Nama malaikat yang meniupkan ruh ke dalam jiwa manusia

KH. Cholil Nafis, Lc., Ph D, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PB NU.

Oleh KH Cholil Nafis Lc MA Phd

SEBELUM manusia lahir di muka bumi, Allah SWT meniupkan ruh-Nya ke janin yang masih dalam kandungan ibu pada usia 120 hari (empat bulan) kehamilan.

Dalam surat Shaad disebutkan, "Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya ruh-Ku."(QS: 38:72). Ruh yang ditiupkan itu sebagai daya jiwa manusia ketika kelak berada di dunia.

Tidak hanya di situ, Tuhan pun mengajak "dialog" untuk meneguhkan keyakinan manusia.

Allah SWT berfirman dalam: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Hal ini) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lupa terhadap ini." (QS: 7: 172)

• 4 Golongan yang Boleh Tidak Menjalankan Puasa Ramadan, Dengan Syarat Seperti Ini

• Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Kedua Ramadan 1440 H atau Selasa (7/5/2019)

Mutiara Ramadan oleh KH Cholil Nafis (koran Warta Kota)

Peniupan ruh dan dialog spiritual itu menunjukkan pada hakikatnya manusia sebagai makhluk spiritual yang telah ber-Tuhan sejak di dalam kandungan.

Penggunaan kata "nafakh" atau "meniupkan" menunjukkan perbuatan itu sebagai titah Allah SWT. secara langsung tanpa melibatkan makhluk-Nya.

Hal tersebut berbeda ketika Al-Quran menggunakan kata, "Menciptakan atau menjadikan."

Sebagai contoh, Allah menciptakan manusia dari saripati tanah.

Kata "menciptakan" ini mengandung makna adanya peran pihak lain, khususnya keterlibatan suami dan istri.

Halaman selanjutnya arrow_forward

AKURAT.CO, Manusia adalah ciptaan Allah yang dibuat agar Mereke beribadah kepada-Nya. Ibadah menjadi satu-satunya tujuan mengapa manusia diciptakan. Bahkan, manusia pun sudah berjanji untuk taat kepada Allah.

Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, yaitu QS. Al-Araf: 72 Allah berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi . (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) .

Ayat Al-Qur'an ini sebenarnya merupakan kisah heroik percakapan Allah, malaikat, dan ruh, yaitu ketika ruh ditiupkan pada janin yang masih berumur 40 hari di dalam kandungan seorang ibu. Allah meniupkan ruh sambil mengambil sumpah bahwa Allah benar adalah Tuhannya dan maka akan taat beribadah.

Tidak lama setelah itu ruh bertasbih, giat, taat dan tidak pernah lupa dengan Allah. Namun ia ditegur oleh-Nya karena belum waktunya. Waktu untuk melakukan itu semua adalah nanti ketika ia sudah bergabung dengan jasad.

Maka ruh pun menyanggupinya bahwa dirinya siap untuk taat kepada Allah walau nanti setelah bercampur dengan jasad. Akhirnya malaikat pun diminta untuk menjadi saksi bahwa ruh akan taat kepada Allah kelak ketika di dunia.

Hingga detik ini lah ruh sebenarnya memiliki janji kepada Allah tentang ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya. Jika itu janji, maka sudah semestinya itu ditaatinya.

Pertanyaannya, sudahkah kita menepati janji kita kepada Allah? Jika belum, yuk, tepati janjimu kepada Allah dengan taat, patuh dan mengikuti semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita semua. []

Malaikat al-Arham  adalah para malaikat yang diserahi tugas untuk meniupkan ruh kedalam janin, mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan di dalam rahim. Malaikat Arham memiliki tugas meniupkan debu bumi kepada janin, di mana calon makhluk itu nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat Maut (Izrail).

Kata Arham adalah bentuk jamak dari kata “rahim” (Arab: الرحم) yang memiliki arti kasih sayang, penyayang atau ampunan di dalam bahasa Indonesia.

Tugas Al-Arham

  • Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.

Dalam hadits Muhammad bersabda:

“Allah mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: ‘Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani’. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: ‘Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku’. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: ‘Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging’. Apabila Allah membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: ‘Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya.”

Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan tabir yang menyelubungi pandangan seseorang sehingga akan menembus akhirat. Tercantum di dalam Al Qur’an surah Qaaf, yang berbunyi:

“ Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu. (Qaaf 50:22)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA