Logo Jakarta Fair Show
Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair merupakan pameran tahunan terbesar di Indonesia. Walaupun dinamai "pekan", biasanya berlanjut selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli untuk memperingati hari aci kota Jakarta. PRJ pertama diselenggarakan pada tahun 1968. Hingga ketika ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 1968 hingga 1991 PRJ pernah berlanjut di Monas. Daftar isi
SejarahJakarta Fair di kesan Bandar Udara Kemayoran Pekan Raya Jakarta di Lapangan Monas. Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan diretas oleh Presiden Soeharto dengan memberhentikan merpati pos. PRJ pertama ini dikata DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambat laun ejaan tsb berubah menjadi Jakarta Fair yang selanjutnya lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada ketika itu menjabat untuk Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu medan pameran akbar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang masa itu masih mulai bangung pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut berpihak kepada yang benar oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga bersedia menciptakan suatu pameran akbar yang terpusat dan berlanjut dalam masa yang lama untuk upaya mewujudkan kehendak Pemerintah DKI yang bersedia menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlanjut di kesan Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim untuk "Pameran Terbesar" ini. Haji Mangan terinspirasi dari berbagai event pameran internasional yang sering disertainya untuk seorang konglomerat dibidang tekstil di masa itu serta Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi. Ide ini disambut berpihak kepada yang benar Pemerintah DKI dengan menciptakan gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin)yang ketunya dijabat oleh Haji Mangan. Panggung buka di arena PRJ Supaya lebih sah atau formal, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang selang lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi cara tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Suatu yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga diproduksi susunan untuk badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tsb tugas yayasan ini bukan hanya mengadakan PRJ saja tetapi juga untuk penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlanjut sepanjang tahun. Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berfaedah dalam mengadakan Pekan Raya Jakarta yang mengubah wajah Pasar Malam Gambir yang selanjutnya terkenal dengan Djakarta Fair yang "bermutasi" menjadi Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa. PRJ 1968 atau DF 68 berlanjut mulus dan boleh dipercakapkan berhasil. Mega perhelatan ini dapat menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Fantastis! Cara yang digelar pun unik. Masa itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut 151 peserta dan boleh dipercakapkan cukup banyak masa itu. PRH 1969 atau DF 69 "memecahkan" rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan masa penyelenggaraan 71 hari. PRJ biasanya berlanjut 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada masa itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69. Beliau berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza , sempat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69. Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, "bermutasi" menjadi medan pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas sekarang sejak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menduduki lahan seluas 44 hektar. Jakarta Fair Kemayoran 2011 (JFK 2011) menampilkan produk dalam negeri, berpihak kepada yang benar berskala akbar, pertengahan, kecil dan koperasi dari semua Indonesia, terselenggara Jakarta Fair untuk ke-44 kalinya bertepatan dengan HUT Kota Jakarta Ke-484. JFK 2011 kali ini mempunyai tema “Jakarta Fair Ikut Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Warga Indonesia” dengan sub tema “Menempuh Keaktifan Jakarta Fair Mengajak Semua Warga Bangsa Fokus Pada Perbaikan Iklim Investasi, Perluasan Lapangan Kerja, Memajukan Kesejahteraan Rakyat, dan Perkuat Daya Saing Indonesia di Pasar Dunia.” Secara garis akbar panitia mengharapkan event ini menjadi pembangkit semangat promosi produk dalam negeri, selanjutnya meningkatkan lapangan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga dan pertumbuhan ekonomi nasional. Shuttle Bus secara gratis disediakan selama masa membuka pameran dari Parkir IRTI Monas (seberang Kantor Gubernur DKI Jakarta) diperkirakan berangkat setiap 30 menit sekali. Wisata dan belanja merupakan gabungan yang dapat dilaksanakan bagi jutaan pengunjung berpihak kepada yang benar dari Jabodetabek, dari berbagai daerah di semua Indonesia, maupun pengunjung dari manca-negara, sehingga cara ini diharapkan dapat menjadi wahana belanja sekaligus wisata. JFK 2011 disertai 2.600 perusahaan dengan 1.300 stand, termasuk BUMN, nyaris semua provinsi di Indonesia. Lebih kurang akan dihadiri 4 juta orang selama 32 hari, atau 125 ribu pengunjung per hari. Target nilai transaksi selama pameran sebesar Rp. 3,5 trilyun. Seperti tahun-tahun sebelumnya Jakarta Fair kali ini juga akan dimeriahkan oleh Pentas Musik 32 Hari Nonstop, dengan 100 group band top ibukota, Pesta Kembang Api Spektakuler, Malam Muda Mudi, Pemilihan Miss Jakarta Fair, Panggung Kesenian di Taman Budaya, Karnaval, berbagai promosi menarik di stand-stand pameran, dan undian berhadiah mobil dan sepeda motor. Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event pameran terbesar di Asia Tenggara ini. Berada produk furniture, interior, building material, otomotif, handycraft, garment, sport & health, telekomunikasi, banking, stationary, komputer & elektronik, property, kosmetik, food & drink, handphone, mainan anak-anak, sepatu, branded fashion, leather, branded product, multi-product, jasa dan produk BUMN, produk kreatif, dan berbagai produk unggulan lainnya. [1] Tabel penyelenggaraanReferensiTautan luaredunitas.com Page 2Logo Jakarta Fair Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah pameran tahunan terbesar di Indonesia. Walaupun dinamai "pekan", biasanya berlanjut selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli untuk memperingati hari aci kota Jakarta. PRJ pertama diselenggarakan pada tahun 1968. Hingga ketika ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 1968 hingga 1991 PRJ pernah berlanjut di Monas. Daftar isi
SejarahJakarta Fair di kesan Bandar Udara Kemayoran Pekan Raya Jakarta di Lapangan Monas. Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan diretas oleh Presiden Soeharto dengan memberhentikan merpati pos. PRJ pertama ini dikata DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambat laun ejaan tsb berubah menjadi Jakarta Fair yang selanjutnya lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada ketika itu menjabat untuk Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu medan pameran akbar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang masa itu masih mulai bangung pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut berpihak kepada yang benar oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga bersedia menciptakan suatu pameran akbar yang terpusat dan berlanjut dalam masa yang lama untuk upaya mewujudkan kehendak Pemerintah DKI yang bersedia menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlanjut di kesan Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim untuk "Pameran Terbesar" ini. Haji Mangan terinspirasi dari berbagai event pameran internasional yang sering disertainya untuk seorang konglomerat dibidang tekstil di masa itu serta Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi. Ide ini disambut berpihak kepada yang benar Pemerintah DKI dengan menciptakan gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin)yang ketunya dijabat oleh Haji Mangan. Panggung buka di arena PRJ Supaya lebih sah atau formal, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang selang lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi cara tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Suatu yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga diproduksi susunan untuk badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tsb tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga untuk penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlanjut sepanjang tahun. Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berfaedah dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang mengubah wajah Pasar Malam Gambir yang selanjutnya terkenal dengan Djakarta Fair yang "bermutasi" menjadi Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa. PRJ 1968 atau DF 68 berlanjut mulus dan boleh dipercakapkan berhasil. Mega perhelatan ini dapat menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Fantastis! Cara yang digelar pun unik. Masa itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut 151 peserta dan boleh dipercakapkan cukup banyak masa itu. PRH 1969 atau DF 69 "memecahkan" rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan masa penyelenggaraan 71 hari. PRJ biasanya berlanjut 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada masa itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69. Beliau berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza , sempat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69. Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, "bermutasi" menjadi medan pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas sekarang sejak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menduduki lahan seluas 44 hektar. Jakarta Fair Kemayoran 2011 (JFK 2011) menampilkan produk dalam negeri, berpihak kepada yang benar berskala akbar, pertengahan, kecil dan koperasi dari semua Indonesia, terselenggara Jakarta Fair untuk ke-44 kalinya bertepatan dengan HUT Kota Jakarta Ke-484. JFK 2011 kali ini mempunyai tema “Jakarta Fair Ikut Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Warga Indonesia” dengan sub tema “Menempuh Keaktifan Jakarta Fair Mengajak Semua Warga Bangsa Fokus Pada Perbaikan Iklim Investasi, Perluasan Lapangan Kerja, Memajukan Kesejahteraan Rakyat, dan Perkuat Daya Saing Indonesia di Pasar Dunia.” Secara garis akbar panitia mengharapkan event ini menjadi pembangkit semangat promosi produk dalam negeri, selanjutnya meningkatkan lapangan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga dan pertumbuhan ekonomi nasional. Shuttle Bus secara gratis disediakan selama masa membuka pameran dari Parkir IRTI Monas (seberang Kantor Gubernur DKI Jakarta) diperkirakan berangkat setiap 30 menit sekali. Wisata dan belanja merupakan gabungan yang dapat dilaksanakan bagi jutaan pengunjung berpihak kepada yang benar dari Jabodetabek, dari berbagai daerah di semua Indonesia, maupun pengunjung dari manca-negara, sehingga cara ini diharapkan dapat menjadi wahana belanja sekaligus wisata. JFK 2011 disertai 2.600 perusahaan dengan 1.300 stand, termasuk BUMN, nyaris semua provinsi di Indonesia. Lebih kurang akan dihadiri 4 juta orang selama 32 hari, atau 125 ribu pengunjung per hari. Target nilai transaksi selama pameran sebesar Rp. 3,5 trilyun. Seperti tahun-tahun sebelumnya Jakarta Fair kali ini juga akan dimeriahkan oleh Pentas Musik 32 Hari Nonstop, dengan 100 group band top ibukota, Pesta Kembang Api Spektakuler, Malam Muda Mudi, Pemilihan Miss Jakarta Fair, Panggung Kesenian di Taman Budaya, Karnaval, berbagai promosi menarik di stand-stand pameran, dan undian berhadiah mobil dan sepeda motor. Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event pameran terbesar di Asia Tenggara ini. Berada produk furniture, interior, building material, otomotif, handycraft, garment, sport & health, telekomunikasi, banking, stationary, komputer & elektronik, property, kosmetik, food & drink, handphone, mainan anak-anak, sepatu, branded fashion, leather, branded product, multi-product, jasa dan produk BUMN, produk kreatif, dan berbagai produk unggulan lainnya. [1] Tabel penyelenggaraanReferensiPranala luaredunitas.com Page 3Logo Jakarta Fair Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah pameran tahunan terbesar di Indonesia. Walaupun dinamai "pekan", biasanya berlanjut selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli untuk memperingati hari aci kota Jakarta. PRJ pertama disediakan pada tahun 1968. Hingga ketika ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 1968 hingga 1991 PRJ pernah berlanjut di Monas. Daftar isi
SejarahJakarta Fair di kesan Bandar Udara Kemayoran Pekan Raya Jakarta di Lapangan Monas. Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan diretas oleh Presiden Soeharto dengan memberhentikan merpati pos. PRJ pertama ini dikata DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambat laun ejaan tsb berubah dijadikan Jakarta Fair yang selanjutnya lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada ketika itu menjabat untuk Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu medan pameran akbar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang kala itu masih mulai bangung pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut berpihak kepada yang benar oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga bersedia menciptakan suatu pameran akbar yang terpusat dan berlanjut dalam saat yang lama untuk upaya mewujudkan kehendak Pemerintah DKI yang bersedia menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlanjut di kesan Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim untuk "Pameran Terbesar" ini. Haji Mangan terinspirasi dari berbagai event pameran internasional yang sering disertainya untuk seorang konglomerat dibidang tekstil di kala itu serta Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi. Ide ini disambut berpihak kepada yang benar Pemerintah DKI dengan menciptakan gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin)yang ketunya dijabat oleh Haji Mangan. Panggung buka di arena PRJ Supaya lebih sah atau formal, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Kawasan (Perda) no. 8 tahun 1968 yang selang lain menetapkan bahwa PRJ akan dijadikan cara tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Suatu yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga diproduksi susunan untuk badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tsb tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga untuk penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlanjut sepanjang tahun. Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berfaedah dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang mengubah wajah Pasar Malam Gambir yang selanjutnya terkenal dengan Djakarta Fair yang "bermutasi" dijadikan Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa. PRJ 1968 atau DF 68 berlanjut mulus dan boleh dipercakapkan berhasil. Mega perhelatan ini dapat menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Fantastis! Cara yang digelar pun unik. Kala itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut 151 peserta dan boleh dipercakapkan cukup banyak kala itu. PRH 1969 atau DF 69 "memecahkan" rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan saat penyelenggaraan 71 hari. PRJ biasanya berlanjut 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada saat itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69. Beliau berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza , sempat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69. Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, "bermutasi" dijadikan medan pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas sekarang sejak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menduduki lahan seluas 44 hektar. Jakarta Fair Kemayoran 2011 (JFK 2011) menampilkan produk dalam negeri, berpihak kepada yang benar berskala akbar, pertengahan, kecil dan koperasi dari seluruh Indonesia, terselenggara Jakarta Fair untuk ke-44 kalinya bertepatan dengan HUT Kota Jakarta Ke-484. JFK 2011 kali ini mempunyai tema “Jakarta Fair Ikut Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Warga Indonesia” dengan sub tema “Menempuh Keaktifan Jakarta Fair Mengajak Seluruh Warga Bangsa Fokus Pada Perbaikan Iklim Investasi, Perluasan Lapangan Kerja, Memajukan Kesejahteraan Rakyat, dan Perkuat Daya Saing Indonesia di Pasar Dunia.” Secara garis akbar panitia mengharapkan event ini dijadikan pembangkit semangat promosi produk dalam negeri, selanjutnya meningkatkan lapangan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga dan pertumbuhan ekonomi nasional. Shuttle Bus secara gratis disediakan selama masa membuka pameran dari Parkir IRTI Monas (seberang Kantor Gubernur DKI Jakarta) diperkirakan berangkat setiap 30 menit sekali. Wisata dan belanja merupakan gabungan yang dapat dilaksanakan untuk jutaan pengunjung berpihak kepada yang benar dari Jabodetabek, dari berbagai kawasan di seluruh Indonesia, maupun pengunjung dari manca-negara, sehingga cara ini diharapkan dapat dijadikan wahana belanja sekaligus wisata. JFK 2011 disertai 2.600 perusahaan dengan 1.300 stand, termasuk BUMN, nyaris seluruh provinsi di Indonesia. Lebih kurang akan dihadiri 4 juta orang selama 32 hari, atau 125 ribu pengunjung per hari. Target nilai transaksi selama pameran sebesar Rp. 3,5 trilyun. Seperti tahun-tahun sebelumnya Jakarta Fair kali ini juga akan dimeriahkan oleh Pentas Musik 32 Hari Nonstop, dengan 100 group band top ibukota, Pesta Kembang Api Spektakuler, Malam Muda Mudi, Pemilihan Miss Jakarta Fair, Panggung Kesenian di Taman Budaya, Karnaval, berbagai promosi menarik di stand-stand pameran, dan undian berhadiah mobil dan sepeda motor. Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event pameran terbesar di Asia Tenggara ini. Berada produk furniture, interior, building material, otomotif, handycraft, garment, sport & health, telekomunikasi, banking, stationary, komputer & elektronik, property, kosmetik, food & drink, handphone, mainan anak-anak, sepatu, branded fashion, leather, branded product, multi-product, jasa dan produk BUMN, produk kreatif, dan berbagai produk unggulan lainnya. [1] Tabel penyelenggaraan
ReferensiPranala luaredunitas.com Page 4Logo Jakarta Fair Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah pameran tahunan terbesar di Indonesia. Walaupun dinamai "pekan", biasanya berlanjut selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli untuk memperingati hari aci kota Jakarta. PRJ pertama disediakan pada tahun 1968. Hingga ketika ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 1968 hingga 1991 PRJ pernah berlanjut di Monas. Daftar isi
SejarahJakarta Fair di kesan Bandar Udara Kemayoran Pekan Raya Jakarta di Lapangan Monas. Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan diretas oleh Presiden Soeharto dengan memberhentikan merpati pos. PRJ pertama ini dikata DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambat laun ejaan tsb berubah dijadikan Jakarta Fair yang selanjutnya lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada ketika itu menjabat untuk Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu medan pameran akbar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang kala itu masih mulai bangung pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut berpihak kepada yang benar oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga bersedia menciptakan suatu pameran akbar yang terpusat dan berlanjut dalam saat yang lama untuk upaya mewujudkan kehendak Pemerintah DKI yang bersedia menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlanjut di kesan Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim untuk "Pameran Terbesar" ini. Haji Mangan terinspirasi dari berbagai event pameran internasional yang sering disertainya untuk seorang konglomerat dibidang tekstil di kala itu serta Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi. Ide ini disambut berpihak kepada yang benar Pemerintah DKI dengan menciptakan gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin)yang ketunya dijabat oleh Haji Mangan. Panggung buka di arena PRJ Supaya lebih sah atau formal, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Kawasan (Perda) no. 8 tahun 1968 yang selang lain menetapkan bahwa PRJ akan dijadikan cara tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Suatu yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga diproduksi susunan untuk badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tsb tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga untuk penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlanjut sepanjang tahun. Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berfaedah dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang mengubah wajah Pasar Malam Gambir yang selanjutnya terkenal dengan Djakarta Fair yang "bermutasi" dijadikan Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa. PRJ 1968 atau DF 68 berlanjut mulus dan boleh dipercakapkan berhasil. Mega perhelatan ini dapat menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Fantastis! Cara yang digelar pun unik. Kala itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut 151 peserta dan boleh dipercakapkan cukup banyak kala itu. PRH 1969 atau DF 69 "memecahkan" rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan saat penyelenggaraan 71 hari. PRJ biasanya berlanjut 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada saat itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69. Beliau berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza , sempat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69. Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, "bermutasi" dijadikan medan pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas sekarang sejak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menduduki lahan seluas 44 hektar. Jakarta Fair Kemayoran 2011 (JFK 2011) menampilkan produk dalam negeri, berpihak kepada yang benar berskala akbar, pertengahan, kecil dan koperasi dari seluruh Indonesia, terselenggara Jakarta Fair untuk ke-44 kalinya bertepatan dengan HUT Kota Jakarta Ke-484. JFK 2011 kali ini mempunyai tema “Jakarta Fair Ikut Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Warga Indonesia” dengan sub tema “Menempuh Keaktifan Jakarta Fair Mengajak Seluruh Warga Bangsa Fokus Pada Perbaikan Iklim Investasi, Perluasan Lapangan Kerja, Memajukan Kesejahteraan Rakyat, dan Perkuat Daya Saing Indonesia di Pasar Dunia.” Secara garis akbar panitia mengharapkan event ini dijadikan pembangkit semangat promosi produk dalam negeri, selanjutnya meningkatkan lapangan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga dan pertumbuhan ekonomi nasional. Shuttle Bus secara gratis disediakan selama masa membuka pameran dari Parkir IRTI Monas (seberang Kantor Gubernur DKI Jakarta) diperkirakan berangkat setiap 30 menit sekali. Wisata dan belanja merupakan gabungan yang dapat dilaksanakan untuk jutaan pengunjung berpihak kepada yang benar dari Jabodetabek, dari berbagai kawasan di seluruh Indonesia, maupun pengunjung dari manca-negara, sehingga cara ini diharapkan dapat dijadikan wahana belanja sekaligus wisata. JFK 2011 disertai 2.600 perusahaan dengan 1.300 stand, termasuk BUMN, nyaris seluruh provinsi di Indonesia. Lebih kurang akan dihadiri 4 juta orang selama 32 hari, atau 125 ribu pengunjung per hari. Target nilai transaksi selama pameran sebesar Rp. 3,5 trilyun. Seperti tahun-tahun sebelumnya Jakarta Fair kali ini juga akan dimeriahkan oleh Pentas Musik 32 Hari Nonstop, dengan 100 group band top ibukota, Pesta Kembang Api Spektakuler, Malam Muda Mudi, Pemilihan Miss Jakarta Fair, Panggung Kesenian di Taman Budaya, Karnaval, berbagai promosi menarik di stand-stand pameran, dan undian berhadiah mobil dan sepeda motor. Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event pameran terbesar di Asia Tenggara ini. Berada produk furniture, interior, building material, otomotif, handycraft, garment, sport & health, telekomunikasi, banking, stationary, komputer & elektronik, property, kosmetik, food & drink, handphone, mainan anak-anak, sepatu, branded fashion, leather, branded product, multi-product, jasa dan produk BUMN, produk kreatif, dan berbagai produk unggulan lainnya. [1] Tabel penyelenggaraan
ReferensiPranala luaredunitas.com Page 5Masjid di Pekojan pada tahun 1910-an Rumah di Pekojan pada tahun 1949 Pekojan adalah salah satu kelurahan di kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Indonesia. Kelurahan ini berbatasan dengan ..... ... di sebelah utara, ..... ... di sebelah barat, Kelurahan Roa Malaka di sebelah timur dan ..... ... di sebelah selatan. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 27.188 jiwa (sensus 2000)[1] dan luas ..... .. Ha. Kelurahan Pekojan memiliki kode pos 11240. SejarahKampung ArabPekojan adalah salah satu tempat bersejarah di Jakarta. Nama Pekojan menurut Van den Berg berasal dari kata Khoja, istilah yang masa itu digunakan untuk menyebut penduduk keturunan India yang beragama Islam.[2] Perlintasan Pekojan di masa Hindia Belanda Daerah Pekojan pada era kolonial Belanda kesudahan dikenal sebagai kampung Arab. Pemerintah Hindia Belanda pada masa zaman ke-18 menetapkan Pekojan sebagai kampung Arab. Kala itu, para imigran yang datang dari Hadramaut (Yaman Selatan) ini diwajibkan lebih dulu tinggal di sini. Baru dari Pekojan mereka menyebar ke berbagai kota dan daerah. Di Pekojan, Belanda pernah mengenakan sistem passen stelsel dan wijken stelsel. Bukan saja meletakkan mereka dalam pemukiman khusus, tapi juga mengharuskan mereka memiliki pas atau surat perlintasan bila bepergian ke luar daerah. Sistem macam ini juga terjadi di Kampung Ampel, Surabaya, dan sejumlah perkampungan Arab lainnya di Nusantara. Kampung Pekojan adalah cikal bakal dari sejumlah perkampungan Arab yang kesudahan berkembang di Batavia. Dari tempat inilah mereka kesudahan menyebar ke Krukut dan Sawah Luhur (Jakarta Barat); Jati petamburan, Tanah Saudara laki-laki lebih tua, dan Kwitang (Jakarta Pusat); Jatinegara dan Cawang (Jakarta Timur). Waktu ini, mayoritas penghuni Pekojan adalah keturunan Tionghoa. Jamiatul KheirDi Pekojan, pada awal masa zaman ke-20 (1901), berdiri organisasi pendidikan Islam, Jamiatul Kheir, yang dibangun dua bersaudara Shahab, Ali dan Idrus, di samping Muhammad Al-Mashur dan Syekh Basandid. Menurut buku Jakarta dari Tepian Cairan ke Kota Proklamasi yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI, perkumpulan ini menghasilkan tokoh KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan HOS Tjokroaminoto (pendiri SI). Jamiatul Kheir mendatangkan Syeikh Ahmad Surkati dari Sudan yang kesudahan membangun Perguruan Islam Al-Irsyad. Jamiatul Kheir banyak mendatangkan surat kabar dan majalah dari Timur Tengah. Beliau turut menyebarkan gerakan Pan Islam yang dicetuskan Sayid Jamaluddin Al-Afghani dan punya hubungan korespondensi dengan surat kabar dan majalah di Timur Tengah. Dengan demikian negara-negara tersebut mendapatkan informasi mengenai Indonesia, termasuk kekejaman Belanda. Snouck Hurgronye dengan berang menuding Jamiatul Kheir membahayakan Belanda. Tempat-tempat cara Islam yang masih tersisa di Pekojan akan ditinjau dalam wisata kota tua hari ini (Hari pertama 25/8). Perkara ini akan diikuti sekitar 100 orang dari kalangan mahasiswa, sejarawan, dan pers. Tempat-tempat bersejarahPeninggalan muslim IndiaSebelum dikuatkan sebagai kampung Arab, Pekojan adalah tempat tinggal warga Koja (Muslim India). Sampai kini, masih aci Gang Koja --yang sudah berubah nama sah Jl Pengukiran II. Di sini aci suatu masjid kuno Al-Anshsor yang dibangun pada 1648 oleh para Muslim India. Tidak sampai satu kilometer dari tempat ini, masih di Kelurahan Pekojan, aci Masjid Kampung Baru yang dibangun pertengahan masa zaman ke-18. Warga Muslim India yang sudah menyebar di Jakarta, setiap Lebaran salat Id di masjid ini. Sambil bernostalgia mengenang para leluhurnya yang tinggal di kawasan ini. Peninggalan warga keturunan ArabMasjid Langgar Tinggi di Pekojan Di Pekojan, sekalipun kini tidak tepat lagi dinamakan kampung Arab, peninggalan orang Arab ratusan tahun lalu banyak. Misalnya Masjid Langgar Tinggi, dibangun masa zaman ke-18. Masjid ini sudah diperluas oleh Syeikh Said Naum, seorang kapiten Arab. Beliau memiliki sebagian kapal niaga dan tanah luas di Tanah Saudara laki-laki lebih tua yang sebagian diwakafkan untuk pekuburan. Pekuburan ini oleh Ali Sadikin dibongkar dan di atasnya dibangun rumah susun. Di dekat Masjid Langgar Tinggi aci Jembatan Kambing. Dinamakan demikian karena sebelum hewan dibawa ke pejagalan (kini Jl Pejagalan), kambing melewati jembatan di Kali Angke ini. Para pedagang di sini sudah berdagang turun-menurun sejak 200 tahun lalu. Di depan pejagalan aci Masjid An-Nawier, tempat ibadah terbesar di Pekojan. Menurut Abdullah Zaidan, masjid ini diperluas pada 1920-an oleh Habib Abdullah bin Husein Alaydrus. Beliau seorang kaya raya, dan tempat kediamannya diabadikan dibentuk menjadi Jl Alaydrus, di sebelah kiri Jl Hayam Wuruk. Beliau juga banyak memasok senjata untuk para pejuang Aceh pada Perang Aceh (1873-1903). Masih di kawasan Pekojan, aci Masjid Zawiah yang dulu adalah surau kecil. Masjid ini dibangun Habib Ahmad bin Hamzah Alatas, guru dari Habib Abdullah bin Muhsin Alatas, yang kesudahan memimpin pengajian dan majelis taklim di Empang, Bogor. Sebagian rumah arsitektur Moor (sebutan Muslim India dan Timur Tengah), masih aci di sini. PustakaPranala luaredunitas.com Page 6Pela adalah sebuah sistem hubungan sosial yang dikenal dalam warga Nodaku, berupa sebuah akad hubungan selang satu negeri (sebutan untuk kampung atau desa) dengan negeri lainnya, yang biasanya berada di pulau lain dan kadang juga menganut agama lain di Nodaku (Bahasa Ambon: Tapele Tanjong). Biasanya satu negeri memiliki paling tidak satu atau dua Pela yang tidak sama jenisnya. Sistem akad pela ini diperkirakan telah dikenal atau telah benar sebagai anggota kearifan lokal warga Nodaku sebelum masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Portugis dan Belanda; dan digunakan untuk memperkuat pertahanan terhadap penyerangan bangsa Eropa yang pada waktu itu memperagakan upaya monopoli rempah-rempah. Peraturan dalam PelaPela dianggap sebagai sebuah ikatan persaudaraan selang semua penduduk antar Negeri (baik 2 negeri atau pun jumlah negeri) yang bersangkutan dan dianggap suci. Benar empat aturan dasar Pela yang umum, yang harus dipatuhi oleh anak negeri selang lain:
Jenis-jenis PelaPada prinsipnya dikenal tiga jenis Pela adalah Pela Karas (Keras), Pela Gandong (Kandung) atau Bongso (Bungsu) dan Pela Tampa Siri (Tempat Sirih).
Pela Karas dan Pela Gandong ditetapkan oleh sumpah yang sangat mengikat dan biasanya diikuti dengan kutukan untuk Pelanggaran terhadap akad Pela ini. Sumpah diterapkan dengan mencampur tuak dengan darah yang diambil dari tubuh pemimpin kedua pihak kesudahan diminum oleh kedua pihak tersebut sesudah senjata-sejata dan alat-alat perang lain dicelupkan kedalamnya. Alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk melawan dan membunuh siapapun yang melanggar akad. Penukaran darah memeteraikan persaudaraan itu. Pela Tampa Siri diterapkan tanpa sumpah dengan menukar dan mengunyah Sirih bersama. Pela Tampa Siri merupakan sebuah akad persahabatan sehingga perkawinan antar pihak yang terkait diperbolehkan dan tolong membantu bertambah bersifat sukarela tanpa benar ancaman hukuman nenek moyang. Panas PelaUntuk menjaga kelestariannya maka pada waktu-waktu tertentu disediakan upacara bersama yang dinamakan "panas Pela" selang kedua Negeri yang berpela. Upacara ini diterapkan dengan bersama-sama dijadikan satu golongan selama satu ahad di salah satu Negeri untuk merayakan hubungan dan kadang-kadang memperbaharui sumpahnya. Biasanya upacara atau gelaran panas Pela diramaikan dengan pertunjukan menyanyi, dansa dan tarian tradisional serta cara lain seperti makan patita/makan perdamaian. Pelestarian PelaSistem Pela hingga saat ini sedang bertindak penting terutama di kawasan Nodaku Tengah. Karena rasa persatuan dan identitas bersama disadari dan dihayati dengan kuat upacara-upacara pembaharuan Pela (panas Pela) sedang sering berlanjut. Sejak Perang Dunia II sebanyak Pela baru, biasanya Pela Tampa Siri ditetapkan sebagian luhur selang Negri-Negri Islam dan Kristen sebagai usaha disediakan dengan sadar untuk menguatkan hubungan selang dua golongan itu. Bisa dibicarakan bahwa berkat sistem Pela itu, pertentangan selang kaum Muslim dan Kristen yang terjadi pada tahun 1998-2002 bisa diredakan. Lihat PulaDaftar Negeri-Negeri Yang Berpela Dan Gandong Tautan Luaredunitas.com Page 7Tags (tagged): bakauheni port, unkris, menara siger, bakauheni, sebuah pelabuhan, jawa, via perhubungan, laut, ratusan trip feri, feri penyeberangan, terutama, melayani jasa, merak, sebaliknya feri, sekitar, 2, center of, studies jam, namun, biaya dikeluarkan lebih, mahal bakauheni, port Page 8Tags (tagged): bakauheni port, unkris, menara siger, bakauheni, sebuah pelabuhan, jawa, via perhubungan, laut, ratusan trip feri, feri penyeberangan, terutama, melayani jasa, merak, sebaliknya feri, sekitar, 2, center of, studies jam, namun, biaya dikeluarkan lebih, mahal bakauheni, port Page 9Tags (tagged): pelabuhan bakauheni, unkris, menara siger, bakauheni, sebuah pelabuhan, jawa, via perhubungan, laut, ratusan trip feri, feri penyeberangan, terutama, melayani jasa, merak, sebaliknya feri, sekitar, 2, pusat ilmu, pengetahuan jam, namun, biaya dikeluarkan lebih, mahal pelabuhan, pelabuhan Page 10Tags (tagged): pelabuhan bakauheni, unkris, menara siger, bakauheni, sebuah pelabuhan, jawa, via perhubungan, laut, ratusan trip feri, feri penyeberangan, terutama, melayani jasa, merak, sebaliknya feri, sekitar, 2, pusat ilmu, pengetahuan jam, namun, biaya dikeluarkan lebih, mahal pelabuhan, pelabuhan Page 11Pela adalah sebuah sistem hubungan sosial yang dikenal dalam warga Nodaku, berupa sebuah akad hubungan selang satu negeri (sebutan untuk kampung atau desa) dengan negeri lainnya, yang biasanya berada di pulau lain dan kadang juga menganut agama lain di Nodaku (Bahasa Ambon: Tapele Tanjong). Biasanya satu negeri memiliki paling tidak satu atau dua Pela yang tidak sama jenisnya. Sistem akad pela ini diperkirakan telah dikenal atau telah benar sebagai anggota kearifan lokal warga Nodaku sebelum masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Portugis dan Belanda; dan digunakan untuk memperkuat pertahanan terhadap penyerangan bangsa Eropa yang pada waktu itu memperagakan upaya monopoli rempah-rempah. Peraturan dalam PelaPela dianggap sebagai sebuah ikatan persaudaraan selang semua penduduk antar Negeri (baik 2 negeri atau pun jumlah negeri) yang bersangkutan dan dianggap suci. Benar empat aturan dasar Pela yang umum, yang harus dipatuhi oleh anak negeri selang lain:
Jenis-jenis PelaPada prinsipnya dikenal tiga jenis Pela adalah Pela Karas (Keras), Pela Gandong (Kandung) atau Bongso (Bungsu) dan Pela Tampa Siri (Tempat Sirih).
Pela Karas dan Pela Gandong ditetapkan oleh sumpah yang sangat mengikat dan biasanya diikuti dengan kutukan untuk Pelanggaran terhadap akad Pela ini. Sumpah diterapkan dengan mencampur tuak dengan darah yang diambil dari tubuh pemimpin kedua pihak kesudahan diminum oleh kedua pihak tersebut sesudah senjata-sejata dan alat-alat perang lain dicelupkan kedalamnya. Alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk melawan dan membunuh siapapun yang melanggar akad. Penukaran darah memeteraikan persaudaraan itu. Pela Tampa Siri diterapkan tanpa sumpah dengan menukar dan mengunyah Sirih bersama. Pela Tampa Siri merupakan sebuah akad persahabatan sehingga perkawinan antar pihak yang terkait diperbolehkan dan tolong membantu bertambah bersifat sukarela tanpa benar ancaman hukuman nenek moyang. Panas PelaUntuk menjaga kelestariannya maka pada waktu-waktu tertentu disediakan upacara bersama yang dinamakan "panas Pela" selang kedua Negeri yang berpela. Upacara ini diterapkan dengan bersama-sama dijadikan satu golongan selama satu ahad di salah satu Negeri untuk merayakan hubungan dan kadang-kadang memperbaharui sumpahnya. Biasanya upacara atau gelaran panas Pela diramaikan dengan pertunjukan menyanyi, dansa dan tarian tradisional serta cara lain seperti makan patita/makan perdamaian. Pelestarian PelaSistem Pela hingga saat ini sedang bertindak penting terutama di kawasan Nodaku Tengah. Karena rasa persatuan dan identitas bersama disadari dan dihayati dengan kuat upacara-upacara pembaharuan Pela (panas Pela) sedang sering berlanjut. Sejak Perang Dunia II sebanyak Pela baru, biasanya Pela Tampa Siri ditetapkan sebagian luhur selang Negri-Negri Islam dan Kristen sebagai usaha disediakan dengan sadar untuk menguatkan hubungan selang dua golongan itu. Bisa dibicarakan bahwa berkat sistem Pela itu, pertentangan selang kaum Muslim dan Kristen yang terjadi pada tahun 1998-2002 bisa diredakan. Lihat PulaDaftar Negeri-Negeri Yang Berpela Dan Gandong Tautan Luaredunitas.com Page 12Pela adalah sebuah sistem hubungan sosial yang dikenal dalam warga Nodaku, berupa sebuah akad hubungan selang satu negeri (sebutan untuk kampung atau desa) dengan negeri lainnya, yang biasanya berada di pulau lain dan kadang juga menganut agama lain di Nodaku (Bahasa Ambon: Tapele Tanjong). Biasanya satu negeri memiliki paling tidak satu atau dua Pela yang tidak sama jenisnya. Sistem akad pela ini diperkirakan telah dikenal atau telah benar sebagai anggota kearifan lokal warga Nodaku sebelum masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Portugis dan Belanda; dan digunakan untuk memperkuat pertahanan terhadap penyerangan bangsa Eropa yang pada waktu itu memperagakan upaya monopoli rempah-rempah. Peraturan dalam PelaPela dianggap sebagai sebuah ikatan persaudaraan selang semua penduduk antar Negeri (baik 2 negeri atau pun jumlah negeri) yang bersangkutan dan dianggap suci. Benar empat aturan dasar Pela yang umum, yang harus dipatuhi oleh anak negeri selang lain:
Jenis-jenis PelaPada prinsipnya dikenal tiga jenis Pela yaitu Pela Karas (Keras), Pela Gandong (Kandung) atau Bongso (Bungsu) dan Pela Tampa Siri (Tempat Sirih).
Pela Karas dan Pela Gandong ditetapkan oleh sumpah yang sangat mengikat dan biasanya diikuti dengan kutukan untuk Pelanggaran terhadap akad Pela ini. Sumpah dimainkan dengan mencampur tuak dengan darah yang diambil dari tubuh pemimpin kedua pihak kesudahan diminum oleh kedua pihak tersebut sesudah senjata-sejata dan alat-alat perang lain dicelupkan kedalamnya. Alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk melawan dan membunuh siapapun yang melanggar akad. Penukaran darah memeteraikan persaudaraan itu. Pela Tampa Siri dimainkan tanpa sumpah dengan menukar dan mengunyah Sirih bersama. Pela Tampa Siri merupakan sebuah akad persahabatan sehingga perkawinan antar pihak yang terkait diperbolehkan dan tolong membantu bertambah bersifat sukarela tanpa benar ancaman hukuman nenek moyang. Panas PelaUntuk menjaga kelestariannya maka pada waktu-waktu tertentu disediakan upacara bersama yang dinamakan "panas Pela" selang kedua Negeri yang berpela. Upacara ini dimainkan dengan bersama-sama dijadikan satu golongan selama satu ahad di salah satu Negeri untuk merayakan hubungan dan kadang-kadang memperbaharui sumpahnya. Pada umumnya upacara atau gelaran panas Pela diramaikan dengan pertunjukan menyanyi, dansa dan tarian tradisional serta cara lain seperti makan patita/makan perdamaian. Pelestarian PelaSistem Pela hingga saat ini sedang bertindak penting terutama di kawasan Nodaku Tengah. Karena rasa persatuan dan identitas bersama disadari dan dihayati dengan kuat upacara-upacara pembaharuan Pela (panas Pela) sedang sering berlanjut. Sejak Perang Dunia II sebanyak Pela baru, biasanya Pela Tampa Siri ditetapkan sebagian luhur selang Negri-Negri Islam dan Kristen sebagai usaha disediakan dengan sadar untuk menguatkan hubungan selang dua golongan itu. Bisa dibicarakan bahwa berkat sistem Pela itu, pertentangan selang kaum Muslim dan Kristen yang terjadi pada tahun 1998-2002 bisa diredakan. Lihat PulaDaftar Negeri-Negeri Yang Berpela Dan Gandong Tautan Luaredunitas.com Page 13Pela adalah sebuah sistem hubungan sosial yang dikenal dalam warga Nodaku, berupa sebuah akad hubungan selang satu negeri (sebutan untuk kampung atau desa) dengan negeri lainnya, yang biasanya berada di pulau lain dan kadang juga menganut agama lain di Nodaku (Bahasa Ambon: Tapele Tanjong). Biasanya satu negeri memiliki paling tidak satu atau dua Pela yang tidak sama jenisnya. Sistem akad pela ini diperkirakan telah dikenal atau telah benar sebagai anggota kearifan lokal warga Nodaku sebelum masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Portugis dan Belanda; dan digunakan untuk memperkuat pertahanan terhadap penyerangan bangsa Eropa yang pada waktu itu memperagakan upaya monopoli rempah-rempah. Peraturan dalam PelaPela dianggap sebagai sebuah ikatan persaudaraan selang semua penduduk antar Negeri (baik 2 negeri atau pun jumlah negeri) yang bersangkutan dan dianggap suci. Benar empat aturan dasar Pela yang umum, yang harus dipatuhi oleh anak negeri selang lain:
Jenis-jenis PelaPada prinsipnya dikenal tiga jenis Pela yaitu Pela Karas (Keras), Pela Gandong (Kandung) atau Bongso (Bungsu) dan Pela Tampa Siri (Tempat Sirih).
Pela Karas dan Pela Gandong ditetapkan oleh sumpah yang sangat mengikat dan biasanya diikuti dengan kutukan untuk Pelanggaran terhadap akad Pela ini. Sumpah dimainkan dengan mencampur tuak dengan darah yang diambil dari tubuh pemimpin kedua pihak kesudahan diminum oleh kedua pihak tersebut sesudah senjata-sejata dan alat-alat perang lain dicelupkan kedalamnya. Alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk melawan dan membunuh siapapun yang melanggar akad. Penukaran darah memeteraikan persaudaraan itu. Pela Tampa Siri dimainkan tanpa sumpah dengan menukar dan mengunyah Sirih bersama. Pela Tampa Siri merupakan sebuah akad persahabatan sehingga perkawinan antar pihak yang terkait diperbolehkan dan tolong membantu bertambah bersifat sukarela tanpa benar ancaman hukuman nenek moyang. Panas PelaUntuk menjaga kelestariannya maka pada waktu-waktu tertentu disediakan upacara bersama yang dinamakan "panas Pela" selang kedua Negeri yang berpela. Upacara ini dimainkan dengan bersama-sama dijadikan satu golongan selama satu ahad di salah satu Negeri untuk merayakan hubungan dan kadang-kadang memperbaharui sumpahnya. Pada umumnya upacara atau gelaran panas Pela diramaikan dengan pertunjukan menyanyi, dansa dan tarian tradisional serta cara lain seperti makan patita/makan perdamaian. Pelestarian PelaSistem Pela hingga saat ini sedang bertindak penting terutama di kawasan Nodaku Tengah. Karena rasa persatuan dan identitas bersama disadari dan dihayati dengan kuat upacara-upacara pembaharuan Pela (panas Pela) sedang sering berlanjut. Sejak Perang Dunia II sebanyak Pela baru, biasanya Pela Tampa Siri ditetapkan sebagian luhur selang Negri-Negri Islam dan Kristen sebagai usaha disediakan dengan sadar untuk menguatkan hubungan selang dua golongan itu. Bisa dibicarakan bahwa berkat sistem Pela itu, pertentangan selang kaum Muslim dan Kristen yang terjadi pada tahun 1998-2002 bisa diredakan. Lihat PulaDaftar Negeri-Negeri Yang Berpela Dan Gandong Tautan Luaredunitas.com Page 14
edunitas.com Page 15
edunitas.com Page 16Tags (tagged): portal, of, hindu, unkris, sm, sampai, 13, agama, merupakan, ketiga, dewa, kebijaksanaan, lukisan, patungnya, banyak, gambar, pilihan, lampu, lilin, saat, perayaan, deepavali, diwali, raya, penduduk, koloni, mendambakan, center, studies, org, berita, artikel, sunting, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 17Tags (tagged): portal, of, hindu, unkris, anakbenua, india, sini, terdapat, sekitar, 90, berkepala, gajah, berlengan, empat, berbadan, gemuk, kompleks, candi, terbesar, indonesia, penting, terlibat, dalam, gerakan, kemerdekaan, dia, center, studies, sungai, gangga, itihasa, kosmologi, lingga, mitologi, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 18Tags (tagged): portal, hindu, unkris, anakbenua, india, sini, terdapat, sekitar, 90, berkepala, gajah, berlengan, empat, berbadan, gemuk, kompleks, candi, terbesar, indonesia, penting, terlibat, dalam, gerakan, kemerdekaan, dia, pusat, ilmu, pengetahuan, sungai, gangga, itihasa, kosmologi, lingga, mitologi, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia Page 19Tags (tagged): portal, hindu, unkris, sm, sampai, 13, agama, merupakan, ketiga, dewa, kebijaksanaan, lukisan, patungnya, banyak, gambar, pilihan, lampu, lilin, saat, perayaan, deepavali, diwali, raya, penduduk, koloni, mendambakan, pusat, ilmu, pengetahuan, org, berita, artikel, sunting, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 20
edunitas.com Page 21
edunitas.com Page 22
edunitas.com Page 23
edunitas.com Page 24
Page 25Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, film setiap, pengguna, mengajukan artikel pilihannya, merupakan artikel, rintisan, artikel pilihan saat, 2, film artikel pilihan, 12 27, februari, 28 3, 2010, juli 2010, rumah, dara 8 portal, film artikel, pilihan, 7, center of, studies roman, twilight, film 28 thriller, rumah dara, sutradara Page 26Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, telah akan, menjadi, artikel pilihan portal, sesuatu, ada, hubungannya film artikel, harus, bukan, merupakan, artikel rintisan artikel, pilihan saat, 2010, kandidat belum dijadwalkan, artikel telah, center, of studies potter, and the, half, blood prince sci, fi lihat, pula, artikel portal |