Salah satu hubungan antara Gereja dan dunia dipahami sebagai Gereja Postkonsilier yang memiliki arti

Konsili Vatikan II telah memperbaharui hubungan Gereja dengan dunia. Hubungan Gereja dan dunia sudah menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena Gereja memiliki pandangan yang baru tentang dunia dan manusia. Dalam artikel sederhana ini kita akan melihat hubungan antara Gereja dan dunia sekaligus melihat alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya. 

Untuk diketahui, ada tiga sumber bacaan yang menjadi rujukan utama penyusunan artikel ini, antara lain Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Katolik kelas Sebelas, buku Iman Katolik dan buku Dokumen Konsili Vatikan II, serta buku-buku lain yang relevan dengan materi yang disajikan. 

Artikel sederhana ini merupakan materi ajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas sebelas. Dengan demikian, tulisan ini ditujukan untuk para guru agama dan para peserta didik kelas sebelas Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

Salah satu hubungan antara Gereja dan dunia dipahami sebagai Gereja Postkonsilier yang memiliki arti


Pandangan Baru Tentang Dunia dan Manusia

a. Dunia

Pada masa lalu dunia sering dipandang negatif sebagai yang penuh dosa. Sehingga tidaklah mengherankan jika muncul gagasan bahwa dunia ini tidak berharga, jahat dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan dilihat sebagai rintangan atau halangan bagi manusia untuk mencapai keselamatan.

Pandangan ini sebagai akibat dari penafsiran yang keliru dan dangkal  terhadap ayat Kitab Suci, misalnya: 

  1. "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua orang yang ada dalam dunia yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa melainkan dari dunia" (1Yoh 2: 15-16).
  2. "Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat" (1 Yoh 5: 19)
  3. "Janganlah menjadi serupa dengan dunia" (Rom 12: 2)
  4. "Karena Salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan aku pun disalibkan bagi dunia" (Gal 6: 14)

Konsili Vatikan II mengajak umat Kristen untuk melihat dunia secara lebih positif. Dunia dilihat sebagaiseluruh keluarga manusia dengan semua yang ada di sekitarnya. Dunia ditandai dengan usaha-usaha manusia dengan segala keterbatasan dan kelebihannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh kasih karunia Allah sebagai Pencipta. 

Dunia yang pernah jatuh dan menjadi budak dosa kini telah dimerdekakan oleh Kristus Yesus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan sehingga agar dunia dapat disusun kembali seturut rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (Gaudium et Spess Art 2).

b. Manusia

Manusia merupakan ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati nurani. Ketiganya menunjukkan bahwa manusia adalah citra Allah, meski kadang dapat disalahgunakan dan jatuh ke dalam dosa. Manusia sungguh merupakan ciptaan yang paling istimewa karena manusia diciptakan demi dirinya sendiri tidak seperti ciptaan lain yang diciptakan untuk manusia.

Manusia juga dilihat sebagai makhluk masyarakat. Allah yang memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (Gaudium et Spess art 24). Kristus sendiri berdoa agar "semua menjadi satu seperti kita pun satu adanya" (Yoh 17: 21-22).

Perkembangan dunia disegala bidang memang dikehedaki Tuhan dan manusia dipilih untuk menjadi rekan kerja Tuhan dalam melaksanakan kebaikan dunia.

Hubungan Gereja dan Dunia

Hubungan Gereja dan duniadapat dilihat dalam tiga hal berikut, antara lain:

  1. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai sakramen keselamatan bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi ladang dan tempat Gereja berbakti. Dunia tidak dijauhi tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.
  2. Dunia dijadikan sebagai mitra dialog, Gereja menawarkan nilai-nilai Injil dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.
  3. Gereja menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi kehidupan.
Misi Gereja terhadap Dunia

Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus yakni mewartakan kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna pada akhir zaman tetapi kerajaan Allah harus mulai diwujudkan dari dunia ini. 

Misi atau tugas utama Gereja bukan pertama-tama bukan "penyebar agama", tetapi kabar gembira yaitu kerajaan Allah yang sesuai dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk atau beranekaragam. Untuk maksud ini, setiap warga Gereja harus menjadi pelayan kerajaan Allah, artinya harus berusaha dengan segala macam cara untuk mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah di tengah masyrakat. Contoh konkretnya adalah menjalin rasa persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas dan terpinggirkan.

B. Hubungan Gereja dan Dunia


Hubungan antara Gereja dan Dunia

Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat dalam tiga hal berikut ini:

1Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, dimana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.2Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.3Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi Kerajaan.

Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna pada akhir zaman, tetapi Kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari dunia ini. Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan “penyebaran agama”, melainkan Kabar Gembira (Kerajaan Allah) yang relevan dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk ini. Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan, dsb.  Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa Kabar Gembira ke segenap lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membarui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbarui seluruh ciptaan” (EN 18).

Beberapa hal pokok seperti yang disarankan oleh Gaudium et Spes yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini:

Martabat Manusia  Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperan antara lain: Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia.Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud Penciptanya.Masyarakat ManusiaTerhadap masyarakat manusia Gereja dapat berperan antara lain: Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dsb.Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi, dan persekutuan yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.Usaha dan Karya Manusia  Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia, bahwa semua usaha manusia, betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana TuhanGereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia.Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan sosial ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.

Pages: 1AMP 2AMP 3AMP 4AMP 5

PAKat SMA/K Tags:PAKat, PAKat XI

Virginia Handley berkata:

Mei 1, 2021 pukul 5:05 pmAMP

Hello katekese.com

Make Delicious African Soups Like a Pro in your own kitchen!

Indulge in becoming an expert at creating various and flavorful forms of Ghanaian Soups using tasty ingredients such as Tomatoes, Peanuts, Spinach, and more, through easy-to-follow cookbooks!

Browse Our Books https://zeep.ly/bLjg1

Thanks, Virginia Handley
If you no longer wish to hear from us, please reply to this email.