Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat mengapresiasi karya seni teater melalui kemampuannya dalam: seni teater tradisional dan modern mancanegara di luar Asia, dan • menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater manca negara di Seni teater telah berkembang di Eropa sejak 2300 tahun yang lalu, yaitu pada masa Yunani klasik. Ketika Roma mulai menjadi penguasa Mediterania, pusat teater pun berpindah ke sana. Periode itu disebut zaman klasik. Tradisi teater di Eropa terus berkembang, melewati abad Pertengahan, zaman Renaissance, zaman Elizabeth, hingga zaman Modern. Selama periode- periode tersebut, teater Eropa mengalami banyak perubahan. Meskipun demikian, lakon-lakon dari zaman Klasik, seperti tragedi dan komedi, tetap bertahan hingga sekarang. Hal itu dapat dikatakan bahwa teater Barat berkembang tanpa Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Meskipun asal dari teater Barat belum diketahui, kebanyakan teori merujuk pada ritual keagamaan kuno pada zaman prasejarah. Alasannya, secara kasat mata semua ritual mengandung unsur-unsur teatrikal. Mazhab-mazhab yang lain memiliki pendapat beragam mengenai asal usul teater mulai dari ritus kesuburan, festival panen, shamanisme, dan sebagainya. Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap. Bentuknya setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater. Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk menonton teater. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog di antara para karakternya. Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah sebagai Amphiteater merupakan tempat pertunjukan teater pada masa Yunani Pertunjukan dilakukan di amphitheater. Sudah menggunakan naskah lakon. c. Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut, dan iba serta cerita komedi yang lucu, kasar, dan sering mengeritik tokoh terkenal pada e. Selain pemeran utama, ada juga pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan). Berikut ini adalah beberapa pengarang teater Yunani Klasik. a. Aeschylus (525-456 SM). Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh protagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya Sophocles (496-406 SM) dengan karya yang terkenal adalah Euripides (484-406 SM) dengan karya-karyanya antara lain Aristophanes (448-380 SM), penulis naskah drama komedi dengan karyanya yang Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Manander (349-291 SM). Manander menghilangkan koor dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong, dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik dan drama komedi Zaman Renaissance dan Elizabethan. Kebanyakan drama tragedi Yunani dibuat berdasarkan legenda. Drama-drama ini sering membuat penonton merasa tegang, takut, dan kasihan. Drama komedi bersifat lucu dan kasar, bahkan sering mengolok-olok tokoh-tokoh terkenal. Pada 200 tahun SM kegiatan kesenian, termasuk teater, beralih dari Yunani ke Roma. Akan tetapi, kualitas teater Romawi tidak dapat melebihi teater Yunani. Meskipun demikian, teater Romawi tetap dianggap penting karena berpengaruh pada zaman Renaissance. Teater kali pertama dipertunjukkan di kota Roma pada 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Colosseum merupakan gedung teater di Roma Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian, teater Romawi memiliki ciri-cirinya sendiri, yaitu Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap b. Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita, tetapi juga menjadi ilustrasi cerita. Tema berkisar pada masalah kesenjangan d. Karakteristik tokoh bergantung pada kelas, yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua, dan lain sebagainya. Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman. Bentuk-bentuk pertunjukan yang terkenal di zaman Romawi klasik adalah Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca (4 SM-65 M). Tragedi Romawi ini memiliki ciri-ciri 1) Plot cerita terdiri atas lima babak dengan struktur cerita yang terperinci 2) Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi. 3) Dialog ditulis dalam bentuk sajak. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 4) Tema cerita seputar hubungan antara alam manusia dan alam gaib. Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan isi hati. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman Romawi Klasik ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Adapun Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu. 2) Plot cerita berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut, musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalan cerita. 3) Menggunakan latar suasana alam pedesaan. Pertunjukan mime yang lucu Mime muncul di zaman Yunani sekitar abad 5 SM dan kemudian masuk ke Romawi sekitar tahun 212 SM. Ciri-ciri mime adalah sebagai berikut. Banyak terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi. Tokoh wanita dimainkan oleh pemain 3) Para pemainnya tidak mengenakan 4) Cerita yang dibawakan bertema perzinaan, menentang sakramen, dan upacara gereja. Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti dengan kekaisaran pada 27 SM. Bahkan, teater ini lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma 3. Teater Abad Pertengahan Sepanjang tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama-drama tersebut dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta yang ditarik keliling kota, yang disebut menggunakan tempat di bawah kereta untuk menyembunyikan peralatan. Peralatan ini digunakan untuk efek tipuan, seperti menurunkan seorang aktor dari atas ke panggung. Para pemain memainkan satu adegan dari kisah dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. lain dari aktor-aktor lain untuk adegan berikutnya, menggantikannya. Aktor-aktor seringkali adalah para perajin setempat yang memainkan adegan yang menunjukkan keahlian mereka. Orang Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX berkerumun untuk menyaksikan drama religius di Eropa. Drama ini populer karena pemainnya berbicara dalam bahasa sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi gereja-gereja Kristen. Ciri-ciri teater abad pertengahan adalah sebagai berikut. a. Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga b. Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling c. Drama banyak disisipi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita d. Drama dimainkan di tempat umum dengan memungut bayaran. Drama tidak memiliki nama pengarang. 