Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) secara konsolidasi mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,1 triliun sepanjang kuartal I-2022. Adapun holding ini beranggotakan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, capaian pendapatan tersebut setara 99 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) per Maret 2022 yang sebesar Rp 7,14 triliun.

"Dengan capaian itu, dibandingkan periode yang sama tahun 2021, pendapatan kami mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," ujar dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Meroket 567 Persen, Laba Bersih Bio Farma Capai Rp 1,93 Triliun Sepanjang 2021

Terkait EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi), tercatat mencapai 113 persen dari RKAP per Maret 2022. Meski demikian, bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, mengalami penurunan 36 persen.

Honesti bilang, penurunan EBITDA tersebut dikarenakan pada tahun ini vaksinasi Covid-19 menurun dibandingkan pada kuartal I-2021 yang hampir mencapai puncaknya. Terlebih pada tahun ini sudah mulai memasuki masa transisi dari pandemi ke endemi.

"Vaksinasi di 2022 juga mengalami penurunan, sesuai dengan melandainya pandemi di Indonesia dan berharap segera masuk ke fase endemi. Tapi dari sisi pencapaian dan target kami bisa kontrol dan kami mencapai angka yang cukup bagus," jelas dia.

Baca juga: Danai Startup Kesehatan, Bio Farma dan Anak Usaha Telkom Bikin Bio-Health Fund

Seiring dengan penurunan EBITDA, Holding BUMN Farmasi juga mengalami penurunan laba bersih. Menurut Honesti, per kuartal I-2022 laba bersih perseroan turun 29 persen dibandingkan kuartal I-2021. Penurunan ini juga disebabkan penugasan terkait pandemi Covid-19 oleh pemerintah sudah menurun di tahun ini.

"Terkait laba bersih, dibandingkan RKAP per Maret pencapaian kami juga cukup tinggi sebesar 234 persen, tapi memang dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, kami mengalami penurunan 29 persen," ungkapnya.

Baca juga: Bio Farma: Biaya Tes PCR Bisa Rp 275.000 karena Harga Reagen Hanya Rp 90.000

Menurut dia, Bio Farma sebagai induk holding masih menjadi kontributor utama terhadap kinerja konsolidasi, dibandingkan anak usaha. Meski demikian, ia meyakini, kinerja anak usaha sudah mulai membaik dibandingkan periode sebelumnya.

Ia menjelaskan, pendapatan Bio Farma sepanjang kuartal I-2022 mencapai 119 persen dari RKAP, dan tumbuh 35 persen dibandingkan pendapatan di periode sama tahun lalu. Kinerja itu ditopang penjualan dari penugasan vaksin pandemi Covid-19 yakni Coronavac sebesar Rp 1,66 triliun.

Lalu dari penjualan ekspor senilai Rp 840 miliar yang mencakup produk-produk non Covid-19, seperti vaksin Polio baik yang berbentuk finish product maupun bulk. Selain itu, dari kontribusi penjualan kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 dengan swasta dan negara lain sebesar Rp 1,77 triliun.

Kimia Farma

Sementara itu, pendapatan anak usaha yakni Kimia Farma sebesar 78 persen dari RKAP per Maret 2022, namun turun 2 persen dibandingkan kuartal I-2021.

Penjualan pun tercatat sebesar Rp 2,26 triliun atau 77,84 persen dari target dalam RKAP, yang didominasi penjualan produk ethical, OTC, hingga generik.

Kemudian pendapatan Indofarma tercatat mencapai 73 persen dari RKAP per Maret 2022, dan turun 10 persen dibandingkan kuartal I-2021. Indofarma pun mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 54,13 miliar terutamanya disebabkan biaya beban bunga dan beban pajak, juga investasi yang sedang dilakukan.

"Tapi kami dari holding akan melakukan diskusi yang lebih intens dengan Indofarma, bagaimana untuk bisa menekan biaya-biaya ini sehingga bisa membuat kinerj apositif di akhir tahun 2022," pungkas Honesti.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jasa kesehatan dan obat-obatan selalu dibutuhkan pasar. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak perusahaan-perusahaan farmasi berdiri di Indonesia dan menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. 

Jasa layanan perusahaan kesehatan yang listing di BEI dapat dibagi menjadi empat sub layanan yaitu: penyedia layanan kesehatan aka rumah sakit, penyedia alat-alat kesehatan, perusahaan yang menyediakan jasa riset kesehatan dan yang terakhir di bidang produksi dan distribusi obat-obatan (farmasi). 

