²), Pulau Bangkurung (145 km²), Pulau Bokan Kepulauan (84 km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218 Km.

Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sebanyak 121, lima ditengahnya berukuran sedang, sisanya kecil-kecil bahkan telah tersedia yang berwujud batu karang, mencuat ke permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Lapang hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat dibandingkan dengan lapang daratannya.

Ekonomi

Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang selalu dan harus digeluti. Pasalnya, di sanalah telah tersedia potensi dan kekayaan dunia yang pantas diproses dan diusahakan sebagai penopang kehidupan warga Bangkep. Laut yang untuk banyak orang terkesan menakutkan untuk kabupaten ini merupakan keinginan. Dari sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang tak tercatat.

Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total aktivitas ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis. Dengan wilayah gografis kepulauan dan laut yang lapang, Wilayah Bangkep kaya hendak keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Ini tentunya mempunyai potensi untuk pengembangan wisata bahari.

Akses Transportasi

Untuk sampai Bangkep perlu memakai berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan saya diawali dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (kalau dari Jakarta), atau Bandara Juanda (dari Surabaya) menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar, kebanyakan transit kurang semakin 30 menit lalu perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Bubung Luwuk. Dari Kota Luwuk, untuk sampai Kabupaten Banggai Kepulauan kita memakai transportasi "kapal kayu" yang secara reguler beroperasi tiap hari. Jika mau membayangkan "kapal kayu" nyaris sama dengan kapal kayu yang ditumpangi pada masa mau pergi ke kepulauan seribu dari muara angke ke pulau tidung sambil menikmati pemandangan lautnya sangat menyenangkan.

Untuk perjalanan Ke Banggai Kepulauan telah tersedia tiga alternatif yang bisa dipilih, pertama rute : Jakarta-Makasar-Luwuk, kedua rute : Jakarta-Palu-Luwuk, ketiga : Jakarta-Makassar-Kendari-Banggai-Bitung. Rute kedua hendak memakan saat semakin lama dari rute yang pertama. Namun jika Anda mau semakin cepat yaitu melewati rute ketiga dengan KM Sinabung. Karena rute kedua berangkat dari Bandara Cengkareng Jakarta ke Bandara Mutiara Palu tanpa transit, kemudian dari Palu menuju ibukota Kabupaten Banggai Luwuk ditempuh melewati jalan darat (Bus/dengan kendaraan carteran). Memakan saat kurang semakin 16 jam karena jarak Palu - Luwuk sekitar 350 km. Dari Luwuk ke Pulau Peling, Salakan dengan KMP Lemuru kurang semakin ditempuh 3-4 jam perjalanan. Dari Luwuk ke Pulau Banggai, Banggai dengan KMP Cakalang kurang semakin 6-8 jam perjalanan sedangkan memakai "kapal kayu" saat tempuh antara 8-12 jam. Sedangkan rute ketiga dari Tanjung Priok, Jakarta seminggu sekali pada hari jumat menyinggahi Banggai di Pulau Banggai.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15. 

Pranala luar

  • Situs resmi
  • Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999
  • Author

edunitas.com


Page 19

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang telah tersedia di provinsi Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan. Kabupaten ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi kawasan otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).

Daftar inti

  • 1 Geografi
  • 2 Ekonomi
  • 3 Akses Transportasi
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Geografi

Kabupaten ini mempunyai lapang wilayah 3.160,46 km (darat) dan 18.828,10 km (laut), Banggai Kepulauan bersamaan batasnya langsung dengan Teluk Tomini di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah selatan, Selat Peling di sebelah barat, serta Laut Nodaku di sebelah timur. Banyak Warga Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 kecamatan, 6 kelurahan dan 187 desa yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km²), Pulau Banggai (268 km²), Pulau Bangkurung (145 km²), Pulau Bokan Kepulauan (84 km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218 Km.

Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sebanyak 121, lima ditengahnya berukuran sedang, sisanya kecil-kecil bahkan telah tersedia yang berwujud batu karang, mencuat ke permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Lapang hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat dibandingkan dengan lapang daratannya.

Ekonomi

Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang selalu dan harus digeluti. Pasalnya, di sanalah telah tersedia potensi dan kekayaan dunia yang pantas diproses dan diusahakan sebagai penopang kehidupan warga Bangkep. Laut yang untuk banyak orang terkesan menakutkan untuk kabupaten ini merupakan keinginan. Dari sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang tak tercatat.

Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total aktivitas ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis. Dengan wilayah gografis kepulauan dan laut yang lapang, Wilayah Bangkep kaya hendak keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Ini tentunya mempunyai potensi untuk pengembangan wisata bahari.

Akses Transportasi

Untuk sampai Bangkep perlu memakai berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan saya diawali dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (kalau dari Jakarta), atau Bandara Juanda (dari Surabaya) menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar, kebanyakan transit kurang semakin 30 menit lalu perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Bubung Luwuk. Dari Kota Luwuk, untuk sampai Kabupaten Banggai Kepulauan kita memakai transportasi "kapal kayu" yang secara reguler beroperasi tiap hari. Jika mau membayangkan "kapal kayu" nyaris sama dengan kapal kayu yang ditumpangi pada masa mau pergi ke kepulauan seribu dari muara angke ke pulau tidung sambil menikmati pemandangan lautnya sangat menyenangkan.

