Nabi Idris belajar tanpa a buku B. waktu c. kenal lelah

13 Desember 2021 16:20

Jawaban terverifikasi

20 Desember 2021 18:29

Hallo Akane W, kakak bantu jawab ya. Jawabannya : Rajin belajar Penjelasan: Sejak kecil, Nabi Idris AS sudah rajin belajar. Ia berguru kepada Nabi Syits (Seth). Belajar membaca sahifah. Bermacam ilmu dipelajarinya. Mukjizat Nabi Idris AS adalah pandai membaca dan menulis. Ia juga dimuliakan oleh Allah SWT dengan karunia ilmu yang luas. Keunggulan lainnya, Nabi Idris AS menguasai ilmu astronomi dan matematika. Jadi Nabi Idris sejak kecil rajin belajar. Semoga membantu ya.

13 Desember 2021 16:26

Sejak kecil, Nabi Idris AS sudah rajin belajar. Ia berguru kepada Nabi Syits (Seth). Belajar membaca sahifah. Bermacam ilmu dipelajarinya

Rep: c62 Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Nabi Idris Alaihis Salam adalah salah satu nabi utusan Allah SWT yang diberi tugas menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah Nabi Adam. Nabi Idris konon hidup sekitar 4.533 sampai dengan 4.188 sebelum Masehi.

Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun, ada pula yang menyebutkan usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibn Katsir dalam Qishash al-Anbiya' yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq. Sebagai penunjang dakwah kenabian tersebut, Nabi Idris dibekali dengan sejumlah keistimewaan.

Pertama, ia adalah manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idris-lah Allah memberikan 30 lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.

Kedua, Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan, antara lain, merancak (merawat) kuda, ilmu perbintangan (falak), sampai ilmu berhitung alias matematika. Ketiga, nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah, yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits. Bahkan, ajaran yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya. Keempat, Nabi Idris ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya. Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat. Idris yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai kepentingan. Namun, ia tetap selalu ingat kepada Tuhan. Dengan berbekal pengetahuan yang mencapai kelengkapan, kekuatan dan kehebatan yang mumpuni, Idris menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima, yang saat itu penuh dengan kesesatan. Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asad al-Usud alias 'Singa di atas segala singa' dari Allah. Kepada kaumnya, Idris diperintahkan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan.  Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan. Kepada keturunan Qabil, Idris menegaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. Untuk itu wahai kaumku, peganglah tali agama Allah, beribadahlah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan.

Zuhudlah di dunia dan berlaku adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan zakat dan sedekah untuk membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan, katanya.


  • teladan nabi idris
  • nabi idris

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Karena ketekunannya dalam beribadah dan menuntut  ilmu, Nabi Idris dikaruniai Allah SWT pengetahuan yang luas dan dalam. Dialah manusia pertama yang menulis dengan pena serta satu-satunya Nabi yang tinggal di surga tanpa mengalami kematian.

Nabi Idris lahir di Munaf, sebuah daerah di Mesir. Dia adalah keturunan ke enam Nabi Adam, dari Yazid bin Mihla’iel bin Qinan bin Syits. Dia kakek bapak Nabi Nuh AS. Nabi Syits mengajarkan Idris membaca Shafiah. Allah SWT menurunkan 30 Shahifah kepada Nabi Idris AS yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya (keturunan Qabil yang durhaka kepada Allah).

Idris kecil mempelajari Shafiah dengan tekun, karena kesukaannya membaca itulah, ia mendapat gelar “Idris”, yang artinya orang yang tekun belajar. Dia belajar membaca dan menulis tanpa mengenal waktu dan tempat. Dia menjadi Nabi pertama yang menulis dengan Pena yang terbuat dari batu kerikil. Tidak mengherankan bila Allah menganugerahkan ilmu pengetahuan yang luas.

Beliaulah yang mula-mula pandai ilmu hitung dan ilmu bintang, dan beliau pula manusia pertama yang merancak kuda, menggunting pakian yang terbuat dari kulit binatang dan menjahitnya.

Dia mempunyai kekuatan yang hebat dan bertabiat gagah berani, sehingga diberi julukan “Asadul Usud”, artinya Singa dari segala Singa. Dia tidak pernah lalai sedikitpun dari mengingat Allah, walau sedang sibuk menghadapi persoalan penting sehari-hari. Hingga Allah memberikan derajat yang tinggi padanya.

Seperti halnya Nabi Adam dan Nabi Syits, Nabi Idris juga menerima Wahyu Allah melalui Malaikat Jibril yang berupa 30 Shahifah yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada Umatnya. Beliau di utus berdakwah kepada umat keturunan Qabil. Umat ini telah bersikap durhaka kepada Allah. Mereka menimbulkan berbagai bencana dan kerusakan di muka bumi. Oleh Nabi Idris orang-orang ini diajak salat, puasa dan bersedekah.

Tapi, keturunan Qabil ini tak mau mendengar ajakan menuju kebaikan itu. Mereka malah menghina dan mengejek Nabi Idris. “Hidup kami sudah enak, senang dan serba cukup, kenapa engkau mengganggu kami? Tanya beberapa orang penting dari kaum itu.

“Ajaranmu aneh, kami tak membutuhkannya!” sahut yang lain. “Lebih baik engkau hidup sendiri bersama Tuhanmu.”

Begitulah tantangan dakwah Nabi Idris selama puluhan tahun menyebarkan ajaran kebenaran. Hanya beberapa gelintir orang yang mau mengikutinya. Sebagian besar dari mereka lebih suka mengikuti hawa nafsunya sendiri.

Karena keturunan Qabil semakin menentang ajaran Idris, Allah memerintahkan Nabi Idris meninggalkan mereka dan membawa pengikutnya yang setia dan mau beriman kepada Allah untuk menyelamatkan diri. Karena Allah akan menurunkan azab kepada umat yang durhaka itu.

Begitu Nabi Idris dan pengikutnya meninggalkan negeri itu, datanglah azab yang dijanjikan Allah. Paceklik merajalela, pertanian gagal, ternak mati, akhirnya umat yang sesat itupun mati bergelimpangan karena kelaparan.

Sebaliknya, Nabi Idris dan orang-orang beriman yang mengikutinya diselamatkan Allah dari bencana yang mengerikan itu.

Bersambung …

Gambar: http://4.bp.blogspot.com/_vRCZU7byPeA/SVCOmfHgORI/AAAAAAAAAEE/9z-uufmpZaI/s320/petuah.gif

Jakarta -

Kisah para nabi selalu memberi banyak pelajaran bagi semua orang. Termasuk Nabi Idris AS atau dikenal juga dengan nama Enoch, yang memiliki banyak anugrah dari Allah SWT.

Dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemenag, Nabi Idris AS sejak kecil rajin belajar. Buku ini dapat dibaca di link https://cendikia.kemenag.go.id.

"Nama Nabi Idris AS berasal dari kata darasa. Darasa artinya belajar. Nabi Idris AS sangat gemar belajar. Beliau belajar di mana pun dan kapan pun," tulis buku tersebut.

Buku tersebut juga menjelaskan, mukjizat Nabi Idris AS adalah pandai membaca dan menulis. Dia juga dimuliakan Allah SWT dengan karunia ilmu pengetahuan yang luas.

Kelebihan lainnya, Nabi Idris AS menguasai ilmu perbintangan dan matematika. Kisah Nabi Idris AS yang rajin belajar, tidak mengajak kaumnya tekun menuntut ilmu.

Dalam buku berjudul Stories of the Prophets yang ditulis Al-Imam ibn Kathir dan diterjemahkan Muhammad Mustapha Geme'ah, Nabi Idris AS berjasa besar. Dia disebut yang pertama menemukan bentuk dasar penulisan.

Beberapa perkataan bijaknya adalah:

  • "Tidak ada yang menunjukkan rasa terima kasih paling baik pada Allah SWT, selain membaginya dengan orang lain."
  • "Jangan iri pada milik orang karena kenikmatan hanya sementara."
  • "Dia yang tenggelam dalam kenikmatan tidak akan mendapat keuntungan."
  • "Kenikmatan sejati adalah memiliki kebijakan."

Nabi Idris AS adalah keturunan Bani Qabil, yang tidak mau menyembah Allah SWT. Nabi Idris AS tidak hanya rajin belajar, tapi juga gigih berdakwah. Allah SWT menceritakan kegigihan Nabi Idris AS dalam surat Maryam ayat 56-57

56. وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَۖ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

57. وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا

Arab latin:

56. ważkur fil-kitābi idrīsa innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā

57. wa rafa'nāhu makānan 'aliyyā

Artinya:

56. "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi."

57. "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."

Sayangnya hanya sedikit kaum Bani Qabil yang mau mendengarkan utusan Allah SWT tersebut. Meski begitu Nabi Idris AS melanjutkan tugasnya serta mengajak kaumnya hijrah dari Babylonia ke Mesir.

Simak Video "Ikhtiar dan Tawakal, Paket Lengkap untuk Dapat Pertolongan Allah"



(row/erd)