Namun pada artikel kali ini, Investbro akan membahas daftar saham kesehatan kategori farmasi terbaik di Indonesia. Sebelum masuk ke dalam daftar tersebut, mari kita ketahui apa itu perusahaan sektor farmasi terlebih dahulu.

Apa itu Perusahaan Sektor Farmasi?

Perusahaan sektor farmasi adalah perusahaan yang secara khusus memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan untuk didistribusikan ke rumah sakit, klinik dan jaringan apotek di seluruh Indonesia. Obat-obatan disini juga termasuk jamu dan obat tradisional lainnya.

Meskipun demikian, tidak jarang juga perusahaan sektor ini mengembangkan sayap bisnisnya ke usaha yang lain tapi masih masuk lini kesehatan seperti, produksi dan distribusi alat kesehatan atau memiliki jaringan apotek dan klinik sendiri seperti Kalbe Farma. 

Berikut ini beberapa nama perusahaan yang bergerak di bidang farmasi:

  1. Darya-Varia Laboratoria (DVLA)
  2. Indofarma (INAF)
  3. Kimia Farma (KAEF)
  4. Kalbe Farma (KLBF)
  5. Merck (MERK)
  6. Phapros (PEHA) 
  7. Pyridam Farma (PYFA)
  8. Organon Pharma Indonesia (SCPI)
  9. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO)
  10. Soho Global Health (SOHO)
  11. Tempo Scan Pacific (TSPC)
  12. Millenium Pharmacon International (SDPC)

Berikut beberapa saham perusahaan terbaik di tanah air:

1. Kalbe Farma (KLBF)

Kalbe Farma merupakan perusahaan farmasi yang memiliki ratusan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, produkobat-obatan dari perusahaan ini juga setia menemani masyarakat Indonesia seperti obat masuk angin Bejo, vitamin C Hevit C, dan lain sebagainya. 

Sepanjang tahun 2021, harga saham KLBF menunjukkan performa campuran. Pada paruh awal 2021 harga saham perusahaan ini menunjukkan trend penurunan sementara pada paruh kedua seiring dengan peningkatan jumlah penderita covid19 di negeri ini, harga saham KLBF pun turut naik. Saat ini harga saham perusahaan swasta yang berdiri sejak tahun 1966 ini dijual dengan harga 1655 per lembar. 

Akan tetapi terlepas dari pergerakan harga saham tersebut, kinerja lapangan KLBF boleh dibilang cukup stabil. Hingga akhir September 2021, perusahaan ini berhasil memperoleh pendapatan sebesar 19 triliun atau naik lebih dari 2 triliun dibandingkan September 2020. Selain itu, laba perusahaannya juga naik dari 2,179 triliun pada September 2020 menjadi 2,290 triliun pada tahun 2021. 

2. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO)

Tentu tidak lengkap rasanya jika menyebut produk jamu Indonesia dengan tanpa mengutip Sido Muncul dibelakangnya. Yup! Sido Muncul adalah salah satu perusahaan jamu terkemuka di Indonesia yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia. 

Perusahaan farmasi yang sudah berdiri sejak tahun 1951 ini, sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 terus konsisten mencatatkan peningkatan penjualan. Tercatat hingga akhir 2021, perusahaan ini berhasil memperoleh pendapatan hingga 4 triliun atau naik 1,5 triliun dibandingkan penjualannya di tahun 2017. 

Tidak hanya itu, laba tahun berjalan Sido Muncul juga terus mengalami peningkatan dari yang awalnya 533 miliar di tahun 2017 menjadi 1,2 triliun pada tahun 2021. Maka dari itu, tidak heran kalau harga saham perusahaan asal Semarang ini terus mencatatkan kenaikan sejak triwulan ketiga tahun 2017. Kini, saham SIDO dijual dengan harga 1.030 rupiah per lembar saham.

3. Kimia Farma (KAEF)

Kimia Farma Tbk adalah perusahaan BUMN terbesar yang bergerak di industri farmasi. Berdiri sejak tahun 1971 dan mulai masuk bursa pada tahun 2001, produk-produk perusahaan yang sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda ini cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia seperti, Paracetamol, Antasida Doen dan lain sebagainya. 

