Mengapa semua perlawanan melawan kolonialisme di berbagai daerah pada sebelum abad ke 20 mengalami kegagalan?

Sejak kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, banyak masyarakat yang menderita akibat perlakuan semena-mena mereka untuk menguasai rempah-rempah yang ada. Mulai dari praktik monopoli perdagangan hingga tindakan kekerasan terhadap warga lokal.

Akibat penderitaan yang dirasakan oleh rakyat nusantara, muncul tokoh-tokoh yang mulai berani menyuarakan perlawanan terhadap bangsa Barat. Ketertindasan telah melahirkan pahlawan-pahlawan di daerahnya masing-masing. Sebut saja Pattimura,Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, dan masih banyak yang lainnya.

Perlawanan tokoh-tokoh daerah tersebut ada yang sukses, namun banyak juga yang belum membuahkan hasil manis sehingga monopoli dan kolonialisme masih terjadi. Kira-kira apa yang membuat bangsa Barat masih berkuasa di tanah kita sendiri di kala itu ya, Sobat SMP? Yuk kita simak artikel ini sampai habis untuk mengetahui alasannya!

1. Perjuangan masih bersifat kedaerahan

Perang Diponegoro walaupun merupakan perang yang paling besar dan menghabiskan kas keuangan Belanda, tetapi pada akhirnya dapat dikalahkan oleh Belanda. Demikian juga serangan Sultan Agung ke Batavia walaupun dengan jumlah pasukan yang sangat banyak dan dengan persiapan yang matang tetapi akhirnya dapat dilumpuhkan juga oleh Belanda. Sama pula halnya dengan perlawanan dan serangan raja-raja dan tokoh-tokoh Indonesia sebelum tahun 1908. Semua belum berhasil dan belum bisa mengusir kolonialisme dan imperialisme dari Indonesia.

Sebenarnya pahlawan-pahlawan dari daerah sudah berjuang dengan semaksimal mungkin untuk memukul mundur pasukan penjajah dari tanah daerahnya. Namun, hal yang membuat berbeda adalah pasukan Hindia-Belanda memiliki kekompakkan untuk menguasai rempah-rempah di Nusantara, sedangkan para pahlawan daerah baru berjuang untuk daerahnya masing-masing.

2. Termakan politik adu domba

Baca Juga  Melihat Persiapan SMP Menyambut Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Sobat SMP pasti pernah mendengar istilah devide et impera atau yang lebih dikenal dengan politik pecah-belah (politik adu domba). Belanda melakukan politik adu domba dan memecah-belah persatuan supaya kerajaan-kerajaan tersebut berperang. Pada saat terjadi perang antarkerajaan, Belanda membantu salah satu kerajaan tersebut. Setelah kerajaan yang didukung menang, Belanda kemudian meminta balas jasa atau imbalan berupa monopoli perdagangan dan penguasaan atas beberapa lahan atau daerah yang ada di kerajaan tersebut.

3. Kurangnya rasa nasionalisme

Alasan terakhir ialah masyarakat kala itu belum memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Alasan ini telah tecermin dari dua poin sebelumnya. Rakyat Nusantara belum merasa memiliki Tanah Air bersama-sama serta belum bisa bersatu dalam satu tubuh yang bernama Indonesia. Bayangkan apa yang akan terjadi jika para tokoh-tokoh daerah tersebut berkumpul untuk berdiskusi dan merencanakan strategi untuk mengusir penjajah dari negeri kita? Mungkin bangsa kita tidak akan terlalu lama merasakan penderitaan dan kepedihan dari kolonialisme.

Jadi, itulah tadi beberapa alasan mengapa perjuangan kedaerahan belum bisa mengusir penjajah. Dari sini, kita bisa melihat pentingnya semangat persatuan untuk bisa sukses mengalahkan segala tantangan yang ada di depan mata. Selalu jaga persatuan dan kesatuan Indonesia ya Sobat SMP!

Referensi: Modul PJJ IPS Kelas VIII Semester Genap terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Mengapa semua perlawanan melawan kolonialisme di berbagai daerah pada sebelum abad ke 20 mengalami kegagalan?

Freepik/kjpargeter

Penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah

Bobo.id - Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan ini sudah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.

Kekayaan alam inilah yang akhirnya membuat Indonesia dilirik oleh negara-negara lain. Termasuk salah satunya adalah bangsa Eropa.

Baca Juga: Mengenal Sosok Raden Ajeng Kartini, Salah Satu Pahlawan Perempuan pada Masa Penjajahan Belanda

Kedatangan bangsa Eropa memang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Sayangnya hal itu justru dimanfaatkan untuk menjajah Indonesia.

Di masa penjajahan itu rakyat Indonesia ditindas dan dijadikan pekerja kasar demi keuntungan para penjajah.

Hal ini tentunya mengundang semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan negara lain.

Namun, ternyata perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah sering mendapatkan kegagalan.

Kira-kira apa yang jadi penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah?

Simak penjelasannya di sini, ya!

Penyebab Kegagalan Perjuangan Rakyat Indonesia dalam Melawan Penjajah

Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah sebagai berikut:

a. Perjuangan bersifat kedaerahan

Pada masa itu, rakyat Indonesia belum bersatu seperti saat ini. 

Perjuangan yang dilakukan pada masa itu dilandaskan untuk membebaskan daerah masing-masing dari penjajahan.

Karena tidak berjuang secara keseluruhan, maka penjajah mudah sekali untuk mengalahkan rakyat Indonesia.

Baca Juga: Perlawanan Kerajaan-Kerajaan di Indonesia Terhadap Portugis, Mulai dari Kerajaan Aceh Sampai Kerajaan Demak

b. Perlawanan tidak dilakukan secara serentak

Mendukung penjelasan poin di atas, perjuangan yang mementingkan daerah sendiri menyebabkan tidak serentaknya perlawanan.

Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya rasa persatuan dan kesatuan yang dimiliki oleh rakyat Indonesia.

Karena tidak bersatu, secara jumlah dan strategi pun rakyat Indonesia masih sangat kurang. Ditambah dengan latar belakang pendidikan yang rendah.

Perjuangan yang terpisah-pisah ini membuat penjajah juga dengan mudah untuk membaca strategi dan akhirnya mengalahkan rakyat Indonesia.

c. Masih bergantung pada pimpinan

Saat melakukan perlawanan tentunya ada seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin. Ini dilakukan agar ada keteraturan dalam menjalankan strategi.

Sayangnya, jika pemimpin perlawanan gugur (ditangkap atau meninggal), biasanya yang lainnya akan kacau atau bahkan mundur.

Baca Juga: Perbedaan Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

d. Kalah dalam persenjataan

Pada saat itu rakyat Indonesia tentunya tidak memiliki senjata yang memadai untuk melawan penjajah.

Mereka hanya memanfaatkan senjata tradisional buatan tangan untuk melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata modern.

e. Belanda menerapkan politik adu domba

Politik adu domba atau politik pecah belah atau devide et impera adalah salah satu strategi penjajah (Belanda) untuk menguasai Indonesia.

Penjajah memecah belah rakyat Indonesia agar tidak bisa bersatu. Taktik yang dilakukan adalah dengan mengadu domba penguasa dengan rakyat.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berikut faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah: – Perjuangan bersifat kedaerahan. – Perlawanan tidak dilakukan secara serentak. – Masih bergantung pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).

Mengapa perjuangan kemerdekaan di berbagai daerah melawan kolonialisme Barat yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 mengalami kegagalan?

Penyebab kegagalan perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 sebagai berikut: Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia masih kurang kuat. Kurangnya rasa cinta terhadap tanah air (nasionalisme) Kurangnya kekuatan persenjataan Indonesia.

Mengapa perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum 20 Mei 1908 sering mengalami kegagalan?

Penyebab kegagalan perjuangan rakyat sebelum tahun 1908 antara lain : Masih berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan, hal ini dikarenakan pada saat ini belum adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang dirasakan oleh masyarakat indonesia. Tidaknya hanya itu perjuangan yang dilakukan masih terpisah – pisah.

Apa Penyebab Kegagalan para pemimpin zaman kerajaan dalam mengusir penjajahan Belanda?

Alasan pertama yang menjadi penyebab gagalnya rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda ialah perjuangan yang masih bersifat kedaerahan. Alasan kedua yang menjadi penyebab gagalnya rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda ialah kurangnya rasa persatuan dan kesatuan.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah pada abad ke 17 sampai abad ke 20 masih bersifat apa?

Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah di abad ke-17 sampai abad ke-20 disebut masa radikal. Disebabkan pergerakan-pergerakan nasional di waktu ini bersifat radikal / keras pada pemerintah Hindia Belanda.

Mengapa perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Belanda dapat dikalahkan dengan mudah?

Rakyat Indonesia kala itu masih kalah taktik perang dengan Belanda. Belanda selalu mengirimkan pemimpin prajurit dari negeri asalnya yang berasal dari prajurit pilihan dan telah melalui pelatihan militer. Sebaliknya rakyat Indonesia tidak pernah melakukan pelatihan militer. Oleh karena itu lebih gampang dikalahkan.

Sebutkan apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan yang dialami oleh para pejuang kemerdekaan?

Faktor-faktor penyebab kegagalan perjuangan para tokoh pejuang kemerdekaan: perjuangan bersifat kedaerahan. kolonial Belanda melakukan politik adu domba. lemahnya persenjataan.

Sebelum tahun 1908 perjuangan rakyat di berbagai daerah untuk mengusir penjajah belum banyak berhasil apa sebabnya *?

Dengan demikian, faktor penyebab kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 adalah perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak, secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya sehingga kalah dalam persenjataan, dipimpin oleh tokoh-tokoh …

Apa penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan pada masa lalu?

5 penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia pada masa lalu. Perjuangan Bersifat Kedaerahan. Kurangnya Rasa Persatuan dan Kesatuan. Kurangnya Rasa Nasionalisme.

Sebutkan kegagalan kegagalan apa saja pada saat mengusir penjajah?

Sebutkan faktor-faktor kegagalan bangsa Indonesia mengusir…

  • Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.
  • Peperangan secara fisik masih menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya sehingga kalah dalam hal persenjataan.

Mengapa sebelum abad ke-20 perlawanan terhadap penjajah masih bersifat kedaerahan?

Sebelum abad ke-20 perlawanan masih bersifat kedaerahan. Karena perlawanan bertumpu pada kharisma pemimpin, maka tatkala pemimpin tewas atau tertangkap, perlawanan akan berhenti. Sesudah abad ke-20 perjuangan dipimpin oleh golongan terpelajar (cendekiawan).

Mengapa sebagian besar perlawanan kedaerahan berakhir dengan kekalahan di pihak pribumi?

karena tidak adanya rasa persatuan pada masa itu,sehingga memudahkan menfokuskan satu daerah dan daerah lain hanya diam tidak membantu.

Penyebab kegagalan perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 sebagai berikut: Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia masih kurang kuat. Kurangnya rasa cinta terhadap tanah air (nasionalisme) Kurangnya kekuatan persenjataan Indonesia.
Penyebab kegagalan perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 sebagai berikut: Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia masih kurang kuat. Kurangnya rasa cinta terhadap tanah air (nacionalismo) Kurangnya kekuatan persenjataan Indonesia. Mengapa perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum 20 Mei 1908 sering mengalami kegagalan?

Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Hanya saja perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah mengalami kegagalan dan mampu ditaklukan. Sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.

Secara umum, strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa dibagi menjadi dua pembabakan, yakni sebelum abad ke-20 dan setelahnya. Sebelum abad ke-20, gagasan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia belum berkembang. Sehingga perlawanan rakyat bersifat kedaerahan

You might be interested:  Universitas Yang Bisa Menggunakan Kip Kuliah?

Karena pada masa itu Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah di dunia yang dimiliki nilai jual tinggi. Sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Perlawanan dipimpin oleh tokoh masyarakat yang karismatik dan disegani oleh masyarakat. Karena ketergantungan pada pemimpin, apabila tokoh tersebut berhasil ditaklukkan, maka semangat perlawanan juga berkurang. Perlawanan lebih mementingkan perjuangan fisik (perang senjata).

Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak. Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan. Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.

Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak, kurangnya rasa persatuan dan kesatuan, kurangnya rasa nasionalisme, secara fisik menggunakan senjata tradisional, mudah dipecah belah, perencanaan yang lemah, dan kurangnya pendidikan.

Jawaban: karena di zaman dahulu peperangan masih bersifat kedaerahan atau berperang sendiri2 dan tidak mau bekerja sama.

Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Hanya saja perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah mengalami kegagalan dan mampu ditaklukan. Sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.

You might be interested:  Aspek Yang Harus Dimiliki Guru?

Karena pada masa itu Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah di dunia yang dimiliki nilai jual tinggi. Sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik. Namum lama-lama mereka menerapkan kolonialisme dan imperalisme yang ingin menguasai Indonesia, sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah.

Perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah berlangsung cukup lama sejak masa kerajaan. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik.