Mengenal Atman dengan perenungan diriyang sangat dalam disebut



Atman atau Atma dalam Hindu merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia

Sifat sifat atman menurut bhagavad gita:

Achodya: tak terluka oleh senjata

Adahya: tak terbakar oleh api

Akledya: tak terkeringkan oleh angin

Acesyah: tak terbasahi oleh air

Sarwagata: dimana mana ada

Sthanu: tak berpindah pindah

Achintya: tak terpikirkan

Awikara: tak berubah dan sempurna

Bentuk semesta tuhan , termasuk semua dewa ,seperti dewa matahari dan dewa bulan ,disebut adhidaiva. Tuhan yang mahaesa , berwijud sebagai roh yang utama di dalam hati setiap mahluk yang berada setiap badan, di sebut adhiyadnya [ penguasa korban suci].

Contoh bhagavad gita yang bertentang atman

O, Arjuna, aku adalah atma, menetap dalam hati semua makluk, aku adalah permulaan, pertengahan, dan akhir daripada semua makluk.

Pengertian sloka di atas:

Dari kutipan sloka diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa atman itu merupakan bagian dari Tuhan. Bila Tuhan diibaratkan lautan maka atman itu hanyalah setitik uap embun dari uap airnya. Bila Tuhan diibaratkan matahari maka atman itu merupakan percikan terkecil dari sinarnya. Demikianlah Tuhan asal atman sehingga Ia diberi gelar Paramatman yaitu atma yang tertinggi. Atman berasal dari Tuhan maka pada akhirnya atman kembali kepadanya. Seperti halnya setitik uap air laut yang kembali kelaut saat hujan turun, (Sudirga, Ida Bagus.2003;71). Jivatman adalah atman yang telah masuk kedalam tubuh (wadah), memberikan kekuatan dan hidup. Dan apabila mati atman akan keluar daru tubuh (wadah) dan disebut Roh.

na jayate mriyate va kadacin

nayam bhutva bhavita van a bhuyah

ajo nitya sasvato yam purano

na hayate hayamane sarire” (Bhagawad Gita II.20)

Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat manapun. Dia tidak di ciptakan pada masa lampau, ia tidak di ciptakan pada masa sekarang dan dia tidak akan di ciptakan pada masa yang akan datang.dia tidak dilahirkan,berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak di bunuh apabila badan ini di bunuh.

Bahwa atman tidak bisa di musnahkan oleh senjata manapun dan atma selalu ada di mana mana dan bersifat abadi.atma tidak di lahirkan malainkan di ciptakan oleh tuhan.

Semua kegiatan yang kita lakukan, Atman menjadi saksinya. Atman yang berada di dalam semua mahluk hidup berasa dari tuhan yang maha esa. Atman sama dengan roh, namun sesungguhnya roh berada di atman. Roh adalah badan ASTRAL atau badan yang membungkus JIWATMAN yang telah meninggal.

Atman sesungguhnya identik dengan Brahman. Dia yang menemukannya memperoleh seluruh alam semesta. Seseorang yang sudah atau telah maju kehidupan spiritualnya akan mudah merealisasikan Atman dalam dirinya. Dari mereka , cinta kasih sejati {prema} bersemi, tumbuh, dan berkembang mempengaruhi lingkunganya.

Semua mahluk hidup adalah satu keluarga, saling bersaudara. Oleh karena itu kitah tidak boleh menyakiti mahluk hidup lainya manusia maupun hewan. Atman tidak bisa meninggal, dimusnahkan atau dilukai oleh apa pun. Saat badan manusia meninggal Atman akan mencari tubuh yang lain ia tidak ikut meninggal bersama badan manusia yang sudah meninggal. Sri krisna lah yang menentukan tubuh yang mana yang akan di diami oleh atman tersebut bisa di dalam hewan kalau ia di dalam hewan berarti ia di masa lalu berbuat yang tidak baik atau kejahatan yang menyabab kan mahluk hidup ter sakiti. Kalo atman berada di dalam hidup manusia ia berbuat hal hal yang baik di masa lalu, misalnya membantu orang tua, menghormati orang lain, tidak putus dari sembahyang.

Sebagaimana halnya sang roh ada pada massa kecil, massa muda dan massa tua, demikian juga dengan di perolehnya badan baru, orang bijaksana tak akan tergoyahkan.

Upaya upaya yang dapat dipilih dalam mengenal atman yakni:

·         Melalui pengetahuan atau jnana yoga merupakan cara mengenal atman dalam diri dengan mempelajari pengetahuan pengetahuan tentang atman dalam kitab kitab suci yang ada

·         Melalui cinta atau bhakti yoga yaitu cara mengenal atman dengan mencintai setulus hati,mencintai kehidupan, dan mencintainya tanpa pamrih.

·         Melalui kerja atau karma yoga yaitu cara mengenal atman dengan jalan menolong orang lain tanpa mengharapkan hasil seperti: memberikan punia, mengajarkan pada mereka yang perlu bimbingan

·         Melalui meditasi atau raja Yoga yaitu cara mengenal Atman dengan melakukan perenungan diri yang sangat dalam sampai menemukan atau mengenal Atman secara lebih baik lagi. Melalui meditasi, manusia diarahkan mengenal baik Atman dalam dirinya yang memiliki sifat yang sama dengan Brahman.

1.      Nama: I gusti ngurah nityananda rama

2.      Tanggal: 23 november 2018

3.      Judul: Karma / Perbuatan

4.      Tempat: sidekarya, br sekar kangin, gang graha wisata denpasar selatan

5.      Penerbit: Sri Srimad A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada


Oleh: Mangku Suro

Pada tahap awal, sebelum sadhana dilaksanakan, pikiran dihasut oleh arus karma dan mungkin ditakuti dengan ketidakmampuannya untuk memahami atau memenuhi dharmanya. Dalam keadaan terhasut ini dunia nampak suram, membosankan, atau gelap, menakutkan, dan tidak akan dapat membayangkan, menggambarkan atau memahami Brahman ada di mana-mana, Brahman hanya ada di pura atau di tempat-tempat yang disucikan lainnya. “Bagaimana bisa Brahman yang maha agung berada dalam diri kita yang serba terbatas ini.”

Pada tahapan kedua, bila pikiran diistirahatkan dengan damai dalam pemenuhan dari suatu pola kehidupan, dharma, ketika ia memiliki kedewasaan cukup untuk mengendalikan dan melewati arus karma melalui pemusatan pikiran, pemujaan dan perenungan suci, di sini Brahman nampak sebagai penolong dalam semua proses yang dilalui, tetapi paling kuat dirasakan ketika perilaku religius tersebut dilakukan di utama mandala pura atau tempat-tempat yang disucikan lainnya.

Pada tahapan ketiga, Brahman yang dirasakan sebagai penolong dalam semua proses yang dilalui terus membantu kesulitan dari pikiran yang rawan dari pengaruh rasa diri yang didominasi oleh ahamkara (ego) dan manah (naluri). Dengan mengendapnya rasa diri memunculkan rasa jati, alam pikiran yang didominasi oleh buddhi yang menuntunnya kepada chitta (kesadaran murni pikiran).

Brahman tidak lagi dicari-cari di luar diri, Brahman dinikmati sebagai sesuatu yang utama, dimensi integral dari diri, Hidup dari hidup, kekuatan dan pancaran energi alam semesta. Pada tahapan ini, ketenangan di sisi dalam lebih besar dari gangguan di sisi luar, sehingga mampu untuk masuk lebih dalam dan lebih dalam lagi, memasuki kesadaran penuh kebahagiaan, ini dengan jelas dirasakan dan kenikmatan spiritual dialami bahwa Brahman meresap di dalam diri kita.

Mata batin mereka yang mengalaminya akan semakin tajam, dan dalam hidup kesehariannya mereka menjadi saksi, mengamati bahwa kebanyakan orang tidak melihat Brahman di dalam diri mereka sendiri. Para rishi Weda dan mereka yang tercerahkan telah menemukan rahasia gaib itu. Brahman di dalam menjadi kesadaran jiwa sebagai Kebenaran-Pengetahuan-Kebahagiaan, Satchidananda, energi perekat yang meresap dalam segala hal secara bersamaan.

Pikiran menjadi tenang, tampak damai di mana saja, dan kebahagiaan sempurna demikian kuat, demikian ajeg, tidak tergoyahkan lagi. Pada tahapan ini, mata batin menjadi terbuka, benar-benar merasakan kehadiran Brahman yang sama pada setiap dan semua makhluk hidup, meresap di dalam setiap atom dari alam semesta sebagai keagungan-Nya, pendukung utama dari segala yang ada. Hanya ketika hal ini benar-benar dialami, seseorang dapat menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Brahman ada di dalam manusia dan manusia ada di dalam Brahman.

Tahu filsafat tanpa pengalaman langsung bagaikan tahu tempat yang jauh dan indah lewat televisi, atau sekedar membaca dari sebuah buku, atau mendengar dari pernyataan orang lain yang pernah ke sana dan bersenang-senang di sana. Itu bukan pengalaman sama sekali. Satu-satunya yang bisa disebut pengalaman adalah pengalaman kita sendiri. Kita tidak akan mencapai jnana, kearifan spiritual, sebelum kita mengalaminya sendiri, meskipun kita telah membaca seribu Weda, kita harus mengenali sendiri Atman kita. Sumber-sumber pengetahuan spiritual hanyalah penuntun bagi kita, orang tidak akan bisa mengenali Atman hanya dengan banyak membaca Weda.

