Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern
Suasana acara Sosialisasi Nelayan Go Online di Aula Setda Kabupaten Pangandaran (Foto: AAA Komang H)

Jakarta, Ditjen Aptika – Menteri Kominfo Rudiantara berharap para nelayan Indonesia khususnya yang berada di Pangandaran dapat bertransformasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan melaut demi peningkatan keamanan dan kesejahteraan.

“Dengan teknologi, nelayan mendapatkan informasi lebih akurat berkaitan dengan safety atau keselamatan, dengan aplikasi nelayan dapat mengetahui perkembangan cuaca, tentang kemungkinan angin hari ini, ketinggian gelombang dan cuaca. Selain itu mereka juga dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan hasil tangkapan,” ungkap Menteri Kominfo Rudiantara saat memberikan keynote speech pada acara Sosialisasi Nelayan Go Online di Aula Setda Kabupaten Pangandaran, Selasa (09/04/2019).

Dalam acara tersebut diperkenalkan dua aplikasi yang akan memberikan dampak positif dalam upaya peningkatan ekonomi dan pendapatan para nelayan, yaitu Aplikasi Laut Nusantara (Aluna) dan Perdagangan sektor perikanan (Aruna).

Dengan aplikasi ini para nelayan yang biasanya mengalami kesulitan orientasi arah dapat menggunakan GPS untuk menemukan daratan kembali. “Jika masih menggunakan insting nelayan sekarang akan tertinggal, karena sekarang saatnya menggunakan teknologi,” ujar Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata yang turut hadir dalam acara tersebut.

Rudiantara kemudian menuturkan, aplikasi ini dapat membantu nelayan mengetahui lokasi berkumpulnya ikan atau fishing dome. Dirinya berharap dengan informasi ini, nelayan bisa memperoleh lebih banyak hasil tangkapan.

“Aplikasi ini mampu mengetahui posisi plankton yang merupakan makanan ikan, jadi dapat dipastikan di tempat tersebut banyak berkumpulnya ikan karena memang ada makanan,” jelasnya. Dengan aplikasi para nelayan juga dapat meningkatkan kesejahteraannya karena mampu memantau harga jual ikan secara lebih transparan.

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern
Menteri Kominfo (kedua dari kiri) bersama para pembicara dalam acara Sosialisasi Nelayan Go Online di Pangandaran.

Sebagai negara maritim Pemerintah Indonesia sangat mendukung nelayan sebagai pelaku utama di bidang perikanan. Kementerian Kominfo memiliki program prioritas untuk satu juta Nelayan Go Online. Program tersebut menjawab permasalahan di sektor perikanan melalui pengembangan aplikasi yang tepat guna.

Jumlah penduduk Indonesia besar sehingga menjadi pasar potensial bagi produk industri teknologi informasi dan komunikasi. “Kami harap industri dalam negeri dapat bersaing, mengingat infrastruktur TIK di tanah air sudah mengalami perkembangan yang cukup besar,” pungkas Rudiantara di akhir sambutan.

Acara sosialisasi Nelayan Go Online ini diselenggarakan oleh Kominfo bekerjasama dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran. Hadir pula Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo, Septriana Tangkary, Technical Development Social Innovation Project PT. XL Axiata, Tjetjep Witjahjono, dan Head of Integrated Fisheries System (IFS) Aruna, Irham Ahada. (lry)

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern

Larangan Nelayan Pukat. Nelayan tradisional kapal payang, menarik jaring pukat di perairan Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (18/3/2015). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra) ()

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern

Sebutkan dampak positif teknologi nelayan tradisional dan teknologi nelayan modern
Lihat Foto

KOMPAS.com/RAJA UMAR

Warga Desa Toweren, Kecamatan Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, sedang mengangkat jaring Ikan depik hasil tangkapannya, Rabu (17/7/2019). Ikan depik merupakan jenis ikan endemik Danau Laut Tawar yang biasa dijual oleh nelayan setempat kepada penampung seharga Rp 90 ribu - Rp 100 ribu per bambu, serta memiliki nilai sejarah dan dipercaya memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan sejumlah penyakit.

