Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Daun sirih sejak zaman leluhur digunakan sebagai tanaman obat untuk mengobati berbagai masalah kesehatan. Nenek moyang kita sejak dulu terbiasa mengunyah sirih untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.

Nyatanya, tradisi menyirih ini memang terbukti bermanfaat oleh sejumlah penelitian medis modern. Mengunyah sirih telah terbukti menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut, sehingga bermanfaat untuk mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi.

Selain itu, antioksidan tannin dalam sirih mempercepat respon tubuh untuk membekukan darah dan menyembuhkan luka. Itu kenapa sirih sering digunakan untuk menghentikan mimisan dan mengobati luka bakar.

Tanaman bukan pengganti obat dokter

Sebelum memutuskan untuk pakai TOGA untuk menyembuhkan penyakit, pahamilah dulu bahwa meski terbukti berkhasiat obat tanaman herbal tidak dapat dan tidak boleh menggantikan pengobatan medis dari dokter.

Tanaman obat hanya sebatas berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh sebagai terapi penunjang (promotif) dan pencegahan (preventif), bukan untuk menyembuhkan penyakit.

Terlebih, jamu-jamuan dari tumbuhan herbal juga tidak memiliki standar dosis yang tetap. Resep, berapa banyak jumlah komposisi yang ditambahkan, serta frekuensi pemakaiannya akan selalu berbeda-beda tergantung siapa yang membuatnya.

Maka dari itu, efek obat yang timbul juga mungkin dirasakan berbeda. Belum tentu satu jamu TOGA memberikan khasiat yang sama persis pada setiap orang meski punya keluhan sama.

Jika ingin coba mengolah tanaman obat sebagai jamu, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter mengenai pertimbangan baik buruknya sesuai kondisi Anda. Terutama bila Anda meminumnya bersamaan dengan obat-obatan lain agar terhindar dari efek interaksi obat yang tidak diinginkan.

Pastikan juga Anda tidak memiliki alergi terhadap tanaman-tanaman obat tersebut sebelum mengonsumsi untuk menghindari reaksi alergi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 11 Maret 2017.

Indonesia merupakan negara kaya dengan keanekaragaman hayati (A Mega Biodiversity Country) dimana terdapat lebih kurang 30.000 jenis tanaman yang tersebar diseluruh tanah air, sekitar 9.600 spesies berkhasiat obat dan kurang lebih 300 spesies digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional oleh industri obat tradisional. Oleh karena itu keanekaragaman  hayati yang ada di Indonesia merupakan aset dan sumber daya yang harus dipelihara dan dikelola untuk dapat menjadi warisan leluhur dan bermanfaat bagi masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan.

TOGA adalah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan perkarangan. TOGA dapat memenuhi upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Selain itu TOGA juga berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.

Disamping itu, keberadaan TOGA juga berfungsi sebagai upaya pelestarian tanaman obat dari proses pelangkaan. TOGA pernah dikembangkan diberbagai daerah mulai dari pedesaan sampai di perkotaan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman obat yang tumbuh sesuai spesifikasi daerah masing-masing. Namun demikian keberadaan TOGA di daerah masih mempunyai permasalahan dan hambatan, diantaranya pengelolaan dan pemanfaatan TOGA belum berjalan secara optimal. Oleh karena itu revitalisasi TOGA perlu dilakukan, agar TOGA dapat berkembang secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat sebagai bahan ramuan yang berkhasiat dalam upaya menjaga, meningkatkan dan menanggulangi kesehatan.

Pengertian TOGA

TOGA yaitu sebidang tanah baik di halaman, pekarangan, atau di kebun yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat dalam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga. TOGA dimaksudkan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara yang murah, mudah, aman dan nyaman. TOGA selain menjaga kesehatan masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA keindahan lingkungan rumah tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Karena kebutuhan obat, sayur-sayuran dan bumbu masak telah tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu, TOGA diharapkan dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan, keindahan lingkungan, pelestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat tradisional.

Fungsi TOGA

  1. Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada masyarakat untuk upaya kesehatan mandiri.
  2. Sebagai pendayagunaan tanaman obat yang dapat diarahkan untuk peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
  3. Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.

Manfaat TOGA

  1. TOGA mempunyai manfaat sebagai upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
  2. TOGA mempunyai manfaat sebagai mendukung menciptakan kesehatan dan kesejahteraan  keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.

Sasaran dan Lokasi TOGA

  1. Sasaran, Perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat, contohnya: lingkungan sekolah, pramuka, karang taruna, asosiasi pengobat tradisional, TP-PKK, desa siaga.
  2. Lokasi, Sesuai namanya TOGA dapat dimulai dari halaman rumah kebun, ladang, selain itu dapat dilakukan di halaman sarana umum seperti: sekolah, puskesmas / rumah sakit, gedung balai desa / kantor kelurahan, gedung pertemuan dan lahan lain yang dapat dimanfaatkan.  Untuk daerah perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan menggunakan pot, poli bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk pot.
  1. Pengenalan Tanaman Obat pada TOGA

Jenis-jenis Tanaman Obat

Jenis tanaman obat yang banyak ditanam di dalam TOGA secara umum sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penamaan jenis tanaman obat dengan menyertakan nama ilmiah (latin) selain nama nasional dan nama lokal dimaksudkan agar antara tanaman obat yang satu dengan lainya tidak tertukar.

Pertelaan Tanaman Obat

Pertelaan tanaman obat adalah menerangkan atau menyebutkan ciri-ciri morfologi bagian tanaman seperti batang, daun, bunga, buah dan biji dari setiap jenis tanaman obat. Hal ini penting untuk diketahui, karena dengan menyebutkan ciri-ciri tersebut sehingga antara bagian tanaman yang satu terhadap bagian tanaman dari jenis tanaman obat lainnya tidak tertukar. Contoh bardasarkan penampang batang yaitu bulat dan pipih. Berdasarkan bentuk daun, dibedakan berbentuk bulat, berbangun perisai, lonjong, jorong, dan lanset. Bentuk pangkal daun yang berlekuk (berbentuk jantung, ginjal) dan tidak berlekuk (bulat telur, segi tiga, belah ketupat). Berdasarkan tulang daun, menyirip, menjari, melengkung, dan lurus / sejajar.

Berdasarkan letak bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila letaknya diujung cabang atau ujung batang; dan bunga aksiler apabila bunga terletak diketiak daun. Bentuk dasar bunga yang biasa dijumpai adalah bentuk rata, kerucut, cawan, dan mangkuk.

Buah dibedakan buah semu dan buah asli,berbuah buni dan batu. Biji mempunyai bentuk yang bermacam-macam,  misalnya menyudut, ginjal, bulat, memanjang, bulat telur dan lain-lain. Tanaman obat berumah satudan berumah dua. Tanaman obat mempunyai biji monokotil dan dikotil, tanaman obat berakar serabut dan tunggang. Tanaman obat penghasil umbi, rimpang, akar (radix), daun, kulit batang, bunga, buah, dan biji.

Kandungan dari Tanaman Obat

Kandungan tanaman obat berkhasiat obat diharapkan dapat sebagai pedoman pemanfaatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kandungan bahan kimia di dalam tanaman obat adalah banyak macamnya.

Dalam pengembangan TOGA perlu diperhatikan penataan dari berbagai tanaman yang akan ditanam, sehingga terlihat serasi, indah dan bernilai estetika sebagai taman. Penataan dalam penanaman tanaman obat dapat didasarkan pada :

  1. Fisik tanaman (tanaman yang  tumbuh tinggi, sedang dan rendah).
  2. Warna daun (hijau, ungu, kuning , merah).
  3. Bentuk daun (besar, kecil, bulat, dan panjang).
  4. Khasiatnya (sebagai obat batuk, obat pilek, obat diare dan sebagainya). Kegunaan lainnya (sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan). Penataan TOGA dapat dipadukan dengan tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias bahkan tanaman perkebunan yang mempunyai fungsi sebagai obat.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara
Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Pembinaan teknis pemanfaatan Toga di desa Sendang kecamatan Banyakan, di wilayah kerja Puskesmas Tiron.

