Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut
Lihat Foto

shutterstock.com

Proses akuntansi

KOMPAS.com -Akuntansi memiliki arti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik perusahaan.

Menurut American Accounting Association, akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi.

Pelaporan tersebut bertujuan untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi yang menggunakan informasi keuangan tersebut.

Dilansir dari buku Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and Economic Environment Ninth Edition (2017) karya Harry I Wolk, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis.

Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi suatu perusahaan. Informasi tersebut berguna bagi pihak-pihak dalam perusahaan.

Perusahaan harus menetapkan suatu pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya.

Baca juga: Akuntansi: Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Jenis Bidangnya

Proses akuntansi

Kegiatan akuntansi dapat dilihat dari proses sebagai berikut:

  • Mengumpulkan dan menganalisis data transaksi

Siklus akuntansi dimulai dari proses pengumpulan data transaksi keuangan yang berbentuk bukti transaksi.

Berdasarkan bukti tersebut, data transaksi keuangan bisa diidentifikasi. Setelah terkumpul bukti transaksi, kemudian dianalisis apakah transaksi tersebut sah dan sesuai.

Seluruh bukti transaksi dikumpulkan, kemudian dihitung apakah bukti transaksi yang terjadi sah atau tidak.

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut
Bagikan

“Segala sesuatu yang dilaporkan; berita.”

“Laporan mengenai data keuangan yang berasal dari pembukuan.”

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dimana biasanya sering dilakukan audit oleh lembaga pemerintah, akuntan, firma, atau lembaga lainnya dengan tujuan untuk memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak, pembiayaan, atau investasi. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:

  • Laporan posisi keuangan (Neraca)
  • Laporan laba rugi komprehensif
  • Laporan perubahan ekuitas
  • Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
  • Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Investor dan analis keuangan mengandalkan data keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan dan membuat prediksi tentang arah masa depan harga saham perusahaan. Salah satu sumber terpenting dari data keuangan yang andal dan diaudit adalah laporan tahunan, yang berisi laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan digunakan oleh investor, analis pasar, dan kreditor untuk mengevaluasi kesehatan keuangan dan potensi pendapatan perusahaan. Tiga laporan laporan keuangan utama adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, laporan keuangan lengkap terdiri dari 5 jenis laporan, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi keuangan (neraca), laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan Laba/Rugi

Laporan laba-rugi atau income statement atau profit and loss statement merupakan laporan keuangan yang berfungsi untuk menilai kinerja keuangan apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi. Selain untuk mengetahui keuntungan atau kerugian, laporan laba rugi juga dibuat untuk memberikan informasi tentang pajak perusahaan, bahan evaluasi manajemen dan membantu dalam pengambilan keputusan.

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan perubahan baik berupa peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama satu periode. Pada saat awal pendirian perusahaan, sebagai pemilik perusahaan pasti menyetorkan modalnya. Selama beroperasi tentu saja modal awal akan berubah sesuai dengan kinerjanya. Misalnya, jika pada periode berjalan perusahaan mengalami kerugian maka modal akan berkurang. Sebaliknya jika perusahaan mengalami keuntungan, modal akan bertambah.

Laporan Posisi Keuangan

Seperti namanya laporan posisi keuangan (neraca) atau balance sheet  merupakan laporan keuangan yang menunjukan posisi dan informasi keuangan sebuah perusahaan. Dalam laporan neraca, kamu akan melihat informasi tentang aset, kewajiban dan modal perusahaan secara lengkap dan rinci. Dengan kata lain, elemen dalam laporan neraca hanya tiga akun tersebut.

Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan yang ke empat yakni laporan arus kas atau cash flow statement. Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan yang masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode yang akan datang.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian dari laporan keuangan suatu entitas. Namun, catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib dibuat oleh perusahaan. Sehingga biasanya perusahaan yang membuat catatan atas laporan keuangan adalah perusahaan-perusahaan skala besar atau perusahaan yang sudah terbuka (public companies). Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang rinci tentang hal-hal yang ada pada jenis laporan keuangan lainnya. Sehingga letak catatan atas laporan keuangan ada di belakang sendiri.

Meskipun laporan keuangan memberikan banyak informasi tentang perusahaan, mereka memiliki keterbatasan. Pernyataan tersebut terbuka untuk interpretasi, dan akibatnya, investor sering menarik kesimpulan yang sangat berbeda tentang kinerja keuangan perusahaan.

Misalnya, beberapa investor mungkin menginginkan pembelian kembali saham sementara investor lain mungkin lebih suka melihat bahwa uang diinvestasikan dalam aset jangka panjang. Tingkat hutang perusahaan mungkin baik-baik saja untuk satu investor sementara yang lain mungkin memiliki kekhawatiran tentang tingkat hutang perusahaan. Saat menganalisis laporan keuangan, penting untuk membandingkan beberapa periode untuk menentukan apakah ada tren serta membandingkan hasil perusahaan rekan-rekannya di industri yang sama.

Pada umumnya, seorang akuntan akan melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan informasi keuangan.  Mengumpulkan data dan mengolahnya secara sistematik dalam kurun waktu tertentu disebut dengan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi memiliki peranan penting dalam proses penyusunan laporan keuangan sebuah perusahaan. Meski peran yang dimiliki cukup penting, tidak sedikit perusahaan yang masih mengabaikan hal ini.

Padahal, pencatatan keuangan biasa belum tentu cukup untuk membuat dan mengambil keputusan bisnis yang bisa berguna untuk mengembangkan operasional usaha. Oleh karena itu, Anda harus menerapkan siklus akuntansi untuk menyusun laporan keuangan perusahaan.

Lalu apa yang dimaksud dengan siklus akuntansi? Bagaimana cara menerapkan siklus akuntansi ke dalam laporan keuangan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

BACA JUGA: Rumus Membuat Laporan Keuangan yang Mudah, Apa Saja?

Pengertian Siklus Akuntansi

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Siklus akuntansi merupakan bagian dari proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima. Proses ini umumnya melewati beberapa tahapan tertentu agar kegiatan akuntansi dapat dilakukan.

Selain itu, siklus akuntansi juga merupakan sebuah proses berulang untuk melakukan identifikasi dan analisis pada setiap kegiatan akuntansi pada sebuah perusahaan dan dilakukan pada periode dalam kurun waktu setahun.

Proses berulang dari siklus akuntansi diawali dari pembukaan pembukuan dan akhir tahun dengan penutupan jurnal. Setiap proses akuntansi ini dilakukan secara berulang selama perusahaan tersebut masih berjalan secara operasional.

Siklus akuntansi sendiri dibagi menjadi dua kategori yang tergantung pada pelaku usaha yang menerapkan siklus ini. Kategori yang pertama adalah siklus akuntansi jasa yang diterapkan oleh perusahaan yang bergerak dibidang jasa.

Lalu yang kedua adalah siklus akuntansi perusahaan dagang yang diterapkan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produk. Meskipun memiliki kategori yang berbeda, penerapan siklus akuntansi memiliki tahapan yang sama.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menerapkan siklus akuntansi. Hal ini dilakukan agar perusahaan bisa mendapatkan hasil laporan yang baik, valid, dan akuntabel.

Tahapan dalam Siklus Akuntansi

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

Pada umumnya, siklus akuntansi dimulai dari awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Kemudian dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup di jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik.

Selain itu, ada aluran tahapan siklus akuntansi yang perlu Anda ketahui dan pahami. Seperti yang diketahui, tujuan adanya siklus akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam membuat dan pengambilan keputusan.

Nah, tahapan-tahapan dari siklus akuntansi inilah yang dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Seperti melakukan pengolahan data secara sistematik selama periode berjalan atau satu tahun.

Ada beberapa tahapan siklus akuntansi yang harus diketahui. Namun ada dua tahap yang bisa dianggap sebagai opsional saja. Berikut urutan tahapan dalam siklus akuntansi:

1. Identifikasi Transaksi

Tahapan pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasikan transaksi. Seorang akuntan harus dapat mengidentifikasikan transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar.

Transaksi yang dicatat berupa transaksi yang bisa mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif. Selain itu, harus ada bukti transaksinya.

Dalam membuat siklus akuntansi, bukti transaksi bisa berupa kwitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang, dan bukti lainnya. Semua bukti yang dikumpulkan harus sah dan dapat diverifikasi.

2. Analisis Transaksi

Tugas seorang akuntan selanjutnya adalah menganalisis transaksi. Dalam pembuatan siklus transaksi, akuntan harus bisa menentukan pengaruh transaksi tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan.

Pada umumnya, perusahaan menggunakan double-entry system untuk pencatatan transaksi. Artinya, setiap transaksi akuntansi yang terjadi akan memberikan pengaruh pada posisi keuangan baik itu di debet dan/atau kredit dan harus dalam jumlah yang sama besarnya.

Untuk memudahkan dalam penghitungan, Anda bisa menggunakan rumus:

“Aktiva = Kewajiban + Ekuitas”

Aktiva merupakan kepemilikan aset, kewajiban merupakan pembelian atau pengadaan barang dan/atau jasa secara kredit, dan ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal

Setelah sudah diidentifikasi dan dianalisis, tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah pencatatan transaksi pada jurnal. Jurnal merupakan bagian dari catatan kronologis terkait transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode siklus akuntansi.

Dalam siklus akuntansi, terdapat dua jenis jurnal. Yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umumnya biasanya dikenal dengan sebutan jurnal saja. Proses pencatatannya adalah dengan memasukkan transaksi ke dalam satu rekening yang didebit dan satu rekening yang dikredit.

Sedangkan jurnal khusus dibuat untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan jurnal-jurnal lainnya.

4. Mencatat di Buku Besar

Tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat di buku besar akuntansi. Buku besar akuntansi merupakan kumpulan dari rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva perusahan.

Dalam membuat siklus akuntansi, masing-masing rekening di dalam buku besar biasanya akan diberi kode. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses identifikasi dalam jurnal.

Selain itu, hal ini juga mempermudah seorang akuntan dalam melakukan pengecekan ulang atau melihat referensi transaksi yang terjadi.