Bagaimana mungkin kita dengan pikiran kita yang terbatas bisa memahami yang tak terbatas, bisa memahami Brahman? Bagaimana bisa secara intelektual kita meliputi sesuatu yang maha agung seperti Brahman? Brahman adalah pencipta dan sumber segala ilmu pengetahuan, pencipta daya pikiran.

Dia adalah arsitek agung alam semesta. Lalu, jika Brahman menciptakan daya pikiran, bagaimana mungkin daya pikiran memahami Dia? Para rishi meyakinkan, itu mungkin, dan mereka meyakinkan karena itu telah terlaksana, mereka telah mengalaminya, dan mereka memberi tuntunan berdasarkan hasil pengalaman yang telah dialami. Daya pikiran harus mengekspansi, kesadaran harus melampaui rasional pikiran dan melihat langsung dari pengetahuan kesadaran super.

Sebaiknya kita mencoba untuk melihat Brahman di mana-mana. Selalu mencoba. Meyakini keyakinan yang diberikan oleh para rishi Weda, bahwa itu akan terlaksana. Dia akan datang. Siapa lagi yang bisa memperlihatkan Atman kita kepada kita selain Dia? Perluasan dari Atman yang ada di dalam diri kita tiada lain adalah Brahman.

Dia dapat memberi kita kecukupan hidup. Dia dapat memberi kita kesehatan. Dia dapat memberi semua yang kita butuhkan bahkan yang kita inginkan. Tetapi untuk memuja-Nya sebagai yang tak berwujud membawa pikiran ke dalam ruang tak terbatas. Pikiran hanya dapat meliputi hal ini dengan mengidentifikasi. Pikiran tidak bisa mengidentifikasi Kebenaran dalam bentuk halus ini yang menunjukkan Brahman melampaui pikiran—tanpa bentuk, waktu dan ruang.

Tetapi dia ada di dalam diri kita semua secara serentak, hanya saja terselubung oleh kedunguan kita, hanya saja terselimuti oleh ego, yang merasa Brahman ada di tempat yang terpisah dengan identitas personal. Dia ada di dalam diri kita saat ini juga, bukan di masa depan yang fiktif. Hanya saja kita harus menghilangkan (mengabaikan) sisi maya dari kita, menghapus semua karma, kita akan menemukan Dia yang abadi. Ego adalah hal terakhir yang akan pergi. Itu adalah belenggu terakhir yang harus ditaklukkan.

Para rishi Weda menyatakan, sekali perbudakan ego dipatahkan, akan nampak bahwa misteri Brahman adalah meliputi segalanya. Dia adalah segala apa yang diciptakan-Nya. Renungkan hal tersebut. Itu sangat dalam. Brahman meresap pada ciptaan-Nya secara konstan sebagai Cahaya Kasih Murni dari pikiran setiap orang, dan pada tahapan ini Brahman masih memiliki suatu wujud.

Hanya dari sisi keabadian kita dapat mengatakan semua yang berwujud adalah maya. Tetapi dari sisi kita yang maya, semua yang maya adalah nyata. Tidak mungkin pikiran kita yang maya mengatakan bahwa nasi yang kita makan adalah nasi bohongan, lauk yang kita makan adalah lauk bohongan.

Dari sudut pandang keabadian, diri sejati kita ini bukan badan, pikiran, atau emosi kita. Tetapi, bagi alam maya kita, suami, istri, anak, pacar, dan tetangga kita adalah orang beneran, bukan orang-orangan (maya). Dengan senantiasa memancarkan Cahaya Kasih Murni dari pikiran kita kepada semua yang maya kita akan menemukan Yang Abadi.

Di alam kehalusan, Brahman memiliki wujud yang sangat indah, serupa dengan wujud seorang manusia, tetapi wujud manusia yang benar-benar sempurna. Dia berpikir. Dia berbicara. Dia berjalan. Dia membuat keputusan.

Kita beruntung memuja Brahman yang agung yang meresap di dalam segalanya, dan masih melampaui ini Dia meresap di luar segalanya, di luar alam semesta, di alam kelanggengan, Dia yang berbentuk dan di luar bentuk sekaligus, Dia adalah Atman di dalam jiwa kita. Jadi, semua dari kita, para pencari Kebenaran yang esa, kita memiliki Agama Weda yang agung yang menawarkan dan menuntun kita pada pengalaman Brahman di dalam wujud dan di luar wujud. Alangkah beruntung kita ini!

Sumber: http://www.facebook.com