BahasaMultibahasa
Afrikaans, Albania, Amharic, Arab, Armenia, Assamese, Azerbaijan, Basque, Belarusia, Bengali, Bosnia, Breton, Bulgaria, Burma, Catalan, Cebuano, Corsica, Kroasia, Ceko, Denmark, Belanda, Belanda (Belgia), Inggris (Britania Raya), Inggris (AS), Inggris (terbalik), Esperanto, Estonia, Faroese, Filipina, Finlandia, Prancis (kanada), Prancis
(prancis), Frisia, Fula, Galicia, Georgia, Jerman, Yunani, Guarani, Gujarati, Kreol Haiti, Hausa, Ibrani, Hindi, Hongaria, Islandia, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Jepang (Kansai), Jawa, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Korea, Kurdi (Kurmanji), Kirgistan, Lao, Latvia, Lituania , Makedonia, Malagasi, Melayu, Malayalam, Malta, Marathi, Mongolia, Nepal, Norwegia (bokmal), Norwegia (nynorsk), Oriya, Pashto, Persia, Polandia, Portugis (Brasil), Portugis (Portugal), Punjabi, Rumania, Rusia ,
Sardinia, Serbia, Shona, Silesia, Cina Sederhana (Cina), Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somalia, Kurdi Sorani, Spanyol, Spanyol (Spanyol), Swahili, Swedia, Suryani, Tajik, Tamazight, Tamil, Tatar, Telugu, Tetun, Thai, Tionghoa Tradisional (Hong Kong), Tionghoa Tradisional (Taiwan), Turki, Ukraina, Urdu, Uzbek, Vietnam, Welsh dan Zaza
Sabtu, 13 November 2021 17:46 WIB
Kebocoran dokumen internal Facebook—Facebook Papers—mengungkap salah satu permasalahan yang dihadapi Facebook. Yakni eksodus pengguna remaja dan orang dewasa muda dari media sosial itu.
Pada puncak kejayaannya sekitar awal periode 2010-an, umum dijumpai setiap remaja turut menggunakan Facebook. Berdasarkan survei yang dilakukan Pew Research, 94 persen dari kalangan remaja—usia 12-17 tahun— memiliki satu akun Facebook.
Namun kini situasinya berbeda. Berdasarkan riset yang dilakukan Piper Sandler pada 17 Agustus-16 September 2021, kini tersisa hanya 27 persen remaja yang masih aktif menggunakan Facebook.
Dilansir dari Business Insider, Facebook memperkirakan bahwa jumlah pengguna remaja platform itu akan turun 45 persen dalam dua tahun ke depan. Facebook sendiri telah mengalami penurunan jumlah pengguna remaja sebesar 13 persen pada 2019. Data itu merupakan bagian dari salah satu data yang terdapat dalam Facebook Papers.
Para remaja yang aktif menggunakan Facebook pada awal 2010-an mungkin tidak menghapus akun mereka, tetapi sederhananya mereka kini tidak lagi dikategorikan sebagai remaja. Sementara remaja generasi terbaru, berdasarkan wawancara yang dilakukan Business Insider, sebagian besar memandang Facebook sebagai media sosial generasi tua.
Sebagian dari mereka memilih beralih ke media sosial lain seperti TikTok, Instagram, atau Snapchat yang lebih cocok bagi mereka. Padahal, Facebook pun telah menambahkan sejumlah fitur yang mencontek fitur-fitur di aplikasi itu. Namun karena media sosial itu lekat dengan generasi tua, maka mereka pun tidak tertarik sama sekali dengan upaya itu.
Ada pula yang menyebut isi konten di Facebook terlalu random sehingga memilih meninggalkan platform itu. Sedangkan narasumber lain enggan menggunakan Facebook lantaran keamanan data yang tidak terjamin, serta rekam jejak buruk Facebook dalam konflik politik yang terjadi di platform itu.
Konflik politik yang dimaksud adalah pembiaran terhadap cuitan Facebook mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam demonstran pada 2020. Para demonstran penentang hasil Pilpres AS 2020 juga diketahui memanfaatkan platform itu untuk berkonsolidasi.
Facebook juga terjerat skandal Cambridge Analytica. Data jutaan pengguna platform itu bocor dan disalahgunakan oleh perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica untuk pemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2016.
Setelah sejumlah dokumen internal perusahaan bocor ke publik, perusahaan media sosial Facebook mengubah nama menjadi Metaverse. Sejumlah pihak melihat langkah itu sebagai upaya rebranding setelah skandal itu, meski pendiri Facebook Mark Zuckerberg menepis dugaan itu.
Data Lainnya
Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Facebook Berdasarkan Wilayah (Kuartal I-2022)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Facebook merupakan salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat dunia. Berdasarkan laporan Meta Inc, jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAUs) Facebook mencapai 2,93 miliar orang pada kuartal I-2022.
Jumlah ini meningkat hampir 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2021, jumlah pengguna aktif bulanan Facebook tercatat sebanyak 2,83 miliar orang.
Berdasarkan wilayah, pengguna aktif bulanan di Asia Pasifik terbanyak di dunia. Jumlahnya mencapai 1,29 miliar orang atau 44,17% dari total pengguna aktif aplikasi besutan Mark Zuckerberg tersebut secara global.
Jumlah pengguna aktif bulanan Facebook dari wilayah Eropa tercatat sebanyak 418 juta orang. Sedangkan, sebanyak 263 juta orang pengguna aktif bulanan Facebook berasal dari wilayah Amerika Serikat dan Kanada.
Sementara itu, jumlah pengguna aktif bulanan Facebook dari sisa wilayah lainnya di dunia yakni mencapai 957 juta orang.
Jumlah pengguna aktif bulanan Facebook tercatat terus mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan platform media sosial ini memiliki berbagai fitur yang menarik bagi para penggunanya, mulai dari Facebook Live, Facebook Story, hingga Marketplace.
(Baca: Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Facebook Tembus 2,9 Miliar)