Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni

Proses ini nantinya akan mengalami degenerasi atau perubahan. Jika oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, siklus oogenesis terulang kembali.

Tidak hanya itu saja, sel telur pun tidak jadi berkembang sehingga Anda akan mengalami menstruasi.

Hormon yang memengaruhi proses oogenesis

Saat proses oogenesis atau pematangan sel telur wanita berhasil, hal ini yang membuat Anda mengalami ovulasi setiap bulannya.

Perlu diketahui pula bahwa saat mengalami ovulasi, hanya akan ada satu sel telur saja yang matang.

Proses oogenesis ini juga bisa terjadi karena adanya bantuan dan dipengaruhi oleh hormon lainnya yaitu hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).

Dikutip dari Medline Plus, hormon FSH dapat merangsang pertumbuhan folikel di ovarium (indung telur) sebelum pelepasan sel telur pada proses oogenesis.

Sementara hormon LH mempunyai manfaat untuk memicu terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur.

Pembentukan gamet betina atau oogenesis berlangsung di dalam ovarium organ kelamin betina. Proses oogenesis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni

Proses oogenesis diawali dengan Oogonium (2n) yang akan bermitosis dan berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer ini akan mengalami pembelahan meiosis I menjadi oosit sekunder dan badan kutub primer (badan polar), kemudian pada akhir meiosis II, dari oosit sekunder dihasilkan satu sel oosit dan satu badan kutub sekunder. Sedangkan, dari badan kutub primer menghasilkan 2 badan kutub sekunder. Jadi, oosit primer mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan 1 ootid (sel telur) dan 3 badan kutub. Selanjutnya, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sel telur yang masak, sedangkan 3 badan kutub sekunder akan hancur. 

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah E.

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni

Begitu menakjubkannya tubuh perempuan, sel telur mereka bahkan sudah ada jauh sebelum masuk ke usia produktif. Menariknya, proses pembentukan sel telur atau oogenesis terjadi dalam beberapa tahap.

Di balik terciptanya seorang manusia, terdapat tahapan panjang. Tahapan ini melibatkan pembentukan sel sperma dan sel telur melalui proses yang disebut spermatogenesis dan oogenesis. Hingga akhirnya saling menemukan satu sama lain. Bagaimanakah prosesnya?

Hal tersebut semuanya bermula dari proses gametogenesis. Ini merupakan proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Sebelum saling bertemu dalam proses pembuahan, kedua sel kelamin ini perlu melalui proses pematangan untuk akhirnya dilepaskan.

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

Proses pematangan spermatozoa dinamakan spermatogenesis dan sel telur disebut oogenesis. Keduanya memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya, yaitu tahap perbanyakan, pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk.

Begitu menakjubkannya tubuh perempuan, sel telur mereka bahkan sudah ada jauh sebelum masuk ke usia produktif. Menariknya, proses pembentukan sel telur atau oogenesis terjadi dalam beberapa tahap. Ketika proses pembentukan ini tuntas, maka sel telur siap dibuahi ketika masuk masa ovulasi.

Agar kamu lebih mengetahui mengenai proses dari oogenesis, berikut 3 proses oogenis serta hormon yang berpengaruh dan tahapannya yang dilansir dari Sehatq.com.

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

Proses Oogenesis

Proses pembentukan sel telur atau oogenesis terjadi di dalam kelenjar reproduksi. Dalam kelenjar ini, dihasilkan gamet (sel germinal) untuk proses pembentukan sel telur selanjutnya. Beberapa tahapan dari proses oogenesis ini antara lain:

  • Fase Penggandaan

Ketika masa perkembangan janin, beberapa sel yang ada di dalam sel telur perempuan berukuran lebih besar ketimbang yang lain. Sel-sel ini kemudian membelah diri (mitosis) menghasilkan jutaan oogonia atau sel induk telur (oogonium).

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

  • Fase Pertumbuhan

Proses oogenesis selanjutnya adalah fase pertumbuhan atau growth phase, yaitu fase yang paling lama. Pada tahap ini, sel induk telur berkembang menjadi sel telur yang lebih besar atau disebut dengan oosit primer. Oosit dengan ukuran lebih kecil akan menjadi badan polar pertama.

Oosit primer memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel induk telur, yaitu 23 pasang kromosom dan badan polar pertama. Kemudian, oosit sekunder akan kembali mengalami mitosis membentuk badan polar kedua dan ootid. Pada masa pubertas, bisa ditemukan sekitar 60.000 hingga 80.000 folikel primer di tiap sel telur.

  • Fase Pematangan

Proses oogenesis berikutnya memasuki tahapan fase pematangan, yaitu ketika meiosis I sudah terpenuhi. Saat berada dalam tahap ini, dua sel haploid terbentuk dalam folikel, namun ukurannya berbeda.

Satu sel anak akan membentuk badan kutub, sementara sel anak lainnya masuk dalam tahap meiosis II. Kemudian, badan kutub akan membentuk dua badan kutub ketika oosit sekunder berada di tahap metafase meiosis kedua.

Dengan demikian, bisa dipahami bahwa proses pembentukan sel telur dimulai lewat meiosis (pembelahan yang menghasilkan 4 gamet) dan mitosis (pembelahan yang menghasilkan 2 sel anak identik). Apabila setelah proses degenerasi ootid tidak ada proses pembuahan, maka siklus pembentukan sel telur akan diulang kembali sejak awal. Tandanya, lapisan rahim akan dilepaskan dan perempuan akan mengalami menstruasi.

Hormon yang Berpengaruh

Dalam proses oogenesis terdapat beberapa hormon yang akan berpengaruh dalam proses ini. Tetapi, pada setiap orang, proses pembentukan sel telur bisa berlangsung berbeda dari yang lain. Beberapa hormon yang berpengaruh antara lain:

1. Luteinizing Hormone (homon LH)
Hormon LH berfungsi mengatur sikus menstruasi dan juga ovulasi pada tubuh perempuan. Tak hanya itu, hormon LH juga merangsang pelepasan sel telur.

2. Follicle Stimulating Hormone (hormon FSH)
Selain hormon LH, hormon FSH juga dikenal sebagai hormon penting untuk reproduksi. Ketika sel telur siap dibuahi, hormon FSH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.

3. Hormon Estrogen dan Progesteron
Hormon estrogen akan sangat penting untuk membantu perkembangan reproduksi. Lalu, hormon progesteron yang akan bekerja untuk menebalkan dinding rahim sehingga sel telur tersebut dapat berkembang.

Fase Setelah Oogenesis

Setelah terjadi oogenesis, terdapat fase dimana adanya proses pembentukan sel telur, yaitu ovulasi. Normalnya, ovulasi terjadi sekitar 12 hari setelah hari pertama haid. Namun, rentang harinya bisa berbeda antara tiap perempuan. Siklus menstruasi rata-rata berkisr 28 hari. Fase-fase ini meliputi:

1. Fase Folikuler
Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi. Selama fase ini, hormon seperti FSH dan LH akan dilepaskan dan merangsang pertumbuhan sekitar 15-20 sel telur di dalam cangkangnya.

2. Ovulasi
Fase ketika perempuan berada dalam masa paling subur, berlangsung selama 28 hingga 48 jam. Sel telur yang telah matang bergerak ke arah tuba falopi dan pada fase inilah bisa terjadi pembuahan saat sperma bertemu sel telur.

3. Fase Luteal
Fase ketiga adalah kondisi ketika sel telur matang tidak dibuahi sehingga produksi hormon akan berhenti. Kemudian, sel telur akan larut perlahan dalam waktu 24 jam. Begitu pula halnya dengan lapisan rahim, juga akan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Sobat Zenius pasti sudah tahu, dong, kalau sel telur itu penting banget untuk proses reproduksi. Tapi apa elo sudah tahu gimana caranya sel telur terbentuk?

Di kelas 11, elo akan belajar tentang pengertian dan tahap-tahap oogenesis.

Penasaran nggak sih, seperti prosesnya? Yuk, pelajari bareng-bareng!

Pengertian Oogenesis

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni
Proses oogenesis (dok. Wikimedia Commons)

Istilah oogenesis berasal dari dua kata, oocyte dan genesis. Oocyte adalah istilah latin untuk sel telur, sementara genesis dalam bahasa latin berarti pembuatan. Jadi, oogenesis adalah sebutan untuk proses pembuatan sel telur.

Nah, proses pembuatan sel telur ini hanya terjadi pada perempuan dan hewan betina saja. Kalau pada laki-laki atau hewan jantan, yang terjadi adalah spermatogenesis atau proses pembuatan sel sperma.

Proses Oogenesis

Proses oogenesis sendiri punya ciri-ciri berikut:

  • Menghasilkan 1 sel fungsional
  • Meiosis atau pembelahan reduksi terjadi secara asimetris
  • Proses pembentukan terjadi hanya sekali dalam sebulan
  • Ukuran sel lebih besar dari sel sperma

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni
Proses pembelahan sel pada oogenesis (dok. Wikimedia Commons)

Supaya proses oogenesis ini berjalan lancar, ada beberapa hormon yang berperan penting, yaitu:

  • Follicle stimulating hormone atau hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel.
  • Luteinizing hormone atau hormon LH yang merangsang proses ovulasi atau pengeluaran sel telur.
  • Hormon estrogen yang berfungsi menimbulkan karakter kelamin sekunder.
  • Hormon progesteron yang berfungsi menebalkan dinding endometrium (dinding rahim)

Hasil dari proses oogenesis adalah sebuah sel matang yang disebut dengan ovum. Ovum inilah yang dikeluarkan tubuh perempuan saat ovulasi untuk dibuahi dengan sel sperma.

Uniknya, proses oogenesis ini sudah terjadi sejak bayi perempuan berada dalam kandungan, lho. Tepatnya, proses ini terjadi pada saat janin berusia 5 bulan. Menarik sekali, bukan?

Baca Juga: Sistem Reproduksi Wanita dan Gangguannya – Materi Biologi Kelas 11

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni

Tahap-tahap Oogenesis

Pada oogenesis setelah meiosis 2 menghasilkan beberapa sel yakni
Tahap-tahap oogenesis
(Dok. Wikimedia Commons)

1. Mitosis

Ketika bayi perempuan masih berupa janin, proses penggandaan atau mitosis sudah terjadi. Pada proses ini, sel oogonium atau sel indung telur yang terbentuk untuk reproduksi melakukan pembelahan diri.

Satu sel ini akan membelah menjadi 2 sel, 2 sel lalu membelah menjadi 4 sel, 4 sel itu kemudian membelah menjadi 8 sel, dan begitu seterusnya sampai membentuk oosit primer.

Oosit primer ini memiliki 46 kromosom dan bersifat diploid atau berpasangan. Ketika lahir, seorang bayi perempuan membawa sekitar 1 juta oosit primer. Oosit primer ini akan mengalami masa istirahat sampai perempuan mencapai usia pubertas.

2. Meiosis I

Proses meiosis I terjadi ketika perempuan mencapai usia pubertas. Di fase ini oosit primer membelah diri menjadi dua sel berbeda ukuran. Kedua sel ini bersifat haploid atau memiliki kromosom yang tidak berpasangan.

Sel yang ukurannya lebih besar disebut oosit sekunder. Sementara, sel yang lebih kecil disebut badan kutub primer.

Kedua sel ini kemudian dilepaskan dari ovarium ke tuba falopi untuk melanjutkan proses oogenesis melalui meiosis II jika terjadi fertilisasi.

3. Meiosis II

Pada proses meiosis II, oosit sekunder mengalami pembelahan lagi. Sama seperti proses meiosis I, oosit primer membelah menjadi dua sel yang ukurannya berbeda. Sel yang ukurannya besar disebut ootid, sementara sel yang ukurannya kecil disebut badan kutub sekunder.

Selain itu, badan kutub primer juga membelah diri menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, proses meiosis II menghasilkan satu sel ootid dan tiga badan kutub sekunder.

Lalu, darimana munculnya ovum? Ovum sendiri adalah sel ootid yang berkembang dan matang untuk sistem reproduksi.

Badan kutub sekunder sendiri akan hancur dan mengalami kematian atau polosit.

Apa elo penasaran bagaimana sistem reproduksi bekerja? Coba pelajari selengkapnya di video ini, yuk!

Contoh Soal Proses Oogenesis

Supaya elo lebih paham lagi sama proses oogenesis, coba bahas soal-soal ini dulu, yuk!

1. Pernyataan yang tepat mengenai oogenesis adalah…

a. Oogenesis menghasilkan 4 sel fungsional

b. Oogonium melakukan pembelahan meiosis dan menghasilkan oosit primer

c. Badan polar primer mengalami pembelahan pada meiosis II

d. Pada saat ovulasi, oosit sekunder akan dilepaskan ke tuba falopi dan melanjutkan proses pembelahan meiosis II

e. Oosit sekunder memiliki jumlah kromosom yang sama dengan oosit primer

Oogonium menghasilkan 1 sel ovum yang fungsional. Pertama-tama, oogonium (2n) akan mengalami pembelahan mitosis menghasilkan oosit primer (2n). Pembelahan mitosis akan menghasilkan sel yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya. Oosit primer mengalami pembelahan meiosis 1 menghasilkan oosit sekunder (n) dan badan polar I (n). 

Di meiosis I terjadi pengurangan jumlah kromosom. Oosit sekunder dilepaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan melanjutkan pembelahan meiosis II menghasilkan ootid (n) lalu berkembang menjadi ovum (n). Badan polar I tidak ikut mengalami pembelahan meiosis I. Pada saat meiosis II. dihasilkan badan polar II. Badan polar adalah sel yang tidak fungsional. Jadi, jawabannya adalah d.

2. Pada saat presentasi di kelas, Santi menjelaskan tentang mekanisme oogenesis di depan teman-temannya. Ia mengatakan bahwa proses oogenesis sering digambarkan sebagai produksi telur haploid melalui meiosis, tetapi pada beberapa hewan, termasuk manusia, deskripsi ini tidak seluruhnya tepat.

Berikut ini merupakan alasan yang tepat dalam mendukung pernyataan dari Santi adalah…

a. Hasil dari oogenesis seharusnya menghasilkan 1 ovum fungsional dan 3n badan polar

b. Hasil dari oogenesis seharusnya menghasilkan 1 ovum fungsional dan 2n badan polar

c. Meiosis I menghasilkan 4 gamet yang haploid dan siap dibuahi

d. Setelah terbentuk, oosit sekunder akan langsung dilanjutkan meiosis II membentuk ovum

e. Meiosis II diselesaikan setelah terjadi fertilisasi, sehingga bila tidak terjadi fertilisasi maka tidak terbentuk ovum

Pada manusia, proses meiosis II baru akan selesai apabila terjadi fertilisasi. Jadi, jawabannya adalah e.

Nah, apa sekarang sudah paham dengan proses oogenesis? Kalau elo masih belum paham, elo bisa pelajari materi lengkapnya di aplikasi Zenius, lho. Yuk, download aplikasinya!

Referensi

  • Modul Biologi Kelas XI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020)
  • Oogenesis – Britannica (2020)