Pada sistem pengapian arus listrik AC dari manakah di dapatkan sumber arus listriknya?

Sistem pengapian CDI merupakan salah satu dari sistem pengapian elektronik, dimana sistem pengapian ini sudah dilakukan secara elektronik dan tidak dilakukan secara mekanik.

Sehingga cara kerja sistem pengapian CDI ini akan berbeda dengan sistem pengapian konvensional yang menggunakan platina, namun tujuan dari sistem pengapian ini sama-sama untuk menghasilkan percikkan bunga api untuk melakukan proses pembakaran.

Sistem pengapian CDI ini banyak digunakan pada kendaraan sepeda motor dewasa ini. Sistem pengapian CDI dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sumber arus yang digunakan yaitu sistem pengapian CDI AC dan sistem pengapian CDI DC. Sistem pengapian CDI AC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan sumber arus bolak balik yang berasal dari altenator (spul magnet), sedangkan sistem pengapian CDI DC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan sumber arus searah yang berasal dari baterai (aki).

Cara kerja sistem CDI AC hampir sama dengan cara kerja sistem pengapian DC. Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang cara kerja sistem pengapian CDI AC.

Cara kerja sistem pengapian CDI AC

Pada sistem pengapian arus listrik AC dari manakah di dapatkan sumber arus listriknya?


Pada saat mesin hidup maka rotor magnet (flywheel pada sepeda motor) juga akan ikut berputar, sehingga akan timbul arus listrik pada kumparan spul yang terletak di dalam rotor magnet. Tegangan yang dihasilkan oleh alternator (spul magnet) ini sekitar 100 sampai 400 volt, arus ini akan di salurkan langsung ke unit CDI AC.

Di dalam unit CDI AC arus ini akan diubah menjadi arus arus searah oleh diode yang ada di dalam unit CDI AC yang kemudian arus ini akan disimpan sementara oleh capasitor yang letaknya juga berada di dalam unit CDI.

Capasitor ini tidak akan melepaskan arus di dalamnya sebelum SCR (Silicon Controlled Rectifier) aktif. Untuk mengaktifkan SCR maka terminal gate pada SCR harus mendapatkan sinyal tegangan positif terlebih dahulu sebagai pemicu (trigger).

Signal yang digunakan sebagai pemicu (trigger) didapatkan dari signal pick up coil. Pick up coil akan memberikan signal tegangan ketika tonjolan pada rotor magnet melewati pick up coil.

Ketika terminal gate mendapatkan tegangan positif dari tegangan pick coil maka terminal anoda dan katoda pada SCR akan terhubung. Ketika terminal anoda dan katoda terhubung maka capasitor akan melepaskan arus (discharge) dengan cepat ke kumparan primer koil pengapian sehingga terjadi induksi pada kumparan primer koil.

Pada sistem pengapian arus listrik AC dari manakah di dapatkan sumber arus listriknya?


Akibat induksi pada kumaparan primer maka akan menimbulkan induksi juga pada kumparan sekunder dengan tegangan sekitar 15 kilo volt sampai 20 kilo volt. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder tersebut selanjutnya digunakan untuk memercikkan bunga api pada busi untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Pada sistem pengapian arus listrik AC dari manakah di dapatkan sumber arus listriknya?

Sistem pengapian selalu dibutuhkan pada kendaraan dengan mesin bensin. Terdapat banyak macam-macam sistem pengapian, mulai dari sistem pengapian konvensional hingga dengan sistem pengapian elektronik.

Salah satu sistem pengapian elektronik adalah sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan sepeda motor dewasa ini.

Pada sistem pengapian CDI dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sumber arus listrik yang digunakan yaitu sistem pengapian CDI AC dan sistem pengapian CDI DC.

Kedua tipe sistem pengapian ini, baik sistem pengapian CDI AC dan CDI DC ini digunakan pada kendaraan sepeda motor. Dari kedua sistem pengapian CDI AC dan CDI DC, manakah yang lebih baik ?

Sebenarnya kedua sistem pengapian CDI ini sama-sama baik, antara keduanya juga terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Perbedaan sistem pengapian CDI AC dan CDI DC

Pada sistem pengapian arus listrik AC dari manakah di dapatkan sumber arus listriknya?


Perbedaan yang pertama, sumber arus yang digunakan untuk sistem pengapian CDI AC yaitu arus bolak-balik yang berasal langsung dari alternator (spul magnet) sedangkan pada sistem pengapian CDI DC untuk sumber arus yang digunakan adalah arus searah dan berasal dari baterai (aki).

Perbedaan yang kedua, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh sistem pengapian CDI DC ini cenderung stabil karena sumber arus berasal dari baterai yang tegangannya sama yaitu 12 volt pada setiap kondisi kecepatan mesin, namun pada sistem pengapian CDI AC arus sumber tergantung dari besarnya arus yang dihasilkan oleh alternator (spul magnet). Saat kendaraan berjalan pada kecepatan rendah maka arus yang dihasilkan oleh alternator cenderung rendah sehingga akan mempengaruhi tegangan tinggi yang dihasilkan juga menjadi lebih rendah.

Perbedaan yang ketiga, kawat email (kawat spul) di alternator (spul magnet) pada sistem pengapian CDI AC akan lebih mudah terbakar karena panas yang berlebihan, namun pada sistem pengapian CDI DC tidak akan mudah terbakat kawat emailnya karena pada pengapian CDI DC menggunakan kawat email memiliki ukuran yang lebih besar.

Perbedaan yang keempat adalah jika baterai (aki) yang digunakan pada kendaraan soak atau rusak maka pada sistem pengapian CDI DC akan mengalami gangguan dan bisa saja tidak akan timbul percikkan bunga api tapi pada sistem pengapian CDI AC tidak akan berpengaruh, walaupun baterai soak sistem pengapian akan masih berjalan.

Perbedaan yang kelima, efek lain jika baterai rusak maka pada unit CDI yang menggunakan CDI DC dapat rusak, berbeda dengan CDI DC yang tidak akan rusak jika baterai soak atau rusak.

Perbedaan yang kelima adalah bila dilihat dari harganya, sistem pengapian CDI AC tergolong lebih murah dibandingkan dengan sistem pengapian CDI DC yang umumnya harganya lebih mahal.

tirto.id - Arus listrik merupakan sebuah aliran listrik yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Penyebab dari terjadinya arus listrik ini adalah karena adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut.
Satuan arus listrik dalam internasional adalah A (ampere), yang mana dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol I (current). Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif. Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju potensial rendah.

Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni arus searah (direct current/DC) dan arus bolak-balik (alternating current/AC).


Baca juga: Elektrofon: Alat Musik yang Sumber Bunyinya Menggunakan Listrik



Arus Listrik DC

Direct Current (DC) atau arus listrik searah, merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke positif, dan hanya terjadi dalam searah saja. Aliran-aliran tersebut, akan menyebabkan adanya lubang dengan muatan positif yang terlihat menuju ke kutub negatif.

Mengutip laman Sumber Belajar Kemendikbud, sumber tegangan arus listrik DC digolongkan menjadi tiga yaitu :


  • Sumber arus listrik primer, seperti baterai (elemen Leclanche), elemen volta, elemen Daniel, dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan potensial tidak dapat diisi potensial kembali karena terjadi perubahan atau kerusakan satu atau beberapa komponen di dalamnya.
  • Sumber arus listrik sekunder, seperti accumulator (aki), elemen alkaline (energizer), dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan potensial dapat diisi potensial kembali dengan cara disetrum listrik.
  • Sumber arus listrik mekanis, seperti generator, dinamo, dan stop kontak dari PLN
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pemanfaataan arus listrik DC terlihat pada peralatan seperti komputer, laptop, televisi, Lampu LED dan sebagainya. Arus listrik DC juga dapat dikemas dalam bentuk Aki atau dapat disebut elemen basah. Aki tersebut dapat digunakan pada kendaraan motor dan mobil yang membutuhkan daya listrik besar, namun tegangannya kecil.

Arus Listrik AC

Alternating Current atau AC dapat disebut juga sebagai arus listrik bolak-balik. Arus ini biasanya dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan listrik, namun besar dan arahnya selalu berubah setiap waktu.

Arus bolak-balik ini akan membentuk sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk sinus. Sehingga banyak juga yang menyebutkan arus listrik AC berbentuk gelombang sinus. Karena selalu mengalir dua arah (bolak balik), adapun sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus listrik dari PLN, genset, dinamo, dan turbin angin. Contoh pemanfaatan arus bertipe AC berkaitan erat dengan listrik yang dihasilkan PLN. Karena pada dasarnya PLN memproduksi arus listrik AC yang menjadi sumber daya pada perangkat elektronik saat ini. Sementara perangkat elektronik yang menggunakan arus AC seperti mesin cuci, lampu, kompor listrik, pompa listrik, pendingin ruangan dan sebagainya. Namun, ada sebagian barang yang menggunakan arus listrik DC tapi dengan mengkonsumsi arus AC di dalamnya.

Baca juga: Rangkuman Fisika Medan Listrik: Bunyi Hukum Gauss dan Rumusnya


Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi