Perintah Allah agar kita bekerja dan berusaha secara maksimal bertujuan agar kita dapat

Bekerja adalah bentuk amalan ibadah yang memiliki nilai lebih dimata Allah SWT. Karena dengan bekerja, kita menunjukkan usaha kita untuk mendapatkan rezeki sebagaimana yang telah diatur oleh Allah SWT. Dan bekerja dengan niat lillah, dan menafkahi keluarga, Allah SWT janjikan pahala untuk mereka yang bekerja untuk menafkahi keluarga dan ikhlas lillahi ta’ala.

Kewajiban bekerja telah banyak dituliskan dalam firman Allah SWT. Lalu apa saja firman Allah SWT yang menyebutkan umat muslim harus bekerja? Simak selengkapnya dibawah ini.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

..waquli i’maluu fasayaraa allaahu ‘amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna

 ilaa ‘aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna..

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Baca juga tentang Ayat – Ayat Al – Quran Tentang Senja , Ayat – Ayat Al Quran Tentang Persahabatan , Ayat – Ayat Al Quran Tentang Poligami , Ayat – ayat Al – Quran Tentang Hak Anak , dan Ayat Al-Quran Tentang Melakukan Perjalanan

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

..ammaa alssafiinatu fakaanat limasaakiina ya’maluuna fii albahri fa-aradtu an a’iibahaa

 wakaana waraa-ahum malikun ya/khudzu kulla safiinatin ghashbaan..

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

  1. QS. Al-Qashas [28]:26 – 27

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

..qaalat ihdaahumaa yaa abati ista/jirhu inna khayra mani ista/jarta alqawiyyu al-amiinu..

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja(pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَىٰ أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ ۖ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

..qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni ‘alaa an ta/juranii tsamaaniya hijajin fa-in atmamta ‘asyran famin ‘indika wamaa uriidu an asyuqqa ‘alayka satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina..

Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”.

Dan pemuda dalam surah ini adalah tak lain dan tak bukan yaitu Nabi Musa AS.

Baca juga tentang Ayat Al-Quran Tentang Cinta Sejati , Ayat Tentang Jodoh Dalam Islam ,  Ayat Tentang Kematian Dalam Islam ,  Ayat Tentang Pacaran Dalam Islam , dan  Ayat Tentang Pergaulan Dalam Islam

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ ۖ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ ۖ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ

..walisulaymaana alrriiha ghuduwwuhaa syahrun warawaahuhaa syahrun wa-asalnaa lahu ‘ayna alqithri wamina aljinni man ya’malu bayna yadayhi bi-idzni rabbihi waman yazigh minhum ‘an amrinaa nudziqhu min ‘adzaabi alssa’iiri..

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya.

Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

..ya’maluuna lahu maa yasyaau min mahaariiba watamaatsiila wajifaanin kaaljawaabi waquduurin raasiyaatin i’maluu aala daawuuda syukran waqaliilun min ‘ibaadiya alsysyakuuru..

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.

لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

..limitsli haadzaa falya’mali al’aamiluuna..

Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja.

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

..qul yaa qawmi i’maluu ‘alaa makaanatikum innii aamilun fasawfa ta’lamuuna..

Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja(pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ

waqaaluu quluubunaa fii akinnatin mimmaa tad’uunaa ilayhi wafii aatsaaninaa waqrun wamin bayninaa wabaynika hijaabun fai’mal innanaa ‘aamiluuna..

Mereka berkata: “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula).”

Baca juga tentang Ayat Al Qur’an Tentang Motivasi , Ayat Al Qur’an Tentang Rindu , Ayat Alquran Tentang Cinta Kepada Lawan Jenis , Ayat Al-Quran Tentang Cinta, dan Ayat Alquran Untuk Melupakan Seseorang

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ

yaa ayyuhaa al-insaanu innaka kaadihun ilaa rabbika kadhan famulaaqiihi..

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ

‘aamilatun naasibatun..

Yang artinya: Bekerja keras lagi kepayahan,

Nah itu dia 9 firman Allah SWT yang tertera di dalam Al – Quran mengenai pentingnya kita bekerja keras dalam hidup di dunia, untuk mendapatkan keuntungan dan pahala di akhirat nanti. Semoga bermanfaat.

Dalam memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari manusia harus bekerja. Sebab di zaman ini uang adalah faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja manusia baru akan mendapatkan hasil atau upah. Dalam dunia kerja semua akan bersaing demi mendapatkan upah yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan pokok dalam hidup.

Bekerja keras merupakan akhlaqul karimah yang harus dimiliki setiap muslim. Bekerja keras untuk mendapat rezeki yang kemudian digunakan untuk melengkapi semua kebutuhan keluarga adalah sebuah perbuatan yang sangat terpuji.

Seperti firman Allah SWT:

Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah. Kemudian diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah [9] : 105).

Seperti Rasulullah SAW menjelaskan barang siapa yang bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal yang digunakan untuk memenuhi segala hidupnya makan mereka telah berjihad di jalan Allah.

Oleh karena itu manusia harus berjuang dengan sepenuh tenaga untuk memenuhi segala kebutuhan pokoknya serta kewajibannya kepada Allah sebagai umat muslim. Berusaha dan kerja keras sebisa dan seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya.

Bekerja keras juga merupakan kerja pikir secara serius dalam melakukan setiap pekerjaan. Bekerja juga merupakan tawakal kepada Allah SWT. Sesuatu yang di hasilkan dengan usaha atau kerja keras niscayanya mendapatkan sebuah kenikmatan yang tak ternilai.

Seperti hadis di bawah ini yang menjelaskan:

َّن ۚ ُمَتَو ِّك ٱ ُي ِح ُّب لِي َن هَّللَ ِإ ۡ ٱل

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali Imran ayat 159).

Bahkan, dengan bekerja keras akan menjadikan seseorang terhormat sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada satu makanan pun yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada makanan hasil usahanya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Nasa’i).

Definisi kerja keras adalah suatu pekerjaan yang harus di kerjakan secara sungguh-sungguh dan giat. Bekerja tanpa mengenal letih yang diartikan akan berhenti jika mencapai target yang telah diinginkan.

Bekerja keras juga akan mengutamakan kepuasan hati pada setiap aktivitas yang dilakukan. Secara istilah kerja keras juga diartikan memiliki makna yang berkobar. Memiliki kemampuan dan kemauan yang sangat besar hingga semua yang dilakukan sangat
sungguh-sungguh.

Kerja Keras Menurut Islam

Kerja keras menurut perspektif iam adalah suatu hal yang diajarkan oleh aja dan Islam yang wajib di terapkan oleh semua umat Muslim. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini telah dijelaskan dalam Al- Qur’ an surat al Qashash ayat 77:

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.

Hadis di atas juga menjelaskan bahwa kita harus mencari pahala di dunia untuk bekal di akhirat nantinya. Berbuat baiklah kepada orang lain. Jangan pernah merusak yang ada di alam semesta. Lindungi dan jaga apa yang telah di berikan oleh Allah SWT untuk manusia.

Etika Kerja Keras Menurut Perspektif Islam

Adapun etika dalam bekerja menurut perspektif Islam, sebagaimana sabda Rasulullah:

“Tidaklah sekali-kali seseorang makan-makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud juga makan dari hasil kerja tangannya sendiri” (HR. Bukhari).

Karena itu betapa pentingnya bekerja dalam Islam, maka ada etika atau adab-adab tersendiri dalam bekerja. Adab-adab dalam bekerja diantaranya yaitu: bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.

Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya amal kerja itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut menjelaskan tentang semua pekerjaan itu di nilai dengat niatnya yang akan membuahkan hasil. Apabila seseorang bekerja berbuat karena Allah maka akan dipermudahkan segala urusannya. Jika di niatkan untuk di pandang oleh Allah maka akan mendapat pahala dari Allah SWT. Bekerja sesuai dengan aturan yang tidak melanggar setiap prinsip-prinsip syariah atau prinsip Agama Islam.

Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu” (QS. 47:33).

Hadis diatas menjelaskan agar kita tidak melanggar perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah. Karena dengan kita mengikuti perintah Allah SWT akan dipermudahkan segala urusan dan akan mendapat pahala untuk di akhirat. Namun tidak semua muslim memiliki etos kerja keras. Seperti contoh untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid tampak begitu berat, banyak muslim yang terkecoh dan berpotensi waktu yang dimiliki.

Sikap ini sangat bertentangan oleh Rasulullah SAW yang notabene adalah seorang pemegang amanah yang sangat kuat. Semua amanah tersebut mustahil teratasi tanpa ditopang etos kerja yang sangat tinggi. Seseorang yang memiliki etos kerja niscaya menyadari betapa mahalnya waktu.

Dan sebaliknya juga jika orang pemalas akan membuang buang waktu yang dilaluinya sehingga waktu tersebut terbuang sia-sia. Umat muslim tidak harus menunda pekerjaannya. Masih banyak umat islam yang masih menampakkan bermalas-malasan, kurang disiplin.

Kesimpulan Pembahasan

Demikian bekerja keras untuk mencapai sebuah hidup yang berkecukupan adalah perbuatan yang sangat di anjurkan dalam Islam. Karena Islam tidak Ingin melihat umatnya bermalas-malasan, bertopang dagu dan bahkan yang tidak mau berusaha.

Seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dapat kita lihat dari cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerjanya. Dan sebagai umat muslim juga meyakini bahwa bekerja tidak hanya bertujuan untuk memuliakan diri melainkan berjihad di jalan Allah SWT.