Rincian Kegiatan PKB Ahli MudaPenyuluh Keluarga Berencana2019, Uraian Kegiatan dan angka kredit PKB Ahli Muda Abstract Rincian Kegiatan dan angka kredit PKB Ahli Muda sesuai Permenpan No. 21 Tahun 2018 Date: September 30, 2021 in: Artikel, Berita, Dalduk, Forum Anak, GenRe, Kampung KB, Keluarga Berencana, KLA, Nasional, Pelayanan KB Kes, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak 156 Views Kamis, (30/08/21) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes meninjau langsung pelaksanaan vaksin covid-19 yang bertempat di wilayah Kecamatan Songgom dan Kecamatan Tanjung dengan di dampingi oleh Wakil Bupati Brebes Narjo, S.H. dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3KB) dr. Sri Gunadi Parwoko, M.Kes Pelaksanaan vaksinasi massal berlangsung lancar,aman dan cepat . Diraharapkan dengan pemberian vaksin dapat menjaga kesehatan kita bersama khususnya warga Kecamatan Songgom dan Kecamatan Tanjung agar terhindar dari penyebaran virus covid 19 . Semoga bencana virus corona ini cepat berlalu , Amiin ya rabb. Kampung KB merupakan program prioritas pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016 (Hartanto, Wendy dkk, 2019:2), terutama sebagai bentuk investasi program KB yang manfaatnya dapat diterima oleh masyarakat secara langsung. Kampung KB menjadi program unggulan dan sebagai ikon program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) yang digawangi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selain itu, kampung KB adalah wujud dari implementasi agenda prioritas pembangunan Nawacita ke-3, 5, dan 8. Nawacita ketiga adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan. Nawacita kelima adalah meningkatkan kualitasi hidup masyarakat. Nawacita kedelapan adalah melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, patriotisme, nasionalisme, semangat bela Negara, dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Kampung KB juga merupakan salah satu model miniatur pelaksanaan total program KKBPK yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan kementerian/lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah (Wahidin dkk, 2018:2). Adapun tujuan kampung KB secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan menerapkan delapan fungsi keluarga, sedangkan tujuan secara khusus adalah meningkatkan peran lintas sektor baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga non pemerintahan, dan swasta dalam menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan, meningkatkan jumlah akseptor KB aktif modern, meningkatkan ketahanan keluarga melalui program tribina dan PIK Remaja, meningkatkan pemberdayaan melalui kelompok UPPKS, menurunkan angka KDRT, meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah, meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung, meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih. Jumlah kampung KB di seluruh Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 16.175 kampung KB sedangkan di tingkat provinsi Jawa Tengah terdapat 2.130 kampung KB. Adapun di Kabupaten Demak sampai dengan tahun 2020 terdapat 38 kampung KB dan empat diantaranya berada di kecamatan Bonang yaitu kampung KB Bule di Desa Wonosari, kampung KB RW II Dukuh Ngasinan di desa Kembangan, kampung KB RW I di Desa Serangan, dan kampung KB CoE Ceria di desa Jatimulyo. di balaidesa Jatimulyo diselenggarakan pertemuan kader mata elang dengan petugas Puskesmas Bonang II. Adapun tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan koordinasi antar kader Mata Elang dalam hal memonitoring kesehatan para ibu dan anak melalui aplikasi CME di desa Jatimulyo.Kampung KB CoE Ceria yang berada di desa Jatimulyo merupakah satu-satunya kampung KB Center of Excellence (CoE) atau percontohan yang ada di kecamatan Bonang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Nomor: 3662/HK.02.02/J.5/2019 Tentang Penetapan Kampung KB Percontohan Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2019 (Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2020). Kampung KB CoE Ceria sebelumnya bernama kampung KB Gurit Wetan dengan lingkup setingkat dusun/RW yang dicanangkan pada 4 September 2017 dengan kriteria kesertaan KB MKJP masih rendah dan termasuk kawasan miskin. Kemudian pada tanggal 30 Oktober 2019 Desa Jatimulyo dicanangkan sebagai Kampung KB CoE atau kampung KB percontohan oleh kabupaten Demak dan berganti nama menjadi Kampung KB CoE Ceria. Kata Ceria sendiri merupakan akronim dari kata Cerdas, Energik, Ramah, Inovatif, dan Amanah. Perubahan nama ini sekaligus sebagai bentuk perluasan ruang lingkup kampung KB yang awalnya hanya tingkat dusun/RW menjadi tingkat desa. Kampung KB percontohan sendiri merupakan kampung KB yang telah memenuhi prasyarat untuk menjadi kampung KB percontohan sesuai dengan panduan kampung KB percontohan dan ditujukan untuk menjadi rujukan bagi kampung KB lain dalam hal pengelolaan dan pengoptimalan segala potensi dan sumber daya kampung (Hartanto, Wendy dkk, 2019:6). Pencegahan Covid 19 melalui pembagian masker dan pennyuluhan P3 M oleh pengurus kampung KB JatimulyoDesa Jatimulyo adalah desa yag berada di wilayah Kecamatan Bonang Kabupaten Demak dengan luas wilayah 317,34 hektar yang meliputi wilayah pemukiman 41 hektar, pertanahan sawah 269,34 hektar, dan sisanya ada wilayah perkantoran, sekolah, dan jalan. Desa Jatimulyo berjarak 5 kilometer dari ibukota kecamatan dan 6 kilometer dari ibukota kabupaten. Adapun Kampung KB CERIA pada tahun 2020 terdapat kepala keluarga sebanyak 1189 KK dan jumlah penduduk sebanyak 2866 jiwa yang terdiri dari 1457 jiwa laki-laki dan 1409 jiwa perempuan. Desa Jatimulyo terdiri dari 6 RW atau 6 Dusun dan 17 RT yang meliputi Dusun Gurit Wetan, Kedungjati, Gombang, Gurit Kulon, Kledung, dan Randulanang. Rapat Pengurus Kampung KB Ceria Jatimulyo BonangKeberadaan program kampung KB percontohan yang ada di desa Jatimulyo memiliki tujuan umum yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa Jatimulyo melalui program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana yang selanjutnya disingkat Banggakencana dan pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sedangkan tujuan khusus kampung KB CoE Ceria adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait; 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan; 3. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern 4 Meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja; 5. Meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui Kelompok UPPKS; 6. Menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); 7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 8. Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah; 9. Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung 10. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih Keberadaan kampung KB percontohan (CoE) Ceria mampu mengoptimalkan program pembangunan di desa dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di desa Jatimulyo dan menjadi titik awal revitalisasi program kampung KB yang sudah dicanangkan sebelumnya. Berikut potensi dan sumber daya yang ada di kampung KB CoE Ceria Desa Jatimulyo: 1. Adanya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang berada di Kampung KB CoE Ceria meliputi puskesmas pembantu, PKD, posyandu, posbindu, dan kelas ibu hamil. 2. Adanya Fasilitas Sekolah (SD, TK, PAUD) 3. Adanya Dukungan Toga dan Toma 4. Adanya Dukung Sumber Dana Kampung KB CoE Ceria memiliki sumber pendanaan dari beberapa sumber yaitu APBDES (DD/ADD), APBD dan APBN 5. Adanya Bidan Desa dan Kader Kesehatan 6. Adanya PLKB/PKB Kampung KB CoE Ceria didampingi dan dibina oleh satu orang PLKB yaitu Murdanati yang merupakan PLKB dari BPKB kecamatan Bonang 7. Adanya PPKB dan Sub PPKBD Kampung KB CoE Ceria memiliki satu orang PPKBD di tingkat desa dan enam orang sub PPKBD yang berada di masing-masing RW/dukuh 8. Adanya Kelompok Kegiatan (Poktan) Kampung KB CoE Ceria memiliki poktan seperti poktan tribina yang meliputi BKB Mulya Indah, BKR Melati, dan BKL Anggrek serta poktan UPPKS Al Barokah. Berikut adalah grafik persentase partisipasi keluarga dalam poktan: Poktan UPPKS kampung KB CoE Ceria telah menghasilkan produk yang menjadi ciri khas desa Jatimulyo yaitu Jamu Gendong Al Barokah yang saat ini sudah mewakili event-event di kabupaten Demak dan tingkat provinsi Jawa Tengah dan produk pupuk cair hasil olahan dari enceng gondok. 9. Adanya Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK- Remaja) PIK Remaja kampung KB CoE Ceria merupakan PIK Remaja berbasis masyarakat dengan keanggotaan para remaja yang tergabung dalam PIK Remaja Mulyo Sejati dengan ketua Ahmad Abror dan wakil ketua Fery Yuliantoro 10. Adanya Pokja Kampung KB Kelompok kerja kampung KB merupakan motivator dan penggerak kampung KB di lapangan dan beranggotakan perangkat desa, petugas kesehatan, serta perwakilan komunitas seperti kader, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Pokja kampung KB mempunya satuan unit atau seksi yang terdiri dari delapan seksi sesuai delapan fungsi keluarga. 11. Adanya Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga Rumah data kependudukan dan informasi keluarga yang selanjutnya disingkat dengan RDKIK adalah pusat data dan intervensi permasalahan kependudukan yang mencakup system pemanfaatan data kependudukan mulai dari mengunduh, membaca, mengidentifikasi, memverifikasi, dan menentukan pilihan data kependudukan yang bersumber dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di kampung KB. 12. Adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini Mulyo yang beranggotakan para ibu petani desa Jatimulyo Di samping pengembangan potensi dan sumber daya di atas, kampung KB CoE Ceria Desa Jatimulyo juga mampu mencapai angka kepesertaan KB berjumlah 540 dari 645 PUS yang terdiri dari 12 akseptor IUD, 75 akseptor Implant, 30 akseptor MOW, 1 akseptor MOP, 408 akseptor suntik, 13 akseptor pil, dan 1 akseptor kondom. (Sumber: R1 PUS Desa Jatimulyo Periode Agustus 2020) Capaian akseptor KB aktif (CU) di kampung KB CoE Ceria per Agustus 2020 sebesar 83.72% dengan persebaran capaian RW 1 sebesar 83.80%, RW 2 sebesar 83.83%, RW 3 sebesar 79.53%, RW 4 sebesar 77.46%, RW 5 sebesar 85.94%, dan RW 6 sebesar 90.57%. Adapun lebih lanjut dapat dilihat pada grafik capaian akseptor KB aktif di bawah ini: (Sumber: R1 PUS Desa Jatimulyo Periode Agustus 2020) Penggunaan alat kontrasepsi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang meliputi implant/susuk, IUD, MOW, dan MOP di tingkat desa mencapai angka 9.25% dengan capaian KB MKJP tertinggi berada di RW 2 yang merupakan RW dimana kampung KB dicanangkan pertama kali yaitu sebesar 34.78%. Adapun jenis alat kontrasepsi MKJP yang digunakan oleh warga kampung KB CoE Ceria desa Jatimulyo masih didominasi oleh jenis implant/susuk yaitu sebanyak 75 akseptor, kemudian diikuti MOW sebanyak 30 akseptor, IUD sebanyak 12 akseptor, dan MOP sebanyak 1 akseptor. (Sumber: R1 PUS Desa Jatimulyo Periode Agustus 2020) Sedangkan berdasarkan data R1 PUS Desa Jatimulyo Agustus 2020 diketahui bahwa angka unmeet need di kampung KB CoE Ceria desa Jatimulyo sebesar 3.41% dengan komposisi PUS ingin anak ditunda tetapi tidak ber-KB sebanyak 8 PUS dan PUS tidak ingin anak lagi dan tidak ber-KB sebanyak 14 PUS. Adapun angka unmeet need terendah berada di RW 5 dan 6 dengan capaian 0% sedangkan angka unmeet need tertinggi berada di RW 4 dengan capaian 11.27%, disusul RW 3 sebesar 7.09%, RW I sebesar 2.9%, dan RW 2 sebesar 1.82%. Angka unmeet need ini menunjukkan adanya pasangan usia subur yang menunda punya anak atau tidak ingin anak