Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang otak kiri pada manusia disini musik berfungsi sebagai

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penggunaan musik sebagai media pembelajaran, sudah mulai banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah baik formal maupun nonformal. Dilihat dari dampak musik terhadap hasil belajar siswa maka bisa dilihat hasil yang diperoleh lebih baik dengan menggunakan media pembelajaran musik, sebab proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dalam dunia pendidikan, musik adalah salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.

Ada teori yang mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari situasi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses., otak kanan cenderung untuk terganggu selama rapat, kuliah, dan sebagainya, yang merupakan penyebab mengapa seseorang itu melamun dan memperhatikan pemandangan ketika seseorang berniat untuk berkonsentrasi, memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri. (Deporter dan Hernacki 2011: 74)

Memulai musik sebagai alat pendidikan adalah dengan dimulai belajar mendengarkan. Siswa mendapat inti dari belajar musik, karena musik hanya bisa mulai dari mendengar dan akan mulai berpengaruh dengan skill atau kemampuan dia dalam bermusik. Kita tidak bisa belajar musik tanpa kita bisa mendengarkan, karena mengembangkan ketrampilan untuk mendengar adalah hal yang utama. Setelah anak bisa mendengarkan maka dalam proses belajar musik semua akan lancar, ketika siswa bisa mendengarkan maka prestasi di akan meningkat dan perasaan dalam hati semakin membaik.

Mendengar itu merangsang rekognitif (mengenal kembali) artinya dengan musik saraf indera pendengaran mengirim sinyal ke otak untuk mengenali kembali alunan musik tersebut. Jika siswa pernah mendengar musik itu sebelumnya, maka siswa akan memberikan respon terhadap sesuatu yang pernah dialaminya.

Dalam hal prestasi musik memiliki peranan penting yaitu dapat merangsang fungsi otak, artinya musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak fungsi ingatan untuk belajar, untuk mendengar dan berbicara, serta analisis, intelek, dan fungsi kesadaran. Selain itu musik memperluas gudang ingatan, artinya musik mampu untuk membangkitkan individu untuk memanggil kembali data lainnya karena adanya proses asosiatif. Musik merupakan data yang juga berfungsi sebagai stimulator untuk memanggil kembali ingatan lain.

Dalam hal emosional atau perasaan musik mampu merangsang proses asosiatif artinya musik dapat menjadi perangsang yang dapat membangkitkan anak untuk mengingat kembali pengalaman emosional pada masa dulu, dan mampu membentuk karakter pribadi dari musik yang sering mereka dengar. Musik juga mampu merangsang pikiran ritmis artinya musik melatih koordinasi gerak dengan ritme, belajar dan memahami musik merupakan suatu proses belajar memahami irama. Seperti kehidupan yang didalamnya terdapat ritme kehidupan.

Dikatakan oleh [Oleg Baron, teacher]: "Bermain musik memperluas wawasan anak, dalam hal perasaan, hidup dan mengekspresikan diri melalui instrumen." Musik sebagai Alat Pendidikan ini bisa dimulai untuk membawa perubahan prestasi dan emosional anak-anak.

Aktifitas dan lingkungan musik bisa di ciptakan dengan sangat sederhana, tentu saja selain mendengar berbagai musik. Seperti waktu sekolah para siswa bisa mendapat pendidikan musik dengan hanya bermain 1 jam seminggu dalam bentuk kelompok kecil maupun individu. Karena selain eksperiment dalam belajar instrument, bermusik juga bisa memperluas wawasan anak dalam segi perasaan, hidup, dan mengekspresikan diri.

Seperti dikatakan oleh [Iris Fishman, Guru Biola, SD Elyakim]: "Anak-anak membawa instrumen ke rumah, berlatih sendiri dan mengkritik diri sendiri. Ini proses perbaikan dan koreksi sepanjang waktu, mengubah anak menjadi dewasa di usia yang sangat muda. Mereka mengoreksi diri sendiri, bukannya melihat orang dewasa yang mengkritik dan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan setiap saat.

Maka setelah siswa mengalami lingkungan musik di sekolah dan dirumah maka mereka otomatis akan bisa terarah dengan kesadaran mereka sendiri bahwa mereka butuh musik dalam hidup mereka. Karena musik adalah budaya yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh apapun, musik mendapat tempat dalam setiap individu di dunia ini. [Yaakov Yaretzki, Guru Saxophone]: mengatakan "Pelajaran musik adalah budaya. Televisi atau komputer tidak dapat memberikan jenis budaya yang dapat diserap seperti musik. Musik banyak manfaatnya bagi anak."

Dengan begitu musik menjadi tempat utama dalam kehidupan umat manusia dari sejak dahulu, dan budaya ini selalu ada. Bukan lagi keharusan namun musik sudah lahir menjadi satu tubuh dan jiwa dengan setiap pribadi, seperti dikatakan [Avigdor Elia, Kepala Sekolah, SD Elyakim]: "Adalah keyakinan kami bahwa setiap murid diciptakan dalam citra pencipta kita, dan memiliki potensi besar untuk berhasil. Tak ada satupun yang tak berhasil."

Ini menjadi tantangan bagi para guru-guru dalam menerapkan musik dalam pendidikan, berdedikasi penuh diperlukan demi perubahan ini, yaitu musik sebagai alat pendidikan. Meneruskan budaya yang ada dan menghidupkan potensi musik didalam diri setiap siswa-siswinya. Maka dampak yang akan di peroleh saat musik mengambil peranan penting dalam pendidikan adalah menyehatkan jiwa, berprestasi, emosional membaik dan meningkatkan anak belajar di semua bidang karena Musik sebagai alat pendidikan membawa dampak bagi anak untuk berkarya sehingga mereka bisa mengekspresikan diri untuk masyarakat dan lingkungannya.


Page 2

Penggunaan musik sebagai media pembelajaran, sudah mulai banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah baik formal maupun nonformal. Dilihat dari dampak musik terhadap hasil belajar siswa maka bisa dilihat hasil yang diperoleh lebih baik dengan menggunakan media pembelajaran musik, sebab proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dalam dunia pendidikan, musik adalah salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.

Ada teori yang mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari situasi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses., otak kanan cenderung untuk terganggu selama rapat, kuliah, dan sebagainya, yang merupakan penyebab mengapa seseorang itu melamun dan memperhatikan pemandangan ketika seseorang berniat untuk berkonsentrasi, memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri. (Deporter dan Hernacki 2011: 74)

Memulai musik sebagai alat pendidikan adalah dengan dimulai belajar mendengarkan. Siswa mendapat inti dari belajar musik, karena musik hanya bisa mulai dari mendengar dan akan mulai berpengaruh dengan skill atau kemampuan dia dalam bermusik. Kita tidak bisa belajar musik tanpa kita bisa mendengarkan, karena mengembangkan ketrampilan untuk mendengar adalah hal yang utama. Setelah anak bisa mendengarkan maka dalam proses belajar musik semua akan lancar, ketika siswa bisa mendengarkan maka prestasi di akan meningkat dan perasaan dalam hati semakin membaik.

Mendengar itu merangsang rekognitif (mengenal kembali) artinya dengan musik saraf indera pendengaran mengirim sinyal ke otak untuk mengenali kembali alunan musik tersebut. Jika siswa pernah mendengar musik itu sebelumnya, maka siswa akan memberikan respon terhadap sesuatu yang pernah dialaminya.

Dalam hal prestasi musik memiliki peranan penting yaitu dapat merangsang fungsi otak, artinya musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak fungsi ingatan untuk belajar, untuk mendengar dan berbicara, serta analisis, intelek, dan fungsi kesadaran. Selain itu musik memperluas gudang ingatan, artinya musik mampu untuk membangkitkan individu untuk memanggil kembali data lainnya karena adanya proses asosiatif. Musik merupakan data yang juga berfungsi sebagai stimulator untuk memanggil kembali ingatan lain.

