Sosialisasi merupakan sarana yang paling tepat untuk pembentukan karakter seseorang, yang mana didalamnya terdapat agen dan tahapan-tahapan sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan karakter. Jika setiap tahapan dilalui dengan baik, maka dipastikan hasil dari kepribadian seseorang juga baik. Namun jika salah satu tahapan tidak dilalui dengan baik, maka kemungkinan besar juga akan berpengaruh pada kepribadian individu. Oleh karena itu agen sosialisasi memiliki peran yang sangat penting didalamnya. Agen sosialisasi tersebut yakni keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat. Q. Colourz!Sebutkan 4 cara mengatasi konflik, dengan penjelasannya!Apakah saya harus bilang "Good bye" atau "Congrats"? Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat konflik disebut Seorang peneliti mampu melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan Teknik penelitian tertentu. Pernyataan tersebut merupakan definisi dari sika … Sebuah riset yang yang dilakukan dengan adanya kuesioner yang bersifat statistic adalah Penelitian tentang fenomena menyontek di kalangan siswa SMA merupakan penelitian yang berkenaan dengan fase khusus atau khas dari keseluruhan proses e … Mobilitas penduduk dapat menjadi salah satu upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial di masyarakat tujuan dilakukannya mobilitas tersebut adalah 25. seorang anak mula-mula dapat mengenal, mengembangkan, dan membentuk diri sebagai pribadi maupun dalam fungsi sosialnya didalam Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dan setiap orang tidak terikat oleh batasan-batasan wilayah yang membuat manusia diselur … salah satu nilai penting yang terkandung dalam kehidupan multikultural adalah sebutkan dan jelaskan 5 kegunaan penelitian sosial tirto.id - Sosialisasi merupakan proses di mana seseorang mendapatkan sesuatu yang baru dari manusia lain, demikian konsep ini didefinisikan secara umum dalam lingkup studi sosiologi. Lingkungan sosialisasi setiap individu dimulai dari lingkaran paling kecil, seperti keluarga, teman dekat, hingga meluas ke masyarakat sekitar dan dunia. Pembentukan kepribadian seseorang bisa terjadi setelah menerima apa yang diberikan oleh lingkup tersebut sebagai fungsi dari sosialisasi. Menurut James W. Vander Zanden, seperti dijelaskan oleh Profesor Damsar dalam buku Pengantar Sosiologi Pendidikan (2011), sosialisasi adalah tahap interaksi sosial yang membuat seseorang bisa memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan acuan perilaku agar bisa ikut serta sebagai bagian dari masyarakat.
Sementara dalam Glosari Teori Sosial (2011) karya M. T. Rahman, diterangkan bahwa tujuan dari proses sosialisasi ialah agar seorang individu bisa mempelajari peran dan statusnya melalui sebuah budaya atau norma yang berlaku di kelompok masyarakat. Adapun norma atau budaya itu dapat dipahami sebagai cara bersikap seseorang di tengah interaksi dalam masyarakat. Fungsi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Proses sosialisasi mayoritas individu dimulai dari lingkup keluarga. Di lingkungan keluarga, setiap anak mulai melakukan proses sosialisasi dengan berhubungan dengan ayah, ibu, dan saudaranya. Melalui proses sosialisasi itu, anak akan mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum dikenalnya sebagai bekal kehidupan. Sosialisasi dalam keluarga ini berperan dalam pembentukan kepribadian si anak.
Baca juga: Mengenal Teori-teori Konflik Sosial Menurut para Ahli Sosiologi Namun, bentuk kepribadian yang sudah tertanam dari lingkup keluarga itu, masih dapat berubah ketika seorang anak mulai dewasa dan berinteraksi dengan lingungan masyarakat di sekitarnya. Maka itu, Sunarto dalam Pengantar Sosiologi (2004) menjelaskan, terdapat dua jenis sosialisasi, yakni primer (keluarga) dan sekunder (masyarakat). Sebelum seorang anak menggeluti dunia di luar rumahnya, ia mendapatkan pondasi kepribadian di lingkungan terdekatnya, yakni keluarga. Berkat informasi fundamental dari lingkungan keluarga itu, seorang individu akan lebih siap menghadapi tantangan dunia yang sebenarnya, yakni sebagai aktor dalam masyarakat. Kepribadian seorang individu beserta berbagai pengetahuan yang telah dimilikinya akan menjadi sesuatu yang penting untuk bisa bertahan menghadapi dunia luar. Mereka yang tidak diajarkan bagaimana kondisi kehidupan yang sebenarnya, akan terkejut jika melihat sesuatu yang tidak pernah ditemuinya. Maka, sosialisasi dalam lingkup keluarga memiliki fungsi yang menentukan. Mengutip penjelasan R. Diniarti F. Soe'oed dalam buku Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (2004) yang disunting oleh T.O Ihromi (hlm. 31), manusia lahir bagai sebuah daging, makhluk biologis yang memerlukan minum dan makan, lalu bisa merasakan panas, dingin, dan lain-lain. Setelah bersosialisasi melalui interaksi, baik dengan keluarga atau lingkungan sekitar, baru terbentuklah kepribadian manusia yang sesungguhnya. Kepribadian baik akan tercipta ketika seseorang sudah tahu cara berinteraksi dengan manusia lain. Menurut Dale B. Hahn dan Wayne A. Payne dalam buku Focus on Health (2003), kepribadian sehat dan baik bisa didefinisikan sebagai kemampuan individu berkembang sesuai fungsi masyarakat dan memiliki cara mengontrol mentalnya dengan baik. Dalam artikel “Hubungan Fungsi Sosialisasi Keluarga dengan Kepribadian Sehat Siswa MAN Aceh Besar" yang termuat di jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling (volume 3, No.1, 2018), dijelaskan bahwa hasil dari bentuk kepribadian yang sehat bisa mengarahkan seseorang menjadi makhluk sosial yang mandiri, mampu mengontrol emosi, mudah bergaul, bertanggung jawab, dan memiliki visi serta impian positif.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
SOSIOLOGI
atau
tulisan menarik lainnya
Yuda Prinada
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|