Peningkatan kesadaran, motivasi dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat akan mempercepat pencapaian status kesehatan yang optimal. Dengan demikian peningkatan kapasitas masyarakat dalam perawatan kesehatan secara mandiri melalui pemanfaatan TOGA, sebagai upaya pertolongan pertama pada diri sendiri dan keluarga perlu difasilitasi penyedia layanan kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan primer dan didukung oleh kader.

Diharapkan petugas kesehatan dan masyarakat dapat secara intensif bekerjasama dalam mewujudkan masyarakat sehat mandiri sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa dalam penyehatan tradisional Indonesia.

© SGI-2017 (Sumber: Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional).


Page 2

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 06 Mei 2022.

Penyakit Hepatitis Akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Kementerian Kesehatan sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut pada Anak , Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, yang merupakan dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Peneliti di RSCM dan FK UI ini dalam keterangan pers pada Kamis (5/5).

Selain itu, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Hepatitis Akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit Hepatitis Akut.

Prof Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit Hepatitis Akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” kata Prof Hanifah.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220505/1239785/hepatitis-akut-menular-lewat-saluran-cerna-dan-saluran-pernafasan-begini-cara-mencegahnya/ 


Page 3

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 06 Mei 2022.

Update per 25 April 2022 (informasi dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi dan bukti-bukti terbaru)

INFORMASI UMUM

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology). Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.  Saat ini masih dalam penyelidikan terkait penyebab dan siapa yang paling berisiko terhadap penyakit tersebut, serta apakah ada hubungannya dengan COVID-19. Informasi dapat berubah sewaktu-waktu.

1.    Apa saja gejala yang dialami?

Gejala yang dialami meliputi sindrom jaundice akut (air kencing berwarna gelap, feses/tinja pucat, kuning pada sklera mata dan kulit, lemas, nyeri sendi/otot), diare, mual, muntah, dan nyeri di bagian perut.

2.    Siapa saja yang terinfeksi?

Dari kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun.

3.    Dimana saja kasus ini sudah dilaporkan?

Pada 21 April 2022, sebanyak 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya telah dilaporkan dari 11 negara yaitu Inggris Raya termasuk Irlandia Utara (114 kasus), Spanyol (13 kasus), Israel (12 kasus), Amerika Serikat (9 kasus), Denmark (6 kasus), Irlandia (<5 kasus), Belanda (4 kasus), Italia (4 kasus), Norwegia (2 kasus), Perancis (2 kasus), Rumania (1 kasus), dan Belgia (1 kasus).

4.    Apa penyebab dari penyakit ini?

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Secara umum, etiologi kasus hepatitis saat ini masih dalam penyelidikan. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa adanya agen biologis, kimiawi, dan agen lain masih terus dilakukan pada kasus yang telah teridentifikasi.

5.    Bagaimana cara pencegahannya?

Sambil menunggu informasi lebih lanjut, masyarakat diharapkan untuk tetap menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama melakukan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak, yang dapat mencegah terjadinya penularan berbagai macam penyakit infeksi.

Bila masyarakat mengalami atau menemukan kasus dengan gejala diatas, silahkan langsung menghubungi fasilitas Kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Fasilitas Kesehatan tersebut harus segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk dilaporkan secara berjenjang ke Pusat.  

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. 


Page 4

Persagi Kabupaten Kediri mengadakan seminar dalam rangka HGN ke 62 sekaligus Muscab yang dihadiri oleh Ketua Persagi Provinsi Jawa Timur,  Agus Sri Wardoyo S.KM.,MM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Ahma.. Selengkapnya »


Page 5

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 25 Maret 2022.

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri, Dinas Kesehatan beserta 37 Puskesmas se Kabupaten Kediri dan UOBK RSUD Kabupaten Kediri juga RSUD Simpang Lima Gumul Kediri melaksanakan serangkaian acara yaitu apel pagi dan tumpengan/ tasyakuran sesuai instruksi Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri yang diselenggarakan di unit kerja masing-masing. Pada Hari Jadi Kabupaten  Kediri tahun ini, seluruh pegawai mengenakan pakaian batik dan khusus pegawai laki-laki mengenakan ikat kepala/ udeng/ iket Jayabaya yang merupakan salah satu properti dalam pakaian adat pria Kabupaten Kediri.

