Mengapa kita harus menghindari makanan dengan rasa dan warna yang mencolok?

Jawaban:

Sebab, jajanan dengan warna yang mencolok bisa menjadi pertanda jajanan tersebut mengandung zat perwarna terlalu banyak. Selain itu, jajanan yang sebaiknya dihindari ialah jajanan yang mengandung pengawet. "Kalau makanan awet kemasan memang pabrik besar itu sudah terjamin, sudah tertera kadaluarsa.

Penjelasan:

semoga membantu

Mengapa kita harus menghindari makanan dengan rasa dan warna yang mencolok?

Jawaban:

Becuz :v  jajanan dgn warna yang mencolok bisa menjadi pertanda jajanan tersebut mengandung zat perwarna terlalu banyak. Selain itu, jajanan yang sebaiknya dihindari ialah jajanan yang mengandung pengawet. "Kalau makanan awet kemasan memang pabrik besar itu sudah terjamin, sudah tertera kadaluarsa.

Udah itu ajah :v

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Anak-anak suka sekali membeli jajanan, terutama jajanan yang dijual di sekitar sekolah.

Padahal, aneka jajanan yang dijual itu belum tentu sehat dan terjamin keamanannya.

Kepala BBPOM DIY, Rustyawati menuturkan, ada beberapa tips untuk menghindari jajanan yang tidak sehat tersebut.

Diantaranya, pilih makanan yang segar dan pilih warna tidak mencolok.

Sebab, jajanan dengan warna yang mencolok bisa menjadi pertanda jajanan tersebut mengandung zat perwarna terlalu banyak.

Baca: Makanan di Jepang Ini Dimasak Menggunakan Teh

Selain itu, jajanan yang sebaiknya dihindari ialah jajanan yang mengandung pengawet.

"Kalau makanan awet kemasan memang pabrik besar itu sudah terjamin, sudah tertera kadaluarsa. Tapi kalau yang harusnya hanya tahan 1-2 hari tapi bisa seminggu itu kita musti curiga. Bakso kan tahan di freezer, tapi kalo ditempat terbuka dia tahan itu harus curiga," ujar Rustyawati.

Untuk menghindari jajanan tidak sehat tersebut, Rustyawati menuturkan, peran orangtua sangat besar.

Sebaiknya orangtua menyiapkan bekal untuk anak-anak untuk menghindari jajanan yang tidak sehat.

"Beri anak-anak bekal yang makanannya segar, jangan yang terlalu lama terpapar," tuturnya pada Kamis (13/12/2018).

Baca: Aneka Menu Unik di Bakso Granatz Pedaz Sleman, Mulai Bakso Jomblo Hingga Mie Ayam Gagal Move On

Rustyawati menambahkan, sebaiknya makanan bersaos juga dihindari, sebab saos mengandung pengawet.

Apabila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet maka tubuh tidak bisa mentolerir.

"Ciri-ciri makanannya misalnya kalau pakai pemanis buatan itu leher kita ketika mencicipi serak, gatel. Nah sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung gula biasa," ucapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

DENPASAR, KOMPAS.com - Setelah memeriksa 14 sampel jajanan anak di SD Saraswati, Denpasar selama sekitar satu jam, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar tak menemukan kandungan berbahaya di dalam ke-14 sample tersebut.

Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode rapid test yang dapat mendeteksi 4 zat kimia berbahaya yakni Rodhamine, Formalin, Borax, dan Metanil Yellow. "14 sampel yang dites dari kantin maupun pedagang di sekitar sekolah semua hasil yang kita uji negatif," ujar Erik Bahari, Kepala Seksi layanan informasi konsumen saat mengumumkan hasil sampel kepada wartawan.

Meski hari ini BPOM tidak menemukan adanya zat berbahaya dalam kandungan jajanan anak, pengawasan akan tetap dilakukan secara berkala. "Tahun ini kita akan menyasar 30 sekolah di Denpasar dan Gianyar," kata Corry Panjaitan, Kepala BBPOM Denpasar.

Berdasarkan data uji sampel jajanan anak sekolah dalam tiga tahun terakhir terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2008, dari 14 SD yang dirazia terdapat 3 produk jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi 17 produk, namun pada tahun 2010 turun menjadi 4 produk.

Jika anak-anak mengonsumsi zat berbahaya ini secara terus menerus, akan menimbulkan kerusakan ginjal, hati, hingga jantung di masa mendatang. "Kita informasikan kepada kepala sekolah, jika anak-anak ingin jajan hindarilah warna warna mencolok," imbau Corry.

Jajanan berwarna mencolok biasanya menggunakan pewarna pakaian yang mengandung zat kimia rodhamine. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cagaimana cara tmenggunakan psikologi warna untuk mendatangkan keuntungan bagi bisnis kuliner atau restoran Anda?

Warna memengaruhi konsumen tidak hanya melalui kesadaran langsung, tetapi juga melalui alam bawah sadar kita.

Warna dan makanan dapat meningkatkan hubungan emosional setiap orang terhadap selera.

Bagaimanapun, warna merupakan elemen pertama yang kita perhatikan dalam produk makanan apapun.

Ditambah lagi, selera orang-orang memainkan peran penting dalam mengidentifikasi kelompok dari elemen rasa.

Dari rasa yang manis, asam, pahit, sampai asin.

Namun sebelum lidah kita bisa merasakan rasa dari suatu makanan, kita telah mengirimkan sinyal ke otak kita untuk menginterpretasikan rasa melalui mata kita.

Ini dapat menjadi penentu rasa dan kualitas makanan yang akan kita makan.

Peran Psikologi Warna Terhadap Selera Makan

Ada beberapa alasan psikologis mengapa kita menggunakan sinyal visual dari warna untuk mengidentifikasi apa yang akan kita makan.

Sejak lahir, manusia mulai mengasosiasikan berbagai kualitas makanan dengan warna-warna tertentu dan menggunakan persamaan ini sepanjang hidup.

Misalnya, Anda mengaitkan warna merah dengan buah stroberi atau ceri yang manis. Akan berbeda dengan lemon yang berwarna kuning dengan dominan rasa asamnya.

Sedangkan hijau bisa merepresentasikan rasa asam dan kecut seperti dalam buah kiwi.

Kesegaran atau kematangan makanan juga bisa ditentukan oleh warnanya.

Setiap kali warna dari suatu makanan tidak sesuai dengan persamaan yang sudah kita persepsikan, kita akan berpikir makanan tersebut memiliki rasa dan kualitas yang berbeda.

Dalam sebuah eksperimen menarik, subyek disajikan dengan sepiring steak dan kentang goreng

. Makanan tampak normal di bawah lampu yang diatur khusus.

Steak disoroti dengan warna biru dan kentang goreng berwarna hijau. Subjek menyatakan bahwa makanan tersebut terasa enak.

Namun, ketika lampu khusus dimatikan, warna-warna asli dari makanan tersebut baru terungkap dan yang mengejutkan, banyak subjek menyatakan kehilangan selera terhadap makanan tersebut.

Meskipun mungkin dipercaya bahwa manusia tidak dapat dengan mudah ditipu, indera perasa kita sering diakali oleh indera penglihatan kita sendiri.

Ketika warna makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, otak seakan ‘disesatkan’ dan memberi tahu kita bahwa rasanya juga akan berbeda.

Warna memainkan peran penting dalam persepsi kita terkait rasa dan selera makan.

Efek Psikologi dari Setiap Jenis Warna terhadap Produk Bisnis Kuliner

Tidak dipungkiri, setiap jenis warna memiliki pemaknaan tersendiri terhadap penilaian orang terhadap suatu makanan. Berikut efek yang dihasilkan dari setiap jenis warna terhadap produk-produk kuliner.

1. Merah dan Kuning

Warna merah dan kuning sering direpresentasikan oleh makanan utama, membangkitkan selera dan merangsang nafsu makan. Warna yang energik dan penuh emosi.

Baik warna merah dan kuning juga efektif untuk menarik perhatian. Industri makanan cepat saji telah mengklaim kombinasi warna ini untuk alasan yang efektif.

Di arena makanan gourmet, Anda tentu saja ingin menghindari konotasi makanan yang disajikan oleh restoran cepat saji. Namun warna-warna ini masih bisa berfungsi efektif bila disajikan secara berpasangan dalam menu makanan gourmet Anda.

2. Oranye

Oranye merupakan campuran antara warna merah dan kuning. Secara alami oranye cocok untuk makanan yang menggugah selera.

Oranye telah menjadi warna yang trendi dan sering digunakan untuk sajian beberapa menu makanan beberapa waktu belakang ini.

Oranye mampu memberi dan meningkatkan vitalitas, merangsang ide dan menciptakan antusiasme.

Namun, ketahuilah bahwa ketika menggunakannya, warna oranye dapat saja efektif atau malah ‘membunuh’ produk kuliner Anda tergantung pada konteks dan konsep desain makanan yang ingin Anda sajikan.

3. Hijau

Warna hijau berkonotasi ramah lingkungan dan menyehatkan (sayur-mayur). Hijau merangsang keseimbangan di otak Anda dan mengarah pada sikap ketegasan.

Tetapi berhati-hatilah karena hijau juga bisa menjadi warna yang tidak menggugah selera jika tidak diaplikasikan dengan benar pada set menu makanan Anda.

4. Biru

Warna ini merepresentasikan sesuatu yang elegan. Biru sangat dekat dengan hal-hal seperti kedamaian, ketenangan dan warna air.

Sentuhan warna biru memberikan rasa aman, menggugah selera dan merangsang produktivitas.

Warna ini merupakan yang paling umum digunakan oleh brand konservatif untuk mempromosikan kepercayaan pada produk mereka.

5. Toska (turquoise)

Warna ini dapat merangsang nafsu makan. Kombinasi warna toska dan oranye bahkan dapat menjadi perpaduan warna yang ‘lezat’.

Warna toska biasanya dipilih untuk sajian pada makanan penutup, sehingga meskipun sudah merasa kenyang, tetapi tetap saja  orang akan menyantapnya.

6. Putih

Warna ini berkonotasi bersih dan murni. Putih juga menandakan kejelasan, polos dan steril. Jadi, ini adalah jenis warna yang perlu diaplikasikan dengan hati-hati.

7. Hitam

Warna ini menandakan elegan, kuat, dan powerfull. Namun untuk kemasan makanan, warna cokelat sering menggantikan hitam sebagai warna yang lebih menggugah selera dan masih dapat dikategorikan warna gelap yang serupa dengan warna hitam.

Baca juga : 6 Strategi Efektif untuk Hadapi Persaingan Bisnis Kuliner

8. Paduan Warna Cerah

Warna-warna cerah biasanya digunakan pada produk seperti permen dan makanan penutup. Paduan warna yang membawa rasa bahagia dapat diterapkan untuk makanan manis seperti permen, kue dan lainnya.

9. Paduan Warna Lembut

Warna-warna yang lembut menandakan rasa yang kaya, mendalam dan kompleks.

Kekuatan warna ini sering bekerja dengan baik untuk cita rasa makanan gurih, kaya dan manis seperti cokelat.

Saran Penggunaan Psikologi Warna dalam Bisnis Kuliner

Warna yang digunakan dalam kemasan produk makanan harus benar-benar menunjukkan rasa produk itu sendiri.

Produk rasa blueberry dengan kemasan warna oranye tidak akan cocok di penglihatan pembeli.

Ingat, produk yang Anda tampilkan kemungkinan hanya memiliki waktu 2–3 detik untuk dilirik konsumen.

Perkuat rasa secara visual (bukan hanya warna, bahkan citra brand toko kuliner Anda) untuk memicu sebanyak mungkin indera visual konsumen bahkan secara tidak sadar.

Produk makanan memiliki keuntungan tambahan untuk menyulap rasa, aroma, ingatan dan perasaan melalui psikologi warna.

Jadi gunakan ini pada keseluruhan kemasan produk Anda untuk membuat hubungan emosional secara instan dengan konsumen.

Kesimpulan

Sangat menarik untuk mempelajari bagaimana psikologi warna berperan penting tidak hanya untuk menggugah selera, tapi memikat perhatian konsumen dalam hitungan detik. Pastikan Anda benar-benar memikirkan bagaimana Anda mengemas produk makanan Anda dengan warna yang sesuai dengan representasi pembeli.

Karena dengan pengaplikasian psikologi warna yang baik, Anda memiliki kesempatan untuk menarik perhatian calon pembeli lebih banyak lagi.

Jangan sampai Anda menggunakan warna yang salah dalam membuat set menu atau kemasan produk karena itu tidak akan menggugah atau bahkan menarik perhatian calon pembeli toko Anda.

Selain psikologi warna, tentunya Anda harus memikirkan unsur lain dalam bisnis makanan atau kuliner Anda. Salah satunya, Anda wajib untuk memikirkan bagaimana sistem pengelolaan keuangan bisnis Anda.

Sekarang ini, banyak pemilik bisnis yang menggunakan Software Akuntansi demi mendapatkan kemudahan dalam mengelola keuangan bisnis.

Anda bisa mencoba Jurnal, salah satu Software Akuntansi yang menawarkan fitur-fitur akuntansi lengkap. Dengan aplikasi keuangan perusahaan dari Jurnal, pembelian bahan baku dan proses transaksi penjualan bisa dicatat secara mudah dengan User Interface yang bersahabat.

Ditambah dengan fitur Jurnal Touch, proses pencatatan transaksi, biaya, dan melihat aplikasi bisnis hingga Laporan Keuangan bisa dilakukan kapan pun di mana pun.

Kabar baiknya, Jurnal Touch dapat diakses dari smartphone berbasis Android maupun iOS.