4. Teater Zaman Renaissance Abad 17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kebudayaan Barat. Sejarah abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan-penemuan penting, yaitu mesin, kompas, dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat Renaissance yang yang berarti “kelahiran kembali manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru”. Gerakan yang menyelidiki semangat ini Kegiatan teater di Italia berpusat di istana-istana dan akademi. Di gedung- gedung teater milik para bangsawan inilah dipentaskan naskah-naskah yang meniru drama-drama klasik. Para aktor kebanyakan pegawai-pegawai istana dan pertunjukan diselenggarakan dalam pesta-pesta istana. Ada tiga jenis drama yang dikembangkan, yaitu tragedi, komedi, dan pastoral atau drama yang membawakan kisah-kisah percintaan antara dewa-dewa dengan para gembala di daerah pedesaan. Namun, nilai seni ketiganya masih rendah. Drama dilangsungkan dengan mengikuti struktur yang ada. Meskipun demikian, gerakan mereka memiliki arti penting karena memperkenalkan Eropa pada drama yang jelas struktur dan bentuknya. Ciri-ciri teater zaman Renaissance adalah sebagai berikut. Naskah lakon yang dipertunjukkan meniru teater zaman Yunani klasik. Cerita bertema mitologi atau kehidupan sehari-hari. yang dipergunakan sangat inovatif. d. Pelaksanaan bentuk teater diatur oleh kerajaan atau universitas. yaitu bentuk panggung yang memisahkan area panggung dengan penonton. Zaman ini juga melahirkan satu bentuk teater yang disebut yaitu bentuk teater rakyat Italia yang berkembang di luar lingkungan istana dan akademisi. Pada 1575, bentuk ini sudah populer di Italia. Kemudian, menyebar luas di Eropa dan memengaruhi semua bentuk komedi yang diciptakan pada 1600. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia a. Para pemain dibebaskan berimprovisasi mengikuti jalannya cerita dan dituntut memiliki pengetahuan luas yang dapat mendukung permainan Menggunakan naskah lakon yang berisi garis besar cerita. Cerita yang dimainkan bersumber pada cerita yang diceritakan secara turun Cerita terdiri atas tiga babak didahului prolog panjang. Plot cerita berlangsung dalam suasana adegan lucu. Peristiwa cerita berlangsung dan berpindah secara cepat. Terdapat tiga tokoh yang selalu muncul, yaitu tokoh penguasa, tokoh penggoda, dan tokoh pembantu. Tempat pertunjukannya di lapangan kota dan panggung-panggung sederhana, yaitu rumah, jalan, dan lapangan. 5. Teater Zaman Elizabeth Pada 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk di hampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun di sekitarnya. Salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar panggung. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari Inggris. Beberapa ceritanya berisi monolog panjang yang disebut solilokui yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 drama dengan berbagai tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat. Tempat adegan ditandai dengan ucapan yang disampaikan dalam dialog para c. Tokoh wanita dimainkan oleh pemain Globe merupakan gedung teater yang dibangun di London, Inggris d. Penontonnya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Menggunakan naskah lakon. Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan. 6. Teater Abad Ke-17 di Spanyol dan Prancis Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400, drama d adikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di Spanyol. Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik. Misalnya, si Dosa, si aksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja. Dipertunjukkan di atas kereta kuda (dua tingkat) yang dinamai kereta kuda tadi juga membawa Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan d. Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan pada saat istirahat diisi dengan berdampak pada masuknya sekularisme dalam drama Autos. Akibatnya, gereja melarang Autos pada 1765 karena semangat dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama. Drama di luar gereja, yaitu drama sekuler berkembang pesat. Pada 1579, telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah Lope de Rueda Pada abad 17, teater di Prancis menjadi penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial, dan ritual kemasyarakatan. Dalam penulisan naskah, terdapat kecenderungan yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrem dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun. Lahirlah klasisme baru atau neoklasik yang memiliki konvensi sebagai berikut. Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik. Menjaga kemurnian tipe drama. Setia pada kaidah klasik. d. Berorientasi pada fungsi drama. Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan. Setia pada keutuhan waktu, tempat, dan peristiwa. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Hanya mengakui dua bentuk drama, yaitu tragedi dan komedi. h. Konsep Neoklasik mengajarkan tentang kebenaran. 7. Teater Zaman Restorasi di Inggris Zaman Restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Segala bentuk teater dilarang. Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali Adapun ciri-ciri teater pada zaman Restorasi adalah sebagai berikut. Tema cerita bersifat umum dan penonton sudah mengenalnya. Tokoh wanita diperankan oleh pemain wanita. Penonton tidak lagi semua lapisan masyarakat, tetapi hanya kaum menengah d. Gedung teater mencontoh gaya Italia. Pertunjukan diselenggarakan di gedung proscenium yang diperluas dengan menambah area yang disebut apron sehingga terjadi komunikasi yang intim antara pemain dan penonton. panggung bergambar perspektif dan lebih bercorak umum, misalnya Pada abad ke-17, teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung- panggung arsitektural. Panggung-panggung Letak panggung dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung proscenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut berlangsung sampai kira-kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan-perusahaan seni peran Prancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan-rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai Pada abad 18, teater di Prancis dimonopoli Secara tetap, mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek, dan burlesque dipentaskan oleh rombongan teater Italia, yang biasanya pentas di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad 17, Prancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Selama abad 18 Italia berusaha mempertahankan bentuk besarnya ialah Carlo Goldoni. Karya-karyanya berupa komedi yang kebanyakan agak Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX sentimental, tetapi tergolong bermutu. Penulis naskah yang lain adalah Carlo Gozzi. Ia tidak meneruskan tradisi tetapi menciptakan sendiri komedi- komedi fantasi dengan adegan-adegan penuh improvisasi. mulai merosot dan tidak populer di Italia pada akhir abad 18. Adapun dalam tragedi, penulis Italia yang menonjol pada abad itu hanya Vi 9. Teater Awal Abad Ke-19 Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Prancis. Revolusi Prancis yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Prancis menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon. Ciri-ciri pertunjukan teater Romantik adalah sebagi berikut. Menggunakan naskah dengan struktur yang bersifat longgar dengan karakter tokoh yang berubah-ubah di setiap episode. Setiap bagian plot cerita memiliki episodenya sendiri (plot episodik). Inti cerita adalah masalah kebebasan memberontak pada fakta dan aturan Membawakan cerita kesejarahan yang memuat adegan perang, pemberontakan, pembakaran istana, perang tanding, dan sebagainya. Panggung dihiasi dengan gambar-gambar yang sangat indah. perspektif diganti dengan lukisan untuk layar sayap panggung dan sayap belakang dan bentuk skeneri ditampilkan bergantian. Pada awal abad ke-19, sebuah pergerakan teater besar yang dikenal dengan Romantik mulai berlangsung di Jerman. August Wilhelm Schlegel adalah seorang penulis Roman Jerman yang menganggap Shakespeare sebagai salah satu dari pengarang naskah lakon terbesar dan menerjemahkan 17 dari naskah lakonnya. Penggemar besar Shakespeare lain adalah Ludwig Tiecky yang sangat berperan dalam memperkenalkan karya-karya Shakespeare kepada orang-orang Jerman. Salah satu lakon tragedinya adalah Kaiser Octaveous. Pengarang Jerman lainnya di awal abad ke-19 antara lain, Henrich von Kleist yang dikenal sebagai penulis lakon terbaik zaman itu, Christian Grabbe yang menulis August Wilhelm Schlegel, seorang penulis germanhistorydocs.ghi-dc.org . Franz Grillparzer yang dipandang sebagai penulis lakon serius pertama Austria dan George Buchner yang menulis Di Inggris, pergerakan Romantik dipicu oleh naskah lakon karya Samuel Taylor Coleridge, Henry James Byron, Percy Bysshe Shelley, dan John Keats. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Dengan naskah lakon seperti karya Shelley. Inggris menjadi berpengaruh kuat dalam mempopulerkan aliran Romantik. Di Prancis, Victor Hugo menulis adalah naskah lakon yang ditulis oleh Alfred de Vigny . Alexandre Dumas menulis lakon . Alfred de Musset menulis lakon 10. Teater Abad Ke-19 dan Realisme Banyak perubahan terjadi di Eropa pada abad ke-19 karena Revolusi Industri. Orang- orang berkelas pindah ke kota dan teater pun mulai berubah. Bentuk-bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri seperti (aksi-aksi seperti rutinitas lagu membuat subjek nampak menggelikan), dan melodrama (melebih-lebihkan karakter dalam ik pahlawan versus penjahat). Sandiwara- sandiwara romantis dan kebangkitan klasik dimainkan di gedung teater yang megah pada masa itu. Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa. Pada 1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu-lampu gas di gedung-gedung teater. Gedung Teater Savoy di London (1881) yang mementaskan drama-drama Shakespeare adalah gedung teater pertama yang panggungnya Pada abad 19, di Inggris sebuah drama kloset atau naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat dipentaskan bermunculan. Tercatat nama-nama penulis drama kloset seperti Wordswoth, Coleridge, Byron, Shelley, Swinburne, Browning, dan Tennyson. Baru pada akhir abad 19, teater di Inggris juga menunjukkan tanda- tanda kehidupan dengan munculnya Henry Arthur Jones, Sir Arthur Wing Pinero, dan Oscar Wilde. Selain itu, terlihat juga kebangkitan pergerakan teater independen yang menjadi perintis pergerakan teater kecil yang nanti di abad ke-20 tersebar luas. Misalnya, Theatre Libre Paris, Die Freie Buhne Berlin, dan Independent. Selama akhir abad 19, di Jerman muncul dua penulis lakon berkelas internasional, yaitu Hauptmann dan Sudermann. Seorang doktor Viennese, Arthur Schnitzler, menjadi dikenal luas di luar tempat asalnya Austria dengan naskah lakon yang ringan dan menyenangkan berjudul . Di Perancis, Brieux menjadi perintis teater realistis dan klinis. karya Edmond Rostand. Sementara itu, di Italia Giacosa menulis lakon terbaiknya Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX dan mengarang syair-syair untuk opera ( yang juga lebih dikenal melalui opera Muscagni. Penulis lakon Italia abad ke-19 yang paling terkenal adalah Gabriel d’Annunzio, Luigi Pirandello, dan Sem Benelli dengan lakon berjudul di Inggris dan Amerika sebagai The Jest. Bennelli dengan dikenal di luar Italia dalam bentuk opera. Di Spanyol Jose Echegaray menulis , Jose Benavente dengan karyanya Amerika, dan Sierra bersaudara dengan naskah lakon menjadi penghubung abad ke-19 dan 20, seperti halnya Shaw, Glasworthy, dan Barrie di Inggris, serta Lady Augusta Gregory dan W.B. Yeats di Irlandia. Sampai abad ke-19, teater di Amerika dikuasai oleh Stock Company dengan sistem bintang. Sebuah rombongan drama lengkap dengan peralatannya serta bintang-bintangnya mengadakan perjalanan keliling. Luigi Pirandello, penulis lakon terkenal di Italia pada abad ke-19 Dengan dibangunnya jaringan kereta api, Akibatnya, seni teater tersebar luas di seluruh Amerika. Maka, muncullah teater- lenyap sekitar tahun 1900. Sindikat teater berkuasa di Amerika dari tahun 1896-1915. Realisme menguasai panggung-panggung teater Amerika pada abad ke-19. Usaha melukiskan kehidupan nyata secara teliti dan detail ini dimulai dengan pementasan-pementasan naskah-naskah sejarah. semirip mungkin dengan zaman cerita. Charles Kenble dalam memproduksi tahun 1823 (naskah Shakespeare) mengusahakan ketepatan sampai hal-hal Zaman Realisme yang lahir pada penghujung abad ke-19 dapat d landas pacu lahirnya seni teater modern di Barat. Penanda yang kuat adalah timbulnya gagasan untuk mementaskan lakon kehidupan di atas pentas dan menyajikannya seolah peristiwa itu terjadi secara nyata. Gagasan ini melahirkan konvensi baru dan mengubah konvensi lama yang lebih menampilkan seni teater sebagai sebuah pertunjukan yang memang dikhususkan untuk penonton. Tidak ada lagi pamer keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan. Diiringi dengan perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung artistik pentas, Realisme menjadi primadona di dunia barat. Seni teater yang menghadirkan penggal kenyataan hidup di atas pentas ini begitu membius penggemarnya. Para penonton dibuat terhanyut dan larut dalam cerita-cerita yang dimainkan. Pesona semacam ini membuat Realisme begitu berpengaruh dalam Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Teater telah berubah selama berabad-abad. Gedung-gedung pertunjukan modern memiliki efek-efek khusus dan teknologi baru. Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater, melainkan juga untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal-hal baru. Rancangan- rancangan panggung termasuk pengaturan panggung arena, atau yang disebut saat ini, teater di tengah-tengah gedung. Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter-karakter berbeda dalam pertunjukan-pertunjukan (di samping nada suara) dapat melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya-gaya pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam Seiring dengan perkembangan waktu, kualitas pertunjukan realis oleh beberapa seniman dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini mendorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Wilayah jelajah artistik dibuka selebar- lebarnya untuk kemungkinan perkembangan bentuk pementasan seni teater. Dengan semangat melawan pesona realisme, para seniman mencari bentuk Pada awal abad ke-20, istilah teater eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang usaha mereka berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya simbolisme, surealisme, epik, dan absurd. Namun, tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan. Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! Sebutkan ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno? Ciri-ciri apa saja yang membedakan teater Romawi dengan teater Yunani? Siapakah William Shakespeare? Apa yang dimaksud dengan drama kloset? Gaya Pementasan Teater Barat Gaya penampilan pertunjukan teater Barat secara mendasar dibagi ke dalam tiga gaya besar, yaitu presentasional, representasional (realisme), dan Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Unsur-unsur gaya presentasional adalah Para pemain bermain langsung di hadapan penonton. Artinya, karya seni pemeranan yang ditampilkan oleh para aktor di atas pentas benar-benar disajikan kepada penonton sehingga bentuk ekspresi wajah, gerak, wicara sengaja diperlihatkan lebih kepada penonton daripada antarpemain. b. Gerak para pemain diperbesar ( menggunakan wicara menyamping ( dan banyak melakukan solilokui (wicara Menggunakan bahasa puitis dalam dialog dan wicara. Berikut ini beberapa lakon yang biasa dan dapat dipentaskan dengan gaya Romeo and Juliet, Piramus Thisbi, Raja Lear, Machbeth 2. Gaya Representasional (Realisme) Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad 19, bersama itu pula teknik tata lampu dan tata panggung maju pesat sehingga para seniman teater berusaha dengan keras untuk mewujudkan gambaran kehidupan di atas pentas. Perwujudan dari usaha ini melahirkan gaya yang disebut representasional atau biasa disebut realisme. Gaya ini berusaha menampilkan kehidupan secara nyata di atas pentas, sehingga apa yang disaksikan oleh penonton seolah-olah bukan sebuah pentas teater tetapi potongan cerita kehidupan yang sesungguhnya. Para pemain beraksi seolah-olah tidak ada penonton yang menyaksikan. Tata artistik diusahakan benar-benar menyerupai situasi sesungguhnya. Gaya realisme sangat memesona karena berbeda sekali dengan gaya representasional. Para penonton tidak jarang ikut hanyut dalam laju cerita, sehingga mereka merasakan bahwa apa yang terjadi di atas pentas adalah kejadian Pementasan Romeo dan Juliet yang menggunakan gaya presentasional Hampir semua teater klasik menggunakan gaya ini dalam pementasannya. Gaya presentasional memiliki ciri khas, “pertunjukan dipersembahkan khusus kepada penonton”. Bentuk-bentuk teater awal selalu menggunakan gaya ini karena memang sajian pertunjukan mereka benar-benar dipersembahkan kepada penonton. Teater Barat yang termasuk dalam gaya ini adalah sebagai berikut. Teater Klasik Yunani dan Romawi. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Unsur-unsur gaya representasional adalah sebagai berikut. Aktor saling bermain di antara mereka beranggapan seolah-olah penonton tidak ada, sehingga mereka benar-benar memainkan sebuah cerita seolah-olah b. Menciptakan dinding keempat ( ) sebagai pembatas imajiner antara penonton dan pemain. Konvensi seperti wicara menyamping ( ) dan soliloki sangat dibatasi. d. Menggunakan bahasa sehari-hari. Anton Chekov yang menggunakan gaya Berikut ini beberapa lakon yang biasa dan dapat dipentaskan dengan gaya Kebun Cherry, Burung Manyar, Penagih Hedda Gabbler, Hantu-hantu, Musuh Dalam perkembangannya, lakon gaya representasional atau realisme ini melahirkan gaya-gaya baru yang masih berada dalam ruang lingkupnya yaitu; naturalisme, realisme Naturalisme merupakan sub gaya realisme yang paling ekstrem. Gaya ini menghendaki sajian pertunjukan yang benar-benar mirip dengan kenyataan. Setiap detail dan struktur tata panggung harus benar-benar mirip seperti aslinya sehingga panggung merupakan potret kehidupan sesungguhnya. Naturalisme selain menuntut pendekatan ilmiah, juga percaya bahwa kondisi manusia amat ditentukan oleh faktor lingkungan dan keturunan. Dalam praktiknya, kaum naturalisme banyak mengungkapkan kemerosotan dan kebobrokan masyarakat golongan bawah. Drama-drama mereka penuh dengan kebusukan manusia dan hal-hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan. Panggung harus menggambarkan kenyataan sebenarnya yang mereka ambil dari kehidupan nyata. Tokoh naturalisme yang sangat penting ialah Emile Zola. Ia berkata bahwa “Bukan drama, tetapi kehidupan yang harus disajikan pada penonton”. Sebagai gerakan teater, naturalisme hanya hidup sampai 1900. Setelah itu, realisme yang semakin berpengaruh seiring dengan perkembangan teknologi terutama kelistrikan yang