Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?

Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas. - Hallo sahabat CPNS LOWONGAN KERJA BUMN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel BUMN, Artikel CPNS, Artikel LOWONGAN KERJA, Artikel LOWONGAN KERJA PABRIK, Artikel PART TIME, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.


link : Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.

Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?


Soal Uji Kompetensi Materi Plantae Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Penerbit Erlangga)
 Halaman 390-399



III. Soal Hubungan Sebab Akibat


A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukan hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukan hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan benar dan alasan salah.

D. Jika pernyataan salah dan alasan benar.

E. Jika pernyataan dan alasan salah.

Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.

Cacing pita Taenia saginata memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya.

Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.[SALAH] Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia mudah diberantas

Cacing pita Taenia saginata memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya. [SALAH] Cacing pita Taenia saginata tidak memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya.

Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?


Soal Uji Kompetensi Materi Plantae Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Penerbit Erlangga)
 Halaman 390-399



III. Soal Hubungan Sebab Akibat


A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukan hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukan hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan benar dan alasan salah.

D. Jika pernyataan salah dan alasan benar.

E. Jika pernyataan dan alasan salah.

Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.

Cacing pita Taenia saginata memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya.

Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.[SALAH] Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia mudah diberantas

Cacing pita Taenia saginata memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya. [SALAH] Cacing pita Taenia saginata tidak memiliki rostelum (alat kait) pada skoleksnya.

Demikianlah Artikel Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas.

Sekianlah artikel Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


Anda sekarang membaca artikel Cacing pita Taenia saginata di dalam usus manusia sulit diberantas. dengan alamat link https://cpns-lowongankerjabumn.blogspot.com/2020/11/cacing-pita-taenia-saginata-di-dalam.html

Infeksi cacing pita dapat dialami siapa saja yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk atau sering mengonsumsi makanan yang tidak diolah dengan baik. Meski tergolong ringan, tetapi cacing pita dapat menyebar ke bagian organ lainnya dan menyebabkan gangguan kesehatan serius.

Cacing pita berbentuk pipih dan memiliki banyak ruas di sepanjang tubuhnya. Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 25 meter dan dapat hidup hingga mencapai 30 tahun.

Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?

Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung larva atau telur cacing pita bisa menyebabkan infeksi cacing pita, misalnya pada daging sapi, babi, dan ikan yang tidak dimasak hingga matang.

Telur cacing pita yang masuk ke dalam sistem pencernaan dapat menetas dan menyebabkan infeksi usus. Sementara itu, telur cacing pita yang berhasil keluar dari saluran pencernaan dapat memasuki jaringan tubuh atau organ lain sehingga memicu infeksi dan membentuk kantung berisi cacing di lokasi tersebut.

Gejala Infeksi Cacing Pita

Infeksi usus yang disebabkan cacing pita umumnya tergolong ringan. Bahkan, orang yang terinfeksi terkadang tidak merasakan gejala apa pun. Namun, ada beberapa gejala yang dapat muncul saat mengalami infeksi cacing pita di usus, di antaranya:

  • Demam
  • Sesak napas
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Sakit perut
  • Lemas
  • Kehilangan nafsu makan
  • Diare
  • Berat badan turun
  • Masalah dalam penyerapan nutrisi makanan

Gejala lainnya adalah munculnya benjolan atau kista, reaksi alergi, kejang, hingga koma jika infeksi cacing pita tersebut telah menyebar sampai ke otak.

Langkah Diagnosis dan Cara Mengatasinya

Infeksi yang disebabkan cacing pita dewasa dapat dikenali dari tinja yang mengandung telur atau bagian tubuh cacing pita. Ciri-cirinya adalah berwarna putih, ukurannya kecil seperti butiran beras, dan terkadang bergerak-gerak.

Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau area di sekitar anus untuk mendeteksi keberadaan telur atau larva cacing pita. Selain itu, analisis tinja di laboratorium juga diperlukan untuk memastikan penyebab infeksi.

Pemeriksaan tinja ini biasanya akan dilakukan sebanyak 2–3 kali. Pemeriksaan penunjang lain yang juga dilakukan untuk memastikan infeksi cacing pita adalah foto Rontgen, USG, CT scan, MRI, dan tes darah.

Penanganan infeksi cacing pita umumnya dilakukan dengan pemberian obat cacing dalam sediaan tablet minum. Obat ini akan membasmi cacing pita yang nantinya akan dikeluarkan bersama dengan tinja.

Jika cacing pita berukuran besar, penderita kemungkinan akan mengalami kram perut saat proses tersebut. Setelah pengobatan selesai, dokter akan menyarankan pemeriksaan tinja kembali untuk memastikan bahwa cacing pita sudah mati seluruhnya.

Beberapa jenis obat yang banyak digunakan dalam pengobatan infeksi cacing pita adalah praziquantel, albendazole, dan niclosamide. Jenis obat yang akan diberikan dokter tergantung pada jenis dan lokasi terjadinya infeksi cacing pita di dalam tubuh.

Untuk infeksi yang berat atau bila cacing pita sudah menyerang bagian tubuh lain seperti otak, mata, dan hati, dibutuhkan penanganan dengan prosedur pembedahan.

Mencegah Infeksi Cacing Pita

Membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun sebelum memasak dan sebelum makan, dapat mengurangi risiko terkena infeksi cacing pita. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah infeksi cacing pita, yaitu:

  • Bekukan daging sebelum diolah dan dikonsumsi pada suhu -35 derajat Celcius selama 24 jam untuk mematikan telur cacing pita.
  • Konsumsi daging dan ikan yang telah dimasak hingga matang dengan suhu minimal 65o
  • Cuci bersih sayur serta buah dan bila perlu, olah sayur dengan merebus dan memasaknya hingga matang.
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
  • Konsumsi obat cacing setiap tahun untuk mencegah infeksi dan penyebaran cacing.

Infeksi cacing pita umumnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga sering kali tidak disadari penderitanya. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah ke infeksi cacing pita, konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan untuk memastikannya dan diberikan penanganan yang sesuai.

Taenia solium adalah spesies cacing pita (genus Taenia) yang menginfeksi babi. Cacing ini adalah parasit zoonotik usus ditemukan di seluruh dunia, dan yang paling umum di negara-negara di mana babi dimakan. Cacing dewasa ditemukan pada manusia dan memiliki tubuh datar, seperti pita, yang berwarna putih dan panjangnya 2 sampai 3 m. Kepalanya, skoleks, berisi pengisap dan rostelum sebagai organ lampiran. Tubuh utama, strobila, terdiri dari rantai segmen yang dikenal sebagai proglotid. Setiap proglotid merupakan unit reproduksi lengkap; maka, cacing pita adalah hermafrodit. Ini melengkapi siklus hidupnya pada manusia sebagai inang utama dan babi sebagai inang perantara. Hal ini ditularkan ke babi melalui feses manusia atau pakan ternak yang terkontaminasi, dan untuk manusia melalui daging babi mentah atau setengah matang. Babi menelan telur berembrio, morula, yang berkembang menjadi larva, yang oncospheres, dan akhirnya menjadi larva infektif, sistiserki. Sebuah sistiserkus tumbuh menjadi cacing dewasa di usus kecil manusia. Infeksi umumnya tidak berbahaya dan tanpa gejala. Namun, infeksi tidak disengaja pada manusia oleh tahap larva menyebabkan sistiserkosis. Bentuk yang paling parah adalah neurosistiserkosis, yang mempengaruhi otak dan merupakan penyebab utama epilepsi.

Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?
Taenia solium

Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?

Skoleks (kepala) Taenia solium

DataMakanan utamaGlukosa, Asam amino dan gliserin
Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?
HabitatUsus halus, Otot dan Jaringan saraf
Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?
Inangbabi dan Homo sapiens
Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?
Panjang7 m
Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?
TaksonomiKerajaanAnimaliaFilumPlatyhelminthesKelasCestodaOrdoCyclophyllideaFamiliTaeniidaeGenusTaeniaSpesiesTaenia solium
Mengapa cacing pita Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada cacing pita?

Linnaeus, 2051

  • Taenia solium Genome Project - UNAM Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine.
  • Taeniasis image library at DPD
  • Cysticercosis image library at DPD
  • Taeniasis at Stanford Diarsipkan 2013-10-02 di Wayback Machine.
  • Taenia solium at Bioweb
  • Parasites in Humans
  • ZicodeZoo
  • BioLib

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Taenia_solium&oldid=19657331"