Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Norbertus Riantiarno (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949), atau biasa dipanggil Nano, yaitu seorang aktor, penulis, sutradara, wartawan dan tokoh teater Indonesia, pendiri Teater Koma (1977). Beliau yaitu suami dari aktris Ratna Riantiarno.

Teater

Nano telah berteater sejak 1965, di kota kelahirannya, Cirebon. Setamatnya dari SMA pada 1967, beliau melanjutkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta, yang belakang sekali pada 1971 masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta. Beliau bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater populer pada 1968. Pada 1 Maret 1977 beliau mendirikan Teater Koma, salah satu kelompok teater yang paling produktif di Indonesia saat ini. [1] Sampai 2006, kelompok ini telah menggelar sekitar 111 produksi panggung dan televisi.

Film layar lebar perdana karyanya, CEMENG 2005 (The Last Primadona), 1995, diproduksi oleh Dewan Film Nasional Indonesia.[1]

Nano sendiri menulis sebagian akbar karya panggungnya, selang lain:

  • ''Rumah Kertas''
  • J.J Atawa Jian Juhro
  • ''Maaf. Maaf. Maaf''
  • ''Kontes'' 1980
  • Trilogi ''Opera Kecoa'' (''Bom Waktu'', ''Opera Kecoa''
  • Opera Julini)
  • Konglomerat Burisrawa
  • Pialang Segitiga Emas
  • Suksesi
  • Opera Primadona
  • Sampek Engtay
  • Banci Gugat
  • Opera Ular Putih
  • RSJ atau Rumah Sakit Jiwa
  • Cinta Yang Serakah
  • Semar Gugat
  • Opera Sembelit
  • Presiden Burung-Burung
  • Republik Bagong
  • Tanda Cinta

Selain drama-drama di atas, Teater Koma di bawah pimpinan Nano juga pernah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia, selang lain;

  • Woyzeck karya Georg Buchner
  • The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht
  • The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brecht
  • The Comedy of Errors karya William Shakespeare
  • Romeo Juliet karya William Shakespeare
  • Women in Parliament karya Aristophanes
  • Animal Farm karya George Orwell
  • The Crucible karya Arthur Miller
  • Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog karya Moliere
  • The Marriage of Figaro karya Beaumarchaise

Kepenulisan

Nano jumlah menulis skenario film dan televisi. Karya skenarionya, ''Jakarta Jakarta'', meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang, 1978. Karya sinetronnya, ''Karina'' meraih Piala Vidia pada Festival Film Indonesia di Jakarta, 1987. [1]

Menulis novel ''Cermin Merah'', ''Cermin Bening'' dan ''Cermin Cinta'', diterbitkan oleh Grasindo, 2004, 2005 dan 2006. ''Ranjang Bayi'' dan 18 Fiksi, kelompok tuturan pendek, diterbitkan Kompas, 2005. Roman ''Primadona'', diterbitkan Gramedia 2006.

Nano ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sbg redaktur (1979-1985). Beliau ikut pula mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sbg Pemimpin Redaksi. [2] Pada tahun 2001, pensiun sbg wartawan. Sekarang berkiprah hanya sbg seniman dan pekerja teater, serta pengajar di program pasca-sarjana pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Surakarta.

Programa di tingkat nasional dan internasional

Pada tahun 1975, beliau berkeliling Indonesia mengamati teater rakyat dan kesenian tradisi. Juga berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation pada 1987 dan 1997. Pada 1978, Nano mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS, selama 6 bulan. Pada 1987 beliau diundang sbg peserta pada International Word Festival, 1987 di Autralia National University, Canberra, Australia. Pada tahun selanjutnya beliau diundang ke New Order Seminar, 1988, di tempat yang sama di Australia. Dan pada tahun 1996, menjadi partisipan aktif pada Session 340, Salzburg Seminar di Austria.[1]

Membacakan makalah Teater Modern Indonesia di Universitas Cornell, Ithaca, AS, 1990. Bicara mengenai Teater Modern Indonesia di kampus-kampus universitas di Sydney, Monash-Melbourne, Adelaide, dan Perth, 1992. Pernah pula mengunjungi negara-negara Skandinavia, Inggris, Prancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman dan Tiongkok, 1986-1999.

Pernah menjabat sbg Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (1985-1990). [3] Anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk Kias (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat), 1991-1992. Dan anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia, 2004. Juga konseptor dari Jakarta Performing Art Market/Pastojak (Pasar Tontonan Jakarta I), 1997, yang diadakan selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Menulis dan menyutradarai 4 pentas multi media kolosal, yaitu: ''Rama-Shinta'' 1994, ''Opera Mahabharata'' 1996, ''Opera Anoman'' 1998 dan ''Bende Ancol'' 1999.

Larangan pentas

Nano pernah menghadapi interogasi, pencekalan dan pelarangan, kecurigaan serta ancaman bom, ketika beliau akan mementaskan pertunjukannya, tapi seluruh itu dihadapi sbg sebuah dinamika perjalanan hidup. Beberapa karyanya bersama Teater Koma, batal pentas sebab masalah perizinan dengan pihak yang berwajib. Selang lain: Maaf.Maaf.Maaf. (1978), Sampek Engtay (1989) di Medan, Sumatera Utara, Suksesi, dan Opera Kecoa (1990), keduanya di Jakarta. [4]

Akhir suatu peristiwa pelarangan itu, rencana pementasan Opera Kecoa di empat kota di Jepang (Tokyo, Osaka, Fukuoka, Hiroshima), 1991, urung digelar pula sebab gagasan yang serupa. Tapi Opera Kecoa, pada Juli-Agustus 1992, dipanggungkan oleh Belvoir Theatre, salah satu grup teater garda depan di Sydney, Australia.

Penghargaan

Meraih lima hadiah sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1972-1973-1974-1975 dan 1998). [3] Juga merebut hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978, judul Jujur Itu ...

Novelnya, Ranjang Bayi meraih hadiah Sayembara Novelet majalah ''Femina'', dan novel Percintaan Senja, memenangkan Sayembara Novel Majalah ''Kartini''. [5] Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 1999 meraih penghargaan dari Forum Film Bandung untuk serial film televisi berjudul ''Kupu-kupu Ungu'' sbg Penulis Skenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok film televisi karyanya (berkisah tentang pembauran), ''Cinta Terhalang Tembok'', sbg Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002.

Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 1998, menerima Penghargaan Sastra 1998 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Dan sekaligus meraih Sea Write Award 1998 dari Raja Thailand, di Bangkok, untuk karyanya ''Semar Gugat''. [3] Sejak 1997, menjabat Wakil Presiden PEN Indonesia.

Pada 1999, menerima Piagam Penghargaan dari Menteri Pariwisata Seni & Budaya, sbg Seniman dan Budayawan Berprestasi.

Karya pentasnya Sampek Engtay, 2004, masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sbg karya pentas yang telah digelar selama 80 kali selama 16 tahun dan dengan 8 pemain serta 4 pemusik yang sama.

Kerja seni di luar negeri

Menyutradarai Sampek Engtay di Singapura, 2001, dengan pekerja dan para pemain dari Singapura. Salah satu pendiri Asia Art Net, AAN, 1998, sebuah organisasi seni pertunjukan yang mempunyai anggota sutradara-sutradara Asia. Menjabat sbg artistic founder dan evaluator dari Lembaga Pendidikan Seni Pertunjukan PPAS, Practice Performing Arts School di Singapura.

Karya-karyanya

  • Trilogi Opera Kecoa: Bom Waktu, Opera Julini, (drama) - Maha Tari, Yogyakarta
  • Percintaan Senjat, novel. - Majalah Kartini
  • Cermin Merah, novel - Grasindo (2004)
  • Opera Primadona, drama - Referensi Kartini
  • Semar Gugat, drama - Referensi Bentang
  • Cinta Yang Serakah, drama - Referensi Bentang
  • Opera Ikan Asin, drama - Referensi Jaya
  • Teguh Karya dan Teater Populer - Sinar Hasrat
  • Menyentuh Teater: Tanya Jawab Seputar Teater Kita, panduan teater bagi para pekerja seni pertunjukan - Sampurna (2003)
  • Konglomerat Burisrawa, drama - Teater Koma
  • Sampek Engtay, drama - Referensi Jaya
  • Suksesi, drama - Teater Koma
  • Republik Bagong, drama - Galang Press
  • Time Bomb and Cockroach Opera, drama, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris - Lontar
  • Opera Sembelit, drama - Balai Referensi
  • Cermin Bening, novel – Grasindo (2005)
  • Maaf. Maaf. Maaf. Politik Cinta Dasamuka, drama - Gramedia (2005)
  • Fiksi di Ranjang Bayi, kelompok cerpen dan novelet - Kompas (2005)
  • Primadona, roman - Gramedia (2005)
  • Cermin Cinta, novel - Grasindo (2006)

Rujukan

  1. ^ a b c d Riantiarno, FirstName (1998). Opera sembelit. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796662590.  sampul belakang
  2. ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 327.
  3. ^ a b c (Indonesia) Eneste, Pamusuk (2001). Buku pintar sastra Indonesia : biografi pengarang dan karyanya, majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9799251788.  halaman 166-167
  4. ^ Nano Riantiarno: Jangan Mudah Menyerah. Suara Pembaruan. Jumat, 12 Februari 2010. Halaman 24. Diakses pada tanggal 22 November 2011
  5. ^ (Indonesia) LastName, FirstName (2009). Antologi drama Indonesia 1969-2000 : jilid 4. Jakarta: Amanah Lontar. ISBN 9789798083730.  halaman 598

Pranala luar

Lihat pula


edunitas.com


Page 2

Norbertus Riantiarno (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949), atau biasa dipanggil Nano, yaitu seorang aktor, penulis, sutradara, wartawan dan tokoh teater Indonesia, pendiri Teater Koma (1977). Dia yaitu suami dari aktris Ratna Riantiarno.

Teater

Nano telah berteater sejak 1965, di kota lahirnya, Cirebon. Setamatnya dari SMA pada 1967, beliau melanjutkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta, yang belakang sekali pada 1971 masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta. Beliau bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater populer pada 1968. Pada 1 Maret 1977 beliau mendirikan Teater Koma, salah satu golongan teater yang paling produktif di Indonesia saat ini. [1] Sampai 2006, golongan ini telah menggelar lebih kurang 111 produksi panggung dan televisi.

Film layar luas perdana karyanya, CEMENG 2005 (The Last Primadona), 1995, dibuat oleh Dewan Film Nasional Indonesia.[1]

Nano sendiri menulis sebagian akbar karya panggungnya, selang lain:

  • ''Rumah Kertas''
  • J.J Atawa Jian Juhro
  • ''Maaf. Maaf. Maaf''
  • ''Kontes'' 1980
  • Trilogi ''Opera Kecoa'' (''Bom Waktu'', ''Opera Kecoa''
  • Opera Julini)
  • Konglomerat Burisrawa
  • Pialang Segitiga Emas
  • Suksesi
  • Opera Primadona
  • Sampek Engtay
  • Banci Gugat
  • Opera Ular Putih
  • RSJ atau Rumah Sakit Jiwa
  • Cinta Yang Serakah
  • Semar Gugat
  • Opera Sembelit
  • Presiden Burung-Burung
  • Republik Bagong
  • Tanda Cinta

Selain drama-drama di atas, Teater Koma di bawah pimpinan Nano juga pernah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia, selang lain;

  • Woyzeck karya Georg Buchner
  • The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht
  • The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brecht
  • The Comedy of Errors karya William Shakespeare
  • Romeo Juliet karya William Shakespeare
  • Women in Parliament karya Aristophanes
  • Animal Farm karya George Orwell
  • The Crucible karya Arthur Miller
  • Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog karya Moliere
  • The Marriage of Figaro karya Beaumarchaise

Kepenulisan

Nano jumlah menulis skenario film dan televisi. Karya skenarionya, ''Jakarta Jakarta'', meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang, 1978. Karya sinetronnya, ''Karina'' meraih Piala Vidia pada Festival Film Indonesia di Jakarta, 1987. [1]

Menulis novel ''Cermin Merah'', ''Cermin Bening'' dan ''Cermin Cinta'', diterbitkan oleh Grasindo, 2004, 2005 dan 2006. ''Ranjang Bayi'' dan 18 Fiksi, golongan tuturan pendek, diterbitkan Kompas, 2005. Roman ''Primadona'', diterbitkan Gramedia 2006.

Nano ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sbg redaktur (1979-1985). Beliau ikut pula mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sbg Pemimpin Redaksi. [2] Pada tahun 2001, pensiun sbg wartawan. Kini berkiprah hanya sbg seniman dan pekerja teater, serta pengajar di program pasca-sarjana pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Surakarta.

Programa di tingkat nasional dan internasional

Pada tahun 1975, beliau berkeliling Indonesia mengamati teater rakyat dan kesenian tradisi. Juga berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation pada 1987 dan 1997. Pada 1978, Nano mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS, selama 6 bulan. Pada 1987 beliau diundang sbg peserta pada International Word Festival, 1987 di Autralia National University, Canberra, Australia. Pada tahun berikutnya beliau diundang ke New Order Seminar, 1988, di tempat yang sama di Australia. Dan pada tahun 1996, menjadi partisipan aktif pada Session 340, Salzburg Seminar di Austria.[1]

Membacakan makalah Teater Modern Indonesia di Universitas Cornell, Ithaca, AS, 1990. Bicara mengenai Teater Modern Indonesia di kampus-kampus universitas di Sydney, Monash-Melbourne, Adelaide, dan Perth, 1992. Pernah pula mengunjungi negara-negara Skandinavia, Inggris, Prancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman dan Tiongkok, 1986-1999.

Pernah menjabat sbg Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (1985-1990). [3] Anggota Komite Artistik Seni Pentas bagi Kias (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat), 1991-1992. Dan anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia, 2004. Juga konseptor dari Jakarta Performing Art Market/Pastojak (Pasar Tontonan Jakarta I), 1997, yang diselenggarakan selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Menulis dan menyutradarai 4 pentas multi media kolosal, yaitu: ''Rama-Shinta'' 1994, ''Opera Mahabharata'' 1996, ''Opera Anoman'' 1998 dan ''Bende Ancol'' 1999.

Larangan pentas

Nano pernah menghadapi interogasi, pencekalan dan pelarangan, kecurigaan serta ancaman bom, ketika beliau akan mementaskan pertunjukannya, tapi seluruh itu dihadapi sbg sebuah dinamika perjalanan hidup. Beberapa karyanya bersama Teater Koma, batal pentas sebab masalah perizinan dengan pihak yang berwajib. Selang lain: Maaf.Maaf.Maaf. (1978), Sampek Engtay (1989) di Ajang, Sumatera Utara, Suksesi, dan Opera Kecoa (1990), keduanya di Jakarta. [4]

Akhir suatu peristiwa pelarangan itu, rencana pementasan Opera Kecoa di empat kota di Jepang (Tokyo, Osaka, Fukuoka, Hiroshima), 1991, urung digelar pula sebab gagasan yang serupa. Tapi Opera Kecoa, pada Juli-Agustus 1992, dipanggungkan oleh Belvoir Theatre, salah satu grup teater garda depan di Sydney, Australia.

Penghargaan

Meraih lima hadiah sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1972-1973-1974-1975 dan 1998). [3] Juga merebut hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978, judul Jujur Itu ...

Novelnya, Ranjang Bayi meraih hadiah Sayembara Novelet majalah ''Femina'', dan novel Percintaan Senja, memenangkan Sayembara Novel Majalah ''Kartini''. [5] Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Hukum budaya istiadat dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 1999 meraih penghargaan dari Forum Film Bandung bagi serial film televisi berjudul ''Kupu-kupu Ungu'' sbg Penulis Skenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok film televisi karyanya (berkisah tentang pembauran), ''Cinta Terhalang Tembok'', sbg Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002.

Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Hukum budaya istiadat dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 1998, menerima Penghargaan Sastra 1998 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Dan sekaligus meraih Sea Write Award 1998 dari Raja Thailand, di Bangkok, bagi karyanya ''Semar Gugat''. [3] Sejak 1997, menjabat Wakil Presiden PEN Indonesia.

Pada 1999, menerima Piagam Penghargaan dari Menteri Pariwisata Seni & Budaya, sbg Seniman dan Budayawan Berprestasi.

Karya pentasnya Sampek Engtay, 2004, masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sbg karya pentas yang telah digelar selama 80 kali selama 16 tahun dan dengan 8 pemain serta 4 pemusik yang sama.

Kerja seni di luar negeri

Menyutradarai Sampek Engtay di Singapura, 2001, dengan pekerja dan para pemain dari Singapura. Salah satu pendiri Asia Art Net, AAN, 1998, sebuah organisasi seni pertunjukan yang mempunyai anggota sutradara-sutradara Asia. Menjabat sbg artistic founder dan evaluator dari Lembaga Pendidikan Seni Pertunjukan PPAS, Practice Performing Arts School di Singapura.

Karya-karyanya

  • Trilogi Opera Kecoa: Bom Waktu, Opera Julini, (drama) - Maha Tari, Yogyakarta
  • Percintaan Senjat, novel. - Majalah Kartini
  • Cermin Merah, novel - Grasindo (2004)
  • Opera Primadona, drama - Pustaka Kartini
  • Semar Gugat, drama - Pustaka Bentang
  • Cinta Yang Serakah, drama - Pustaka Bentang
  • Opera Ikan Asin, drama - Pustaka Jaya
  • Teguh Karya dan Teater Populer - Sinar Hasrat
  • Menyentuh Teater: Tanya Jawab Seputar Teater Kita, panduan teater bagi para pekerja seni pertunjukan - Sampurna (2003)
  • Konglomerat Burisrawa, drama - Teater Koma
  • Sampek Engtay, drama - Pustaka Jaya
  • Suksesi, drama - Teater Koma
  • Republik Bagong, drama - Galang Press
  • Time Bomb and Cockroach Opera, drama, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris - Lontar
  • Opera Sembelit, drama - Balai Pustaka
  • Cermin Bening, novel – Grasindo (2005)
  • Maaf. Maaf. Maaf. Politik Cinta Dasamuka, drama - Gramedia (2005)
  • Fiksi di Ranjang Bayi, golongan cerpen dan novelet - Kompas (2005)
  • Primadona, roman - Gramedia (2005)
  • Cermin Cinta, novel - Grasindo (2006)

Rujukan

  1. ^ a b c d Riantiarno, FirstName (1998). Opera sembelit. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796662590.  sampul belakang
  2. ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 327.
  3. ^ a b c (Indonesia) Eneste, Pamusuk (2001). Buku pintar sastra Indonesia : biografi pengarang dan karyanya, majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9799251788.  halaman 166-167
  4. ^ Nano Riantiarno: Jangan Gampang Menyerah. Suara Pembaruan. Jumat, 12 Februari 2010. Halaman 24. Diakses pada tanggal 22 November 2011
  5. ^ (Indonesia) LastName, FirstName (2009). Antologi drama Indonesia 1969-2000 : jilid 4. Jakarta: Amanah Lontar. ISBN 9789798083730.  halaman 598

Pranala luar

Lihat pula


edunitas.com


Page 3

Norbertus Riantiarno (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949), atau biasa dipanggil Nano, yaitu seorang aktor, penulis, sutradara, wartawan dan tokoh teater Indonesia, pendiri Teater Koma (1977). Dia yaitu suami dari aktris Ratna Riantiarno.

Teater

Nano telah berteater sejak 1965, di kota lahirnya, Cirebon. Setamatnya dari SMA pada 1967, beliau melanjutkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta, yang belakang sekali pada 1971 masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta. Beliau bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater populer pada 1968. Pada 1 Maret 1977 beliau mendirikan Teater Koma, salah satu golongan teater yang paling produktif di Indonesia saat ini. [1] Sampai 2006, golongan ini telah menggelar lebih kurang 111 produksi panggung dan televisi.

Film layar luas perdana karyanya, CEMENG 2005 (The Last Primadona), 1995, dibuat oleh Dewan Film Nasional Indonesia.[1]

Nano sendiri menulis sebagian akbar karya panggungnya, selang lain:

  • ''Rumah Kertas''
  • J.J Atawa Jian Juhro
  • ''Maaf. Maaf. Maaf''
  • ''Kontes'' 1980
  • Trilogi ''Opera Kecoa'' (''Bom Waktu'', ''Opera Kecoa''
  • Opera Julini)
  • Konglomerat Burisrawa
  • Pialang Segitiga Emas
  • Suksesi
  • Opera Primadona
  • Sampek Engtay
  • Banci Gugat
  • Opera Ular Putih
  • RSJ atau Rumah Sakit Jiwa
  • Cinta Yang Serakah
  • Semar Gugat
  • Opera Sembelit
  • Presiden Burung-Burung
  • Republik Bagong
  • Tanda Cinta

Selain drama-drama di atas, Teater Koma di bawah pimpinan Nano juga pernah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia, selang lain;

  • Woyzeck karya Georg Buchner
  • The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht
  • The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brecht
  • The Comedy of Errors karya William Shakespeare
  • Romeo Juliet karya William Shakespeare
  • Women in Parliament karya Aristophanes
  • Animal Farm karya George Orwell
  • The Crucible karya Arthur Miller
  • Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog karya Moliere
  • The Marriage of Figaro karya Beaumarchaise

Kepenulisan

Nano jumlah menulis skenario film dan televisi. Karya skenarionya, ''Jakarta Jakarta'', meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang, 1978. Karya sinetronnya, ''Karina'' meraih Piala Vidia pada Festival Film Indonesia di Jakarta, 1987. [1]

Menulis novel ''Cermin Merah'', ''Cermin Bening'' dan ''Cermin Cinta'', diterbitkan oleh Grasindo, 2004, 2005 dan 2006. ''Ranjang Bayi'' dan 18 Fiksi, golongan tuturan pendek, diterbitkan Kompas, 2005. Roman ''Primadona'', diterbitkan Gramedia 2006.

Nano ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sbg redaktur (1979-1985). Beliau ikut pula mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sbg Pemimpin Redaksi. [2] Pada tahun 2001, pensiun sbg wartawan. Kini berkiprah hanya sbg seniman dan pekerja teater, serta pengajar di program pasca-sarjana pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Surakarta.

Programa di tingkat nasional dan internasional

Pada tahun 1975, beliau berkeliling Indonesia mengamati teater rakyat dan kesenian tradisi. Juga berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation pada 1987 dan 1997. Pada 1978, Nano mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS, selama 6 bulan. Pada 1987 beliau diundang sbg peserta pada International Word Festival, 1987 di Autralia National University, Canberra, Australia. Pada tahun berikutnya beliau diundang ke New Order Seminar, 1988, di tempat yang sama di Australia. Dan pada tahun 1996, menjadi partisipan aktif pada Session 340, Salzburg Seminar di Austria.[1]

Membacakan makalah Teater Modern Indonesia di Universitas Cornell, Ithaca, AS, 1990. Bicara mengenai Teater Modern Indonesia di kampus-kampus universitas di Sydney, Monash-Melbourne, Adelaide, dan Perth, 1992. Pernah pula mengunjungi negara-negara Skandinavia, Inggris, Prancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman dan Tiongkok, 1986-1999.

Pernah menjabat sbg Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (1985-1990). [3] Anggota Komite Artistik Seni Pentas bagi Kias (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat), 1991-1992. Dan anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia, 2004. Juga konseptor dari Jakarta Performing Art Market/Pastojak (Pasar Tontonan Jakarta I), 1997, yang diselenggarakan selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Menulis dan menyutradarai 4 pentas multi media kolosal, yaitu: ''Rama-Shinta'' 1994, ''Opera Mahabharata'' 1996, ''Opera Anoman'' 1998 dan ''Bende Ancol'' 1999.

Larangan pentas

Nano pernah menghadapi interogasi, pencekalan dan pelarangan, kecurigaan serta ancaman bom, ketika beliau akan mementaskan pertunjukannya, tapi seluruh itu dihadapi sbg sebuah dinamika perjalanan hidup. Beberapa karyanya bersama Teater Koma, batal pentas sebab masalah perizinan dengan pihak yang berwajib. Selang lain: Maaf.Maaf.Maaf. (1978), Sampek Engtay (1989) di Ajang, Sumatera Utara, Suksesi, dan Opera Kecoa (1990), keduanya di Jakarta. [4]

Akhir suatu peristiwa pelarangan itu, rencana pementasan Opera Kecoa di empat kota di Jepang (Tokyo, Osaka, Fukuoka, Hiroshima), 1991, urung digelar pula sebab gagasan yang serupa. Tapi Opera Kecoa, pada Juli-Agustus 1992, dipanggungkan oleh Belvoir Theatre, salah satu grup teater garda depan di Sydney, Australia.

Penghargaan

Meraih lima hadiah sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1972-1973-1974-1975 dan 1998). [3] Juga merebut hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978, judul Jujur Itu ...

Novelnya, Ranjang Bayi meraih hadiah Sayembara Novelet majalah ''Femina'', dan novel Percintaan Senja, memenangkan Sayembara Novel Majalah ''Kartini''. [5] Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Hukum budaya istiadat dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 1999 meraih penghargaan dari Forum Film Bandung bagi serial film televisi berjudul ''Kupu-kupu Ungu'' sbg Penulis Skenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok film televisi karyanya (berkisah tentang pembauran), ''Cinta Terhalang Tembok'', sbg Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002.

Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Hukum budaya istiadat dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 1998, menerima Penghargaan Sastra 1998 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Dan sekaligus meraih Sea Write Award 1998 dari Raja Thailand, di Bangkok, bagi karyanya ''Semar Gugat''. [3] Sejak 1997, menjabat Wakil Presiden PEN Indonesia.

Pada 1999, menerima Piagam Penghargaan dari Menteri Pariwisata Seni & Budaya, sbg Seniman dan Budayawan Berprestasi.

Karya pentasnya Sampek Engtay, 2004, masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sbg karya pentas yang telah digelar selama 80 kali selama 16 tahun dan dengan 8 pemain serta 4 pemusik yang sama.

Kerja seni di luar negeri

Menyutradarai Sampek Engtay di Singapura, 2001, dengan pekerja dan para pemain dari Singapura. Salah satu pendiri Asia Art Net, AAN, 1998, sebuah organisasi seni pertunjukan yang mempunyai anggota sutradara-sutradara Asia. Menjabat sbg artistic founder dan evaluator dari Lembaga Pendidikan Seni Pertunjukan PPAS, Practice Performing Arts School di Singapura.

Karya-karyanya

  • Trilogi Opera Kecoa: Bom Waktu, Opera Julini, (drama) - Maha Tari, Yogyakarta
  • Percintaan Senjat, novel. - Majalah Kartini
  • Cermin Merah, novel - Grasindo (2004)
  • Opera Primadona, drama - Pustaka Kartini
  • Semar Gugat, drama - Pustaka Bentang
  • Cinta Yang Serakah, drama - Pustaka Bentang
  • Opera Ikan Asin, drama - Pustaka Jaya
  • Teguh Karya dan Teater Populer - Sinar Hasrat
  • Menyentuh Teater: Tanya Jawab Seputar Teater Kita, panduan teater bagi para pekerja seni pertunjukan - Sampurna (2003)
  • Konglomerat Burisrawa, drama - Teater Koma
  • Sampek Engtay, drama - Pustaka Jaya
  • Suksesi, drama - Teater Koma
  • Republik Bagong, drama - Galang Press
  • Time Bomb and Cockroach Opera, drama, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris - Lontar
  • Opera Sembelit, drama - Balai Pustaka
  • Cermin Bening, novel – Grasindo (2005)
  • Maaf. Maaf. Maaf. Politik Cinta Dasamuka, drama - Gramedia (2005)
  • Fiksi di Ranjang Bayi, golongan cerpen dan novelet - Kompas (2005)
  • Primadona, roman - Gramedia (2005)
  • Cermin Cinta, novel - Grasindo (2006)

Rujukan

  1. ^ a b c d Riantiarno, FirstName (1998). Opera sembelit. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796662590.  sampul belakang
  2. ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 327.
  3. ^ a b c (Indonesia) Eneste, Pamusuk (2001). Buku pintar sastra Indonesia : biografi pengarang dan karyanya, majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9799251788.  halaman 166-167
  4. ^ Nano Riantiarno: Jangan Gampang Menyerah. Suara Pembaruan. Jumat, 12 Februari 2010. Halaman 24. Diakses pada tanggal 22 November 2011
  5. ^ (Indonesia) LastName, FirstName (2009). Antologi drama Indonesia 1969-2000 : jilid 4. Jakarta: Amanah Lontar. ISBN 9789798083730.  halaman 598

Pranala luar

Lihat pula


edunitas.com


Page 4

Nugroho Wisnumurti (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 23 Maret 1940) adalah seorang diplomat Indonesia. Beliau adalah Wakil Tetap Indonesia untuk PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Swiss dari tahun 2000 hingga 2004,[1] Duta Akbar Indonesia untuk PBB periode 1992-1997, dan pernah juga menjabat untuk Presiden Dewan Keamanan PBB.

Pendidikan

Riwayat hidup

  • Duta Akbar / Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB (di New York City) (1992-1997)
  • Duta Akbar di Jamaika, Bahama, Guatemala dan Nikaragua (1992-1997)
  • Perwakilan Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB (1995-1996)
  • Presiden Dewan Keamanan PBB (Agustus 1995 dan November 1996)
  • Ketua Biro Koordinasi Gerakan Non-Blok (1992-1995)
  • Anggota Kelompok Pakar PBB pada Pertahanan Keamanan (1991-1992)
  • Anggota Kelompok Pakar Gerakan Non-Blok Pusat Selatan tentang Peran PBB dalam Mempromosikan Kerjasama Internasional (1991-1992)
  • Negosiator / Kepala Perunding berbagai kontrak batas maritim dengan negara tetangga (1977-1989)
  • Wakil Kepala Delegasi Indonesia untuk Konferensi Pelucutan Senjata, Jenewa (1982-1986)
  • Anggota dan Sekretaris Delegasi Indonesia untuk Konferensi Ketiga PBB tentang Hukum Laut (1974-1982)
  • Anggota Delegasi Indonesia untuk Komite Dasar Laut PBB (1971-1974)

Referensi


edunitas.com


Page 5

Tags (tagged): nurfaizi suwandi, unkris, petahana mulai, menjabat, januari 2012 presiden, susilo bambang, jenderal, polisi purn nurfaizi, seorang purnawirawan, sebagai, duta besar indonesia, mesir nurfaizi, dilantik, keppres no 74, p tahun, 2011, referensi presidenri go, id, center, of, studies tokoh indonesia, semua artikel, biografi, rintisan bertopik nurfaizi, suwandi, nurfaizi


Page 6

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir

Dr. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir (kelahiran di Simangala Hutanamora, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 1 Februari 1950) adalah seorang doktor di anggota antropologi, ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan istri (alm) Dr. Sjahrir.

Anak dari pasangan (alm) Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan (alm) Siti Frida Br. Naiborhu dari Huta Parranggitingan, Kartini remaja adalah penggemar olahraga, tercatat beliau pernah mengikuti kejuaraan renang antar provinsi tahun 1959, diproduksi menjadi peserta di cabang renang PON V, tahun 1960. Beliau kini diproduksi menjadi Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Hubungan Luar Negeri.

Pada tanggal 8 Desember 1979, Kartini menikah dengan Dr. Sjahrir (anggota Dewan Pertimbangan Presiden anggota Ekonomi periode 2007-2009[1]). Pasangan ini dikarunia seorang putra, Pandu Patria Sjahrir yang telah menyelesaikan studi masternya di Stanford University, California, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir yang juga telah menyelesaikan studi masternya di anggota ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania, kedua-duanya di Amerika Serikat. Kedua anaknya lahir di Boston, AS ketika Kartini dan Sjahrir menyelesaikan studi doktoral-nya disana.

Kartini lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976. Semasa mahasiswa di Universitas Indonesia pernah diproduksi menjadi ketua Mahasiswa Pencinta Dunia (Mapala) UI. Pada tahun 1974-1975, menempuh pendidikan S2 di Boston University-Amerika dan mendapat gelar Master tahun 1981. Tahun 1982 lulus ujian kandidat Doktor S3. Tahun 1983, kembali ke Jakarta, bekerja sebagai dosen S1 Antropologi di Universitas Indonesia, dan sebagai Chief Editor pada penerbitan buku Yayasan Obor Indonesia (1983-1986). Selain itu juga diproduksi menjadi peneliti anggota sosial-ekonomi pada CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) yang bekerja sama dengan Harvard University dan berafiliasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia (1986-1992). Tahun 1988, Kartini Sjahrir kembali ke Boston menyelesaikan doktoral-nya, dan tahun 1990 diketengahkan lulus. Disertasinya telah dibukukan oleh PT. Grafiti Press tahun 1995 dengan judul: "Pasar Tenaga Kerja Indonesia: Kasus Sektor Konstruksi". Sampai sekarang beliau tercatat sebagai pengajar tidak tetap pada program pasca-sarjana Universitas Indonesia.

Semenjak tahun 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di anggota kerja sosial dan politik. Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, Pendiri Suara Ibu Peduli (SIP – Gerakan nasional perempuan untuk reformasi), Ketua Yayasan Rumah Ibu (yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga), Chief Editor majalah ekonomi-politik "Jurnal", Ketua Yayasan Sekeliling yang terkait Sejahtera (Yasalira) yang memusatkan perhatian pada soal-soal sekeliling yang terkait hidup, juga salah satu pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan kemudian membentuk partai politik.