dapat digunakan untuk menunjang teknik pemanggungan. Realisme selektif merupakan cabang gaya realisme yang memilih atau menyeleksi detail tertentu dan digabungkan dengan unsur-unsur simbolik dalam menyajikan keseluruhan tata ruang yang ada di atas pentas. Misalnya, dinding, pintu dan jendela dibuat seperti aslinya, tetapi atap rumah hanya dtampilkan dalam bentuk kerangka. Adapun realisme sugestif menggunakan bagian-bagian dari bangunan atau ruang yang dipilih dan ditampilkan secara mendetail untuk Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX memberikan gambaran sugestif bentuk keseluruhannya. Misalnya, satu tiang ditampilkan untuk memberikan gambaran ruang istana dengan bantuan tata lampu yang mendukung, selebihnya adalah imajinasi. Dalam abad ke-20, seniman seni teater melakukan banyak usaha untuk membebaskan seni teater dari batasan-batasan konvensi tertentu (presentasional dan representasional) dan berusaha memperluas cakrawala kreativitas, baik dari sisi penulisan lakon maupun penyutradaraan. Gaya ini membawa semangat untuk melawan atau mengubah gaya realisme yang telah menjadi konvensi Setiap seniman memiliki caranya tersendiri dalam mengungkapkan rasa, gagasan, dan kreasi artistiknya. Banyak percobaan dilakukan sehingga pada masa 1950-1970 di Eropa dan Amerika gaya ini dikenal sebagai gaya teater eksperimen. Meskipun pada saat ini banyak teater yang hadir dengan gaya realisme, kecenderungan untuk melahirkan gaya baru masih saja lahir dari tangan-tangan kreatif pekerja seni teater. Banyak gaya yang dapat digolongkan dalam antaranya sangat berpengaruh dan banyak di antaranya yang tidak mampu bertahan lama. Unsur-unsur gaya antara lain sebagai berikut. Mengombinasikan antara unsur presentasional dan representasional. b. Menghilangkan dinding keempat ( ), dan terkadang berbicara langsung atau kontak dengan penonton. Bahasa formal, sehari-hari, dan puitis digabungkan dengan beberapa idiom baru atau dengan bahasa slank. Simbolisme adalah sebuah gaya yang menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan makna lakon atau ekspresi dan emosi tertentu. Meskipun pada awalnya gaya ini muncul di Prancis (1180), baru memegang peranan berarti pada Simbolisme lahir sebagai pemberontakan terhadap aliran realisme, khususnya pada pemanggungan yang dipengaruhi oleh karya-karya komponis Richard Wagner. Simbolisme tidak terlalu mempercayai kelima panca indra dan pemikiran rasional untuk memahami kenyataan. Intuisi dipercayai untuk memahami kenyataan karena kenyataan tidak dapat dipahami secara logis, maka kebenaran itu juga tidak mungkin diungkapkan secara logis pula. Kenyataan yang hanya dapat dipahami melalui intuisi itu harus diungkapkan dalam bentuk simbol-simbol. Untuk keperluan tersebut, gaya ini mencoba mensintesiskan beberapa cabang seni dalam pertunjukan seperti seni rupa (lukisan), musik, tata lampu, seni tari, dan unsur seni visual lain. Simbolisme sering juga disebut sebagai teater multimedia. Aliran Simbolisme mengganggap bahwa untuk mengajak penonton menuju kebenaran harus menjauhkan penonton dari konvensi teater Realisme. Penonton harus dibebaskan dari hiruk-pikuk keseharian dan dimasukkan ke dalam dunia Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia musik yang gaib. Harus ada jarak antara seni dan kehidupan nyata sehari-hari. Untuk mewujudkan idenya, kaum Simbolisme membentuk teater sendiri yaitu Theatre d’Art (1890) dan Theatre de I’Deuvre (1892). Teater ini menginginkan pertunjukan, bukan tiruan kenyataan sehingga kaum mereka menolak panggung yang ramai dan detail. Latar tidak boleh mencuri perhatian penonton. Latar hanya membantu terciptanya suasana sehingga kata yang diucapkan mencari sendiri lingkungan hidupnya. Oleh karena itu, teater Simbolisme hanya memasang dekor kain polos saja yang memberi arti tak terbatasnya ruang dan waktu. Perhatian penonton diarahkan pada ucapan atau dialog para pelaku sehingga latar dan tata busana didesain sesederhana mungkin agar tidak mencuri perhatian penonton. Tokoh-tokoh teater Simbolisme antara lain sebagai berikut. 1) Adolphe Appia (1862-1928) 2) Edward Gordon Craig (1872-1966) 3) Federico Garcia Lorca (1899-1936) Surealisme dipengaruhi berkembangnya teori psikologi Sigmund Freud dalam usahanya untuk mengekspresikan dunia bawah sadar manusia melalui simbol-simbol mimpi, penyimpangan watak atau kejiwaan manusia, dan asosiasi bebas gagasan. Gaya ini begitu menarik karena penonton seolah dibawa ke alam lain atau dunia mimpi yang terkadang muskil, tetapi hampir bisa dirasakan dan pernah dialami oleh semua orang. Istilah ekspresionisme diambil dari gerakan seni rupa pada akhir abad 19 yang dipelopori oleh pelukis Van Gogh dan Gauguin. Gerakan itu kemudian meluas pada bentuk-bentuk seni yang lain termasuk teater. Ekspresionisme sudah ada dalam teater jauh sebelum masa itu, hanya masih merupakan salah satu elemen saja dalam teater. Sebagai suatu gerakan teater, gaya ini baru muncul 1910 di Jerman. Sukses pertama teater ekspresionisme dicapai oleh Walter Hasenclever pada 1914 dengan dramanya “Sang Anak”. Adapun puncak gerakan ini terjadi sekitar 1918 (pada saat Perang Dunia I) dan mulai merosot 1925. Meskipun awalnya ekspresionisme berkembang di Eropa terutama selama Perang Dunia I (1914-1918), namun pengaruhnya menjangkau ke luar Eropa. Beberapa dramawan Amerika yang terpengaruh oleh gerakan ekspresionisme adalah Elmer Rice, Eugene O’neill, Marc Connelly, dan George Kaufman. Pengaruh ini terutama nampak dalam tata panggung dan elemen visual yang lebih bebas. Teknik dramatik dan pendekatan-pendekatan dalam pemanggungan merupakan pengaruh besar ekspresionisme dalam teater abad 20. Absurdisme menyajikan satu lakon yang seolah tidak memiliki kaitan rasional antara peristiwa satu dan yang lain, antara percakapan satu dan yang lain. Unsur-unsur surealisme dan simbolisme digunakan bersamaan dengan irrasionalitas untuk memberikan sugesti ketidakbermaknaan hidup manusia serta Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX kepelikan komunikasi antarsesama. Drama-drama yang kini disebut absurd, pada mulanya dinamai eksistensialisme. Persoalan eksistensialisme adalah mencari arti “eksistensi” atau “ada”. Apa akibat arti itu bagi kehidupan sehari-hari? Pencarian makna “ada” ini berpusat pada diri pribadi manusia dan keberadaannya di dunia. Dua tokoh eksistensialis