Produk akhir apa yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut

5. Penyusunan Neraca Saldo

Dalam siklus akuntansi, neraca saldo merupakan daftar saldo rekening yang ada di buku besar akuntansi pada periode tertentu. Untuk membuat neraca saldo, Anda hanya perlu memindahkan saldo di buku besar ke dalam neraca saldo untuk digabungkan.

Saldo yang tertera pada neraca saldo haruslah berjumlah sama. Jika tidak sama, maka dapat diartikan neraca saldo tidak seimbang atau masih ada kesalahan dalam melakukan penghitungan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang akurat di siklus akuntansi, seorang akuntan perlu mencari tahu dimana letak kesalahan tersebut dan merevisinya. Seorang akuntan juga wajib mencatat kesalahan tersebut pada jurnal penyesuaian.

6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang berisikan catatan mengenai sejumlah transaksi akuntansi yang belum dicatat, transaksi yang salah, atau transaksi yang perlu disesuaikan.

Dalam pembuatan siklus akuntansi, penyusunan jurnal penyesuaian dilakukan secara periodik dan biasanya dilakukan pada saat laporan akan disusun. Cara mencatatnya pun sama dengan jurnal transaksi pada umumnya.

Pada siklus akuntansi, transaksi yang dicatat pada jurnal penyesuaian akan dibukukan bersama buku besarnya. Setelah itu, semua saldo yang ada siap untuk disajikan dalam laporan keuangan.

BACA JUGA: Template Jobdesk Accounting Staff untuk Temukan Kandidat Ideal 

7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo setelah dilakukan penyesuaian. Anda hanya perlu memindahkan saldo yang sudah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.

Di siklus akuntansi, semua saldo dibagi menjadi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva yang sesuai dengan statusnya. Sehingga nantinya akan disusun sampai jumlah saldo di keduanya sama besar. Inilah hal yang perlu Anda perhatikan dalam menyusun neraca saldo.

Bila masih tidak seimbang dan masih terjadi kesalahan, seorang akuntan harus mencari tahu dengan teliti. Sebab jika tidak, maka laporan keuangan tidak bisa dibuat untuk mendapatkan hasil dari siklus akuntansi.

8. Penyusunan Laporan Keuangan

Satu lagi tahapan dalam siklus akuntansi, yaitu penyusunan laporan keuangan. Jika semua saldo pada neraca saldo sudah seimbang, maka Anda tinggal membuat dan menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan yang harus disusun meliputi:

  • Laporan laba rugi: sebagai gambaran kinerja perusahaan
  • Laporan perubahan modal: sebagai gambaran perubahan modal yang sudah terjadi
  • Neraca: sebagai gambaran untuk memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas
  • Laporan arus kas: sebagai informasi relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode yang berjalan

9. Penyusunan Jurnal Penutup

Setelah selesai membuat laporan keuangan, tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah menyusun jurnal penutup. Seorang akuntan harus membuat jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode akuntansi.

Rekening yang ditutup pun hanya rekening laba rugi. Caranya adalah dengan membuat nihil atau mengosongkan nilai rekening terkait. Rekening ini harus ditutup karena digunakan untuk mengukur aliran sumber keuangan yang terjadi pada periode berjalan.

Lalu pada periode selanjutnya, jurnal penutup bisa membantu untuk memulai kembali proses siklus akuntansi berikutnya.

10. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Tahapan ini merupakan tahap opsional pada siklus akuntansi. Nantinya seorang akuntan akan menyusun neraca saldo setelah jurnal penutupan disusun. Neraca saldo ini berisi daftar saldo rekening buku besar yang dibuat setelah jurnal penutup.

Hal ini membuat neraca saldo hanya berisikan saldo rekening yang permanen saja. Tujuan adanya penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan mengenai keseimbangan saldo. Sehingga tahapan ini merupakan tahapan opsional dalam siklus akuntansi.

11. Penyusunan Jurnal Pembalik

Satu lagi tahapan opsional pada siklus akuntansi, yaitu penyusunan jurnal pembalik. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan cara pencatatan beberapa transaksi tertentu yang terjadi secara berulang pada periode berikutnya.

Biasanya jurnal pembalik dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya. Caranya adalah dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang sudah dibuat. Artinya membalikan akun yang sudah dibuat pada awalnya debit menjadi kredit, berubah ke kredit menjadi debit.

Itulah penjelasan terkait siklus akuntansi. Perlu diingat, siklus akuntansi merupakan bagian penting dalam membuat laporan keuangan dan pengambilan keputusan suatu perusahaan.

Jika perusahaan Anda membutuhkan seorang akuntan yang cekatan dan teliti dengan angka, bisa menaruh lowongan di KitaLulus. Kini KitaLulus sudah beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Makassar, Surabaya, Medan, Semarang, dan Gowa.

Daftarkan diri Anda untuk memasang lowongan kerja di KitaLulus. Dapatkan seorang akuntan terbaik untuk membantu pembuatan siklus akuntansi di perusahaan Anda bersama KitaLulus, mulai dari sekarang!