Dalam hal emosional atau perasaan musik mampu merangsang proses asosiatif artinya musik dapat menjadi perangsang yang dapat membangkitkan anak untuk mengingat kembali pengalaman emosional pada masa dulu, dan mampu membentuk karakter pribadi dari musik yang sering mereka dengar. Musik juga mampu merangsang pikiran ritmis artinya musik melatih koordinasi gerak dengan ritme, belajar dan memahami musik merupakan suatu proses belajar memahami irama. Seperti kehidupan yang didalamnya terdapat ritme kehidupan.

Dikatakan oleh [Oleg Baron, teacher]: "Bermain musik memperluas wawasan anak, dalam hal perasaan, hidup dan mengekspresikan diri melalui instrumen." Musik sebagai Alat Pendidikan ini bisa dimulai untuk membawa perubahan prestasi dan emosional anak-anak.

Aktifitas dan lingkungan musik bisa di ciptakan dengan sangat sederhana, tentu saja selain mendengar berbagai musik. Seperti waktu sekolah para siswa bisa mendapat pendidikan musik dengan hanya bermain 1 jam seminggu dalam bentuk kelompok kecil maupun individu. Karena selain eksperiment dalam belajar instrument, bermusik juga bisa memperluas wawasan anak dalam segi perasaan, hidup, dan mengekspresikan diri.

Seperti dikatakan oleh [Iris Fishman, Guru Biola, SD Elyakim]: "Anak-anak membawa instrumen ke rumah, berlatih sendiri dan mengkritik diri sendiri. Ini proses perbaikan dan koreksi sepanjang waktu, mengubah anak menjadi dewasa di usia yang sangat muda. Mereka mengoreksi diri sendiri, bukannya melihat orang dewasa yang mengkritik dan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan setiap saat.

Maka setelah siswa mengalami lingkungan musik di sekolah dan dirumah maka mereka otomatis akan bisa terarah dengan kesadaran mereka sendiri bahwa mereka butuh musik dalam hidup mereka. Karena musik adalah budaya yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh apapun, musik mendapat tempat dalam setiap individu di dunia ini. [Yaakov Yaretzki, Guru Saxophone]: mengatakan "Pelajaran musik adalah budaya. Televisi atau komputer tidak dapat memberikan jenis budaya yang dapat diserap seperti musik. Musik banyak manfaatnya bagi anak."

Dengan begitu musik menjadi tempat utama dalam kehidupan umat manusia dari sejak dahulu, dan budaya ini selalu ada. Bukan lagi keharusan namun musik sudah lahir menjadi satu tubuh dan jiwa dengan setiap pribadi, seperti dikatakan [Avigdor Elia, Kepala Sekolah, SD Elyakim]: "Adalah keyakinan kami bahwa setiap murid diciptakan dalam citra pencipta kita, dan memiliki potensi besar untuk berhasil. Tak ada satupun yang tak berhasil."

Ini menjadi tantangan bagi para guru-guru dalam menerapkan musik dalam pendidikan, berdedikasi penuh diperlukan demi perubahan ini, yaitu musik sebagai alat pendidikan. Meneruskan budaya yang ada dan menghidupkan potensi musik didalam diri setiap siswa-siswinya. Maka dampak yang akan di peroleh saat musik mengambil peranan penting dalam pendidikan adalah menyehatkan jiwa, berprestasi, emosional membaik dan meningkatkan anak belajar di semua bidang karena Musik sebagai alat pendidikan membawa dampak bagi anak untuk berkarya sehingga mereka bisa mengekspresikan diri untuk masyarakat dan lingkungannya.


Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang otak kiri pada manusia disini musik berfungsi sebagai

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 3

Penggunaan musik sebagai media pembelajaran, sudah mulai banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah baik formal maupun nonformal. Dilihat dari dampak musik terhadap hasil belajar siswa maka bisa dilihat hasil yang diperoleh lebih baik dengan menggunakan media pembelajaran musik, sebab proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dalam dunia pendidikan, musik adalah salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.

Ada teori yang mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari situasi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses., otak kanan cenderung untuk terganggu selama rapat, kuliah, dan sebagainya, yang merupakan penyebab mengapa seseorang itu melamun dan memperhatikan pemandangan ketika seseorang berniat untuk berkonsentrasi, memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri. (Deporter dan Hernacki 2011: 74)

Memulai musik sebagai alat pendidikan adalah dengan dimulai belajar mendengarkan. Siswa mendapat inti dari belajar musik, karena musik hanya bisa mulai dari mendengar dan akan mulai berpengaruh dengan skill atau kemampuan dia dalam bermusik. Kita tidak bisa belajar musik tanpa kita bisa mendengarkan, karena mengembangkan ketrampilan untuk mendengar adalah hal yang utama. Setelah anak bisa mendengarkan maka dalam proses belajar musik semua akan lancar, ketika siswa bisa mendengarkan maka prestasi di akan meningkat dan perasaan dalam hati semakin membaik.

Mendengar itu merangsang rekognitif (mengenal kembali) artinya dengan musik saraf indera pendengaran mengirim sinyal ke otak untuk mengenali kembali alunan musik tersebut. Jika siswa pernah mendengar musik itu sebelumnya, maka siswa akan memberikan respon terhadap sesuatu yang pernah dialaminya.

Dalam hal prestasi musik memiliki peranan penting yaitu dapat merangsang fungsi otak, artinya musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak fungsi ingatan untuk belajar, untuk mendengar dan berbicara, serta analisis, intelek, dan fungsi kesadaran. Selain itu musik memperluas gudang ingatan, artinya musik mampu untuk membangkitkan individu untuk memanggil kembali data lainnya karena adanya proses asosiatif. Musik merupakan data yang juga berfungsi sebagai stimulator untuk memanggil kembali ingatan lain.

Dalam hal emosional atau perasaan musik mampu merangsang proses asosiatif artinya musik dapat menjadi perangsang yang dapat membangkitkan anak untuk mengingat kembali pengalaman emosional pada masa dulu, dan mampu membentuk karakter pribadi dari musik yang sering mereka dengar. Musik juga mampu merangsang pikiran ritmis artinya musik melatih koordinasi gerak dengan ritme, belajar dan memahami musik merupakan suatu proses belajar memahami irama. Seperti kehidupan yang didalamnya terdapat ritme kehidupan.

Dikatakan oleh [Oleg Baron, teacher]: "Bermain musik memperluas wawasan anak, dalam hal perasaan, hidup dan mengekspresikan diri melalui instrumen." Musik sebagai Alat Pendidikan ini bisa dimulai untuk membawa perubahan prestasi dan emosional anak-anak.

Aktifitas dan lingkungan musik bisa di ciptakan dengan sangat sederhana, tentu saja selain mendengar berbagai musik. Seperti waktu sekolah para siswa bisa mendapat pendidikan musik dengan hanya bermain 1 jam seminggu dalam bentuk kelompok kecil maupun individu. Karena selain eksperiment dalam belajar instrument, bermusik juga bisa memperluas wawasan anak dalam segi perasaan, hidup, dan mengekspresikan diri.

Seperti dikatakan oleh [Iris Fishman, Guru Biola, SD Elyakim]: "Anak-anak membawa instrumen ke rumah, berlatih sendiri dan mengkritik diri sendiri. Ini proses perbaikan dan koreksi sepanjang waktu, mengubah anak menjadi dewasa di usia yang sangat muda. Mereka mengoreksi diri sendiri, bukannya melihat orang dewasa yang mengkritik dan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan setiap saat.