yang terkemuka adalah Jean Paul Sartre (1905) dan Albert Camus (1913-1960). Para dramawan setelah Sartre dan Camus lebih banyak menekankan bentuk absurditas dunia itu sendiri. Objek absurd itu mereka tuangkan dalam bentuk teater yang absurd pula. Tokoh-tokoh teater absurd di antaranya, adalah Samuel Becke , Jean Genet, Harold Pinter, Edward Albee, dan Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! Apa ciri khas gaya pementasan presentasional? Sebutkan tiga lakon yang dapat dipentaskan dengan gaya presentasional? Sebutkan empat unsur gaya representasional? Keunikan dan Pesan Moral Teater Barat Teater Barat memiliki tradisi yang sangat panjang jika dihubungkan dengan masa Yunani Klasik. Sebagaimana teater Timur yang telah kamu pelajari di pelajaran sebelumnya, teater Barat pun memiliki banyak keunikan. Keunikan itu antara lain telihat dari tipe-tipe lakon teater Barat. Selain itu, teater Barat juga berisi pesan moral. Hal ini sejalan dengan pendapat Aristoteles mengenai konsep 1. Tipe Lakon Teater Barat Tipe lakon yang digunakan pada teater Barat adalah drama, tragedi, satir, dan melodrama. Penjelasan mengenai tipe-tipe lakon akan d Drama berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu atau berbuat” (mengacu pada salah satu jenis pertunjukan) dan dari kata Prancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid yang berarti untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika atau kematian. William Froug (1993) mendefinisikan drama sebagai lakon serius yang memiliki segala rangkaian peristiwa yang nampak hidup, mengandung emosi, ik, daya tarik memikat serta akhir yang mencolok dan tidak diakhiri oleh Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Drama juga bisa diartikan sebagai suatu kualitas komunikasi, situasi, aksi, dan segala apa saja yang terlihat dalam pentas baik secara objektif maupun secara subjektif, nyata atau khayalan yang menimbulkan kehebatan, keterenyuhan, dan ketegangan perasaan para pendengar atau penonton. Bisa juga diartikan sebagai ik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak di hadapan pendengar maupun penonton. elaskan bahwa drama adalah salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki ik yang rumit dan penuh daya emosi, tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi. Contoh lakon-lakon drama adalah Hedda Gabler, An Enemy of the People, Brand A Doll’s House, Pillars of Society, Ghosts Tragedi berasal dari kata (bahasa Perancis) yaitu penggabungan kata yang berarti “nyanyian”. Jadi, tragedi adalah nyanyian yang dinyanyikan untuk mengiringi kambing sebelum dibaringkan di atas altar untuk dikorbankan. Pengorbanan kambing dilakukan pada saat upacara untuk menghormati dewa Dionysos yang dianggap sebagai dewa kesuburan. Bisa juga kata tersebut diartikan untuk menyebut kostum kambing yang dikenakan oleh aktor ketika memainkan lakon satir. Lakon tragedi menurut Aristoteles adalah lakon yang meniru sebuah aksi yang sempurna dari seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan supaya para penonton merasa iba dan ngeri sehingga penonton mengalami pencucian jiwa atau mencapai katarsis. Antigone memiliki lakon tragedi dalam veracity.unispubs.american.edu. tetapi sekaligus juga merasa iba. Pendeknya, penonton menyadari betapa kecil dan rapuhnya jiwa manusia di depan kedahsyatan suratan takdir. Menurut Aristoteles, ada enam elemen yang ada dalam lakon tragedi, yaitu 1) Plot adalah susunan kejadian atau insiden. Lakon tragedi adalah imitasi perbuatan manusia dan perbuatan ini akan menghasilkan aksi-aksi atau insiden yang membuat adanya tragedi. Kalau dikaji lebih lanjut, definisi tragedi menurut Aristoteles yaitu lakon tragedi memerlukan aksi yang sempurna. Dengan aksi yang sempurna diharapkan mempunyai daya pikat yang tinggi, padat, kompleks, dan sublim. Dengan aksi yang sempurna diharapkan penonton mencapai katarsis (penyucian jiwa). Tokoh yang besar diharapkan mampu menghadirkan efek tragis yang besar. Jadi lakon tragedi sebenarnya bukan lakon yang bercerita tentang duka cita dan kesedihan tetapi lakon yang bertujuan untuk mengoncang jiwa penonton sehingga lemas, tergetar, merasa ngeri, Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Watak atau karakter adalah ciri khas tokoh yang terlibat dalam kejadian atau insiden. Melalui watak atau karakter inilah penonton mengidenti dirinya dalam lakon tragedi. 3) Pikiran-pikiran merupakan kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang perlu dan cocok untuk situasi. Dalam lakon, harus ada pembicaraan- pembicaraan yang mengandung pemikiran-pemikiran yang universal. 4) Diksi adalah gaya atau cara dalam menyusun dan menampilkan kata-kata sebagai upaya untuk mengekspresikan maksud penulis lakon. Dalam lakon tragedi, kata-kata disusun dan diucapkan dengan cara puitis. Musik yang berfungsi untuk memberikan rasa kesenangan dan mengarahkan ) elemen ini merupakan elemen nonpersonal, tetapi lebih pada elemen pendukung pementasan dari lakon tragedi. Elemen ini berfungsi untuk mengarahkan emosi penonton pada suasana tragis. Para penulis lakon tragedi adalah sebagai berikut. Antigone, Oedipus Tyrannus, Agamemnon, The Libatian Bearers, The Furies Medea, Hyppolitus, Ion, Electra, The Trojan Woman, Cyclops Hamlet, Macbeth, Romeo and Juliet, Antony and Cleopatra, King Lear, Mrs. Alving, A Doll’s House 6) Arthur Miller: The Crucible, All My Sons, Death of a Salesman berarti lakon yang berakhir dengan kebahagiaan. Lakon komedi seperti halnya lakon tragedi merupakan bagian dari upacara penghormatan terhadap dewa Pallus. Upacara penghormatan ini dilakukan dengan cara melakukan arak-arakan dan memakai kostum setengah manusia dan setengah kambing. Arak-arakan ini menyanyi dan melontarkan kata-kata kasar untuk memancing tertawaan Menurut Aristoteles, lakon komedi merupakan tiruan dari tingkah laku manusia biasa atau rakyat jelata. Tingkah laku tersebut merupakan perwujudan keburukan manusia ketika menjalankan kehidupan sehingga mampu menumbuhkan tertawaan dan cemoohan sampai terjadi katarsis atau penyucian jiwa. Perkembangan lakon komedi bisa dikategorikan dalam berbagai tipe lakon komedi berdasarkan pada sumber humornya, metode penyampaiannya, dan bagaimana lakon komedi itu disampaikan. Berikut ini adalah tipe lakon komedi omedi gelap) adalah lakon komedi yang merujuk pada hal- hal yang meresahkan. Misalnya, kematian, teror, pemerkosaan, dan perang. Beberapa aliran komedi ini hampir mirip Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia (komedi karakter) adalah lakon komedi yang mengambil humor dari sebuah pribadi yang diciptakan atau dibuat oleh pemeran. Beberapa lakon komedi ini berasal dari hal-hal yang klise. merupakan lakon yang mengandung komedi (komedi improvisasi) adalah lakon komedi yang tidak terencana dalam pementasannya. (komedi pengamatan) adalah lakon komedi yang bersumber pada lelucon hidup keseharian dan melebih-lebihkan hal yang sepele menjadi hal yang sangat penting atau mengamati kebodohan dan kekonyolan yang ada dalam masyarakat dan berharap hal itu diterima sebagai sik) adalah lakon komedi yang hampir mirip dengan slaptis, dagelan atau lelucon yang kasar. Komedi lebih mengutamakan sik atau gestur. Lakon komedi sering terpengaruh oleh badut. (komedi dengan peralatan) adalah lakon komedi ini mengandalkan peralatan yang tidak masuk akal. (komedi surealis) adalah lakon komedi yang berdasarkan pada hal-hal yang ganjil, situasi yang absur, dan logika yang tidak mungkin. Topical comedy (komedi topik/satir) adalah lakon komedi yang mengandalkan pada berita utama dan skandal-skandal yang terpenting dan terpilih. Durasi waktu pementasan komedi ini sangat cepat tetapi komedi ini sangat populer. (komedi intelektual) adalah lakon komedi yang berdasarkan pada kepintaran dan kecerdasan. Komedi ini seringkali memanipulasi kehalusan bahasa sebagai bahan leluconnya. Para penulis lakon komedi adalah sebagai berikut. The Archanians, The Knights, Lysistrata, The Wasps, The Clouds, Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Dyscolus, Aspis, Georgo, Dis exapaton,Epitrepontes, Colax, misumenos, Perikeiromene, Samia, Sicyonios, Heros, Theophoroumene, Kitharistes, Phasma, A Midsummer Night’s Dream, The Comedy of Errors (bahasa Inggris) yang berarti “sindiran”. Lakon satir adalah lakon yang mengemas kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu keadaan dengan maksud membawa sebuah perbaikan. Tujuan drama satir tidak hanya semata-mata sebagai humor biasa, tetapi lebih sebagai sebuah kritik terhadap seseorang atau kelompok masyarakat dengan cara yang sangat cerdik. Lakon satir hampir sama dengan komedi tetapi ejekan dan sindiran dalam satir lebih agresif dan terselubung. Lakon satir sudah dimainkan sejak abad ke-5 Sebelum Masehi di teater Atena. Lakon satir awalnya digunakan untuk melengkapi lakon tragedi Yunani pada waktu upacara penghormatan Dewa Dionysos. Pertunjukannya berupa adegan yang singkat dan bersifat menyenangkan penonton. Lakon satir dalam perkembangannya mengalami kemunduran dan lama kelamaan menghilang dari Penulis lakon satir yang paling terkenal adalah Euripides yang menulis lakon Sebelum Euripides, ada penulis lakon satir yang mendahuluinya, yaitu Sophocles yang menulis lakon Para penulis satir pada zaman Yunani biasanya mengambil sasaran dewa sebagai bahan ejekan karena pada waktu itu dewa memiliki kelebihan dan senang memainkan manusia. Melodrama adalah lakon yang isinya mengupas suka duka kehidupan dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton. Menurut Herman J. Waluyo, melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan perasaan penonton. Pementasan lakon-lakon melodrama sangat berbeda dengan jenis-jenis lakon lainnya. Pementasannya seolah-olah dilebih-lebihkan sehingga kurang menyakinkan penonton. Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh biasa dan tidak ternama (berbeda dengan tokoh dalam lakon tragedi yang harus menggunakan tokoh yang besar), serta bersifat steriotipe. Jika tokoh tersebut jahat, tokoh tersebut akan jahat seterusnya dan tidak ada sisi baiknya. Sementara itu, kalau tokoh tersebut adalah tokoh pahlawan, tokoh tersebut menjadi tokoh pujaan yang luput dari kekurangan dan kesalahan serta luput dari tindak kejahatan. Tokoh hero dalam lakon melodrama selalu memenangkan peperangan. Jenis drama ini berkembang pada permulaan abad kesembilan belas. Istilah melodrama berasal dari bagian sebuah opera yang menggambarkan suasana sedih atau romantis dengan iringan musik (melos diturunkan dari kata melodi atau lagu). Kesan suasana inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis drama Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Ciri-ciri melodrama sebagai berikut. Berpegang kepada keadilan moralitas yang keras, yang baik akan mendapatkan ganjaran pahala dan yang jahat akan mendapat hukuman. 2) Membangkitkan simpati dan keharuan penonton dengan memperlihatkan penderitaan tokoh baik, dan sebaliknya membangkitkan rasa benci dan marah Melodrama membuat penonton bersimpatik 3) Cerita dalam melodrama diramu dengan unsur-unsur ketegangan alin dengan kejadian-kejadian yang mendadak dan di luar dugaan, kejadian-kejadian yang tokoh utamanya selalu nyaris lolos dari bahaya Karakter tetap yang selalu muncul dalam melodrama adalah pahlawan (lelaki atau wanita), tokoh lucu (komik), dan penjahat. 6) Dalam pementasannya selalu diiringi musik seperti layaknya seni film sekarang. Kata melodrama sendiri berasal dari kata Musik dalam lakon jenis ini berfungsi untuk membangun suasana dan membangkitkan emosi penonton. Tema-tema melodrama berkisar tentang dengan sejarah dan peristiwa rumah 2. Pesan Moral dalam Teater Barat Jika diperhatikan, setiap pementasan teater mengandung pesan moral. Hal ini barangkali berhubungan dengan asal mula teater yang berasal dari ritual keagamaan. Pada teater Barat, pesan moral ini dapat dilihat dengan jelas terutama dalam lakon tragedi dan komedi. a. Pesan Moral dalam Lakon Tragedi Tujuan utama lakon tragedi ini adalah membuat penonton mengalami pengalaman emosi melalui identi kasi para tokoh dan untuk menguatkan kembali Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX kepercayaan diri sebagai bagian dari manusia. Tokoh dalam lakon tragedi ini biasanya tokoh terpandang, raja, kesatria, atau tokoh yang memiliki pengaruh di masyarakat, sehingga identi kasi penonton terhadap tokoh tersebut merasa Lakon Oedipus yang memberikan pesan bahwa kekuasaan Tuhan akan Di akhir cerita, tokoh utama biasanya mengalami kesengsaraan dan kematian yang tragis. Jalan yang ditempuh biasanya sangat berat, sulit, dan membuatnya menderita tetapi sikap ini justru membuatnya tampak mulia dan berperikemanusiaan. Masalah kematian tokoh utama bukan menjadi hal penting pada lakon tragedi, melainkan hal yang disampaikan dalam lakon tentang kehidupanlah yang penting. Lakon-lakon tragedi Yunani Kuno mengajak manusia untuk merenungkan hakikat kehidupan dipandang dari sisi yang menyedihkan karena kehidupan pada prinsipnya selalu kalah dengan takdir ilahi. Dalam lakon tragedi tokoh utama menghadapi konsekuensi yang tidak bisa ditolak, tetapi mereka yakin bahwa kehidupan ini bisa ditaklukkan dan dikalahkan meskipun pada akhirnya juga Lakon tragedi seperti roman yang mengungkapkan pencarian manusia terhadap rahasia kehidupan abadi dan pertahanan terhadap kekuatan jahat untuk mendapatkan identitas sekaligus semangat hidup, meskipun untuk mendapatkannya melalui berbagai pengorbanan. b. Pesan Moral dalam Lakon Komedi Penciptaan lakon komedi bertitik tolak dari perasaan manusia yang memiliki kekuatan, namun manusia tidak sadar bahwa dirinya memiliki daya hidup yang dikelilingi alam semesta. Manusia harus mempertahankan kekuatan dan vitalitas secara utuh terus menerus bahkan harus menumbuhkembangkan untuk mengatasi perubahan alam, politik, budaya maupun ekonomi. Perasaan lemah dalam diri manusia akan mengakibatkan tidak bisa bertahan terhadap segala perubahan dan tantangan. Untuk menguatkan perasaan itu manusia membutuhkan semacam cermin diri agar tidak ditertawakan oleh yang lain. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! Sebutkan tipe-tipe lakon teater Barat? Apa tujuan utama lakon tragedi? Apa pesan moral dalam lakon komedi? Carilah informasi mengenai teater-teater mancanegara di luar Asia yang tidak kamu pelajari di pelajaran ini. Kamu dapat mencarinya di majalah, surat kabar, atau ensiklopedi. Selain itu, kamu juga dapat memanfaatkan internet. Catatlah berapa hal mengenai teater tersebut. Apa nama teater tersebut? Dari mana teater tersebut berasal? Cerita apa yang dimainkannya? Bagaimana kostum para pemain teater tersebut? Bagaimana dekorasi panggungnya? Pesan moral apa yang terkandung dalam pementasan tersebut? Antara 1968-1978, bersama Bengkel Teaternya, Rendra banyak mementaskan drama terjemahan ataupun saduran. Lakon-lakon yang dipentaskan antara lain Kereta Kencana dan Badak-Badak karya Eugene Ionesco; Romulus Agung karya ; Perang Troya Tidak Akan Meletus karya Giraudeux, Istri Yahudi, Informan, dan Mencari Keadilan karya Bertold Brecht; Oedipus Sang Raja, Oedipus di Kolonus, dan Antigone karya Sophocles; Hamlet dan Macbeth Lakon komedi adalah lakon yang mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia dengan cara yang lucu, sehingga para penonton bisa lebih menghayati kenyataan hidupnya. Jadi, lakon komedi bukan hanya sekadar lawakan kosong tetapi harus mampu membukakan mata penonton kepada kenyataan kehidupan sehari-hari yang lebih dalam. Tokoh dalam lakon komedi ini biasanya adalah orang-orang yang lemah, tertindas, bodoh, dan lugu sehingga identifikasi penonton terhadap tokoh tersebut bisa ditertawakan dan dicemoohkan. Peristiwa mentertawakan tokoh yang dilihat ini sebenarnya mentertawakan kelemahan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. W.S. Rendra, pimpinan Bengkel Teater Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX Asal muasal dari teater Barat belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, kebanyakan teori merujuk pada ritual keagamaan kuno pada zaman prasejarah. Mazhab-mazhab yang lain memiliki pendapat beragam mengenai asal usul teater, mulai dari ritus kesuburan, festival panen, shamanisme, dan Sepanjang tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama-drama tersebut dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab. Abad ke-17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kebudayaan Barat. Semangat baru muncul untuk menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Masa ini dikenal sebagai zaman Renaissance. Zaman Restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Namun, setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater. • Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis. Revolusi Perancis yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Perancis menghadirkan gerakan baru di dunia teater. Gaya-gaya pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika saat ini. Seiring dengan perkembangan waktu, kualitas pertunjukan realis oleh beberapa seniman dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini mendorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Mengenal teater di luar Asia merupakan informasi yang harus kamu ketahui selain teater di Asia bahkan teater di Indonesia sendiri. Teater di luar Asia berkembang dengan cepat berkat adanya tokoh-tokoh yang melahirkan teater gaya baru. Apakah kamu mempunyai tokoh yang menginspirasimu dalam bermain karya William Shakespeare; Lysistrata karya Aristophanes; serta Menunggu Godot . Selain itu, Rendra juga mementaskan teater karyanya sendiri, seperti Orang-Orang di Tikungan Jalan, SEKDA, dan Kasidah Barzanji. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar! 1. Pertunjukan teater pada masa Yunani Klasik dilakukan di .... 2. Penulis yang kali pertama mengenalkan tokoh protagonis dan antagonis adalah .... 3. Aristophanes (448-380 SM) adalah penulis naskah drama .... 4. Drama-drama pada abad pertengahan dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta yang ditarik keliling kota, yang disebut .... 5. Ciri-ciri teater zaman Renaissance adalah sebagai berikut, a. naskah lakon yang dipertunjukkan meniru teater zaman Yunani klasik b. cerita bertema mitologi atau kehidupan sehari-hari yang dipergunakan sangat inovatif d. pelaksanaan bentuk teater diatur oleh badan swasta 6. Globe pada masa Elizabeth mementaskan drama-drama karya .... 7. Raja yang menghidupkan kembali teater pada masa Restorasi adalah .... 8. Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa .... Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX 9. Pada abad ke-19 di Inggrismuncul naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat dipentaskan yang disebut .... 10. Berikut ini adalah tokoh-tokoh teater absurd, B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar! 1. Sebutkan enam elemen yang ada dalam lakon tragedi menurut Aristoteles! 2. Apa yang dimaksud dengan lakon komedi? 3. Sebutkan empat dari sembilan tipe lakon komedi! 4. Apa perbedaan tipe lakon drama dan tragedi? 5. Apa tujuan utama lakon tragedi? |