lagi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk ber-KB. Kondisi unmeet need dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kondisi ekonomi, pendidikan, persepsi terhadap alat kontrasepsi, status pekerjaan, umur istri, jumlah anak hidup, dll. (Sumber: R1 PUS Desa Jatimulyo Periode Agustus 2020) Dalam rangka pemberdayaan dan pembangunan masyarakat di kampung KB CoE Ceria Desa Jatimulyo Kecamatan Bonang, ada beberapa program kegiatan yang direncanakan, sebagai berikut: 1. Memberdayakan para keluarga dalam hal kehidupan berkeluarga yang bertujuan untuk meningkatan ketahanan keluarga melalui bina keluarga Balita (BKB), bina Keluarga Remaja (BKR ), Bina Keluarga Lansia (BKL) , UPPKS dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas, melalui program : a. Pembinaan terhadap para keluarga yang mempunyai Balita b. Pembinaan terhadap para keluarga yang mempunyai Remaja c. Pembinaan terhadap para keluarga yang mempunyai Lansia d. Pembinaan keluarga pasangan usia subur (PUS) e. Pembinaan PIK Remaja f. Pembinaan UPPKS berupa produk jamu gendong dan pupuk cair enceng gondhok 2 . Program dan Kegiatan Program penyiapan kehidupan berkeluarga dengan kegiatan sebagai berikut : a. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan penyuluhan yang terkait dengan aspek pendidikan dalam keluarga b. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan penyuluhan yang terkait dengan aspek kesehatan reproduksi c. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan kegiatan penyuluhan pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan penyiapan berkeluarga dikalangan Remaja dan orangtua atau keluarga remaja d. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan penyuluhan yang terkait dengan aspek pendidikan e. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan penyuluhan yang terkait dengan aspek ekonomi f. Menyiapkan methode dan materi serta melaksanakan penyuluhan aspek agama dalam keluarga melalu majlis taklim, TPQ g. Pengalokasian anggaran APBDES untuk pendampingan dan pembinaan kelompok wanita tani (KWT) h. Pengalokasian anggaran APBDES untuk pendampingan pelayanan KB MKJP Keberadaan program Kampung KB CoE Ceria di Desa Jatimulyo dengan hasil implementasi yang tersebut di atas diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak baik instansi/organisasi, stakeholder, maupun masyarakat. 1. Manfaat bagi Instansi/Organisasi Untuk instansi, dengan adanya Center Of Excellence (CoE) Kampung KB dapat membantu menangani permasalahan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sebagai isu lintas sektor di wilayah masing-masing sehingga dapat meningkatkan kinerja dan hasil capaian program. 2. Manfaat bagi stakeholder Bagi stakeholder, dengan adanya Center Of Excellence (CoE) Kampung KB ini akan meningkatkan peningkatan penggerakan masyarakat di lini lapangan di tingkat yang terbawah, sehingga kerjasama, komunikasi, koordinasi dan kolaborasi yang baik, transparansi/keterbukaan sehingga menciptakan iklim kerja yang kondusif dan hubungan yang harmonis antar lintas sektor, sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi instansi lain. Mengingat isu strategis yang berkembang akan terus berubah sesuai permasalahan masing-masing daerah, maka program Kampung KB ini diupayakan mampu menarik minat instansi yang terkait dengan program untuk mengetahui lebih jauh dan ikut berperan serta dalam menangani bersama-sama permasalahan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 3. Manfaat bagi masyarakat Dengan terbentuknya Center Of Excellence (CoE) Kampung KB ini dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat desa karena mendapat perhatian lebih dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan secara integratif dan kolaboratif dari lintas sektor terkait. Sumber Referensi:
Oleh: Sumarwanto, S.KM (Penyuluh KB Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) |