Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.
2. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.
3. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
4. Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.
5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami sendiri.
6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber Penggunaan
media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.
Sumber : Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014.
Akhmad Solihin
10.46.00
PAUD Anakbermainbelajar
Indonesia
Akhmad Solihin
Minggu, 03 Januari 2016
Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.
2. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.
3. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
4. Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.
5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami sendiri.
6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber Penggunaan
media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.
Sumber : Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014.
2.2.2.1.3 Pengenalan Sains Untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang menghubungkan sebab-akibat dari apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesi sains merupakan pengetahuan sistematis yg diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba yg mengarah pd penentuan sifat dasar atau
prinsip sesuatu yg sedang diselidiki, dipelajari, dsb. Sains science diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Menurut Sund dan
Trowbribge Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone berpendapat bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-
cara untuk
mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan
itu Wikipedia.orgwikiilmu_alam.
Berdasarkan www.forumsains.com
Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih
bersifat memberikan pengalaman tangan pertama first-hand experience kepada anak, bukan mempelajari konsep saians yang abstrak. Selain itu pembelajaran
sains hendaknya mengembangkan kemampuana observasi, klasifikasi, pengukuran, mengunakan bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat.
Materi tersebut antara lain: 1. Mengenal gerak
Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergrak, memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Ada beberpa kegiatan untuk
mengenalkan anak dengan gerakan, antara lain:
a. Menggelinding dan bentuk benda Materi ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada
benda. Kemiringan papan, bentuk benda slilidris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut mempengaruhi kecepatan gerakan. Materi ini juga
dapat melatih kemampuan observasi. b. Menggelinding dan ukuran benda
Bermain dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat
ringannya suatu benda akan mempengaruhi gerak benda tersebut. 2. Mengenal benda cair
Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman
tentang air. Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yng lebih rendah atau dari
tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatann dengan air, antara lain:
a. Konservasi volume Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau
volume benda cair. Anak Pra operasional belum dapat memahami konservasi volume Piaget 1972. Oleh karena itu memperkenalkan anak
dengan bejana yang dapat diisi akan membantu anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke
botol yang lebih kecil dan sebalaiknya, anak belajar mengunakan bilangan
untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit.
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri
alas plastik dan koran agar air tidak mmbasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam an
ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak
ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda. c. Membuat benda terapung
Tujuan kegiatan ini addalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan
memahami, mengapa perahu yang berat dapat terapung. d. Larut dan tidak larut
Sebagian benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika
larutan dibiarkan, maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan
minyak. Jika benda tersebut dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan
tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya endapan.
e. Air mengalir Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena
gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan
pompa air. Anak sangat senang bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk
mempelajari sains. f. Mengenal sifat berbagai benda cair
Melalui kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam- macam, tidak hanya air. Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang
berbeda. 3. Mengenal timbangan neraca
Neraca sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara langsung.jika beban di satu lengan timbangan di
tambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki
massa jenis yang lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat dari kapas atau spon.
4. Bermain gelembung sabun Anak sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan
menambahkan satu sendok gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleeh larutan yang sabun yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk
membentuk gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5. Mengenal benda-benda lenting Benda-benda dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga
mampu melenting jika dijatuhkan. Demikian pulla benda dari kare yang diisi udara , seperi bola basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermin
dengan benda-benda tersebut. 6. Mengenal Binatang
Binatang merupakan mahluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang. Anjing, misalnya mampu mengembalikan bnda-benda yang
dilemparkan pemiliknya. Sedangkan
menurut Wolfinger
dalam jurnal
Slamet Suyanto
mengidentifikasi beberapa topik yang disukai anak sebagai berikut. 1. Mengenal gerak
Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, seperti memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Mobi-mobilan,
berbagai macam bola, dan benda-benda yang dapat menggelinding, dengan papan datar dan miring merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak.
2. Mengenal benda cair Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru dapat
mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air. Berbagai kegiatan bermain dengan air seperti benda-benda yang
tembus dan tidak tembus air, tenggelam dan terapung, dan aliran air sangat disukai anak. Air memiliki karakteristik yang unik. Dengan kegiatan sederhana
anak mengenal karakteristik air, seperti meneteskan air di koin, mencampur air
dengan sabun, dan benda-benda lain yang larut dan tidak larut dalam air. Minyak, alcohol, dan benda cair lainnya memiliki sifat yang berbeda dengan air.
3. Tenggelam dan terapung Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri
alas plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Suruh anak memakai rompi plastik agar tidak basah. Tujuan kegiatan ini ialah agar memberi
pengalaman kepada anak bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang terapung di air. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar
tenggelam. Anak akan melihat bahwa tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda. Ajak anak mengubah bentuk benda agar benda yang
tenggelam dapat terapung. 4. Larut dan tidak larut
Sebagian benda larut dalam air dan sebagian lainnya tidak. Gula, garam, dan warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan
dibiarkan, maka tidak akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semuanya. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir, dan minyak
goreng. Jika benda tersebut dicampur dalam air maka tidak membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika
diendapkan akan terlihat adanya endapan.
5. Mengenal timbangan neraca Neraca sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab-akibat
karena hasilnya tampak secara langsung. Jika beban di satu lengan timbangan ditambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi
sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa jenis yang lebih kecil di banding besi dan batu. Batu dan besi yang
berukuran lebih kecil lebih berat dibanding kapas atau spon saat ditimbang. 6. Bermain dengan gelembung sabun
Anak amat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok gliserin pada 2 liter larutan sabun akan diperoleh
larutan sabun yang menakjubkan yang tidak mudah pecah sehingga dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuk
lainnya dari busa 7. Mencampur warna dan zat
Secara teoretis, warna terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Warna primer meliputi warna merah, kuing, dan biru. Warna sekunder dibentuk
dengan mencampur dua atau lebih warna primer. Misalnya warna kuning dan biru dicampur dapat menghasilkan warna hijau. Anak-anak senang bermain dengan
warna-warna tersebut. 8. Mengenal benda-benda lenting
Benda-benda dari karet pada umumnya memiliki kelenturan, sehingga mampu melenting jika dijatuhkan atau dilempar. Demikian pula benda dari karet
yang diisi udara, seperti bola basket, bola voli, dan bola plastik. Anak sangat senang bermain dengan benda-benda tersebut.
9. Bermain dengan udara Udara tidak kelihatan, sehingga sulit bagi anak untuk mengenalnya.
Melalui berbagai kegiatan sederhana, guru dapat mengenalkan udara untuk membantu anak menyadari bahwa udara itu ada, meskipun tidak kelihatan.
Berbagai kegiatan seperti balon roket, roket dari soda kue, dan laying-layang merupakan kegiatan menarik bagi anak yang terkait dengan udara.
10. Bermain dengan bayang-bayang Bayang-bayang merupakan salah satu fenomena yang menarik dan kadang
menakutkan bagi anak. Mengenalkan bayang-bayang akan membuat anak tidak merasa takut dengan bayang-bayang. Bayang-bayang timbul jika ada cahaya yang
mengenai benda. Ukuran bayang-bayang dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari bendanya, tergantung posisi benda, sudut sinar, dan sumber cahayanya.
11. Melakukan percobaan sederhana Anak sangat antusias untuk melakukan percobaan dan ingin tahu hasilnya.
Menanam biji, sebagian disiram air dan yang lain tidak, misalnya, dapat dijadikan percobaan yang menarik bagi anak. Anak senang mengamati bagaimana biji
berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru. Anak mulai sadar bahwa tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh.
12. Mengenal api dan pembakaran Kegiatan yang menggunakan api harus dibawah pengamatan guru secara
langsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Anak suka mengamati
sesuatu yang terbakar dan perubahan benda akibat terbakar. Anak akan menyadari ada benda yang mudah terbakar dan adapula yang sulit terbakar.
13. Mengenal es Es bisa menjadi air dan air dapat menjadi es. Kelak anak mengenal bahwa
es adalah air yang membeku. Proses tersebut membantu anak mengenal asal mula suatu benda, suatu proses menuju objek permanen object permanency dan
hubungan sebab-akibat. Es yang dimasukkan dalam gelas yang diisi air dingin dan air panas akan mencair dalam waktu yang berbeda. Percobaan sederhana tersebut
melatih anak membuat hubungan logis antarvariabel. 14. Bermain dengan pasir
Bermain pasir dengan menggunakan berbagai kaleng atau takaran akan membantu siswa memahami konservasi volume. Oleh karena itu di TK sangat
disarankan untuk memiliki bak pasir di mana anak dapat bermain pasir. Anak TK suka sekali main dengan pasir dengan cara membuat berbagai bentuk seperti
rumah, jalan, terowongan, dan istana, suatu kegiatan yang melatih kecerdasan spatial.
15. Bermain dengan bunyi Bunyi terbentuk oleh udara yang bergetar oleh karena itu bunyi dapat
dibuat dengan cara menggetarkan udara, seperti memukul, meniup, atau menggoyang benda. Anak-anak suka sekali bermain dengan benda-benda yang
mengeluarkan bunyi. Membuat peluit sederhana dari sedotan minuman atau bermain dengan alat-alat musik yang menimbulkan bunyi disukai anak-anak.
16. Bermain dengan magnet
Anak TK mungkin masih memandang magnet sebagai barang ajaib magis, tetapi mengenalkan fenomena kemagnetan tidak menjadi persoalan.
Anak senang sekali bermain dengan magnet dan menguji benda-benda yang dapat menempel pada magnet.
2.3 Jurnal dan Penelitian Relevan
Video yang berhubungan