Ditilik dari pergerakan harga sahamnya, trend harga saham perusahaan ini terus menurun sejak awal tahun 2021. Ketika itu, saham perusahaan ini sempat dijual dengan harga 5.650 per lembar sebelum akhirnya jatuh. Per tanggal 25 Maret 2022, saham KAEF dibanderol dengan harga 1.745 rupiah per lembar saham.

Meskipun harga sahamnya merosot tajam, nyatanya kinerja keuangan KAEF terbilang cukup stabil. Hingga triwulan tiga tahun lalu, perusahaan ini berhasil mengumpulkan penjualan sebesar 9,5 triliun atau lebih tinggi 2,5 triliun dibandingkan September 2020. Labanya juga cukup meningkat dari yang awalnya 45 miliar saja pada September 2020 menjadi 294 miliar rupiah pada September 2021. 

4. Tempo Scan Pacific (TSPC)

Perusahaan farmasi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar keempat adalah Tempo Scan Pacific (TSPC). Sedikit berbeda dengan tiga perusahaan sebelumnya, TSPC tidak hanya memproduksi obat-obatan primer seperti Bodrex, Oskadon dan lain sebagainya, tetapi juga produk farmasi sekunder seperti hand and body lotion Marina, Vidoran Xmart. 

Tempo Scan Pacific (TSPC) adalah perusahaan farmasi yang berdiri pada tahun 1970 dan mulai listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1994. Sepanjang tahun 2021, harga saham perusahaan ini cukup stabil kalau tidak bisa dibilang sideways. Sebab, harganya berkisar antara 1.420 rupiah hingga 1.600 rupiah per lembar. 

Sama seperti pergerakan sahamnya, kinerja keuangan TSPC sepanjang tahun 2016 hingga tahun 2020 juga cukup stabil meskipun ada peningkatan pendapatan dan penjualan secara perlahan-lahan. Dengan kondisi keuangan yang cukup mapan dan volatilitas harga saham yang tidak tajam, saham TSPC adalah salah satu saham perusahaan farmasi yang cocok untuk dibeli investor pemula. 

5. Indofarma (INAF)

Perusahaan BUMN farmasi terbesar kedua adalah PT. Indofarma Tbk.  Produk perusahaan bermacam-macam mulai dari obat-obatan primer yang sering ditemui di Apotek seperti Zinkid dan Biovision hingga mesin dan alat-alat kesehatan. 

Sejak paruh kedua tahun 2021, harga saham INAF terus mengalami penurunan. Tercatat saham perusahaan ini sempat menyentuh harga Rp. 3.350 per lembar sebelum akhirnya turun hingga saat ini saham tersebut dijual pada harga Rp. 1690 per lembar. 

Terlepas dari trend merah yang terjadi, kinerja keuangan INAF menunjukkan perbaikan. Pada akhir tahun 2020, perusahaan ini mencatatkan kerugian hingga 3 miliar rupiah namun hingga September 2021, INAF sudah mencatatkan laba sebesar 2,8 miliar rupiah.

Kelima saham di atas merupakan saham yang dirilis oleh perusahaan farmasi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Selain dengan kapitalisasi pasar, pendapatan dan laba, Anda juga bisa menyaring perusahaan terbaik menurut Anda sendiri menggunakan indikator-indikator keuangan lainnya seperti debt to equity ratio, return on equity dan lain sebagainya.

Perusahaan farmasi apa saja?

TOP 10 PERUSAHAAN FARMASI DUNIA.
Pfizer. Pfizer merupakan perusahaan farmasi dunia yang berasal dari Amerika Serikat, di Indonesia mereka juga mempunyai pabriknya di Jalan Raya Bogor. ... .
Merck. ... .
Johson & Johson. ... .
Roche. ... .
Sanofi. ... .
Novartis. ... .
7.AbbVie. ... .
8.AstraZeneca..

Perusahaan farmasi termasuk perusahaan apa?

Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al (2015) perusahaan farmasi merupakan industri yang sangat memanfaatkan modal intelektual.

Industri farmasi di Indonesia ada berapa?

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, hingga tahun 2021, ada 241 industri pembuatan obat-obatan, 17 industri bahan baku obat-obatan, 132 industri obat-obatan tradisional, dan 18 industri ekstraksi produk alami. menjadi 891 perusahaan.

Kimia Farma termasuk industri apa?

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022
Perusahaan farmasi terkemuka saat ini berfokus pada pengembangan vaksin untuk melawan Covid-19. Gambar milik Dmitry Kalinovsky/Shutterstock.