KOMPAS.com - Nelayan bisa dibedakan menjadi dua, yakni nelayan modern dan nelayan tradisional. Kedua jenis nelayan ini memiliki beberapa perbedaan serta persamaan.

Nelayan tradisional

Menurut Bonefasius Kemong dalam jurnal Sistem Mata Pencaharian Hidup Nelayan Tradisional Suku Bangsa Kamoro di Desa Tipuka Kecamatan Mapurujaya Kabupaten Mimika Propinsi Papua (2015), nelayan tradisional adalah nelayan yang memanfaatkan sumber daya perairan dengan memakai peralatan tradisional.

Nelayan tradisional tidak menggunakan teknologi dan tidak bergantung pada peralatan yang lebih modern. Maka dari itu, biasanya peralatan yang digunakan masih relatif sederhana dan sifatnya jauh lebih aman untuk lingkungan.

Apa yang digunakan oleh nelayan tradisional untuk menangkap ikan?

Nelayan tradisional menggunakan perahu tanpa mesin atau sampan (perahu kecil) untuk pergi berlayar ke laut. Untuk menangkap ikan, nelayan tradisional menggunakan jaring atau jala yang sudah dibawa untuk kemudian ditebarkan ke area sekitar perahu mereka.

Baca juga: Kapal Perikanan: Pengertian dan Jenis Kapal Penangkap Ikan

Nelayan modern

Dalam jurnal Perkembangan Teknologi Alat Tangkap Ikan Nelayan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Tahun 2001-2013 (2021) karya Alfatah Yusron Azis, dituliskan bahwa nelayan modern adalah nelayan yang memanfaatkan sumber daya perairan dengan menggunakan peralatan modern.

Apa yang digunakan oleh nelayan modern untuk menangkap ikan?

Nelayan modern menggunakan perahu mesin atau kapal besar yang memakai bahan bakar, untuk berlayar ke laut. Untuk menangkap ikan, nelayan modern menggunakan radar pendeteksi ikan serta jaring. Terkadang mereka juga menggunakan bom untuk mendapatkan ikan.

Persamaan dan perbedaan nelayan modern dan tradisional

Berikut persamaan dan perbedaan nelayan modern dan tradisional, yaitu:

Persamaan nelayan modern dan tradisional
  • Kesamaan tujuan, yaitu menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  • Terkadang alat yang digunakan sama, yakni menggunakan jaring untuk menangkap ikan.
  • Menghadapi gelombang laut.
  • Harus memperhatikan cuaca saat akan pergi berlayar.

Baca juga: Pengaruh Geografis Indonesia sebagai Negara Maritim

Perbedaan nelayan modern dan tradisional
  • Nelayan modern menggunakan kapal atau perahu mesin. Sedangkan nelayan tradisional menggunakan perahu atau sampan.
  • Nelayan modern menggunakan tenaga mesin untuk menggerakan perahu. Sedangkan nelayan tradisional menggunakan tenaga angin.
  • Nelayan modern bisa berlayar ke tempat yang lebih jauh. Sedangkan nelayan tradisional, area penangkapan ikannya terbatas.
  • Nelayan modern dapat menggunakan radar untuk mendeteksi ikan. Sedangkan nelayan tradisional tidak menggunakannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

bantuin dong kakaaaa​

Pesan dan kesan tentang rasa naik kelas 6 minimal 3 paragraf tolong bantu jwb kakk !! ​

tolong ya kakak, terima kasih sebelumnya​

Buatlah teks deksripsi sederhana tentang rumahku​

tujuan membuat teks percobaan menyatunya air dan minyak karena sabun! MOhon Penjelasannya teman2

Apa manfaat kondisi geografis tersebut untuk masyarakat disekitarnya

ubahlah kalimat bahasa inggris menjasi positife negative dan intogative this is a wardrobe​

sikap yang sesuai dengan ranting​

Buatlah teks deskripsi minimal 3 paragraf delapan baris!​

tuliskan kalimat utama, kalimat penjelas, gagasan pokok tentang umbi talas (setiap paragraf)​