Paduan suara laki-laki yang mengiringi Tari Sanghyang untuk mengusir roh jahat disebut

TARI SANGHYANG

  • 12 Desember 2007
  • Oleh: admin
  • Dibaca: 14003 Pengunjung

Paduan suara laki-laki yang mengiringi Tari Sanghyang untuk mengusir roh jahat disebut

Tari Sanghyang adalah tari sakral, merupakan tari kerauhan karena kemasukan roh, baik roh dedari maupun roh binatang yang memiliki kekuatan gaib. Tari ini merupakan warisan budaya pra-Hindu yang bertujuan menolak bala. Tari sanghyang ini merupakan tarian komunikasi spritual dari warga masyarakat dengan alam gaib dengan menyanyikan tembang-temban pemujaan dengan iringan tetabuhan. Didalam tarian ini selalu ada tiga unsur penting yaitu; api, gending sanghyang dan penari. Dan tari sanghyang yang umum dipentaskan di Bali terdiri dari; Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Bojog, Sanghyang Jaran, Sanghyang Sampat dan Sanghyang Celeng. Sanghyang Dedari Tarian Sanghyang Dedari, dilakukan sepasang penari cilik yang sebelumnya diupacarai dan dinyanyikan gending sanghyang dedari sampai pingsan suatu pertanda masukya roh dedari, di tempat menari kedua penari tersebut dalam keadaan tidak sadar menari-nari di atas pundak pria mengelilingi tempat pentas. Tujuan dari pementasan tari sanghyang dedari ini adalah memohon keselamatan dari bencana alam atau wabah penyakit. Tarian ini terdapat di daerah Kabupaten Badung, Gianyar dan Bangli. Sanghyangh Deling Tari Sanghyang Deling ditarikan sepasang gadis yang belum akir balik, tarian ini dimasuki roh Dewa Wisnu atau Dew Sri yang melambangkan kesuburan. Dengan sarana sebatang pepohonan yang digantungi dua boneka yang disebut Deling terbat dari daun lontar. Semakin kencangnya gerak dari pada deling menandakan kedua penari tesebut telah kemasukan roh, tujuan tari ini untuk memohon keselamatan. Tarian ini hanya terdapat di desa Kintamani Kabupaten Bangli. Sanghyang Bojog Tari Sanghyang Bojog ditarikan oleh seorang pria dengan busana seperti seekor kera. Sebelumnya dilakukan upacara pemanggilan roh kera, setelah penari kemasukan roh maka penari tesebut akan melompat-lompat di atas pohon menirukan gerak gerik kera, kadang-kadang gerakanya sulit untuk ditirukan oleh manusia. Tarian Sanghyang Bojog ini ada di Kabupaten Karangasem. Sanghyang Jaran Tari Sanghyang Jaran ditarikan seorang pria yang mengendarai sebuah kuda-kudaan yang terbuat dari pelapah daun kelapa. Setelah dilakukan upacara dan penarinya sudah kemasukan roh kuda tunggangan dewata dari kayanan, penari akan berjalan dan berlari-lari kecil dengan kaki telanjang menginjak-nginjak bara api batok kelapa yang disiapkan di arena tari sanghyang jaran, tarian ini dlaksanakan bilamana masyarakat prihatin akan keadaan aalam ini. Tari Sanghyang Jaran ini terdapat di daerah Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli. Sanghyang Sampat Tari sanghyang Sampat ditarikan oleh seorang gadis yang telah dimasuki roh engan sebuah perantara sapu atau lidi yang digerak-gerakan dari kiri kekanan atau sebaliknya atau bisan dengan perantara lainya denan memakai sepotong bambu dengan sebutan sanghyang bumbung. Sanghyang Celeng Tari Sanghyang Celeng yang ditarikan oleh seorang pria dengan busana yang terbuat dari ijuk yang menyerupai babi. Setelah penari dimasuki roh, maka penari akan merangkak menirukan tingkah laku seekor babi. Tarian ini terdapat di desa Duda Kabupaten Karangasem.

  • 12 Desember 2007
  • Oleh: admin
  • Dibaca: 14003 Pengunjung

Seni Budaya Terkait Lainnya</>

For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Sanghyang.

{{::readMoreArticle.title}}
{{bottomLinkPreText}} {{bottomLinkText}}

Thanks for reporting this video!

An extension you use may be preventing Wikiwand articles from loading properly.

If you're using HTTPS Everywhere or you're unable to access any article on Wikiwand, please consider switching to HTTPS (https://www.wikiwand.com).

An extension you use may be preventing Wikiwand articles from loading properly.

If you are using an Ad-Blocker, it might have mistakenly blocked our content. You will need to temporarily disable your Ad-blocker to view this page.

This article was just edited, click to reload

This article has been deleted on Wikipedia (Why?)

Back to homepage

Please click Add in the dialog above

Please click Allow in the top-left corner,
then click Install Now in the dialog

Please click Open in the download dialog,
then click Install

Please click the "Downloads" icon in the Safari toolbar, open the first download in the list,
then click Install

{{::$root.activation.text}}

Install on Chrome Install on Firefox

Please help us solve this error by emailing us at Let us know what you've done that caused this error, what browser you're using, and whether you have any special extensions/add-ons installed.

Thank you!

Nama:IGD CAHYA ARI WIBAWA NIM:170030390 KELAS:BA173 TUGAS Tari Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh . Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan . "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Legong dikembangkan di keraton -keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. [1] Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap. [2] Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi , ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong , yang tidak dilengkapi dengan kipas. Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson , pangawak , pengecet , dan pakaad . Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi. [ butuh rujukan SUMBER:WIKIPEDIA