Industri farmasi global diharapkan menyaksikan pertumbuhan positif karena perusahaan farmasi terkemuka berada di garis depan perang melawan Covid-19.

Whitepaper gratis

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai

2021 adalah tahun yang memecahkan rekor, dengan lebih banyak bisnis masuk ke klub miliaran dolar. Banyak start-up telah mencapai atau mempertahankan status unicorn pada akhir tahun untuk mencerminkan hampir lima kali lipat pertumbuhan dari tahun 2020. Ledakan ini dapat dikaitkan dengan hiruk-pikuk pembiayaan yang didorong oleh adopsi cepat teknologi dan solusi inovatif dengan mulai- UPS memperoleh traksi dalam menanggapi pandemi. Namun, ekosistem pemula sekarang menghadapi waktu yang bergejolak untuk penggalangan dana karena investor mencari strategi bisnis jangka panjang, penilaian, dan rute menuju profitabilitas di tengah keadaan pasar yang tidak pasti. Namun demikian, 2022 memiliki potensi untuk meneruskan momentum dengan banyak entitas memiliki peluang yang adil untuk berada di tempat yang tepat ketika dibantu oleh teknologi yang tepat. GlobalData memanfaatkan kekuatan data alternatif untuk memeriksa kesehatan start-up di berbagai dimensi termasuk kualitas inovasi mereka, kehadiran pasar, dan pendanaan yang dapat mereka tarik. Ini membantu klien kami untuk menganalisis potensi yang mengganggu dari start-up untuk aliansi awal, investasi, dan prospek akuisisi untuk mengembangkan peta jalan strategis yang tahan masa depan untuk keunggulan kompetitif. Baca laporan kami dan kumpulkan wawasan tentang topik -topik berikut:

  • Tren unicorn terbaru
  • Unicorn pada tahun 2022
  • Unicorn masa depan
  • Start-up untuk diwaspadai

Prospek ekosistem start-up oleh geografi teratas

Masukkan detail Anda di sini untuk menerima whitepaper gratis Anda.

Harap masukkan alamat email kerja/bisnis

Terima kasih. Tolong periksa email Anda untuk mengunduh whitepaper.Please check your email to download the Whitepaper.

Dari Johnson & Johnson ke Shanghai Pharmaceuticals, teknologi farmasi mencantumkan sepuluh perusahaan farmasi teratas pada tahun 2020, berdasarkan pendapatan.

Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia: Sepuluh Teratas berdasarkan Pendapatan

1. Johnson & Johnson - $ 56.1bn

2. Pfizer - $ 51.75bn

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

7. Sanofi - $ 40.46bn

8. Abbvie - $ 33.26bn

9. Takeda - $ 30,52 miliar

10. Shanghai Pharmaceuticals Holding - $ 26.69bn

1. Johnson & Johnson - $ 56.1bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

2. Pfizer - $ 51.75bn

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

7. Sanofi - $ 40.46bn

2. Pfizer - $ 51.75bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

Segmen bisnis Upjohn diumumkan untuk dikombinasikan dengan Mylan untuk membentuk perusahaan farmasi baru bernama Viatris. Pfizer mengakuisisi array Biopharma dan Therachon Holding masing-masing seharga $ 11,2 miliar dan $ 340 juta, selain anti-infeksi molekul kecil AstraZeneca seharga $ 1 miliar. Perusahaan juga mengakuisisi lisensi untuk terapi antisense investigasi AKCEA Terapi ANGPTL3-LRX.

Penjualan Pfizer dipengaruhi pada kuartal pertama tahun 2020 karena pembatasan penguncian dan penurunan kunjungan pasien. Perusahaan berencana untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan dengan $ 500 juta untuk pengembangan produk anti-infektif dan vaksin Covid-19 bernama BNT162 mRNA. Uji coba fase 2b/3 pada vaksin dimulai pada Juli 2020 sementara persetujuan peraturan diharapkan pada kuartal keempat 2020, berdasarkan hasilnya.

3. Roche - $ 49,23 miliar

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Tes Roche's Cobas® SARS-COV-2 dimaksudkan untuk digunakan di bawah otorisasi Penggunaan Darurat FDA (EUA). Gambar milik F. Hoffmann-La Roche Ltd.

Pendapatan divisi farmasi Roche meningkat 11% tahun-ke-tahun, didorong oleh penjualan obat-obatan baru, termasuk Ocrevus, Hemlibra, Tecentriq, dan Perjeta. Tecentriq dalam segmen onkologi dan Actemra/Roactemra dan Esbriet dalam imunologi juga berkontribusi secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan meskipun ada kinerja negatif dari bisnis biosimilar di Eropa dan Jepang.

Persaingan dari biosimilar terutama Mabthera/Rituxan, Herceptin dan Avastin di AS memengaruhi penjualan sebesar $ 1,55 miliar. Perusahaan melaporkan pertumbuhan 36% di Cina karena penetrasi pasar yang lebih luas, meskipun AS tetap menjadi kontributor terbesar untuk penjualannya, diikuti oleh Eropa dan Jepang. Transaksi utama untuk divisi farmasi selama tahun ini adalah akuisisi Spark Therapeutics seharga $ 4,8 miliar.

Pandemi Covid-19 diharapkan memiliki dampak positif pada penjualan Roche. Obat onkologi perusahaan Actemra/Roactemra sedang diselidiki dalam uji coba fase klinis untuk menentukan keamanan dan kemanjurannya dalam mengobati pneumonia Covid-19 yang parah. Kapasitas produksi obat direncanakan akan ditingkatkan berdasarkan hasilnya.

4. Novartis - $ 47.45bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Novartis bermitra dengan beberapa organisasi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan COVID-19. Gambar milik Novartis AG.

Novartis mencatat pertumbuhan 6% tahun-ke-tahun dalam pendapatan 2019, dengan Divisi Obat-obatan Inovatif menyumbang 79% dari pendapatan dan Sandoz yang menyumbang 21% sisanya. Mayoritas pendapatan perusahaan disumbangkan oleh pasar yang sudah mapan, termasuk AS, Kanada, Eropa Barat, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

Transaksi utama yang diselesaikan pada tahun 2019 termasuk spin-off segmen Alcon ke dalam bisnis yang terpisah, akuisisi bisnis Jepang Aspen Global Incorporated, dan merger dengan perusahaan obat-obatan. Novartis juga memperoleh obat mata kering Xiidra dari Takeda.

Obat-obatan utama yang disetujui pada tahun 2019 adalah Zolgensma untuk pengobatan atrofi otot spinal pada pasien pediatrik berusia kurang dari dua tahun, Beovu untuk pengobatan degenerasi makula terkait usia neovaskular (basah), dan adakveo untuk mengurangi frekuensi krisis vaso-eksklusif di dalam vaso-oklusif dalam krisis vaso-oklusif dalam, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-oklusif, Pasien dengan penyakit sel sabit berusia 16 tahun ke atas.

Novartis mengharapkan gangguan yang dapat dikelola untuk operasinya karena pandemi Covid-19. Perusahaan telah membentuk kolaborasi dengan sejumlah organisasi penelitian untuk mengembangkan pengobatan untuk penyakit Coronavirus. Ini telah memulai uji klinis fase tiga untuk menguji kemanjuran obat myelofibrosisnya ruxolitinib dalam mengobati pneumonia pada pasien COVID-19, bersama dengan fase tiga uji coba hidroksychloroquine saja dan dalam kombinasi dengan azithromycin untuk pengobatan pasien dengan covid-19.

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Pendapatan Merck pada tahun 2019 terutama didorong oleh onkologi, vaksin kesehatan manusia dan divisi kesehatan hewan. Gambar milik Merck Sharp & Dohme Corp., anak perusahaan Merck & Co., Inc., Kenilworth, N.J., A.S.

Merck & Co. melaporkan peningkatan pendapatan 11% tahun-ke-tahun yang didorong oleh onkologi, vaksin kesehatan manusia, dan divisi kesehatan hewan. Penjualan internasional, yang dipimpin oleh China, menyumbang persentase yang cukup tinggi untuk pendapatan perusahaan. Penjualan di Cina tumbuh sebesar 47%, didorong oleh Keytruda dan Gardasil/Gardasil 9.

Pada tahun 2019, Merck menerima persetujuan untuk Ervebo® (Ebola Zaire Vaccine, Live) untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh Zaire Ebolavirus pada individu berusia 18 tahun ke atas. Recarbrio ™ untuk infeksi saluran kemih yang rumit dan Zerbaxa® untuk pengobatan pneumonia adalah obat lain yang disetujui pada tahun ini. Perusahaan juga menerima persetujuan untuk beberapa indikasi untuk obat onkologi Keytruda sebagai monoterapi, serta terapi kombinasi untuk pengobatan berbagai bentuk kanker. Persetujuan berganda menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk obat dengan penjualan global tumbuh sebesar 55%.

Merck menyelesaikan akuisisi perusahaan biofarmasi-tahap klinis, termasuk Peloton Therapeutics, Desain Kekebalan Lingkungan, dan Arqule untuk memperkuat portofolio onkologinya. Ia juga mengakuisisi Antelliq Group untuk memperkuat bisnis kesehatan hewannya. Merck mengharapkan dampak pendapatan $ 2,1 miliar pada tahun 2020 karena kondisi yang tidak menguntungkan yang diciptakan oleh pandemi Covid-19. Ini memulai perekrutan untuk jalur pada kandidat vaksin COVID-19 eksperimental pada bulan September 2020. Ini juga telah berkolaborasi dengan Institute for Systems Biology dan merupakan bagian dari intervensi terapi dan vaksin ACCELERATING COVID-19 yang dipimpin NIH untuk mengembangkan vaksin COVID-19 dan kandidat obat terhadap penyakit ini.

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

GSK menggabungkan unit perawatan kesehatan konsumennya dengan Pfizer pada Agustus 2019. Gambar milik GlaxoSmithKline Plc.

Pertumbuhan GSK 10% tahun-ke-tahun dalam pendapatan 2019 didorong oleh peningkatan penjualan produk-produk obat-obatan dan vaksinnya khususnya shingrix, vaksin herpes zoster, obat pernapasan trelegy dan nucala, dan obat HIV Dovato dan Juluca.

Divisi obat -obatan dan vaksin bersama -sama menyumbang 73,3% dari pendapatan perusahaan sementara Divisi Kesehatan Konsumen menyumbang 26,7% sisanya. Wilayah AS menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan sebesar 41,1%, sementara pasar Eropa dan internasional menyumbang sisanya.

GSK mengakuisisi Tesaro, sebuah perusahaan onkologi, dan memberikan lisensi teknologi kepada Sabin Vaccine Institute untuk vaksin Ebola tahap klinisnya pada tahun 2019.

GSK belum memastikan dampak pandemi COVID-19 meskipun mengharapkan risiko internal dan eksternal tertentu terhadap kinerja bisnis pada tahun 2020. Perusahaan telah berkolaborasi dengan Sanofi untuk mengembangkan kandidat vaksin yang disanggah untuk COVID-19 dan VIR Biotechnology untuk mengidentifikasi Anti Baru -Sembaga -viral antibodi terhadap penyakit ini. GSK juga berkolaborasi dengan University of Queensland, Xiamen Innovax Biotech, Clover Biopharmaceuticals, dan Chongqing Zhifei.

7. Sanofi - $ 40.46bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

FDA memberikan penunjukan terapi terobosan untuk Sanofi's Dupixent® untuk Eosinophilic Esophagitis pada September 2020. Gambar milik Nitpicker/Shutterstock.

Sanofi mencatat peningkatan pendapatan 4,8% tahun-ke-tahun yang sangat disumbangkan oleh produk-produk andalan divisi farmasi yang dipimpin oleh obat insulin Lantus®, obat trombosis vena dalam Lovenox®, dan obat antiplatelet Plavix®. Pasar negara berkembang menyumbang 30,2% dari penjualan perusahaan selama tahun tersebut.

Perkembangan utama selama tahun tersebut termasuk persetujuan Libtayo® untuk pengobatan karsinoma sel skuamosa kulit dan Cablivi® untuk pengobatan trombositopenik trombotik yang didapat. Sanofi mengumumkan bahwa bisnis perawatan kesehatan konsumennya akan didirikan sebagai bisnis mandiri saat mendivestasikan sahamnya di Regeneron. Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Roche untuk hak over-the-counter (OTC) untuk Tamiflu untuk pencegahan dan perawatan flu dan dengan Eli Lily untuk hak cialis untuk disfungsi ereksi.

Sanofi mengharapkan bisnisnya untuk terus tumbuh pada tahun 2020 meskipun Pandemi Covid-19. Perusahaan ini berkolaborasi dengan Terjemahan Bio untuk mengembangkan vaksin mRNA. Ini juga berkolaborasi dengan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis untuk mengembangkan vaksin dan dengan luminostics untuk mengembangkan solusi pengujian sendiri.