Kartini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru(Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Dr Sjahrir ke istrinya ini berlaku secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melewati Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu. Sebagai seorang perempuan, Kartini mencoba memberi warna baru untuk Partai PIB. Salah satunya adalah dengan semakin memberdayakan perempuan. Hal ini terlihat dari kepengurusan pusat partai PIB yang didominasi oleh kaum perempuan. Partai PIB, yang kini telah berproses dan berganti nama diproduksi menjadi Partai Kedaulatan Indonesia Baru (PKBIB), saat ini dipimpin oleh Yenny Wahid, putri mantan Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid.[2]

Pada tanggal 10 Agustus 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diproduksi menjadi Duta Agung RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay, bermarkas di Buenos Aires.[3][4][5]

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 7

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir

Dr. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir (kelahiran di Simangala Hutanamora, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 1 Februari 1950) adalah seorang doktor di anggota antropologi, ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan istri (alm) Dr. Sjahrir.

Anak dari pasangan (alm) Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan (alm) Siti Frida Br. Naiborhu dari Huta Parranggitingan, Kartini remaja adalah penggemar olahraga, tercatat beliau pernah mengikuti kejuaraan renang antar provinsi tahun 1959, diproduksi menjadi peserta di cabang renang PON V, tahun 1960. Beliau kini diproduksi menjadi Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Hubungan Luar Negeri.

Pada tanggal 8 Desember 1979, Kartini menikah dengan Dr. Sjahrir (anggota Dewan Pertimbangan Presiden anggota Ekonomi periode 2007-2009[1]). Pasangan ini dikarunia seorang putra, Pandu Patria Sjahrir yang telah menyelesaikan studi masternya di Stanford University, California, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir yang juga telah menyelesaikan studi masternya di anggota ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania, kedua-duanya di Amerika Serikat. Kedua anaknya lahir di Boston, AS ketika Kartini dan Sjahrir menyelesaikan studi doktoral-nya disana.

Kartini lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976. Semasa mahasiswa di Universitas Indonesia pernah diproduksi menjadi ketua Mahasiswa Pencinta Dunia (Mapala) UI. Pada tahun 1974-1975, menempuh pendidikan S2 di Boston University-Amerika dan mendapat gelar Master tahun 1981. Tahun 1982 lulus ujian kandidat Doktor S3. Tahun 1983, kembali ke Jakarta, bekerja sebagai dosen S1 Antropologi di Universitas Indonesia, dan sebagai Chief Editor pada penerbitan buku Yayasan Obor Indonesia (1983-1986). Selain itu juga diproduksi menjadi peneliti anggota sosial-ekonomi pada CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) yang bekerja sama dengan Harvard University dan berafiliasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia (1986-1992). Tahun 1988, Kartini Sjahrir kembali ke Boston menyelesaikan doktoral-nya, dan tahun 1990 diketengahkan lulus. Disertasinya telah dibukukan oleh PT. Grafiti Press tahun 1995 dengan judul: "Pasar Tenaga Kerja Indonesia: Kasus Sektor Konstruksi". Sampai sekarang beliau tercatat sebagai pengajar tidak tetap pada program pasca-sarjana Universitas Indonesia.

Semenjak tahun 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di anggota kerja sosial dan politik. Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, Pendiri Suara Ibu Peduli (SIP – Gerakan nasional perempuan untuk reformasi), Ketua Yayasan Rumah Ibu (yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga), Chief Editor majalah ekonomi-politik "Jurnal", Ketua Yayasan Sekeliling yang terkait Sejahtera (Yasalira) yang memusatkan perhatian pada soal-soal sekeliling yang terkait hidup, juga salah satu pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan kemudian membentuk partai politik.

Kartini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru(Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Dr Sjahrir ke istrinya ini berlaku secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melewati Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu. Sebagai seorang perempuan, Kartini mencoba memberi warna baru untuk Partai PIB. Salah satunya adalah dengan semakin memberdayakan perempuan. Hal ini terlihat dari kepengurusan pusat partai PIB yang didominasi oleh kaum perempuan. Partai PIB, yang kini telah berproses dan berganti nama diproduksi menjadi Partai Kedaulatan Indonesia Baru (PKBIB), saat ini dipimpin oleh Yenny Wahid, putri mantan Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid.[2]

Pada tanggal 10 Agustus 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diproduksi menjadi Duta Agung RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay, bermarkas di Buenos Aires.[3][4][5]

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 8

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir

Dr. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir (kelahiran di Simangala Hutanamora, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 1 Februari 1950) adalah seorang doktor di anggota antropologi, ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan istri (alm) Dr. Sjahrir.

Anak dari pasangan (alm) Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan (alm) Siti Frida Br. Naiborhu dari Huta Parranggitingan, Kartini remaja adalah penggemar olahraga, tercatat beliau pernah mengikuti kejuaraan renang antar provinsi tahun 1959, diproduksi menjadi peserta di cabang renang PON V, tahun 1960. Beliau kini diproduksi menjadi Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Hubungan Luar Negeri.

Pada tanggal 8 Desember 1979, Kartini menikah dengan Dr. Sjahrir (anggota Dewan Pertimbangan Presiden anggota Ekonomi periode 2007-2009[1]). Pasangan ini dikarunia seorang putra, Pandu Patria Sjahrir yang telah menyelesaikan studi masternya di Stanford University, California, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir yang juga telah menyelesaikan studi masternya di anggota ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania, kedua-duanya di Amerika Serikat. Kedua anaknya lahir di Boston, AS ketika Kartini dan Sjahrir menyelesaikan studi doktoral-nya disana.

Kartini lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976. Semasa mahasiswa di Universitas Indonesia pernah diproduksi menjadi ketua Mahasiswa Pencinta Dunia (Mapala) UI. Pada tahun 1974-1975, menempuh pendidikan S2 di Boston University-Amerika dan mendapat gelar Master tahun 1981. Tahun 1982 lulus ujian kandidat Doktor S3. Tahun 1983, kembali ke Jakarta, bekerja sebagai dosen S1 Antropologi di Universitas Indonesia, dan sebagai Chief Editor pada penerbitan buku Yayasan Obor Indonesia (1983-1986). Selain itu juga diproduksi menjadi peneliti anggota sosial-ekonomi pada CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) yang bekerja sama dengan Harvard University dan berafiliasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia (1986-1992). Tahun 1988, Kartini Sjahrir kembali ke Boston menyelesaikan doktoral-nya, dan tahun 1990 diketengahkan lulus. Disertasinya telah dibukukan oleh PT. Grafiti Press tahun 1995 dengan judul: "Pasar Tenaga Kerja Indonesia: Kasus Sektor Konstruksi". Sampai sekarang beliau tercatat sebagai pengajar tidak tetap pada program pasca-sarjana Universitas Indonesia.

Semenjak tahun 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di anggota kerja sosial dan politik. Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, Pendiri Suara Ibu Peduli (SIP – Gerakan nasional perempuan untuk reformasi), Ketua Yayasan Rumah Ibu (yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga), Chief Editor majalah ekonomi-politik "Jurnal", Ketua Yayasan Sekeliling yang terkait Sejahtera (Yasalira) yang memusatkan perhatian pada soal-soal sekeliling yang terkait hidup, juga salah satu pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan kemudian membentuk partai politik.

Kartini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru(Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Dr Sjahrir ke istrinya ini berlaku secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melewati Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu. Sebagai seorang perempuan, Kartini mencoba memberi warna baru untuk Partai PIB. Salah satunya adalah dengan semakin memberdayakan perempuan. Hal ini terlihat dari kepengurusan pusat partai PIB yang didominasi oleh kaum perempuan. Partai PIB, yang kini telah berproses dan berganti nama diproduksi menjadi Partai Kedaulatan Indonesia Baru (PKBIB), saat ini dipimpin oleh Yenny Wahid, putri mantan Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid.[2]

Pada tanggal 10 Agustus 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diproduksi menjadi Duta Agung RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay, bermarkas di Buenos Aires.[3][4][5]

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 9

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir

Dr. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir (kelahiran di Simangala Hutanamora, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 1 Februari 1950) adalah seorang doktor di anggota antropologi, ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan istri (alm) Dr. Sjahrir.

Anak dari pasangan (alm) Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan (alm) Siti Frida Br. Naiborhu dari Huta Parranggitingan, Kartini remaja adalah penggemar olahraga, tercatat beliau pernah mengikuti kejuaraan renang antar provinsi tahun 1959, diproduksi menjadi peserta di cabang renang PON V, tahun 1960. Beliau kini diproduksi menjadi Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Hubungan Luar Negeri.

Pada tanggal 8 Desember 1979, Kartini menikah dengan Dr. Sjahrir (anggota Dewan Pertimbangan Presiden anggota Ekonomi periode 2007-2009[1]). Pasangan ini dikarunia seorang putra, Pandu Patria Sjahrir yang telah menyelesaikan studi masternya di Stanford University, California, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir yang juga telah menyelesaikan studi masternya di anggota ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania, kedua-duanya di Amerika Serikat. Kedua anaknya lahir di Boston, AS ketika Kartini dan Sjahrir menyelesaikan studi doktoral-nya disana.

Kartini lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976. Semasa mahasiswa di Universitas Indonesia pernah diproduksi menjadi ketua Mahasiswa Pencinta Dunia (Mapala) UI. Pada tahun 1974-1975, menempuh pendidikan S2 di Boston University-Amerika dan mendapat gelar Master tahun 1981. Tahun 1982 lulus ujian kandidat Doktor S3. Tahun 1983, kembali ke Jakarta, bekerja sebagai dosen S1 Antropologi di Universitas Indonesia, dan sebagai Chief Editor pada penerbitan buku Yayasan Obor Indonesia (1983-1986). Selain itu juga diproduksi menjadi peneliti anggota sosial-ekonomi pada CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) yang bekerja sama dengan Harvard University dan berafiliasi dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia (1986-1992). Tahun 1988, Kartini Sjahrir kembali ke Boston menyelesaikan doktoral-nya, dan tahun 1990 diketengahkan lulus. Disertasinya telah dibukukan oleh PT. Grafiti Press tahun 1995 dengan judul: "Pasar Tenaga Kerja Indonesia: Kasus Sektor Konstruksi". Sampai sekarang beliau tercatat sebagai pengajar tidak tetap pada program pasca-sarjana Universitas Indonesia.

Semenjak tahun 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di anggota kerja sosial dan politik. Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, Pendiri Suara Ibu Peduli (SIP – Gerakan nasional perempuan untuk reformasi), Ketua Yayasan Rumah Ibu (yang menangani masalah-masalah kekerasan dalam rumah tangga), Chief Editor majalah ekonomi-politik "Jurnal", Ketua Yayasan Sekeliling yang terkait Sejahtera (Yasalira) yang memusatkan perhatian pada soal-soal sekeliling yang terkait hidup, juga salah satu pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan kemudian membentuk partai politik.

Kartini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru(Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Dr Sjahrir ke istrinya ini berlaku secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melewati Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu. Sebagai seorang perempuan, Kartini mencoba memberi warna baru untuk Partai PIB. Salah satunya adalah dengan semakin memberdayakan perempuan. Hal ini terlihat dari kepengurusan pusat partai PIB yang didominasi oleh kaum perempuan. Partai PIB, yang kini telah berproses dan berganti nama diproduksi menjadi Partai Kedaulatan Indonesia Baru (PKBIB), saat ini dipimpin oleh Yenny Wahid, putri mantan Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid.[2]

Pada tanggal 10 Agustus 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diproduksi menjadi Duta Agung RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay, bermarkas di Buenos Aires.[3][4][5]

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 10

Mayjen TNI (Purn) Nurmatias adalah seorang tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau juga adalah seorang diplomat yang pernah diberi tugas menjadi Duta Akbar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Australia dari tahun 1976-1979.

Nurmatias adalah seorang militer yang seangkatan dan sama-sama berjuang dengan tokoh-tokoh militer lainnya di Sumatera Tengah, seperti Ahmad Husein, Dahlan Djambek dan lain-lain melawan Belanda ketika Penyerangan negara Militer Belanda setelah kemerdekaan Indonesia.

Sewaktu panasnya hubungan Sumatera Tengah dengan pemerintah pusat pada pertengahan tahun 50-an, Nurmatias ikut menandatangani pendirian Dewan Banteng oleh Ismail Lengah pada 20 Desember 1956. Nurmatias juga ikut dalam rapat di Sungai Dareh yang mendeklarasikan PRRI yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958, namun beliau adalah salah satu tokoh yang tak setuju dengan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah pusat dengan beragam pertimbangannya.

Setelah pemberontakan PRRI sukses diredam oleh pemerintah pusat, Nurmatias ditarik oleh pemerintah ke Markas Akbar Tingkatan Darat (MBAD) di Jakarta. Kemudian beliau meneruskan karier militernya sampai mencapai pangkat mayor jenderal sebelum pensiun.

Rujukan

Pranala luar


edunitas.com


Page 11

Mayjen TNI (Purn) Nurmatias yaitu seorang tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau juga yaitu seorang diplomat yang pernah diberi tugas menjadi Duta Akbar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Australia dari tahun 1976-1979.

Nurmatias yaitu seorang militer yang seangkatan dan sama-sama berjuang dengan tokoh-tokoh militer lainnya di Sumatera Tengah, seperti Ahmad Husein, Dahlan Djambek dan lain-lain melawan Belanda ketika Penyerangan negara Militer Belanda setelah kemerdekaan Indonesia.

Sewaktu panasnya hubungan Sumatera Tengah dengan pemerintah pusat pada pertengahan tahun 50-an, Nurmatias ikut menandatangani pendirian Dewan Banteng oleh Ismail Lengah pada 20 Desember 1956. Nurmatias juga ikut dalam rapat di Sungai Dareh yang mendeklarasikan PRRI yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958, namun beliau yaitu salah satu tokoh yang tak setuju dengan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah pusat dengan beragam pertimbangannya.

Setelah pemberontakan PRRI sukses diredam oleh pemerintah pusat, Nurmatias ditarik oleh pemerintah ke Markas Akbar Tingkatan Darat (MBAD) di Jakarta. Kemudian beliau meneruskan karier militernya sampai mencapai pangkat mayor jenderal sebelum pensiun.

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 12

Mayjen TNI (Purn) Nurmatias yaitu seorang tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau juga yaitu seorang diplomat yang pernah diberi tugas menjadi Duta Akbar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Australia dari tahun 1976-1979.

Nurmatias yaitu seorang militer yang seangkatan dan sama-sama berjuang dengan tokoh-tokoh militer lainnya di Sumatera Tengah, seperti Ahmad Husein, Dahlan Djambek dan lain-lain melawan Belanda ketika Penyerangan negara Militer Belanda setelah kemerdekaan Indonesia.

Sewaktu panasnya hubungan Sumatera Tengah dengan pemerintah pusat pada pertengahan tahun 50-an, Nurmatias ikut menandatangani pendirian Dewan Banteng oleh Ismail Lengah pada 20 Desember 1956. Nurmatias juga ikut dalam rapat di Sungai Dareh yang mendeklarasikan PRRI yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958, namun beliau yaitu salah satu tokoh yang tak setuju dengan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah pusat dengan beragam pertimbangannya.

Setelah pemberontakan PRRI sukses diredam oleh pemerintah pusat, Nurmatias ditarik oleh pemerintah ke Markas Akbar Tingkatan Darat (MBAD) di Jakarta. Kemudian beliau meneruskan karier militernya sampai mencapai pangkat mayor jenderal sebelum pensiun.

Referensi

Pranala luar


edunitas.com


Page 13

Tags (tagged): organisasi negara negara, pengekspor minyak, bumi, opec, unkris, organisasi, negara negara, pengekspor, minyak bumi, negara, negara pengekspor minyak, minyak bumi bendera, opec markas, wina opec, didirikan, pada 14, september, 1960 bagdad irak, saat itu, juli, 1971 asia arab, saudi negara, pendiri, september 1960, keluar, gabon keanggotaan, penuh, dari 1975 1995, center of, studies, telah ditetapkan kemungkinan, jadi anggota, suriah, sudan organisasi negara, negara pengekspor, minyak, organisasi negara, pengekspor minyak bumi


Page 14

Tags (tagged): organisasi negara negara, pengekspor minyak, bumi, opec, unkris, organisasi, negara negara, pengekspor, minyak bumi, negara, negara pengekspor minyak, minyak bumi bendera, opec markas, wina opec, didirikan, pada 14, september, 1960 bagdad irak, saat itu, juli, 1971 asia arab, saudi negara, pendiri, september 1960, keluar, gabon keanggotaan, penuh, dari 1975 1995, center of, studies, telah ditetapkan kemungkinan, jadi anggota, suriah, sudan organisasi negara, negara pengekspor, minyak, organisasi negara, pengekspor minyak bumi


Page 15

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

H. Obar Sobarna, S.Ip.

Obar Sobarna (lahir di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, 23 September 1945) adalah seorang politikus Indonesia. Semenjak tahun 2000 hingga 2010 dalam dua masa letak, ia menjadi Bupati Kabupaten Bandung, menggantikan Hatta Djatipermana, S.Ip.

Daftar isi

  • 1 Biografi
  • 2 Karier
  • 3 Penghargaan
  • 4 Kehidupan pribadi
  • 5 Tautan luar

Biografi

Pada Tahun 2000 ia diangkatkan menjadi Bupati Bandung menggantikan Bupati H.U.Hatta Djatipermana, S.Ip. Masa letak Bupati H.Obar Sobarna, S.Ip. selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010.

Bupati Obar Sobarna lahir di Garut pada Tanggal 23 September 1945. Setelah tamat SMA pada tahun 1964, ia masuk Akademi Militer tahun 1968. Dan menjadi Anggota ABRI/TNI dari tahun 1968 mencapai dengan 1994, pada tahun 1999 terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung mencapai dengan tahun 2000. Ia menikah dengan Hj.Iyan Siti Nanjar Komara dan dikaruniai lima (5) orang anak.

Bupati Obar Sobarna dikenal memiliki sifat yang kukuh, tegas, dan berani mengambil keputusan dengan menanggung resiko apa pun yang diakibatkannya. Ia juga teguh dalam membela prinsip yang dianggapnya berlaku dan harus diperjuangkan. Ketegasan, keberanian, dan sikapnya yang teguh tentu sangat mempengaruhi panggung politiknya. Dia orang yang tajam tipu daya dalam mengatur langkah-langkah strategis.

Visi dan Misi pemerintahannya adalah "Terwujudnya Warga Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatip yang berbasis Religius, Kultural dan berwawasan bidang yang terkait, dengan berorientasi pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa". Dari Visi inilah disusun Misi yang akan dicapai yaitu : Mewujudkan pemerintahan yang adun, bersih, dan berkeadilan, menciptakan keadaan yang terlindung, tertib, damai, dan dinamis; memelihara keseimbangan bidang yang terkait dan pembangunan yang berkelanjutan, memberdayakan dan meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan iman takwa; dan meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

Kebijakan Strategis Bupati Bandung periode 2000-2010 adalah peningkatan iman dan taqwa yang diawali oleh seluruh Pegawai Pemda Kabupaten Bandung dihimbau memakai busana muslimah yang beragama islam dan memakai baju Koko/Taqwa untuk laki-laki setiap hari Jum'at. Selain itu, ia demikian inten dalam memeloporan pembayaran ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) perhatian yang ia terhadap ZIS diambil keputusannya Perda No 9 Tahun 2005 Tentang Zakat Infaq Dan Shadaqah menurut ia "Zakat adalah raksasa yang masih tidur yang apabila dibangunkan akan dapat memberi faedah yang sangat akbar dalam upaya mengatasi permasalahan sosial dan membina kehidupan beragama".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Bupati Obar Sobarna pada HUT ke 368 Kabupaten Bandung

Dalam melestarikan cara melakukan sesuatu budi ia adalah Bupati pertama yang menggagas penggunaan bahasa Sunda dalam aktivitas yang dipekerjakan berpemerintahan di Kabupaten Bandung yang setiap hari jumat. Atas perhatiannya terhadap cara melakukan sesuatu budi yang demikian tinggi, ia menerima penghargaan "Salaka Cara melakukan sesuatu budi Sunda" dari pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.

Dalam Menjamin Kesehatan Warga Miskin di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Bupati No 8 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan warga Miskin (JPKMM) untuk Keluarga Miskin Daerah (GAKINDA) di Bidang yang terkait Pemerintah Kabupaten Bandung, ia memberikan Kartu Gakinda adalah kartu berobat Gratis untuk warga miskin Kabupaten Bandung, Pelayanan Kesehatan warga Gratis (Kartu Gakinda) berjalan bila berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.

Kepedulian terhadap Bidang yang terkait mulai digalakkan melalui beragam penghijauan pembersihan mencapai yang diimplementasikan melalui penetapan Daerah Tanpa Asap Rokok dengan Peraturan Bupati No 15 Tahun 2008 Tentang Daerah Tanpa Asap Rokok Di Wilayah Kabupaten Bandung.

Untuk menjaga keseimbangan bidang yang terkait Kabupaten Bersih ia sangat intens memasyarakatkan pembuangan sampah secara terpilah adun di bidang yang terkait pemerintahan maupun di bidang yang terkait warga dari tingkat Kabupaten mencapai ke tingkat RT/RW. Wadah sampah tiga warna adalah wadah Sampah warna Merah untuk jenis sampah yang berisi bahan berbahaya dan beracun(B3), wadah sampah warna kuning untuk jenis sampah rumah tangga Anorganic, dan wadah sampah warna Hijau untuk jenis sampah Organic yang diambil keputusan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengolahan sampah.

Sementara itu dikembangkan aktivitas yang dipekerjakan olah Raga dengan dibangun Stadion Olah Raga bertaraf Internasional bernama Stadion Si Jalak Harupat yang bertempat di Desa Kopo dan Desa Cibodas Kecamatan Soreang dan sanggup menampung penonton sejumlah 27.000 orang dengan luas areal Stadion kurang lebih 23 Ha. Pemberian Nama dan logo Stadion dimainkan melalui sayembara, yang diiringi oleh 11 peserta melalui seleksi penilaian oleh juri dari beragam berbakat, karenanya terpilih Nama dan Logo "Si Jalak Harupat". Logo/gambar menggambarkan representasi definisi si Jalak Harupat sebagai julukan untuk Pahlawan Nasional R. Otto Iskandardinata atas keberaniannya menghadapi Kolonial Belanda di Dewan Rakyat (Volksraad) sebagai wakil dari "Pagoeyoeban Pasoendan".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Pengembangan Daerah Olahraga Si Jalak Harupat

Si Jalak Harupat dilontarkan pertama kali oleh Wirasendjaya pada Tahun 1931, karenanya Si jalak Harupat digambarkan sebagai Ayam Sabung atau Ayam Adu yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :Pemberani, berkokok dengan suara keras dan tidak mudah menyerah/mengalah. Karenanya Logo mempunyai bentuk gambar sosok Ayam Sambung yang bertarung dinamis, penuh semangat membentuk pusaran menunjukan daya yang sangat akbar, mengadakan kampanye fleksibel secara leluasa. Pelajaran lain yang bisa kita petik adalah dia sangat menghargai sejarah ia akan menanamkan kecintaan pada sejarah kepada warga tentang bagaimana sejarah pemerintahan Kabupaten Bandung ini dibangun, sehingga mengerti dan memahami nilai sejarah sebab Warga masih membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan, buktinya adalah dengan dibangunnya Depo Arsip sebagai tempat penyimpanan arsip Pemerintahan Kabupaten Bandung yang cukup megah, yang bertempat dikomplek Pemda Kabupaten Bandung.

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Depo Arsip Kabupaten Bandung

Arsip sebagai Identitas dan jati diri Bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikemudikan dan diselamatkan oleh Negara; Gedung Arsip dibangun untuk menjamin ketersediaan Arsip yang autentik dan terpercaya, menjamin perlindungan keperluan Negara dan Hak-hak Keperdataan rakyat. Gagasan itulah ia mendapat pengargaan sebagai tokoh Arsip tahun 2011 dari Bapusipda (Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat).

Karier

Penghargaan

Kesuksesannya dalam memimpin Kabupaten Bandung telah menunjukan banyak prestasi diraihnya banyak penghargaan adun dari Tingkat Provinsi maupun dari Tingkat Nasional :

  • Menggala Karya Kencana dari Presiden RI atas Kesuksesan Segi Kependudukan dan Keluarga Berencana.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dalam segi Ketahanan Pangan.
  • Peniti Emas dari Menteri Agama RI atas Prestasi Pengembangan Kehidupan Beragama dan Tilawatil Qur'an.
  • Penghargaan Pengembalian LUEP Tercepat dari Gubernur Jawa Barat.
  • Medali Perjuangan 45 dari Dewan Harian Nasional 45.
  • Bintang Kehormatan Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Pembina dan Pengembangan Olahraga Terbaik.
  • Layang Pangajen Mitra Salaka Sunda dari Pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.
  • Bhakti Koperasi dari Presiden RI dalam Segi Pembinaan Koperasi.
  • Indonesian Cooperative Award dan Koperasi Berprestasi.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Industri Pengolahan Makanan Produk Perikanan.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Terbaik Pengembangan Desa Hutan.
  • Penghargaan Anubhawa Sasana Desa dari Menteri Kehakiman RI dalam Pembinaan Desa Sadar Hukum.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Perusahaan PMA dan PMDN Terbaik.
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI dalam Pengembangan Koperasi Dan UKM.
  • Penghargaan dari Mendiknas Atas Kesuksesan Bebas sama sekali Buta Akasara.
  • Penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM sebagai Kabupaten Koperasi.
  • Penghargaan Adi Upaya Puritama dari Meneg Perumahan Rakyat.
  • Penghargaan Pemberantasan Buta Huruf dari Mendiknas.
  • Penghargaan Adikarya Nugraha sebagai Pembina KORPRI Terbaik Tk Nasional.
  • Penghargaan dari Kejagung sebagai Pelopor Kantin Kejujuran.
  • Penghargaan sebagai Pembina Keselamatan Kerja Terbaik dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan sebagai Tokoh Arsip Tingkat Provinsi Tahun 2011.

Kehidupan pribadi

Ia memiliki istri yang bernama Hj. Iyan Siti Nanjar Komara.

Tautan luar

  • Bupati H. Obar Sobarna, S.Ip. – situs web resmi Kabupaten Bandung.

edunitas.com


Page 16

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

H. Obar Sobarna, S.Ip.

Obar Sobarna (kelahiran di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, 23 September 1945) adalah seorang politikus Indonesia. Semenjak tahun 2000 hingga 2010 dalam dua masa letak, ia menjadi Bupati Kabupaten Bandung, menggantikan Hatta Djatipermana, S.Ip.

Daftar isi

  • 1 Biografi
  • 2 Karier
  • 3 Penghargaan
  • 4 Kehidupan pribadi
  • 5 Tautan luar

Biografi

Pada Tahun 2000 ia diangkatkan menjadi Bupati Bandung menggantikan Bupati H.U.Hatta Djatipermana, S.Ip. Masa letak Bupati H.Obar Sobarna, S.Ip. selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010.

Bupati Obar Sobarna lahir di Garut pada Tanggal 23 September 1945. Setelah tamat SMA pada tahun 1964, ia masuk Akademi Militer tahun 1968. Dan menjadi Anggota ABRI/TNI dari tahun 1968 mencapai dengan 1994, pada tahun 1999 terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung mencapai dengan tahun 2000. Ia menikah dengan Hj.Iyan Siti Nanjar Komara dan dikaruniai lima (5) orang anak.

Bupati Obar Sobarna dikenal memiliki sifat yang kukuh, tegas, dan berani mengambil keputusan dengan menanggung resiko apa pun yang diakibatkannya. Ia juga teguh dalam membela prinsip yang dianggapnya berlaku dan harus diperjuangkan. Ketegasan, keberanian, dan sikapnya yang teguh tentu sangat mempengaruhi panggung politiknya. Dia orang yang tajam tipu daya dalam mengatur langkah-langkah strategis.

Visi dan Misi pemerintahannya adalah "Terwujudnya Warga Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatip yang berbasis Religius, Kultural dan berwawasan bidang yang terkait, dengan berpandangan pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa". Dari Visi inilah disusun Misi yang akan dicapai yaitu : Mewujudkan pemerintahan yang adun, bersih, dan berkeadilan, menciptakan keadaan yang terlindung, tertib, damai, dan dinamis; memelihara keseimbangan bidang yang terkait dan pembangunan yang berkelanjutan, memberdayakan dan meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan iman takwa; dan meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

Kebijakan Strategis Bupati Bandung periode 2000-2010 adalah peningkatan iman dan taqwa yang diawali oleh seluruh Pegawai Pemda Kabupaten Bandung dihimbau memakai busana muslimah yang beragama islam dan memakai baju Koko/Taqwa untuk laki-laki setiap hari Jum'at. Selain itu, ia demikian inten dalam memeloporan pembayaran ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) perhatian yang ia terhadap ZIS diambil keputusannya Perda No 9 Tahun 2005 Tentang Zakat Infaq Dan Shadaqah menurut ia "Zakat adalah raksasa yang masih tidur yang apabila dibangunkan akan dapat memberi faedah yang sangat akbar dalam upaya mengatasi permasalahan sosial dan membina kehidupan beragama".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Bupati Obar Sobarna pada HUT ke 368 Kabupaten Bandung

Dalam melestarikan cara melakukan sesuatu budi ia adalah Bupati pertama yang menggagas penggunaan bahasa Sunda dalam aktivitas yang dipekerjakan berpemerintahan di Kabupaten Bandung yang setiap hari jumat. Atas perhatiannya terhadap cara melakukan sesuatu budi yang demikian tinggi, ia menerima penghargaan "Salaka Cara melakukan sesuatu budi Sunda" dari pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.

Dalam Menjamin Kesehatan Warga Miskin di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Bupati No 8 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan warga Miskin (JPKMM) untuk Keluarga Miskin Daerah (GAKINDA) di Bidang yang terkait Pemerintah Kabupaten Bandung, ia memberikan Kartu Gakinda adalah kartu berobat Gratis untuk warga miskin Kabupaten Bandung, Pelayanan Kesehatan warga Gratis (Kartu Gakinda) berjalan bila berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.

Kepedulian terhadap Bidang yang terkait mulai digalakkan melalui beragam penghijauan pembersihan mencapai yang diimplementasikan melalui penetapan Daerah Tanpa Asap Rokok dengan Peraturan Bupati No 15 Tahun 2008 Tentang Daerah Tanpa Asap Rokok Di Wilayah Kabupaten Bandung.

Untuk menjaga keseimbangan bidang yang terkait Kabupaten Bersih ia sangat intens memasyarakatkan pembuangan sampah secara terpilah adun di bidang yang terkait pemerintahan maupun di bidang yang terkait warga dari tingkat Kabupaten mencapai ke tingkat RT/RW. Wadah sampah tiga warna adalah wadah Sampah warna Merah untuk jenis sampah yang berisi bahan berbahaya dan beracun(B3), wadah sampah warna kuning untuk jenis sampah rumah tangga Anorganic, dan wadah sampah warna Hijau untuk jenis sampah Organic yang diambil keputusan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengolahan sampah.

Sementara itu dikembangkan aktivitas yang dipekerjakan olah Raga dengan dibangun Stadion Olah Raga bertaraf Internasional bernama Stadion Si Jalak Harupat yang bertempat di Desa Kopo dan Desa Cibodas Kecamatan Soreang dan sanggup menampung penonton sejumlah 27.000 orang dengan luas areal Stadion kurang lebih 23 Ha. Pemberian Nama dan logo Stadion dipertontonkan melalui sayembara, yang diiringi oleh 11 peserta melalui seleksi penilaian oleh juri dari beragam berbakat, karenanya terpilih Nama dan Logo "Si Jalak Harupat". Logo/gambar menggambarkan representasi definisi si Jalak Harupat sebagai julukan untuk Pahlawan Nasional R. Otto Iskandardinata atas keberaniannya menghadapi Kolonial Belanda di Dewan Rakyat (Volksraad) sebagai wakil dari "Pagoeyoeban Pasoendan".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Pengembangan Daerah Olahraga Si Jalak Harupat

Si Jalak Harupat dilontarkan pertama kali oleh Wirasendjaya pada Tahun 1931, karenanya Si jalak Harupat digambarkan sebagai Ayam Sabung atau Ayam Adu yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :Pemberani, berkokok dengan suara keras dan tidak mudah menyerah/mengalah. Karenanya Logo mempunyai bentuk gambar sosok Ayam Sambung yang bertarung dinamis, penuh semangat membentuk pusaran menunjukan daya yang sangat akbar, mengadakan kampanye fleksibel secara leluasa. Pelajaran lain yang bisa kita petik adalah dia sangat menghargai sejarah ia akan menanamkan kecintaan pada sejarah kepada warga tentang bagaimana sejarah pemerintahan Kabupaten Bandung ini dibangun, sehingga mengerti dan memahami nilai sejarah sebab Warga masih membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan, buktinya adalah dengan dibangunnya Depo Arsip sebagai tempat penyimpanan arsip Pemerintahan Kabupaten Bandung yang cukup megah, yang bertempat dikomplek Pemda Kabupaten Bandung.

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Depo Arsip Kabupaten Bandung

Arsip sebagai Identitas dan jati diri Bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikemudikan dan diselamatkan oleh Negara; Gedung Arsip dibangun untuk menjamin ketersediaan Arsip yang autentik dan terpercaya, menjamin perlindungan keperluan Negara dan Hak-hak Keperdataan rakyat. Gagasan itulah ia mendapat pengargaan sebagai tokoh Arsip tahun 2011 dari Bapusipda (Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat).

Karier

Penghargaan

Kesuksesannya dalam memimpin Kabupaten Bandung telah menunjukan banyak prestasi diraihnya banyak penghargaan adun dari Tingkat Provinsi maupun dari Tingkat Nasional :

  • Menggala Karya Kencana dari Presiden RI atas Kesuksesan Segi Kependudukan dan Keluarga Berencana.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dalam segi Ketahanan Pangan.
  • Peniti Emas dari Menteri Agama RI atas Prestasi Pengembangan Kehidupan Beragama dan Tilawatil Qur'an.
  • Penghargaan Pengembalian LUEP Tercepat dari Gubernur Jawa Barat.
  • Medali Perjuangan 45 dari Dewan Harian Nasional 45.
  • Bintang Kehormatan Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Pembina dan Pengembangan Olahraga Terbaik.
  • Layang Pangajen Mitra Salaka Sunda dari Pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.
  • Bhakti Koperasi dari Presiden RI dalam Segi Pembinaan Koperasi.
  • Indonesian Cooperative Award dan Koperasi Berprestasi.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Industri Pengolahan Makanan Produk Perikanan.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Terbaik Pengembangan Desa Hutan.
  • Penghargaan Anubhawa Sasana Desa dari Menteri Kehakiman RI dalam Pembinaan Desa Sadar Hukum.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Perusahaan PMA dan PMDN Terbaik.
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI dalam Pengembangan Koperasi Dan UKM.
  • Penghargaan dari Mendiknas Atas Kesuksesan Bebas sama sekali Buta Akasara.
  • Penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM sebagai Kabupaten Koperasi.
  • Penghargaan Adi Upaya Puritama dari Meneg Perumahan Rakyat.
  • Penghargaan Pemberantasan Buta Huruf dari Mendiknas.
  • Penghargaan Adikarya Nugraha sebagai Pembina KORPRI Terbaik Tk Nasional.
  • Penghargaan dari Kejagung sebagai Pelopor Kantin Kejujuran.
  • Penghargaan sebagai Pembina Keselamatan Kerja Terbaik dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan sebagai Tokoh Arsip Tingkat Provinsi Tahun 2011.

Kehidupan pribadi

Ia memiliki istri yang bernama Hj. Iyan Siti Nanjar Komara.

Tautan luar

  • Bupati H. Obar Sobarna, S.Ip. – situs web resmi Kabupaten Bandung.

edunitas.com


Page 17

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

H. Obar Sobarna, S.Ip.

Obar Sobarna (kelahiran di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, 23 September 1945) adalah seorang politikus Indonesia. Semenjak tahun 2000 hingga 2010 dalam dua masa letak, ia menjadi Bupati Kabupaten Bandung, menggantikan Hatta Djatipermana, S.Ip.

Daftar isi

  • 1 Biografi
  • 2 Karier
  • 3 Penghargaan
  • 4 Kehidupan pribadi
  • 5 Tautan luar

Biografi

Pada Tahun 2000 ia diangkatkan menjadi Bupati Bandung menggantikan Bupati H.U.Hatta Djatipermana, S.Ip. Masa letak Bupati H.Obar Sobarna, S.Ip. selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010.

Bupati Obar Sobarna lahir di Garut pada Tanggal 23 September 1945. Setelah tamat SMA pada tahun 1964, ia masuk Akademi Militer tahun 1968. Dan menjadi Anggota ABRI/TNI dari tahun 1968 mencapai dengan 1994, pada tahun 1999 terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung mencapai dengan tahun 2000. Ia menikah dengan Hj.Iyan Siti Nanjar Komara dan dikaruniai lima (5) orang anak.

Bupati Obar Sobarna dikenal memiliki sifat yang kukuh, tegas, dan berani mengambil keputusan dengan menanggung resiko apa pun yang diakibatkannya. Ia juga teguh dalam membela prinsip yang dianggapnya berlaku dan harus diperjuangkan. Ketegasan, keberanian, dan sikapnya yang teguh tentu sangat mempengaruhi panggung politiknya. Dia orang yang tajam tipu daya dalam mengatur langkah-langkah strategis.

Visi dan Misi pemerintahannya adalah "Terwujudnya Warga Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatip yang berbasis Religius, Kultural dan berwawasan bidang yang terkait, dengan berpandangan pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa". Dari Visi inilah disusun Misi yang akan dicapai yaitu : Mewujudkan pemerintahan yang adun, bersih, dan berkeadilan, menciptakan keadaan yang terlindung, tertib, damai, dan dinamis; memelihara keseimbangan bidang yang terkait dan pembangunan yang berkelanjutan, memberdayakan dan meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan iman takwa; dan meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

Kebijakan Strategis Bupati Bandung periode 2000-2010 adalah peningkatan iman dan taqwa yang diawali oleh seluruh Pegawai Pemda Kabupaten Bandung dihimbau memakai busana muslimah yang beragama islam dan memakai baju Koko/Taqwa untuk laki-laki setiap hari Jum'at. Selain itu, ia demikian inten dalam memeloporan pembayaran ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) perhatian yang ia terhadap ZIS diambil keputusannya Perda No 9 Tahun 2005 Tentang Zakat Infaq Dan Shadaqah menurut ia "Zakat adalah raksasa yang masih tidur yang apabila dibangunkan akan dapat memberi faedah yang sangat akbar dalam upaya mengatasi permasalahan sosial dan membina kehidupan beragama".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Bupati Obar Sobarna pada HUT ke 368 Kabupaten Bandung

Dalam melestarikan cara melakukan sesuatu budi ia adalah Bupati pertama yang menggagas penggunaan bahasa Sunda dalam aktivitas yang dipekerjakan berpemerintahan di Kabupaten Bandung yang setiap hari jumat. Atas perhatiannya terhadap cara melakukan sesuatu budi yang demikian tinggi, ia menerima penghargaan "Salaka Cara melakukan sesuatu budi Sunda" dari pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.

Dalam Menjamin Kesehatan Warga Miskin di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Bupati No 8 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan warga Miskin (JPKMM) untuk Keluarga Miskin Daerah (GAKINDA) di Bidang yang terkait Pemerintah Kabupaten Bandung, ia memberikan Kartu Gakinda adalah kartu berobat Gratis untuk warga miskin Kabupaten Bandung, Pelayanan Kesehatan warga Gratis (Kartu Gakinda) berjalan bila berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.

Kepedulian terhadap Bidang yang terkait mulai digalakkan melalui beragam penghijauan pembersihan mencapai yang diimplementasikan melalui penetapan Daerah Tanpa Asap Rokok dengan Peraturan Bupati No 15 Tahun 2008 Tentang Daerah Tanpa Asap Rokok Di Wilayah Kabupaten Bandung.

Untuk menjaga keseimbangan bidang yang terkait Kabupaten Bersih ia sangat intens memasyarakatkan pembuangan sampah secara terpilah adun di bidang yang terkait pemerintahan maupun di bidang yang terkait warga dari tingkat Kabupaten mencapai ke tingkat RT/RW. Wadah sampah tiga warna adalah wadah Sampah warna Merah untuk jenis sampah yang berisi bahan berbahaya dan beracun(B3), wadah sampah warna kuning untuk jenis sampah rumah tangga Anorganic, dan wadah sampah warna Hijau untuk jenis sampah Organic yang diambil keputusan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengolahan sampah.

Sementara itu dikembangkan aktivitas yang dipekerjakan olah Raga dengan dibangun Stadion Olah Raga bertaraf Internasional bernama Stadion Si Jalak Harupat yang bertempat di Desa Kopo dan Desa Cibodas Kecamatan Soreang dan sanggup menampung penonton sejumlah 27.000 orang dengan luas areal Stadion kurang lebih 23 Ha. Pemberian Nama dan logo Stadion dipertontonkan melalui sayembara, yang diiringi oleh 11 peserta melalui seleksi penilaian oleh juri dari beragam berbakat, karenanya terpilih Nama dan Logo "Si Jalak Harupat". Logo/gambar menggambarkan representasi definisi si Jalak Harupat sebagai julukan untuk Pahlawan Nasional R. Otto Iskandardinata atas keberaniannya menghadapi Kolonial Belanda di Dewan Rakyat (Volksraad) sebagai wakil dari "Pagoeyoeban Pasoendan".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Pengembangan Daerah Olahraga Si Jalak Harupat

Si Jalak Harupat dilontarkan pertama kali oleh Wirasendjaya pada Tahun 1931, karenanya Si jalak Harupat digambarkan sebagai Ayam Sabung atau Ayam Adu yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :Pemberani, berkokok dengan suara keras dan tidak mudah menyerah/mengalah. Karenanya Logo mempunyai bentuk gambar sosok Ayam Sambung yang bertarung dinamis, penuh semangat membentuk pusaran menunjukan daya yang sangat akbar, mengadakan kampanye fleksibel secara leluasa. Pelajaran lain yang bisa kita petik adalah dia sangat menghargai sejarah ia akan menanamkan kecintaan pada sejarah kepada warga tentang bagaimana sejarah pemerintahan Kabupaten Bandung ini dibangun, sehingga mengerti dan memahami nilai sejarah sebab Warga masih membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan, buktinya adalah dengan dibangunnya Depo Arsip sebagai tempat penyimpanan arsip Pemerintahan Kabupaten Bandung yang cukup megah, yang bertempat dikomplek Pemda Kabupaten Bandung.

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Depo Arsip Kabupaten Bandung

Arsip sebagai Identitas dan jati diri Bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikemudikan dan diselamatkan oleh Negara; Gedung Arsip dibangun untuk menjamin ketersediaan Arsip yang autentik dan terpercaya, menjamin perlindungan keperluan Negara dan Hak-hak Keperdataan rakyat. Gagasan itulah ia mendapat pengargaan sebagai tokoh Arsip tahun 2011 dari Bapusipda (Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat).

Karier

Penghargaan

Kesuksesannya dalam memimpin Kabupaten Bandung telah menunjukan banyak prestasi diraihnya banyak penghargaan adun dari Tingkat Provinsi maupun dari Tingkat Nasional :

  • Menggala Karya Kencana dari Presiden RI atas Kesuksesan Segi Kependudukan dan Keluarga Berencana.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dalam segi Ketahanan Pangan.
  • Peniti Emas dari Menteri Agama RI atas Prestasi Pengembangan Kehidupan Beragama dan Tilawatil Qur'an.
  • Penghargaan Pengembalian LUEP Tercepat dari Gubernur Jawa Barat.
  • Medali Perjuangan 45 dari Dewan Harian Nasional 45.
  • Bintang Kehormatan Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Pembina dan Pengembangan Olahraga Terbaik.
  • Layang Pangajen Mitra Salaka Sunda dari Pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.
  • Bhakti Koperasi dari Presiden RI dalam Segi Pembinaan Koperasi.
  • Indonesian Cooperative Award dan Koperasi Berprestasi.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Industri Pengolahan Makanan Produk Perikanan.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Terbaik Pengembangan Desa Hutan.
  • Penghargaan Anubhawa Sasana Desa dari Menteri Kehakiman RI dalam Pembinaan Desa Sadar Hukum.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Perusahaan PMA dan PMDN Terbaik.
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI dalam Pengembangan Koperasi Dan UKM.
  • Penghargaan dari Mendiknas Atas Kesuksesan Bebas sama sekali Buta Akasara.
  • Penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM sebagai Kabupaten Koperasi.
  • Penghargaan Adi Upaya Puritama dari Meneg Perumahan Rakyat.
  • Penghargaan Pemberantasan Buta Huruf dari Mendiknas.
  • Penghargaan Adikarya Nugraha sebagai Pembina KORPRI Terbaik Tk Nasional.
  • Penghargaan dari Kejagung sebagai Pelopor Kantin Kejujuran.
  • Penghargaan sebagai Pembina Keselamatan Kerja Terbaik dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan sebagai Tokoh Arsip Tingkat Provinsi Tahun 2011.

Kehidupan pribadi

Ia memiliki istri yang bernama Hj. Iyan Siti Nanjar Komara.

Tautan luar

  • Bupati H. Obar Sobarna, S.Ip. – situs web resmi Kabupaten Bandung.

edunitas.com


Page 18

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

H. Obar Sobarna, S.Ip.

Obar Sobarna (lahir di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, 23 September 1945) adalah seorang politikus Indonesia. Semenjak tahun 2000 hingga 2010 dalam dua masa letak, ia menjadi Bupati Kabupaten Bandung, menggantikan Hatta Djatipermana, S.Ip.

Daftar isi

  • 1 Biografi
  • 2 Karier
  • 3 Penghargaan
  • 4 Kehidupan pribadi
  • 5 Tautan luar

Biografi

Pada Tahun 2000 ia diangkatkan menjadi Bupati Bandung menggantikan Bupati H.U.Hatta Djatipermana, S.Ip. Masa letak Bupati H.Obar Sobarna, S.Ip. selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010.

Bupati Obar Sobarna lahir di Garut pada Tanggal 23 September 1945. Setelah tamat SMA pada tahun 1964, ia masuk Akademi Militer tahun 1968. Dan menjadi Anggota ABRI/TNI dari tahun 1968 mencapai dengan 1994, pada tahun 1999 terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung mencapai dengan tahun 2000. Ia menikah dengan Hj.Iyan Siti Nanjar Komara dan dikaruniai lima (5) orang anak.

Bupati Obar Sobarna dikenal memiliki sifat yang kukuh, tegas, dan berani mengambil keputusan dengan menanggung resiko apa pun yang diakibatkannya. Ia juga teguh dalam membela prinsip yang dianggapnya berlaku dan harus diperjuangkan. Ketegasan, keberanian, dan sikapnya yang teguh tentu sangat mempengaruhi panggung politiknya. Dia orang yang tajam tipu daya dalam mengatur langkah-langkah strategis.

Visi dan Misi pemerintahannya adalah "Terwujudnya Warga Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatip yang berbasis Religius, Kultural dan berwawasan bidang yang terkait, dengan berorientasi pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa". Dari Visi inilah disusun Misi yang akan dicapai yaitu : Mewujudkan pemerintahan yang adun, bersih, dan berkeadilan, menciptakan keadaan yang terlindung, tertib, damai, dan dinamis; memelihara keseimbangan bidang yang terkait dan pembangunan yang berkelanjutan, memberdayakan dan meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan iman takwa; dan meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan potensi ekonomi daerah.

Kebijakan Strategis Bupati Bandung periode 2000-2010 adalah peningkatan iman dan taqwa yang diawali oleh seluruh Pegawai Pemda Kabupaten Bandung dihimbau memakai busana muslimah yang beragama islam dan memakai baju Koko/Taqwa untuk laki-laki setiap hari Jum'at. Selain itu, ia demikian inten dalam memeloporan pembayaran ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) perhatian yang ia terhadap ZIS diambil keputusannya Perda No 9 Tahun 2005 Tentang Zakat Infaq Dan Shadaqah menurut ia "Zakat adalah raksasa yang masih tidur yang apabila dibangunkan akan dapat memberi faedah yang sangat akbar dalam upaya mengatasi permasalahan sosial dan membina kehidupan beragama".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Bupati Obar Sobarna pada HUT ke 368 Kabupaten Bandung

Dalam melestarikan cara melakukan sesuatu budi ia adalah Bupati pertama yang menggagas penggunaan bahasa Sunda dalam aktivitas yang dipekerjakan berpemerintahan di Kabupaten Bandung yang setiap hari jumat. Atas perhatiannya terhadap cara melakukan sesuatu budi yang demikian tinggi, ia menerima penghargaan "Salaka Cara melakukan sesuatu budi Sunda" dari pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.

Dalam Menjamin Kesehatan Warga Miskin di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Bupati No 8 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan warga Miskin (JPKMM) untuk Keluarga Miskin Daerah (GAKINDA) di Bidang yang terkait Pemerintah Kabupaten Bandung, ia memberikan Kartu Gakinda adalah kartu berobat Gratis untuk warga miskin Kabupaten Bandung, Pelayanan Kesehatan warga Gratis (Kartu Gakinda) berjalan bila berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bandung.

Kepedulian terhadap Bidang yang terkait mulai digalakkan melalui beragam penghijauan pembersihan mencapai yang diimplementasikan melalui penetapan Daerah Tanpa Asap Rokok dengan Peraturan Bupati No 15 Tahun 2008 Tentang Daerah Tanpa Asap Rokok Di Wilayah Kabupaten Bandung.

Untuk menjaga keseimbangan bidang yang terkait Kabupaten Bersih ia sangat intens memasyarakatkan pembuangan sampah secara terpilah adun di bidang yang terkait pemerintahan maupun di bidang yang terkait warga dari tingkat Kabupaten mencapai ke tingkat RT/RW. Wadah sampah tiga warna adalah wadah Sampah warna Merah untuk jenis sampah yang berisi bahan berbahaya dan beracun(B3), wadah sampah warna kuning untuk jenis sampah rumah tangga Anorganic, dan wadah sampah warna Hijau untuk jenis sampah Organic yang diambil keputusan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengolahan sampah.

Sementara itu dikembangkan aktivitas yang dipekerjakan olah Raga dengan dibangun Stadion Olah Raga bertaraf Internasional bernama Stadion Si Jalak Harupat yang bertempat di Desa Kopo dan Desa Cibodas Kecamatan Soreang dan sanggup menampung penonton sejumlah 27.000 orang dengan luas areal Stadion kurang lebih 23 Ha. Pemberian Nama dan logo Stadion dimainkan melalui sayembara, yang diiringi oleh 11 peserta melalui seleksi penilaian oleh juri dari beragam berbakat, karenanya terpilih Nama dan Logo "Si Jalak Harupat". Logo/gambar menggambarkan representasi definisi si Jalak Harupat sebagai julukan untuk Pahlawan Nasional R. Otto Iskandardinata atas keberaniannya menghadapi Kolonial Belanda di Dewan Rakyat (Volksraad) sebagai wakil dari "Pagoeyoeban Pasoendan".

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Pengembangan Daerah Olahraga Si Jalak Harupat

Si Jalak Harupat dilontarkan pertama kali oleh Wirasendjaya pada Tahun 1931, karenanya Si jalak Harupat digambarkan sebagai Ayam Sabung atau Ayam Adu yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :Pemberani, berkokok dengan suara keras dan tidak mudah menyerah/mengalah. Karenanya Logo mempunyai bentuk gambar sosok Ayam Sambung yang bertarung dinamis, penuh semangat membentuk pusaran menunjukan daya yang sangat akbar, mengadakan kampanye fleksibel secara leluasa. Pelajaran lain yang bisa kita petik adalah dia sangat menghargai sejarah ia akan menanamkan kecintaan pada sejarah kepada warga tentang bagaimana sejarah pemerintahan Kabupaten Bandung ini dibangun, sehingga mengerti dan memahami nilai sejarah sebab Warga masih membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan, buktinya adalah dengan dibangunnya Depo Arsip sebagai tempat penyimpanan arsip Pemerintahan Kabupaten Bandung yang cukup megah, yang bertempat dikomplek Pemda Kabupaten Bandung.

Opera Kecoa, Opera Primadona dan Ular Putih merupakan judul teater yang dibuat oleh

Depo Arsip Kabupaten Bandung

Arsip sebagai Identitas dan jati diri Bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikemudikan dan diselamatkan oleh Negara; Gedung Arsip dibangun untuk menjamin ketersediaan Arsip yang autentik dan terpercaya, menjamin perlindungan keperluan Negara dan Hak-hak Keperdataan rakyat. Gagasan itulah ia mendapat pengargaan sebagai tokoh Arsip tahun 2011 dari Bapusipda (Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat).

Karier

Penghargaan

Kesuksesannya dalam memimpin Kabupaten Bandung telah menunjukan banyak prestasi diraihnya banyak penghargaan adun dari Tingkat Provinsi maupun dari Tingkat Nasional :

  • Menggala Karya Kencana dari Presiden RI atas Kesuksesan Segi Kependudukan dan Keluarga Berencana.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dalam segi Ketahanan Pangan.
  • Peniti Emas dari Menteri Agama RI atas Prestasi Pengembangan Kehidupan Beragama dan Tilawatil Qur'an.
  • Penghargaan Pengembalian LUEP Tercepat dari Gubernur Jawa Barat.
  • Medali Perjuangan 45 dari Dewan Harian Nasional 45.
  • Bintang Kehormatan Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat.
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Pembina dan Pengembangan Olahraga Terbaik.
  • Layang Pangajen Mitra Salaka Sunda dari Pengurus Akbar Paguyuban Pasundan.
  • Bhakti Koperasi dari Presiden RI dalam Segi Pembinaan Koperasi.
  • Indonesian Cooperative Award dan Koperasi Berprestasi.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Industri Pengolahan Makanan Produk Perikanan.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Terbaik Pengembangan Desa Hutan.
  • Penghargaan Anubhawa Sasana Desa dari Menteri Kehakiman RI dalam Pembinaan Desa Sadar Hukum.
  • Penghargaan Gubernur Jabar sebagai Pembina Perusahaan PMA dan PMDN Terbaik.
  • Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI dalam Pengembangan Koperasi Dan UKM.
  • Penghargaan dari Mendiknas Atas Kesuksesan Bebas sama sekali Buta Akasara.
  • Penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM sebagai Kabupaten Koperasi.
  • Penghargaan Adi Upaya Puritama dari Meneg Perumahan Rakyat.
  • Penghargaan Pemberantasan Buta Huruf dari Mendiknas.
  • Penghargaan Adikarya Nugraha sebagai Pembina KORPRI Terbaik Tk Nasional.
  • Penghargaan dari Kejagung sebagai Pelopor Kantin Kejujuran.
  • Penghargaan sebagai Pembina Keselamatan Kerja Terbaik dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan dari Gubernur Jawa Barat.
  • Penghargaan sebagai Tokoh Arsip Tingkat Provinsi Tahun 2011.

Kehidupan pribadi

Ia memiliki istri yang bernama Hj. Iyan Siti Nanjar Komara.

Tautan luar

  • Bupati H. Obar Sobarna, S.Ip. – situs web resmi Kabupaten Bandung.

edunitas.com


Page 19

Tags (tagged): organisasi negara negara, pengekspor minyak, bumi, opec, unkris, organisasi, negara negara, pengekspor, minyak bumi, negara, negara pengekspor minyak, minyak bumi bendera, opec markas, wina opec, didirikan, pada 14, september, 1960 bagdad irak, saat itu, juli, 1971 asia arab, saudi negara, pendiri, september 1960, keluar, gabon keanggotaan, penuh, dari 1975 1995, pusat ilmu, pengetahuan, telah ditetapkan kemungkinan, jadi anggota, suriah, sudan organisasi negara, negara pengekspor, minyak, organisasi negara, pengekspor minyak bumi


Page 20

Tags (tagged): organisasi negara negara, pengekspor minyak, bumi, opec, unkris, organisasi, negara negara, pengekspor, minyak bumi, negara, negara pengekspor minyak, minyak bumi bendera, opec markas, wina opec, didirikan, pada 14, september, 1960 bagdad irak, saat itu, juli, 1971 asia arab, saudi negara, pendiri, september 1960, keluar, gabon keanggotaan, penuh, dari 1975 1995, pusat ilmu, pengetahuan, telah ditetapkan kemungkinan, jadi anggota, suriah, sudan organisasi negara, negara pengekspor, minyak, organisasi negara, pengekspor minyak bumi