Minyak atsiri 8 dengan isi utama sineol adalah merupakan kandungan kimia dari simplisia

Aboul-Enein, Y., Eldeen, E., & Etman, M. (2012). Validation of Rapid Gas Chromatographic Method for Determination of Seven Volatile Compounds in a Urinary Tract Antiseptic Soft Gelatin Capsules. Gazi University Journal of Science, 25(3), 623-629.

Apel, M. A., Rodrigues, R. A., Soares, L. A. L., & Henriques, A. T. (2017). Quantification of the components in commercial essential oil of Eucalyptus Globulus Labil by gas chromatography-GC-FID and GC-MS. Drug Analytical Research, 1(2), 9-14.

AOAC Official Methods of Analysis. (2016). Guidelines for standard method performance requirements appendix F, p. 9.

Arbain, D. (1999). Hutan tropis indonesia, dari sumber daya alam tradisional ke sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi : studi kasus hutan sumatra. Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA –ITS, Surabaya.

Alfian, Z., Taufik, M., Marpaung, H., Sibarani, I.J. (2018). Analysis of Composition and Sineol Determination of Eucalyptus Oil (Eucalyptus Robusta) from PT. Toba Pulp Lestari Used Gc-Ms Method. International Journal of Applied Chemistry, 14(3).

Blumenthal, E., & Complete German Commission. (1998). Monographs: therapeutic guide to herbal medicines. Austin: The American Botanical Council.

Cahyono, R. (2017). Simplisia Apa yang Mengandung Minyak Atsiri

Retrieved from

https://www.dictio.id/t/simplisia-apa-yang-mengandung-minyak-atsiri/13045/2 (di akses 8 April).

Compton, S.V., and Stout, P. (1991). Application of headspace GC/FT-IR: analysis of flavor oils. Application note F T S 7, Bio-Rad, Cambridge, M. A.

Geremia, B. (1955). Rassengna internazionale di clinica e therapie. Urban and Fisher Co., Verlag, Germany. 35, 577-592.

Gordon, B.M.M., Uhrig, S., Borgerding, M.F., Chung, H.L., Coleman, W.M.III., ... and White, E.L. (1988). Analysis of flue-cured tobacco essential oil by hyphenated analytical techniques. J. Chromatogr. Sci. 26:174-80.

Helfiansah, R., & Sastrohamidjojo, H. (2012). Isolasi, identifikasi dan pemurnian senyawa 1, 8 sineol minyak kayu putih (Malaleuca leucadendron). ASEAN Journal of Systems Engineering, 1(1).

Irvan, P.B.M., & Sasmitra, J. (2015). Ekstraksi 1,8-cineole dari minyak daun eucalyptus urophylla dengan metode soxhletasi. Jurnal Teknik Kimia Usu. 4(3), 53-57.

Jantan, I., Ahmad, F., & Ahmad, A.S. (2004). Constituents of the rhizome and seed oils of greater galangal alpinia galangan (L) willd. From Malaysia. Journal of Essential Oil Research, 16(3): 174-176.

Ketaren, Ir. S. (1985). Pengantar teknologi minyak atsiri. Jakarta. PN Balai Pustaka.

Kirana, G. (2016). Bioaktifitas senyawa 1,8-sineol pada minyak atsiri. Surakarta. Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek 2016 (ISSN: 2557-533X).

Kumar, P., Mishra, S., Malik, A., Satya, S. (2012). Compositional analysis and insecticidal activity of Eucalyptus globulus (family: Myrtaceae) essential oil against housefly (Musca domestica). Acta Trop. 122(2):212–218.

Magnusson, B., and Örnemark, U (eds.) (2014). Eurachem guide: The fitness for purpose

of analytical methods – alaboratory guide to method validation and related topics. (2nd ed.). ISBN 978-91-87461-59-0. Available from www.eurachem.org.”.

Margret, W. (1999). Die wichtigsten arzeneipflanzen von A-Z in phytotherapie. Urban and Fisher Co., Germany.

Munari, F.G., Dugo., and Cotroneo, A. (1990). Automated on-line HPLC-HR GC with gradient elution and multiple GC transfer applied to the characterization of citrus essential oils. HRC & CC, 13: 56-51.

Muyassaroh, M. (2016). Distillasi daun kayu putih dengan variasi tekanan operasi dan kekeringan bahan untuk mengoptimalkan kadar sineol dalam minyak kayu putih. Jurnal Teknik Kimia, 10(2).

Nazeh, M. Al-Abd., Zurainee, M.N., Marzida, M., Fadzly, A., Mohammed, S.H., dan Mustafa, K. (2015). Antioxidant, antibacterial activity, and pyhtochemical characterization of Melaluca cajuputi extract. BMC Complementary and Alternatice Medicine, 15(385): 1-13.

Sari, D.K., dan Edy, C. (2016). Isolasi 1,8-sineol dari minyak kayu putih dan uji aktivitasnya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra) yang merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung.

Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen.

M. quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang dinamakan sama.[1]

Minyak kayu putih banyak menjadi komponen dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat dan minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih sebagai penyusunnya.

Potensi[sunting | sunting sumber]

Permintaan produk minyak kayu putih mencapai 1000 ton setahunnya. sedangkan, penanaman tumbuhan minyak kayu putih tidak dilakukan secara khusus, umumnya pohon ditumbuhkan bersama dengan tanaman lain seperti kentang. Berdasarkan data statistic yang ada, ditemukan bahwa terdapat 249 hektar hutan kayu putih yang ada di Maluku dan Jawa. Akan tetapi, tidak ada data yang menyebutkan jumlah petani maupun jumlah produksi minyak kayu putih. Permasalahan yang ada pada produksi minyak kayu putih di Indonesia adalah fluktuasi produksi minyak kayu putih mengenai pemeliharaan hon dan teknik ekstrasi yang tepat dalam mengekstrasi sineol dari pohon.

Standardisasi[sunting | sunting sumber]

Standar minyak kayu putih dapat dilihat berdasarkan kandungan sineol yang baik pada 50-65%. Selain kandungan sineol perlu diperhatikan juga konten air yang mampu mempengaruhi laju evaporasi dari kandungan tersebut. Hal ini menjadi penting sebab minyak kayu putih sering digunakan sebagai aroma terapi atau parfum yang membuat ketahanan aroma dan aroma yang mampu menyerang indera penciuman sangatlah penting.[2]

Kajian Metabolomik[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa kajian mengenai senyawa sineols yang merupakan salah satu senyawa dalam minyak atsiri ini, salah satunya adalah bioaktivitas dari senyawa ini. Kemudian ada pula penelitian mengenai cara fraksinasi dan isolasi senyawa tersebut secara spesifik [2].Kajian lanjutan yang dapat dilakukan adalah bagaimana sineol ini mampu menjadi agen anti kanker, anti kejang-kejang dan lain-lain atau kita pun dapat mencoba mencari tahu adakah pengaruh kelembaban kondisi tumbuh tanaman sehingga tanaman pohon tersebut tidak akan menghasilkan sineol dalam kondisi lembap dengan cara mencari tahu metabolit apa yang menggantikan sineol atau apakah ada perubahan metabolisme apabila pohon tersebut berada di tempat lembap (rawa-rawa). Kanjian lain yang dapat dilakukan adalah apakah ada senyawa penginduksi yang mampu menyebabkan pohon kayu putih memproduksi senyawa tersebut. Karena senyawa sineol hanya akan diproduksi sebagai metabolit sekunder sehingga pastinya terdapat metabolit yang menginduksi tanaman tersebut sehingga tanaman tersebut akan memproduksi sineol. Apabila kita mengetahui metabolit tersebut apa maka kita dapat menginjeksikan atau menyemprotkan atau memberikan metabolit tersebut dan melihat apakah ada peningkatan metabolit sekunder yang kita inginkan.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

  • Minyak atsiri
  • Minyak telon

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hiller K dan Melzig MF (2007) Die große Enzyklopädie der Arzneipflanzen und Drogen. Elsevier Spektrum. Heidelberg.
  2. ^ a b Helfiansah, R., & Sastrohamidjojo, H. (2012). ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PEMURNIAN SENYAWA 1, 8 SINEOL MINYAK KAYU PUTIH (Malaleuca leucadendron). ASEAN Journal of Systems Engineering, 1(1)

Sineol termasuk senyawa apa?

1,8-Sineol merupakan suatu senyawa terpenoid yang banyak dikandung pada minyak atsiri serta berbagai rempah-rempah.

Apa yang dimaksud dengan sineol?

Cineol atau sineol merupakan terpenoid yang banyak dikandung pada minyak atsiri serta berbagai rempah-rempah.

Apakah minyak kayu putih mengandung minyak atsiri?

Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Minyak kayu putih ini memiliki manfaat yang cukup besar, baik bagi perekonomian masyarakat sekitar hutan maupun kegunaannya sebagai obat- obatan, bahan insektisida, dan bahan wangi-wangian (Perum Perhutani 2004).

Kenapa minyak atsiri tidak larut dalam air?

Memiliki titik uap yang rendah sehingga mudah menguap. Mengandung komponen yang kuat sehingga berpengaruh terhadap indera penciuman. Sulit larut dalam air dan pelarut polar lainnya.