Maka setelah siswa mengalami lingkungan musik di sekolah dan dirumah maka mereka otomatis akan bisa terarah dengan kesadaran mereka sendiri bahwa mereka butuh musik dalam hidup mereka. Karena musik adalah budaya yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh apapun, musik mendapat tempat dalam setiap individu di dunia ini. [Yaakov Yaretzki, Guru Saxophone]: mengatakan "Pelajaran musik adalah budaya. Televisi atau komputer tidak dapat memberikan jenis budaya yang dapat diserap seperti musik. Musik banyak manfaatnya bagi anak."

Dengan begitu musik menjadi tempat utama dalam kehidupan umat manusia dari sejak dahulu, dan budaya ini selalu ada. Bukan lagi keharusan namun musik sudah lahir menjadi satu tubuh dan jiwa dengan setiap pribadi, seperti dikatakan [Avigdor Elia, Kepala Sekolah, SD Elyakim]: "Adalah keyakinan kami bahwa setiap murid diciptakan dalam citra pencipta kita, dan memiliki potensi besar untuk berhasil. Tak ada satupun yang tak berhasil."

Ini menjadi tantangan bagi para guru-guru dalam menerapkan musik dalam pendidikan, berdedikasi penuh diperlukan demi perubahan ini, yaitu musik sebagai alat pendidikan. Meneruskan budaya yang ada dan menghidupkan potensi musik didalam diri setiap siswa-siswinya. Maka dampak yang akan di peroleh saat musik mengambil peranan penting dalam pendidikan adalah menyehatkan jiwa, berprestasi, emosional membaik dan meningkatkan anak belajar di semua bidang karena Musik sebagai alat pendidikan membawa dampak bagi anak untuk berkarya sehingga mereka bisa mengekspresikan diri untuk masyarakat dan lingkungannya.


Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang otak kiri pada manusia disini musik berfungsi sebagai

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 4

Penggunaan musik sebagai media pembelajaran, sudah mulai banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah baik formal maupun nonformal. Dilihat dari dampak musik terhadap hasil belajar siswa maka bisa dilihat hasil yang diperoleh lebih baik dengan menggunakan media pembelajaran musik, sebab proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dalam dunia pendidikan, musik adalah salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.

Ada teori yang mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari situasi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses., otak kanan cenderung untuk terganggu selama rapat, kuliah, dan sebagainya, yang merupakan penyebab mengapa seseorang itu melamun dan memperhatikan pemandangan ketika seseorang berniat untuk berkonsentrasi, memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri. (Deporter dan Hernacki 2011: 74)

Memulai musik sebagai alat pendidikan adalah dengan dimulai belajar mendengarkan. Siswa mendapat inti dari belajar musik, karena musik hanya bisa mulai dari mendengar dan akan mulai berpengaruh dengan skill atau kemampuan dia dalam bermusik. Kita tidak bisa belajar musik tanpa kita bisa mendengarkan, karena mengembangkan ketrampilan untuk mendengar adalah hal yang utama. Setelah anak bisa mendengarkan maka dalam proses belajar musik semua akan lancar, ketika siswa bisa mendengarkan maka prestasi di akan meningkat dan perasaan dalam hati semakin membaik.

Mendengar itu merangsang rekognitif (mengenal kembali) artinya dengan musik saraf indera pendengaran mengirim sinyal ke otak untuk mengenali kembali alunan musik tersebut. Jika siswa pernah mendengar musik itu sebelumnya, maka siswa akan memberikan respon terhadap sesuatu yang pernah dialaminya.

Dalam hal prestasi musik memiliki peranan penting yaitu dapat merangsang fungsi otak, artinya musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak fungsi ingatan untuk belajar, untuk mendengar dan berbicara, serta analisis, intelek, dan fungsi kesadaran. Selain itu musik memperluas gudang ingatan, artinya musik mampu untuk membangkitkan individu untuk memanggil kembali data lainnya karena adanya proses asosiatif. Musik merupakan data yang juga berfungsi sebagai stimulator untuk memanggil kembali ingatan lain.

Dalam hal emosional atau perasaan musik mampu merangsang proses asosiatif artinya musik dapat menjadi perangsang yang dapat membangkitkan anak untuk mengingat kembali pengalaman emosional pada masa dulu, dan mampu membentuk karakter pribadi dari musik yang sering mereka dengar. Musik juga mampu merangsang pikiran ritmis artinya musik melatih koordinasi gerak dengan ritme, belajar dan memahami musik merupakan suatu proses belajar memahami irama. Seperti kehidupan yang didalamnya terdapat ritme kehidupan.

Dikatakan oleh [Oleg Baron, teacher]: "Bermain musik memperluas wawasan anak, dalam hal perasaan, hidup dan mengekspresikan diri melalui instrumen." Musik sebagai Alat Pendidikan ini bisa dimulai untuk membawa perubahan prestasi dan emosional anak-anak.

Aktifitas dan lingkungan musik bisa di ciptakan dengan sangat sederhana, tentu saja selain mendengar berbagai musik. Seperti waktu sekolah para siswa bisa mendapat pendidikan musik dengan hanya bermain 1 jam seminggu dalam bentuk kelompok kecil maupun individu. Karena selain eksperiment dalam belajar instrument, bermusik juga bisa memperluas wawasan anak dalam segi perasaan, hidup, dan mengekspresikan diri.

Seperti dikatakan oleh [Iris Fishman, Guru Biola, SD Elyakim]: "Anak-anak membawa instrumen ke rumah, berlatih sendiri dan mengkritik diri sendiri. Ini proses perbaikan dan koreksi sepanjang waktu, mengubah anak menjadi dewasa di usia yang sangat muda. Mereka mengoreksi diri sendiri, bukannya melihat orang dewasa yang mengkritik dan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan setiap saat.

Maka setelah siswa mengalami lingkungan musik di sekolah dan dirumah maka mereka otomatis akan bisa terarah dengan kesadaran mereka sendiri bahwa mereka butuh musik dalam hidup mereka. Karena musik adalah budaya yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh apapun, musik mendapat tempat dalam setiap individu di dunia ini. [Yaakov Yaretzki, Guru Saxophone]: mengatakan "Pelajaran musik adalah budaya. Televisi atau komputer tidak dapat memberikan jenis budaya yang dapat diserap seperti musik. Musik banyak manfaatnya bagi anak."

Dengan begitu musik menjadi tempat utama dalam kehidupan umat manusia dari sejak dahulu, dan budaya ini selalu ada. Bukan lagi keharusan namun musik sudah lahir menjadi satu tubuh dan jiwa dengan setiap pribadi, seperti dikatakan [Avigdor Elia, Kepala Sekolah, SD Elyakim]: "Adalah keyakinan kami bahwa setiap murid diciptakan dalam citra pencipta kita, dan memiliki potensi besar untuk berhasil. Tak ada satupun yang tak berhasil."

Ini menjadi tantangan bagi para guru-guru dalam menerapkan musik dalam pendidikan, berdedikasi penuh diperlukan demi perubahan ini, yaitu musik sebagai alat pendidikan. Meneruskan budaya yang ada dan menghidupkan potensi musik didalam diri setiap siswa-siswinya. Maka dampak yang akan di peroleh saat musik mengambil peranan penting dalam pendidikan adalah menyehatkan jiwa, berprestasi, emosional membaik dan meningkatkan anak belajar di semua bidang karena Musik sebagai alat pendidikan membawa dampak bagi anak untuk berkarya sehingga mereka bisa mengekspresikan diri untuk masyarakat dan lingkungannya.


Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang otak kiri pada manusia disini musik berfungsi sebagai

Lihat Lyfe Selengkapnya