Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

ANTARA | CNN Indonesia

Senin, 17 Dec 2018 17:11 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Hutan Pusuk merupakan jalan singkat dari ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram ke Pamenang, Kabupaten Lombok Utara. Bagi warga Pulau Lombok, Hutan Pusuk sudah tidak asing lagi.Melewati jalur ini setidaknya bisa mempersingkat waktu 30 menit ketimbang mengikuti jalan memutar ke Senggigi, Kabupaten Lombok Barat yang didominasi pemandangan pantai.Dengan jalan yang berkelok-kelok membelah punggung perbukitan menjadi ciri khas Jalan Hutan Pusuk, yang dalam Bahasa Sasak Pusuk berarti puncak. Jalan itu juga membelah kerimbunan pepohonan dengan sesekali di kiri kanan jalan, terlihat satwa primata monyet bergerombol.Selepas dari Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, jalan mulai menanjak dan tepat di sebelah kanan jalan, jurang dengan dasar sungai kering yang penuh bebatuan. Diperlukan kehati-hatian dalam melintasi jalan itu.

Tepat di puncaknya yang memiliki ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl), pengguna kendaraan bisa bersantai-santai atau beristirahat. Bahkan melihat pemandangan terbuka dengan bukit-bukit di bawahnya menyerupai amphitheatre.

Namun siapa sangka jalanan yang kerap dilalui oleh pengguna kendaraan baik roda dua maupun roda empat itu, ternyata merupakan hasil karya anak bangsa di masa lalu yang menjadi pekerja paksa (romusha) pada zaman penjajahan Jepang di Pulau Lombok.Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, menuturkan jalan raya Hutan Pusuk itu merupakan hasil keringat para pekerja paksa."Dari cerita para orang tua dahulu, Hutan Pusuk itu dibangun oleh para pekerja paksa," kata Najmul, seperti yang dikutip dari Antara (17/12).Bupati Lombok Utara menyebutkan Kabupaten Lombok Utara memiliki banyak bangunan bersejarah lain, seperti Gua Jepang di Pulau Gili Trawangan.Ia menyebutkan Gua Jepang di Gili Trawangan nantinya akan ditata kembali dan dilihat lebih mendalam kondisinya."Itu bangunan yang teramat penting sebagai peninggalan sejarah," katanya.Tercatat ada empat gua peninggalan Jepang di pulau yang menjadi destinasi terpopuler di Pulau Lombok itu.Dalam gua pertama terdapat satu pegangan meriam namun meriamnya sendiri sudah tidak ada. Sedangkan di gua Jepang II, terlihat pembangunan di masa lalu yang belum selesai.Sementara pada gua Jepang III yang ditandai banyaknya batuan berserakan. Sedangkan gua IV kondisinya lebih memprihatinkan karena terlihat jejak longsoran.Menurut masyarakat setempat dahulu di gua ini terdapat pegangan meriam komplit dengan meriamnya.Namun pegangan meriam tersebut sudah dipindahkan ke Masjid Baitul Rahman Gili Trawangan yang diletakkan di halaman depan Masjid, sedangkan meriamnya terjatuh ke bawah bukit.Selain peninggalan gua dan meriam, terdapat beberapa peninggalan bersejarah lainnya dari zaman penjajahan Jepang yang bisa ditemukan di kawasan ini. Antara lain benteng dan gudang penyimpanan beras yang masih bisa ditemukan hingga saat ini.Berdasarkan catatan sejarah, Angkatan Laut Jepang mendarat di Pantai Ampenan pada 18 Mei 1942, disusul Angkatan Darat Jepang pada 12 Mei 1942 di Labuan Haji.Datangnya pasukan Jepang menandai berakhirnya penjajahan Belanda yang bercokol di Pulau Lombok sejak 1894 melalui suatu ekspedisi pascapenaklukan Kerajaan Karangasem.Buku Studi Sejarah dan Budaya Lombok mencatat lokasi yang dibangun Jepang di Lombok antara lain, di Lembar, Tanjung Ringgit, Lendang Marang, Rambang, Bangko-Bangko, Labuan Lombok, dan Gili Trawangan.Gua Jepang di Tanjung Ringgit, Kabupaten Lombok Timur sendiri sampai sekarang masih ada, yang lokasinya tidak jauh dari objek wisata Pantai Wisata Pink yang harus melalui kawasan Hutan Sekaroh.

Ketika menjajah Indonesia, Lombok termasuk jadi wilayah yang dijadikan markas pertahanan menangkal serangan musuh sekaligus menjadikan penduduknya sebagai budak. (agr/agr)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

Hai RG Squad, kalian tahu nggak kalau pendudukan Jepang di Indonesia itu berdampak besar lho terhadap kehidupan bangsa kita ini. Yaa semua itu bermula sejak jatuhnya Tarakan kepada Jepang, untuk waktu tepatnya itu pada tanggal 11 Januari 1942 sampai 15 Agustus 1945. Pada saat itu Jepang berhasil mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, bahkan juga para penduduknya. Kejam banget 'kan? Enggak cuma itu, ternyata dampak pendudukan Jepang di Indonesia juga berdampak pada aspek lainnya. Apa saja ya? Simak terus artikel ini ya!

a. Kehidupan Ekonomi Zaman Jepang

Perlu kalian ketahui, sejak lama bala tentara Jepang memang sudah mengincar Indonesia. Ada dua faktor yang membuat Jepang tertarik dengan Indonesia, yaitu karena melimpahnya sumber daya alam dan sumber daya manusianya.

Nah, kalian tahu nggak sih kalau dulu itu, perekonomian Indonesia bercorak ekonomi perang, tepatnya pada masa pendudukan Jepang. Ciri-ciri ekonomi bercorak perang itu ketika adanya pengaturan, pembatasan, dan penguasaan faktor-faktor produksi oleh pemerintah militer.

Seluruh kegiatan ekonomi dan pembangunan kemudian diambil alih oleh pemerintah pendudukan Jepang. Dengan mengeluarkan Undang-undang No. 22 Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang menyatakan bahwa pemerintah militer (Gunseikan) langsung mengawasi perkebunan, sedangkan perkebunan-perkebunan yang tidak ada kaitannya dengan perang, ditutup. Namun sebaliknya, untuk perkebunan gula, jarak, karet, teh, dan kina terus diberdayakan untuk perang. Hal itu dikarenakan komoditas ini sangat mendukung Jepang dalam menyiapkan akomodasinya dalam berperang.

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

 Uang terbitan pemerintah Jepang

(Sumber: kompasiana.com)

Kemudian pada bidang perbankan, Jepang mendirikan bank-bank setelah melikuidasi bank-bank peninggalan Belanda. Adapun bank-bank yang didirikan yaitu Mitsui Ginko, Taiwan Ginko, Yokohama Ginko, dan Kana Ginko. Nah, Jepang sendiri pernah mengalami defisit lho Squad, semua itu akibat pembangunan bidang militer. Demi “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, perekonomian penduduk harus dikorbankan hingga lumpuh. Cara yang dilakukan termasuk kejam lho, Squad. Bayangin aja ya, pada saat itu penduduk dipaksa menyerahkan tenaganya serta hasil bumi mereka. Akibat hal itu, penduduk mulai kekurangan gizi, kesengsaraan mulai merajalela di berbagai daerah, kesehatan jauh menurun, dan mayoritas penduduk mengalami penderitaan.

b. Kehidupan Sosial Zaman Jepang

Jepang yang pada waktu itu sedang terlibat dalam perang dunia ke-2, kemudian mererapkan beberapa kebijakan dalam rangka kepentingan perangnya. Pertama, Jepang melarang seluruh kebudayaan Barat masuk ke dalam wilayah Indonesia. Kedua, Jepang menginginkan bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi dalam pengantar pendidikan, tentunya untuk menggantikan bahasa Belanda. Ketiga, sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial yang merupakan warisan penjajahan Belanda, harus dihapus.

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

Sistem pendidikan sewaktu penjajahan Jepang berbeda lho dengan yang sekarang kita rasakan. Dahulu itu pendidikannya bercirikan militerisme, kalian tahu seperti apakah itu? Jadi, setiap pagi seluruh siswa diwajibkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo), kemudian juga mengibarkan bendera kebangsaan Jepang (Hinomaru) dan harus menghormat Kaisar Jepang (Seikirei).

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

Sistem pendidikan di zaman Jepang (sumber: tirto.id)

Selain harus melakukan rutinitas upacara seperti itu, siswa-siswi zaman penjajahan Jepang juga harus melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada cita-cita Asia Raya dan wajib melakukan senam Jepang (Taiso). Kemudian mereka harus latihan fisik kemiliteran.

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

Itu dia Squad dampak-dampak yang dialami bangsa Indonesia saat masa pendudukan Jepang. Selain itu, para pemuda dan orang tua pada waktu itu diwajibkan menjadi romusha untuk mengerjakan proyek Jepang atau medan perang. Ribuan romusha dikerahkan dari Pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar wilayah Indonesia. Ribuan romusha dari berbagai daerah di Indonesia dikirim ke berbagai medan perang. Akibatnya banyak dari rakyat Indonesia yang gugur. Kejam banget ya, Squad.

Nah kalau kalian mau tahu lebih banyak lagi, kalian bisa berdiskusi bersama tutor yang berpengalaman dan juga teman-teman lainnya melalui Brain Academy Online.

Peninggalan Jepang di bidang kebudayaan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang adalah

Referensi:

Sardiman AM, Lestariningsih AD. (2017) Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Sumber foto:

Foto 'Uang Terbitan Pemerintahan Jepang' [Daring] Tautan: https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/585ca0326823bdac11d9bd07/uniknya-rupiah-pada-masa-pendudukan-jepang-di-indonesia?page=all

Foto 'Sistem Pendidikan Zaman Jepang' [Daring] Tautan: https://tirto.id/bersekolah-di-zaman-nippon-bLTP