8. Abbvie - $ 33.26bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Abbvie mengoperasikan 14 lokasi manufaktur dan delapan pusat R&D. Gambar milik Abbvie Inc.

Abbvie mencatat peningkatan 2,7% dalam pendapatan pada tahun 2019 meskipun persaingan dari biosimilar untuk obat rheumatoid artritis humira andalannya, yang menyumbang 58% dari pendapatan perusahaan. Produk andalan lainnya termasuk Imbruvica, Mavyret, Venclexta, Lupron, dan Creon berkontribusi sekitar 30% dari pendapatan perusahaan. Pasar AS menyumbang 71,8% dari pendapatan perusahaan, sementara pasar internasional menyumbang sisanya.

Persetujuan obat selama tahun ini termasuk Skyrizi (risankizumab) untuk pengobatan psoriasis plak dan rinvoq untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Abbvie mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Allergan, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam estetika medis, ilmu saraf, kesehatan wanita, dan jeption. Akuisisi ini diharapkan dapat memberikan arus kas yang signifikan dan mendiversifikasi basis pendapatannya. Perusahaan juga menandatangani perjanjian lisensi dengan Reata Pharmaceuticals, Calico Life Sciences, dan Alector untuk mengembangkan terapi untuk berbagai indikasi.

COVID-19 tidak memiliki dampak besar pada bisnis perusahaan selama kuartal pertama tahun 2020. Abbvie saat ini sedang mengevaluasi Imbruvica dalam uji coba fase dua untuk mengobati pasien dengan COVID-19 sedang hingga berat. Ini juga mengevaluasi kemanjuran dan keamanan Kaletra/Aluvia terhadap Covid-19. Perusahaan telah berkolaborasi dengan otoritas kesehatan, National Institutes of Health, dan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis untuk mengembangkan terapi untuk pengobatan COVID-19.

9. Takeda - $ 30,52 miliar

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Pendapatan Takeda 2019 didukung oleh penjualan dari produk yang diperoleh melalui akuisisi Shire pada Januari 2019. Gambar milik Jonathan Weiss/Shutterstock.

Takeda mencatat peningkatan pendapatan 56,9% tahun-ke-tahun pada tahun 2019, terutama didorong oleh penjualan dari produk yang diperoleh melalui akuisisi Shire pada Januari 2019. Akuisisi ini memperluas jangkauan geografis perusahaan dan memperkuat kehadirannya di pasar gastrointestinal dan ilmu saraf neuroscience. , seiring dengan menyediakan akses ke pasar langka dan pasar terapi yang diturunkan plasma.

Produk gastroenterologi menyumbang 21,2% dari pendapatan Takeda pada tahun 2019, diikuti oleh penyakit langka, imunologi, ilmu saraf, dan onkologi. Penjualan dari obat resep utama seperti Entyvio, Velcade, Immunoglobulin, Leuprorelin, Dexilant, dan Pantoprazole menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan.

Takeda juga mendivestasikan beberapa aset termasuk Wako Pure Chemical, Multilab Indústria e Comércio de Produtos Farmacêuticos, Guangdong Techpool Bio-Pharma, dan produk non-inti seperti Xiidra ke Novartis dan produk OTC lainnya untuk Acino International, Hypera, Orifarm Group, dan Celltrion.

Takeda mengharapkan COVID-19 untuk menyebabkan pengurangan operasi dan penurunan permintaan produk karena lebih sedikit kunjungan pasien ke rumah sakit. Perusahaan ini adalah bagian dari Aliansi Covig-19 dan terlibat dalam pengembangan pengobatan globulin hiperimun untuk penyakit coronavirus. Kandidat obat internal yang ada juga sedang dieksplorasi untuk menguji keamanan dan kemanjurannya terhadap coronavirus.

10. Shanghai Pharmaceuticals Holding - $ 26.69bn

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Shanghai Pharmaceuticals Holding (SPH) terlibat dalam R&D farmasi, manufaktur, distribusi, dan kegiatan ritel. Gambar milik Anyaivanova/Shutterstock.

Shanghai Pharmaceuticals Holding (SPH) melaporkan peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 17,27% dalam pendapatan 2019. Segmen Layanan Farmasi menyumbang 87,4% dari pendapatan sementara segmen manufaktur farmasi menyumbang sisanya.

SPH berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi dan universitas selama tahun ini untuk pengembangan obat dan terapi baru. Ini juga membentuk usaha patungan dengan perusahaan biofarmasi Rusia Biocad untuk pengembangan produk biofarmasi dan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Alembic dan Adia, keduanya berbasis di India. Perusahaan menandatangani perjanjian untuk merawat obat stroke baru, LT3001, dari Lumosa Therapeutics, sebuah perusahaan yang berbasis di Taiwan. Konsolidasi terbalik dengan merger dengan teknologi farmasi Sichuan Guojia, bersama dengan minat minoritas di berbagai perusahaan Tiongkok, juga selesai selama tahun tersebut.

Pandemi COVID-19 memengaruhi pendapatan perusahaan karena langkah-langkah penguncian yang diterapkan di Cina. Divisi bisnis menghadapi masalah dengan mengamankan bahan baku, bersama dengan kekurangan tenaga kerja. Operasi, bagaimanapun, dilanjutkan ke normal setelah pembatasan diangkat. SPH juga meningkatkan produksi beberapa anti-virus, antibiosis, regulasi kekebalan tubuh, dan obat pencegahan sebagai respons terhadap COVID-19.

Perusahaan yang berhubungan

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Gerteis

Pemadat rol premium dan sistem granulasi kering

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

S-Clinica

Sistem manajemen uji klinis untuk uji klinis yang kompleks

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Dycem

Solusi Lantai Kontrol Kontaminasi

Whitepaper gratis

Perusahaan farmasi teratas berdasarkan pendapatan 2022 2022

Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai

2021 adalah tahun yang memecahkan rekor, dengan lebih banyak bisnis masuk ke klub miliaran dolar. Banyak start-up telah mencapai atau mempertahankan status unicorn pada akhir tahun untuk mencerminkan hampir lima kali lipat pertumbuhan dari tahun 2020. Ledakan ini dapat dikaitkan dengan hiruk-pikuk pembiayaan yang didorong oleh adopsi cepat teknologi dan solusi inovatif dengan mulai- UPS memperoleh traksi dalam menanggapi pandemi. Namun, ekosistem pemula sekarang menghadapi waktu yang bergejolak untuk penggalangan dana karena investor mencari strategi bisnis jangka panjang, penilaian, dan rute menuju profitabilitas di tengah keadaan pasar yang tidak pasti. Namun demikian, 2022 memiliki potensi untuk meneruskan momentum dengan banyak entitas memiliki peluang yang adil untuk berada di tempat yang tepat ketika dibantu oleh teknologi yang tepat. GlobalData memanfaatkan kekuatan data alternatif untuk memeriksa kesehatan start-up di berbagai dimensi termasuk kualitas inovasi mereka, kehadiran pasar, dan pendanaan yang dapat mereka tarik. Ini membantu klien kami untuk menganalisis potensi yang mengganggu dari start-up untuk aliansi awal, investasi, dan prospek akuisisi untuk mengembangkan peta jalan strategis yang tahan masa depan untuk keunggulan kompetitif. Baca laporan kami dan kumpulkan wawasan tentang topik -topik berikut:

  • Tren unicorn terbaru
  • Unicorn pada tahun 2022
  • Unicorn masa depan
  • Start-up untuk diwaspadai

Prospek ekosistem start-up oleh geografi teratas

oleh Globaldata

Masukkan detail Anda di sini untuk menerima whitepaper gratis Anda.

Harap masukkan alamat email kerja/bisnis

Terima kasih. Tolong periksa email Anda untuk mengunduh whitepaper.Please check your email to download the Whitepaper.

Apa 10 perusahaan farmasi teratas?

Berikut ini adalah 10 perusahaan farmasi teratas di dunia ...
Johnson & Johnson.Pendapatan: $ 93,8 miliar.....
Pfizer.Pendapatan: $ 81,2 miliar.....
Grup Roche.Pendapatan: $ 72 miliar.....
Abbvie.Pendapatan: $ 56,2 miliar.....
Novartis.Pendapatan: $ 52,9 miliar.....
Bayer.Pendapatan: $ 52,1 miliar.....
Merck.Pendapatan: $ 51,2 miliar.....
GSK.Pendapatan: $ 46,9 miliar ..

Siapa perusahaan farmasi terbesar?

1. Pfizer Inc (AS) Pfizer adalah perusahaan farmasi berbasis penelitian terbesar di dunia.Pfizer Inc (US) Pfizer is the world's largest research-based pharmaceutical company.

Negara manakah yang tidak 1 di farmasi?

Ekspor Industri Farmasi.