Loading Preview Show Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Alasan kenapa tidak ada kitab yang turun setelah al qur’an salah satunya adalah karena tidak ada nabi dan rasul setelah nabi muhammad. nabi muhammad merupakan rasul terakhir dan penutup segala nabi dan rasul. Sehingga nabi muhammad mendapat gelar khatamun nabiyyin. Alasan mengapa Al-Quran merupakan kitab suci yang terakhir adalah karena setelah Nabi Muhammad SAW, Allah SWT sudah tidak mengutus nabi dan rasul lagi sehingga dengan demikian tidak akan ada pula kitab lainnya setelah Al-Quran. Kitab suci sendiri hanya diberikan Allah SWT kepada rasul terpilih, bukan manusia biasa. Karena Allah sebagai pencipta, lebih tahu fungsi pabrikan manusia dan menyertakan buku petunjuk yang sesuai untuk pabrikan ciptaannya. Umat nabi Musa as. Kemudian Allah SWT menurunkan kitab suci al-Quran dan mengutus nabi-Nya sebagai penyampai kabar tentang peran Allah SWT dan Kitab yang hilang yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai instruksi dan gambaran untuk orang-orang muslim sampai akhir zaman. You might be interested: Apa Yang Dimaksud Kolonialisme Dan Imperialisme? Kenapa Allah tidak menjaga kitab terdahulu?Jawaban. Jawaban: Alasan kitab terdahulu atau jitab sebelum al qur’an tidak berlaku lagi sekarang adalah semua hukum yang ada pada kitab terdahulu sudah termansuh karena turunnya al qur’an. Maksud dari termansuh adalah terhapus sehingga hukum tersebut tidak berlaku lagi. Mengapa kitab Alquran dianggap sebagai kitab paling sempurna?Sebab Alquran adalah kalam Allah yang sempurna, yang memuat semua kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada para rasul sebelum nabi Muhammad. Alquran menjelaskan segala kejadian, menjelaskan tentang penciptaan manusia, masa lampau, menjelaskan masa yang akan datang, hingga alam akhirat. Kitab-kitab itu diturunkan kepada para RasulNya, supaya dengan wahyu itu mereka dapat mengajarkan syariat dan agama Allah SWT kepada umatnya. Begitu juga alasan mengapa Allah SWT sang Maha Mengetahui menurunkan kitab suci yang berbeda-beda, Taurat diturunkan sebagai pondasi dasar ketauhidan, Zabur diturunkan untuk menyiapkan umat ke jenjang berikutnya, lalu injil, dan terakhir Al-Quran sebagai kitab penyempurna. Kitab-kitab Allah SWT dan Nabi penerimanya Kitab Allah yang tertua adalah kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam di Bukit Sinai. Kitab ini diturunkan untuk pedoman bagi bangsa Bani Israil pada abad ke 12 SM. Karena Allah SWT mau agar umatnya memahami isi dari al-qur’an dan mendekatkan diri kepadanya. Mengapa kita tidak perlu mengamalkan kitab-kitab sebelum Al-Quran?karena kitab yg telah allah turunkan sebelum al quran sudah kadaluwarsa dan tidak bisa di pakai lagi. You might be interested: Mengapa Saat Ini Terjadi Kelangkaan Air? Kenapa Al-Quran tidak bisa di rubah?Jawaban: Alquran tidak bisa diubah oleh siapapun karena : Suryadharma menegaskan Alquran jelas tak bisa diubah-ubah. Karena itu, ia tak sepaham dengan aliran kebebasan mutlak bahwa segala sesuatu dapat dilakukan semaunya. Apa yang membedakan Al-Quran dengan kitab-kitab sebelumnya?Bahwa Al Quran ditujukan untuk seluruh alam/umat manusia. Sementara, kitab terdahulu hanya diperuntukkan untuk satu golongan tertentu. Inilah letak perbedaan selanjutnya. Banyak ayat yang menjelaskan tentang hal ini; seperti Al Baqarah ayat 185.
Mengapa Allah menurunkan lebih dari satu agama Apakah manusia membutuhkan lebih dari satu agama? Tidakkah satu agama cukup? Pada dasarnya, semua agama mempunyai satu ajaran iman yang sama yaitu beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Semua agama tersebut mewajibkan ibadah seperti sholat dan puasa. Semua agama tersebut juga mengandung ajaran moral. Semua nabi menganjurkan perbuatan baik dan etika sosial. Perbedaannya hanya pada hal-hal yang bersifat detil dan dalam praktek ibadahnya. Perbedaan dalam praktek yang mungkin bisa berkaitan dengan detil adalah penting bagi manusia. Kita bisa memahami hal ini dengan contoh. Dalam masalah pendidikkan, perlu adanya jenjang peningkatan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah, dan seterusnya. Misalnya, semua sekolah ini mengajarkan pelajaran matematika. meskipun pelajarannya sama, levelnya berbeda untuk sekolah dan tahun yang berbeda. Pelajaran intinya sama yaitu matematika tetapi tingkat dan prakteknya berbeda setiap tahun. Sama halnya dengan nabi, yang seperti guru di sekolah, melayani kebutuhan peningkatan duniawi dan spiritual manusia. Semua nabi mengikuti metode dan level yang sesuai dengan situasi umat di masanya. Ini merupakan poin penting bagi kesuksesan pendidikan. Selain itu, kewajiban juga berubah sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kebutuhan manusia berubah sesuai perubahan musim. Saat musim dingin, manusia membutuhkan pakaian yang sesuai untuk musim dingin. Saat musim panas, manusia membutuhkan pakaian yang sesuai untuk musim panas. Sama halnya dengan nabi nabi yang mebawa agama yang berbeda untuk masa dan umat yang berbeda.
2021-10-30 Karena sesuai dengan jamannya ANDROID TYPE: Umum0 ( 3851 ratings ) Price: $0
Allah SWT menurunkan kitab suci kepada para nabi dan rasul Jumat , 12 Mar 2021, 15:42 WIB Republika/ Wihdan Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah REPUBLIKA.CO.ID, Alquran adalah kitab samawi terakhir yang diturunkan Allah kepada nabi terakhir yakni nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, Allah telah menurunkan kitab-kitab samawi kepada nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Baca Juga Di antara kitab samawi yakni kitab Zabur, kitab Taurat, dan Injil. Pertanyaannya mengapa Allah SWT menurunkan kitab-kitab samawi? Apakah hikmah dari keberadaan kitab-kitab tersebut? Berikut beberapa penjelasannya seperti dilansir Islamweb pada Jumat (12/3). Pertama, hujjah (argumentasi) atas penciptaan. Allah menurunkan kitab-kitab samawi agar tetapnya hujjah tentang penciptaan sehingga manusia tidak berkata: “Tak ada kabar dan peringatan kepada kami.” Maka diturunkannya bukti-bukti tertulis yang dibawa para rasul menghentikan alasan tersebut. رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS An-Nisa: 165). Kedua, pendukung dan penjelas kebenaran para rasul. Allah menurunkan kitab-kitab samawi untuk menjelaskan kebenaran para rasul dan nabi dalam seruan mereka tentang misi yang diemban. وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا ۚ سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.” (QS Al-Araf: 145). Maka keberadaan kitab-kitab samawi merupakan dalil atas kebenaran para utusan Allah. فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ “Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (QS Ali Imran 184). Ketiga, rujukan hukum. Allah menurunkan kitab-kitab samawiyah agar menjadi hukum di antara mereka. Dan untuk menjelaskan tentang apa yang diperdebatkan. كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۖ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS Al- Baqarah 213). Keempat, agar tegaknya keadilan di antara manusia. Allah menurunkan kitab-kitab samawi agar tegaknya kebenaran di antara manusia. Setiap orang mengambil haknya dengan benar, dan tak ada yang menganiaya satu sama lain, karena kitab-kitab itu merupakan rujukan untuk meraih pahala dan menjalankan kewajiban. لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ…“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan…(QS Al -Hadid 25). Kelima, petunjuk dan bimbingan bagi manusia. Allah menurunkan kitab-kitab samawiyah untuk menjadi mercusuar ilmu dan sumber hikmah. Manusia menemukan di dalamnya segala sesuatu yang bermanfaat bagi kebutuhan mereka, agama dan dunia mereka. لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164) Sumber: islamweb
|