Untuk perjalanan Ke Banggai Kepulauan telah tersedia tiga alternatif yang bisa dipilih, pertama rute : Jakarta-Makasar-Luwuk, kedua rute : Jakarta-Palu-Luwuk, ketiga : Jakarta-Makassar-Kendari-Banggai-Bitung. Rute kedua hendak memakan saat semakin lama dari rute yang pertama. Namun jika Anda mau semakin cepat yaitu melewati rute ketiga dengan KM Sinabung. Karena rute kedua berangkat dari Bandara Cengkareng Jakarta ke Bandara Mutiara Palu tanpa transit, kemudian dari Palu menuju ibukota Kabupaten Banggai Luwuk ditempuh melewati jalan darat (Bus/dengan kendaraan carteran). Memakan saat kurang semakin 16 jam karena jarak Palu - Luwuk sekitar 350 km. Dari Luwuk ke Pulau Peling, Salakan dengan KMP Lemuru kurang semakin ditempuh 3-4 jam perjalanan. Dari Luwuk ke Pulau Banggai, Banggai dengan KMP Cakalang kurang semakin 6-8 jam perjalanan sedangkan memakai "kapal kayu" saat tempuh antara 8-12 jam. Sedangkan rute ketiga dari Tanjung Priok, Jakarta seminggu sekali pada hari jumat menyinggahi Banggai di Pulau Banggai.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15. 

Pranala luar

  • Situs resmi
  • Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999
  • Author

edunitas.com


Page 20

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang telah tersedia di provinsi Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan. Kabupaten ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi kawasan otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).

Daftar inti

  • 1 Geografi
  • 2 Ekonomi
  • 3 Akses Transportasi
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Geografi

Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 3.160,46 kilometer (darat) dan 18.828,10 kilometer (laut), Banggai Kepulauan bersamaan batasnya langsung dengan Teluk Tomini di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah selatan, Selat Peling di sebelah barat, serta Laut Nodaku di sebelah timur. Banyak Warga Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 disktrik, 6 kelurahan dan 187 desa yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340 km²), Pulau Banggai (268 km²), Pulau Bangkurung (145 km²), Pulau Bokan Kepulauan (84 km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218 Km.

Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sebanyak 121, lima diantaranya berukuran sedang, sisanya kecil-kecil bahkan telah tersedia yang berwujud batu karang, mencuat ke permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Luas hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat dibandingkan dengan luas daratannya.

Ekonomi

Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang selalu dan mesti digeluti. Pasalnya, di sanalah telah tersedia potensi dan kekayaan dunia yang pantas diproses dan diusahakan sebagai penopang kehidupan warga Bangkep. Laut yang untuk banyak orang terkesan menakutkan untuk kabupaten ini merupakan keinginan. Dari sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang tak tercatat.

Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total aktivitas ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis. Dengan wilayah gografis kepulauan dan laut yang luas, Wilayah Bangkep kaya hendak keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Ini tentunya mempunyai potensi untuk pengembangan wisata bahari.

Akses Transportasi

Untuk sampai Bangkep perlu memakai berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan saya diawali dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (kalau dari Jakarta), atau Bandara Juanda (dari Surabaya) menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar, biasanya transit kurang lebih 30 menit lalu perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Bubung Luwuk. Dari Kota Luwuk, untuk sampai Kabupaten Banggai Kepulauan kita memakai transportasi "kapal kayu" yang secara reguler beroperasi tiap hari. Jika mau membayangkan "kapal kayu" nyaris sama dengan kapal kayu yang ditumpangi pada masa mau pergi ke kepulauan seribu dari muara angke ke pulau tidung sambil menikmati pemandangan lautnya sangat menyenangkan.

Untuk perjalanan Ke Banggai Kepulauan telah tersedia tiga alternatif yang bisa dipilih, pertama rute : Jakarta-Makasar-Luwuk, kedua rute : Jakarta-Palu-Luwuk, ketiga : Jakarta-Makassar-Kendari-Banggai-Bitung. Rute kedua hendak memakan saat lebih lama dari rute yang pertama. Namun jika Anda mau lebih cepat yaitu melewati rute ketiga dengan KM Sinabung. Karena rute kedua berangkat dari Bandara Cengkareng Jakarta ke Bandara Mutiara Palu tanpa transit, kemudian dari Palu menuju ibukota Kabupaten Banggai Luwuk ditempuh melewati jalan darat (Bus/dengan kendaraan carteran). Memakan saat kurang lebih 16 jam karena jarak Palu - Luwuk sekitar 350 kilometer. Dari Luwuk ke Pulau Peling, Salakan dengan KMP Lemuru kurang lebih ditempuh 3-4 jam perjalanan. Dari Luwuk ke Pulau Banggai, Banggai dengan KMP Cakalang kurang lebih 6-8 jam perjalanan sedangkan memakai "kapal kayu" saat tempuh antara 8-12 jam. Sedangkan rute ketiga dari Tanjung Priok, Jakarta seminggu sekali pada hari jumat menyinggahi Banggai di Pulau Banggai.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15. 

Pranala luar

  • Situs resmi
  • Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999
  • Author

edunitas.com