Pelaksanaan apel peringatan hari jadi dipimpin oleh masing-masing kepala unit kerja. Sedangkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dipimpin oleh Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit yang sekaligus membacakan sambutan Bupati Kediri karena Kepala Dinas sedang melaksanakan perjalanan Dinas Luar Daerah. Dalam sambutannya Masbup menyampaikan Prasasti Harinjing menuliskan Mpu Bhagawanta Bhari yang mendapatkan Bumi Perdikan sebagai cikal bakal Kerajaan Kadiri. Sejarah inilah dijadikan pertanda untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Usia seribu dua ratus delapan belas merupakan rentang waktu yang sangat panjang bagi Kabupaten Kediri untuk berjuang, bekerja keras dan semangat membangun, hingga bisa mencapai kemajuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Mengusung tema Hari Jadi Kabupaten Kediri Tahun 2022, “Kadiri Raya Mukti, Hayo Gumregah Nyawiji” yang bermakna Kediri Raya Sejahtera, Ayo Bangkit Bersama, merupakan representasi kondisi kita yang meski masih berjuang melawan pandemi, kita tetap harus bangkit dan bersama membangun Kediri.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara
Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Mas Bup berharap berharap momentum bangkit bersama dalam pembangunan yang dilakukan seluruh masyarakat Kediri ini, tidak hanya bergelora di dalam Kabupaten Kediri saja namun juga mentransferkan energi semangat kepada wilayah disekitarnya, seperti Kota Kediri serta  Kabupaten dan Kota lain di sekitar Kediri.

Seperti semangat Bhagawanta Bhari yang membangun Sungai Harinjing penuh kebersamaan warga Kediri kala itu. Dimana manfaat pembangunan sungai ini bisa dirasakan oleh warga disekitar wilayah Kediri Raya dan memberikan multi efek luar biasa dalam meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat hingga saat ini.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Oleh karena itu untuk mewujudkan pembangunan tersebut tentu saja melibatkan dukungan banyak pihak. Dalam Pidatonya Mas Bup menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Kediri, Pemerintah Daerah se-Kediri Raya serta seluruh masyarakat, dalam pelaksanaan pembangunan yang telah dan akan terus kita laksanakan bersama.

Kabupaten Kediri akan terus menghadirkan inovasi baru dalam pengembangan potensi wisata, budaya, produk unggulan dan kesenian. Salah satu upaya memberdayakan potensi tersebut, Pemkab Kediri menghadirkan Busana Khas Kediri yang juga akan dilaunching bersamaan dengan Hari Jadi Kediri. Masbup berharap seluruh masyarakat Kediri dapat melestarikan dan mengenalkan busana khas kediri ini ke luar daerah agar menjadi ikon yang mengekspresikan identitas dan budaya sebagai masyarakat Kediri.

Masbup juga mengajak seluruh komponen penyelenggara pemerintahan dan masyarakat Kabupaten Kediri untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, serta terus memantapkan tekad dan kebersamaan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan menyukseskan pembangunan di berbagai bidang.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Masbup mengajak seluruh elemen menjadikan momentum ini untuk semangat bangkit bersama kembali mewujudkan Kabupaten Kediri yang makmur dan sejahtera, serta melanjutkan estafet perjuangan agar karya bakti semua jajaran pemerintahan Kabupaten Kediri bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

© Admin-2022


Page 6

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 22 Februari 2022.

Persagi Kabupaten Kediri mengadakan seminar dalam rangka HGN ke 62 sekaligus Muscab yang dihadiri oleh Ketua Persagi Provinsi Jawa Timur,  Agus Sri Wardoyo S.KM.,MM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Ahmad Khatib, Ketua Persagi Kabupaten Kediri periode 2017-2022, Eny Soehartini, S.KM.,MM, dan para peserta anggota persagi Kabupaten Kediri secara offline dan online. Kegiatan ini diawali dengan Seminar dengan pemateri dr.Meilisa Madona, S.PA dan Dwi Narni S.ST, dengan mengangkat tema “Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang Anak Secara Optimal”. Dilanjutkan dengan muscab untuk serah terima jabatan pengurus Persagi periode 2016-2021 sebagai ketua Eny Soehartini ke Pengurus periode 2022-2027 Novianti Indah Fatmawati, S.KM.,MM.

Ketua Persagi Kabupaten Kediri terpilih, Novianti Indah Fatmawati, S.KM.,MM memiliki visi terwujudnya profesionalisme di bidang gizi yang paripurna, sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Kemudian memiliki misi mulia yaitu, membina dan mengembangkan kemampuan profesional anggota yang berbudi  luhur, kesejawatan yang tinggi dan inovatif serta berorientasi kepada masa depan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang gizi klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat, serta bidang lainnya yang terkait secara bertanggung jawab, meningkatkan status gizi individu dan kelompok melalui gizi klinik, gizi institusi,dan gizi masyarakat, mengembangkan kerjasama dengan organisasi profesi lainnya, meningkatkan kesejahteraan anggota, melindungi kepentingan anggota dalam menjalankan praktik kegizian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr.Ahmad Khatib menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya pengurus persagi periode 2022-2027 dan menuturkan peran yang harus diambil bagi para ahli gizi di Kabupaten Kediri yaitu untuk mengedepankan upaya promotive dan preventif dalam penanganan masalah gizi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.


Page 7

Persagi Kabupaten Kediri mengadakan seminar dalam rangka HGN ke 62 sekaligus Muscab yang dihadiri oleh Ketua Persagi Provinsi Jawa Timur,  Agus Sri Wardoyo S.KM.,MM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Ahma.. Selengkapnya »


Page 8

Persagi Kabupaten Kediri mengadakan seminar dalam rangka HGN ke 62 sekaligus Muscab yang dihadiri oleh Ketua Persagi Provinsi Jawa Timur,  Agus Sri Wardoyo S.KM.,MM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Ahma.. Selengkapnya »


Page 9

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 31 Agustus 2021.

Salam sehat #dulurkediri ku, Kabupaten Kediri terus melakukan percepatan vaksinasi secara bertahap untuk seluruh elemen masyarakat, termasuk bagi para penyandang disabilitas. Hari ini Selasa 31 Agustus 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri bersama Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Puskesmas Tiron, Satgas Covid-19 Desa Tiron, Polsek Banyakan, Koramil Banyakan dan Relawan Kesehatan Kabupaten Kediri telah melaksanakan vaksinasi pada kelompok disabilitas di Desa Tiron Kecamatan Banyakan.

Selain kegiatan yang terpusat di Balai Desa Tiron, juga dilakukan vaksinasi dengan kunjungan rumah bagi yang tidak bisa datang ke lokasi. Sasaran pada kegiatan ini sebanyak 52 orang, selain itu bagi anggota keluarga yang mengantarkan juga akan mendapatkan vaksin.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara
Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

Perlu diketahui bahwa ada 4.222 sasaran untuk kelompok penyandang disabilitas dan ODGJ yang ada di Kabupaten Kediri, saat ini sudah tercatat 3.311 (78,42%) sasaran yang sudah divaksin dosis 1 dan masih ada 16 sasaran untuk dosis 2 (booster). Pelaksanaan vaksinasi pada kelompok ini dimulai sejak bulan Mei 2021 dan ditargetkan selesai pada akhir September 2021.

Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara
Salah satu penggunaan tanaman obat yaitu dengan cara

O iya, apabila ada kelompok disabilitas dan ODGJ di lingkungan #dulurkediri ku yang belum tervaksinasi bisa didaftarkan di Bidan Desa / Puskesmas Setempat ya, sedangkan untuk masyarakat yang belum mendapatkan vaksin bersabar dulu nggih, InsyAllah semua akan mendapatkan giliran. Tetap cari informasi vaksin di desa dan puskesmas sesuai tempat domisili. Jangan lupa tetap jaga PROtokol KESehatan 5M-nya (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menghindari kerumunan dan Membatasi mobilitas), serta jaga Kesehatan ya #dulurkediri ku...

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.© Admin-2021


Page 10

Persagi Kabupaten Kediri mengadakan seminar dalam rangka HGN ke 62 sekaligus Muscab yang dihadiri oleh Ketua Persagi Provinsi Jawa Timur,  Agus Sri Wardoyo S.KM.,MM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Ahma.. Selengkapnya »