Penelitian sosial tentang masuknya budaya K-Pop ke Indonesia

Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada manusia antara lain pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Untuk menjadi manusia sempurna, ketiga unsur kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat”.
Kebudayaan bersifat dinamis. Kebudayaan selalu berubah seiring perkembangan zaman. Perubahan kebudayaan ini telah terjadi sejak zaman pra-sejarah yaitu berubahnya pola hidup berburu dan meramu menjadi pola hidup bercocok tanam tingkat lanjut dan perundagian.
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor pendukungnya adalah adanya kontak dengan kebudayaan lain. Pada era modernisasi, perubahan kebudayaan berlangsung sangat cepat karena pengaruh kemajuan teknologi. Budaya asing dapat masuk ke Indonesia sewaktu-waktu dan membuat perubahan yang signifikan mulai dari pola pikir, perilaku, sampai pola hidup masyarakat.
Budaya asing yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia adalah budaya barat. Budaya barat masuk ke berbagai sektor termasuk cara berpakaian. Budaya pakaian orang Indonesia yang tertutup sebagai simbol kepribadian orang timur mulai bergeser. Terutama di kalangan para remaja. Gaya berpakaian remaja menjadi lebih terbuka dan norak. Bahkan, di kota-kota besar seperti Jakarta, gaya hidup bebas yang merupakan gaya pop barat sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Seiring berubahnya waktu masuknya budaya pop sekarang ini tidak hanya di dominasi oleh budaya barat. Asia pun sudah mulai menjadi pengekspor budaya pop. Selain Jepang, Korea mulai bertindak sebagai pengekspor budaya pop melalui tayangan hiburan dan menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa. Hal ini sejalan dengan kemajuan industri hiburan Korea dan kestabilan ekonomi mereka.

Selama sepuluh tahun terakhir, demam budaya pop Korea melanda Indonesia. Fenomena ini dilatarbelakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia 2002 semakin menaikkan prestise Korea di mata dunia.
Berbeda dengan budaya pop Jepang yang hanya menjangkau anak-anak dan remaja, budaya pop Korea mampu menjangkau segala usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Menurut Kim Song Hwan, seorang pengelola sindikat siaran televisi Korea Selatan, produk budaya Korea berhasil menjangkau penggemar di semua kalangan terutama di Asia disebabkan teknik pemasaran Asian Values-Hollywood Style. Artinya, mereka mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern. Istilah ini mengacu pada cerita-cerita yang dikemas dengan nuansa kehidupan Asia, namun pemasarannya memakai cara internasional dengan mengedepankan penjualan nama seorang bintang atau menjual style.
Globalisasi budaya pop Korea atau yang lebih dikenal dengan Korean Wave (Hallyu) ini berhasil mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. Berbagai produk budaya Korea mulai dari drama, film, lagu, fashion, hingga produk-produk industri tidak hanya mewabah di kawasan Asia tetapi sudah merambah ke Amerika dan Eropa.
ISI
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengaruh demam K-POP sangat berdampak kepada budaya-budaya di Indonesia yang mana akan menghilangkan budaya local menjadi budaya luar yang mana akan menggantikan dangdut sebagai budaya local menjadi lagu dengan aliran K-POP.
Selain mempengaruhi budaya local demam K-POP merubah cara berpakaian remaja di Indonesia yang awalnya budaya Indonesia berpakaian sopan dan santun menjadi pakaian yang terlalu sexy.
Masuknya K-POP di Indonesia sangat berpengaruh terhadap teknik informatika yang mana alat social media digunakan untuk mengirim video music K-POP yang merupakan video dance dengan pakaian sexy bisa ditonton oleh anak-anak yang belum cukup umur. Itu bisa mempengaruhi anak-anak tersebut mereka akan meniru gaya-gaya artis korea baik dari segi berpakaian, tarian serta nyanyian yang akan menenggelamkan budaya local berpakaian yang sopan serta tarian yang terlihat agak fulgar dan melupakan tarian local.
Di Indonesia ada banyak sekali tarian local yang mana sedikit sekali anak-anak hingga dewasa yang mau melestarikannya, dimana mereka lebih memlilih budaya K-POP dibandingkan melestarikan budaya tarian-tarian tradisional.

Ada beberapa cara agar anak-anak hingga orang dewasa lebih memilih budaya local dibandingkan budaya K-POP diantaranya :
Diharapkan pemerintah menyelenggarakan banyak perlombaan yang bertemakan budaya local baik itu tarian, pakaian, nyanyian local di berbagai daerah.
Masyarakat ikut berpartisipasi untuk membuat komunitas-komunita untuk menjaga budaya local.
Orangtua ikut berpartisipasi dalam memantau anak-anak mereka agar menggunakan social media dengan baik dan benar dan tidak memperlihatkan budaya K-POP an lebih menekankan kepada anak mereka budaya local.
Pemerintah harus lebih mengapresiasikan budaya local kepada para seniman budaya local agar para seniman tersebut lebih besemangat dalam berkarya.
Seniman harus lebih berkarya dalam menggabungkan antara buadaya K-POP dan budaya local.
Untuk pemerintah itu adalah tugas pemerintah agar lebih menjaga anak-anak hingga orang dewasa dalam penggunaan social media agar bisa menjaring mana yang boleh diakses dan yang tidak boleh diakses agar generasi muda tidak bisa dan tidak terpengaruh oleh budaya K-POP.
Untuk masyarakat dan pemerintah agar lebih apresiasi terhadap generasi muda yang masih melestarikan budaya local dan lebih mengedepankan budaya local di kehidupan bermasyarakat.
Untuk orangtua diharapkan bisa lebih memantau anak-anak mereka dalam menggunakan social media.
KESIMPULAN
Pengaruh K-POP sangat berakibat buruk bagi generasi muda sekarang ini yang mana merubah pola berpakaian mereka yang tidak sesuai lagi dengan budaya local yang sudah ada sejak lama. Dan juga berakibat menenggelamkan lagu-lagu tradisional yang kemudian menjadi lagu berbasis K-POP.
SARAN
Untuk masyarakat dan pemerintah agar lebih apresiasi terhadap generasi muda yang masih melestarikan budaya local dan lebih mengedepankan budaya local di kehidupan bermasyarakat.
Untuk orangtua diharapkan bisa lebih memantau anak-anak mereka dalam menggunakan social media.

DAFTAR PUSTAKA
//ulfarayi.wordpress.com/2013/02/03/pengaruh-demam-kpop-terhadap-budaya-indonesia/

AFTER MOVIE EKSPEDISI BAYAT 2022

Aftermovie KKL 2 di DAS Tinalah, Kulon Progo | Geografi Lingkungan 2020

EGSA Birthday: Abhinaya Batih Aksata

EGSA Birthday: Abhinaya Batih Aksata

Diskusi Eksternal : "Spatial Economics: Exploring The Role of GIS in Digital Economy"

Pandemic COVID-19 An Analysis of Impact on Demographic Bonus Through Population Characteristics

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA