Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dianggap merugikan masyarakat

Saat kamu sedang bertengkar dengan sahabat atau adik kamu, pasti rasanya bete banget. Kalian jadi gak saling sapa dan saling nyuekin gara-gara kalian sama-sama gengsi untuk meminta maaf duluan. Nah, situasi seperti ini disebut sebagai masalah. Kenapa demikian? Karena suatu hal dapat dianggap sebagai masalah kalau mengacu ke situasi yang gak kita inginkan. Jadi, kalau kita menganggap sebuah situasi gak sesuai dengan yang kita anggap benar atau gak sesuai dengan keinginan kita, kita bisa menyebut situasi tersebut sebagai masalah.

Nah, suatu masalah bisa dianggap sebagai masalah saja kalau masalah tersebut tidak berdampak pada kehidupan masyarakat luas. Eh? Emangnya ada, ya, masalah yang berdampak pada kehidupan masyarakat luas? Ya, ada, dong! Masalah yang berdampak pada masyarakat luas itu dalam ilmu sosiologi disebut sebagai masalah sosial. Jadi, kalau ada suatu kondisi yang oleh masyarakat luas dianggap sulit dan kondisi tersebut menimbulkan hambatan atau membahayakan sebagian besar anggota masyarakat tersebut, kondisi itu disebut sebagai masalah sosial.

Hmmm… Kira-kira apa aja, ya, masalah yang bisa disebut sebagai masalah sosial? Terus apakah ada cara untuk menentukan suatu masalah adalah masalah sosial atau bukan? Bagaimana pendapat para ahli sosiologi mengenai masalah sosial? Penasaran, kan? Kalau gitu mending kita langsung bahas satu-persatu aja, yuk!

Karakteristik Masalah Sosial

Tadi, kan, udah disebutin kalau suatu masalah dapat disebut masalah sosial kalau masalah tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat luas. Tapi apa ada kriteria lain yang bisa membantu kita menentukan kalau suatu masalah dapat disebut sebagai masalah sosial? Tentu ada, dong. Dalam ilmu sosiologi, suatu masalah bisa dikategorikan sebagai masalah sosial dengan melihat beberapa hal, yaitu:

1. Adanya perbedaan antara kenyataan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat

Jadi, kalau ada perbedaan antara kenyataan dengan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat yang menimbulkan suatu kondisi yang gak menyenangkan bagi masyarakat tersebut, maka masalah tersebut dapat dianggap sebagai masalah sosial. Contohnya, saat kita menyapa orang yang lebih tua, masyarakat Indonesia akan menggunakan sapaan seperti “Kak”, “Bu”, atau “Pak”. Nah, kalau kita memanggil orang yang lebih tua dari kita dengan hanya menyebutkan namanya, kita akan dicap gak sopan atau gak baik oleh masyarakat kita. Tapi beda halnya kalau kita melakukannya di negara-negara Barat. Ini terjadi karena nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia dan negara-negara Barat berbeda, Pahamifren.

2. Sumber yang menyebabkan masalah terjadi

Sumber masalah ini bisa terjadi karena adanya suatu kondisi sosial tertentu atau karena adanya suatu bencana yang berdampak pada masyarakat luas. Contohnya, saat pandemi COVID-19 berlangsung, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, hingga akhirnya pemasukan orang-orang tersebut berkurang dan menimbulkan kemiskinan. Dalam kejadian tersebut, yang dianggap masalah sosial bukan pandemi COVID-19, ya, Pahamifren. Melainkan kemiskinan yang muncul karena pandemi tersebut.

3. Orang atau masyarakat yang menentukan

Jadi suatu kondisi bisa dikatakan sebagai masalah sosial kalau sudah ada pihak berwenang yang menentukan kalau suatu kondisi adalah sebuah masalah sosial. Pihak yang berwenang ini misalnya pemerintah, tokoh masyarakat, atau organisasi yang berpengaruh besar seperti WHO.

4. Perhatian masyarakat

Kalau kondisi suatu masalah sudah menjadi perhatian sebagian besar masyarakat, maka masalah tersebut dapat dikatakan sebagai masalah sosial. Contohnya, saat ada aliran keagamaan yang dianggap sesat dan menjadi perhatian masyarakat, maka masalah ini bisa dianggap sebagai masalah sosial.

5. Kondisinya menuntut pemecahan agar tidak menghambat atau membahayakan masyarakat

Contohnya, masalah berupa kemiskinan yang semakin meningkat membutuhkan pemecahan atau penanggulangan karena dapat meningkatkan kriminalitas dan masyarakat bergizi buruk.

Teori Masalah Sosial

Dalam ilmu sosiologi, ada tiga teori mengenai masalah sosial, yaitu teori fungsionalisme, teori konflik, dan teori interaksi simbolik. Teori fungsionalisme dicetuskan oleh Emile Durkheim, sosiolog asal Prancis, yang dipengaruhi pemikiran Auguste Comte dan Herbert Spencer. Durkheim mengibaratkan masalah sosial seperti tubuh manusia; kalau ada satu bagian tubuh yang sakit atau rusak, maka penyakit tersebut akan memengaruhi bagian-bagian tubuh lainnya. Jadi, kalau ada satu unsur di masyarakat yang gak berjalan baik, hal tersebut akan berdampak ke kehidupan masyarakat lainnya dan dampak tersebut dapat menyebar luas hingga menimbulkan masalah sosial.

Lalu ada teori konflik yang dicetuskan oleh Karl Marx, filsuf asal Jerman. Marx menganggap permasalah sosial muncul karena adanya perbedaan kelas sosial. Oleh karena itu, dalam teori Marx ada istilah borjuis (pemilik modal atau orang kaya) dan proletar (kaum buruh). Marx berpandangan kalau kelas sosial yang berada di atas (borjuis) mengeksploitasi sumber daya yang ada, sehingga kelas yang berada di bawah (proletar) hanya kebagian jatah sumber daya yang sedikit atau bahkan gak cukup. Dari sanalah, menurut Marx, muncul konflik yang berujung pada masalah sosial.

Terakhir ada teori interaksi simbolik. Salah satu tokoh teori ini adalah Erving Goffman, sosiolog asal Kanada. Goffman mengatakan kalau permasalahan sosial terjadi karena memang kondisi tersebut sudah dicap bermasalah oleh masyarakat. Masyarakatlah yang memberikan label atau karakter yang buruk pada kondisi individu atau sebuah kelompok. Contohnya, seorang residivis akan senantiasa dicap sebagai kriminal oleh masyarakat.

Jenis Masalah Sosial

Beberapa jenis masalah sosial adalah sebagai berikut:

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketika individu atau sebuah kelompok gak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sulit mengakses pelayanan yang dibutuhkan. Bentuk sekaligus faktor penyebab kemiskinan itu ada tiga, yaitu:

  1. Natural. Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor yang alami. Misalnya, karena individu tersebut cacat atau sakit, sehingga ia kesulitan memenuhi kebutuhannya dan termasuk kategori miskin.
  2. Kultural. Jenis kemiskinan ini berbahaya, nih, Pahamifren. Kemiskinan kultural ini disebabkan karena individu tersebut sudah merasa cukup sama hidupnya. Jadi dia males-malesan dan gak disiplin, gak ada usaha untuk membuat hidupnya jadi lebih baik. Dari sinilah seseorang bisa mengalami kemiskinan.
  3. Struktural. Individu atau suatu kelompok bisa jadi miskin karena sesuatu yang dibuat oleh manusia. Misalnya, kebijakan yang gak adil, distribusi barang ataupun makanan yang gak merata, dan korupsi

Kriminalitas

Jenis masalah sosial uang kedua adalah kriminalitas. Kamu masih inget gak kalau kriminalitas merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan sosial? Soalnya para pelaku kriminal ini berperilaku gak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut masyarakat dan melanggar hukum yang berlaku. Kriminalitas biasanya identik dengan pencopetan, pembunuhan, atau penggunaan narkoba yang dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah. Tapi jangan salah, ya, kriminalitas juga dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas, loh. Contohnya adalah korupsi, koruptor menyalahgunakan kekuasaan dan uang rakyat untuk kepentingan pribadi atau kelompok mereka sendiri, sehingga membuat kelompok lain jadi kesulitan. Inilah yang dikenal sebagai white collar crime.

Kesenjangan Sosial dan Ketidakadilan

Kesenjangan sosial merupakan salah satu akibat dari adanya stratifikasi sosial, yang membeda-bedakan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat kelas atas biasanya lebih mudah mendapatkan segala sesuatu, sedangkan kelas bawah kesulitan mendapatkan akses pelayanan ataupun memenuhi kebutuhan hidupnya. Nah, terakhir ada ketidakadilan. Ketidakadilan adalah suatu kondisi saat suatu kelompok atau individu diperlakukan berbeda dan dipinggirkan di masyarakat. Salah satu contoh ketidakadilan adalah isu yang sempat ramai di Amerika, “Black Lives Matter”. Padahal semestinya semua orang diperlakukan dengan cara yang sama, ya, Pahamifren.

Nah, sekarang kamu sudah paham mengenai materi pelajaran masalah sosial, kan? Kalau kamu masih ingin mendalami materi ini lebih dalam, kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut di aplikasi Pahamify. Apalagi Pahamify masih ada promo diskon berlangganan paket belajar selama tiga dan enam bulan hingga 80%! Dengan berlangganan paket belajar Pahamify ini, kamu bisa mengakses berbagai fitur, seperti video pembelajaran, rangkuman, flashcard, quiz, kisi-kisi materi ulangan, video tips belajar, hingga info kampus. Dijamin belajar kamu jadi semakin seru dan mengasyikkan! Jadi, tunggu apalagi? Buruan unduh aplikasi Pahamify sekarang juga!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Pengertian Permasalahan Sosial – Pemberitaan yang kita dapatkan seringkali menampilkan tentang korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian, pelecehan, diskriminasi, dan yang setahun belakangan ini tiada henti tentang wabah Covid19.

Semua itu kita dapat dari televisi, media sosial, radio, dan surat kabar. Semua itu menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan sosial yang menjadi PR untuk kita selesaikan, atau minimal kita kurangi. Mengapa permasalahan sosial itu ada? Apa akibatnya jika tidak diatasi? Yuk Grameds, kita maknai bersama mengenai permasalahan sosial ini.

Pengertian Permasalahan Sosial

Sosiologi berusaha untuk menemukan, memberikan deskripsi, hingga menjelaskan bagaimana tatanan karakteristik kehidupan sosial manusia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para sosiolog untuk mendefinisikan apa itu permasalahan sosial, tetapi belum ada definisi yang benar-benar bisa menggambarkan apa itu masalah sosial sebenarnya.

Definisi terkadang tidak benar-benar tepat untuk menjelaskan sesuatu, tetapi adanya banyak pihak yang memberikan definisi memberikan gambaran yang mendekati maksud asli. Namun, penjelasan definisi dari banyak orang, terlebih orang tersebut ahli dalam masalah tersebut, dapat ditarik benang merah untuk dijadikan kesimpulan.

Permasalahan sosial didefinisikan oleh banyak tokoh. Berikut ini adalah definisi mereka mengenai permasalahan sosial.

[algolia_carousel]

Professor di bidang Sosiologi ini mendefinisikan permasalahan sosial sebagai adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang jika dibiarkan dapat membahayakan interaksi dalam kelompok sosial. Lebih lanjut, guru besar Universitas Indonesia (UI) ini membagi permasalahan sosial menjadi empat jenis, yakni:

  1. a) Faktor ekonomi: kemiskinan, penjarahan, gizi buruk, dan pengangguran.
  2. b) Faktor psikologis: depresi, stress, dan bunuh diri.
  3. c) Faktor biologis: wabah Covid19 dan penyakit menular lainnya.
  4. d) Faktor budaya: pergaulan bebas, tawuran, dan kenakalan remaja.

Soerjono juga mengungkapkan bahwa permasalahan sosial merupakan masalah yang di tengah masyarakat. Masalah yang muncul tersebut memiliki hubungan yang erat dengan nilai atau norma yang berlaku di tengah masyarakat. Masalah tersebut bersifat sosial, sehingga perlu pendekatan secara sosial yang menyeluruh.

2. Pincus dan Minahan

Allen Pincus dan Anne Minahan dalam Gramedia.com menyebutkan bahwa permasalahan sosial merupakan kondisi sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat setelah dievaluasi oleh masyarakat. Menurut masyarakat, permasalahan sosial dapat dikenali jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan atau tidak sreg menurut penilaian mereka.

Dalam studi sosialnya, kedua sosiolog tersebut mengartikan permasalahan sosial sebagai kondisi di dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.

Ketidaksesuaian tersebut tidak diinginkan dan tidak diperlukan kesepakatan bersama dalam masyarakat untuk mengubah kondisi tersebut menjadi kondusif sesuai nilai-nilai yang dianut.

Secara garis besar, permasalahan sosial adalah adanya ketidaksesuaian antara harapan (berupa terwujudnya nilai-nilai yang dijunjung masyarakat) dengan kenyataan yang terjadi.

Ketidaksesuaian tersebut menimbulkan kerisauan di hati dan adanya rasa tidak sreg karena dirasa melenceng dari fitrah dan sifat natural masyarakat. Disebut sebagai masalah sosial karena keresahan tersebut dirasakan oleh banyak orang, bukan hanya satu atau dua individu.

Jika dibiarkan terus-menerus, masalah tersebut akan berbahaya dan harus diselesaikan melalui kesepakatan masyarakat agar kondisi tersebut menjadi kondusif kembali. Umumnya masalah sosial terjadi karena adanya pengaruh negatif terhadap kemajuan peradaban, merusak generasi, dan merugikan orang lain atau lingkungan.

Faktor-faktor Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial terjadi karena adanya beberapa faktor penyebabnya. Karena tidak ada masalah yang muncul hanya karena satu sebab.

Pasti ada sebab-sebab lain yang terakumulasi sehingga masalah tersebut bisa muncul. Setiap masalah memiliki cerita yang panjang. Di bawah ini merupakan faktor penyebab terjadinya permasalahan sosial, yaitu:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah sosial karena banyaknya individu yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan tersebut menjadikan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan tentu tidak diharapkan terjadi, baik secara individu maupun secara kelompok. Terciptanya kemiskinan mengisyaratkan adanya harapan (kesejahteraan dan kemakmuran) yang tercapai. Karena itu, kemiskinan melahirkan ketidaksesuaian dengan keinginan masyarakat. Contoh: kemiskinan, penjarahan, gizi buruk, dan pengangguran.

2. Faktor Budaya

Faktor ini ada karena adanya ketidaksesuaian antara nilai, norma, dan kepentingan sosial yang berbenturan dengan pola masyarakat yang heterogen atau multikultur. Budaya terbentuk karena adanya kebiasaan yang dimaklumkan, kemudian dibiarkan, lalu menjadi karakter dan kemudian membentuk budaya.

Budaya-budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya yang sudah ada menimbulkan gejolak di dalam masyarakat, baik gejolak itu nampak atau tidak. Gejolak tersebut menampakkan adanya permasalahan sosial. Contoh: pergaulan bebas, tawuran, dan kenakalan remaja.

Namun, budaya masyarakat yang heterogen tidak selalu memiliki dampak negatif. Sebagian akulturasi (pencampuran dua budaya yang bertemu dan saling mempengaruhi) memberikan dampak positif, contohnya budaya antri, perapian tata negara, dan lain-lain.

3. Faktor Biologi

Faktor biologi dapat menjadi masalah sosial apabila terjadi ketidaksesuaian antara harapan terwujudnya masyarakat yang sehat dengan realita keadaan yang mengganggu stabilitas kesehatan masyarakat.

Terjadinya masalah sosial akibat biologi ini bisa terjadi karena adanya penyakit menular atau minimnya pelayanan kesehatan yang memadai. Contoh: Covid19, Flu Spanyol, dan keracunan makanan.

4. Faktor psikologi

Faktor psikologi menjadi sebab terjadinya permasalahan sosial apabila beban hidup yang dialami suatu masyarakat terlalu berat, gangguan psikologi atau pola pikir masyarakat yang menjauh dari kenormalan, dan ketidakstabilan emosi dalam menghadapi masalah. Contoh: skizofrenia, depresi, bunuh diri, aliran sesat, antisosial, dan lain-lain.

Karakteristik Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial memiliki karakteristik agar dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial. Di bawah ini merupakan karakteristik permasalahan sosial:

1. Terjadi Berulang Kali dan Berpotensi Berkesinambungan

Suatu masalah yang terjadi hanya satu kali dan tidak berulang akan cepat diselesaikan. Begitu terselesaikan, keadaan masyarakat akan kembali kondusif sebagaimana sebelum adanya masalah. Namun, jika masalah terus berulang dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang, ditambah lagi berkesinambungan, maka kejadian tersebut menandakan adanya permasalahan sosial.

2. Kondisi yang Sama Dirasakan Oleh Banyak Orang

Kerisauan atau adanya perasaan tidak sreg yang dirasakan oleh banyak orang dapat menjadi tanda-tanda adanya permasalahan sosial. Meski demikian, tidak ada batasan berapa jumlah orang yang harus merasakan kondisi tersebut agar dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial. Jika suatu masalah menjadi perhatian dan pembicaraan beberapa orang karena tidak sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar, bisa dimasukkan ke dalam masalah sosial.

3. Kondisi Dinilai Tidak Menyenangkan

Kondisi yang baik meski sebelumnya tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat sekitar tidak dapat dikatakan sebagai suatu masalah. Misalnya di suatu daerah tidak pernah memiliki putra daerah yang sekolah tinggi, tetapi pada satu waktu ada beberapa putra daerah yang melanjutkan pendidikan hingga jenjang sarjana dan pasca sarjana.

Beberapa tahun kemudian hal ini menular ke anak-anak muda angkatan di bawahnya. Hal seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai masalah sosial karena memiliki dampak positif.

Yang bisa dikatakan sebagai permasalahan sosial adalah kondisi yang tidak menyenangkan. Kondisi tersebut tentunya dapat mempengaruhi hidup banyak orang dan menyebabkan terjadinya bahaya. Pesta minuman keras dan narkoba dapat menjadi contoh kondisi yang tidak menyenangkan.

4. Kondisi yang Menyebabkan Adanya Perpecahan

Sebuah masalah yang menyebabkan runtuhnya persatuan dan kesatuan dapat dikatakan sebagai masalah sosial. Karena adanya masalah tersebut, perpecahan sangat rawan terjadi.

Misalnya, ada seseorang yang menginginkan adanya perang saudara tanpa sebab yang jelas, tentu hal ini menjadi permasalahan sosial. Sebab perang saudara dapat merusak tatanan sosial yang telah dibangun dan menyebabkan perpecahan.

5. Masalah Harus Diselesaikan Secara Proaktif dan Kolektif

Masalah individual berbeda dengan masalah sosial. Masalah individu bisa diselesaikan seorang diri, sementara masalah sosial harus diselesaikan secara kolektif bersama anggota masyarakat lainnya dengan cara rekayasa sosial seperti aksi sosial, kebijakan sosial, perencanaan sosial, atau sanksi sosial.

Mengapa demikian? Karena penyebab dan akibat dari masalah sosial bersifat multidimensi dan menyangkut masyarakat (banyak orang yang terlibat).

Dampak Permasalahan Sosial

Setiap masalah yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, terus-menerus, dan berkesinambungan akan menimbulkan dampak terhadap individu maupun kelompok sosialnya. Di bawah ini merupakan dampak negatif dari adanya permasalahan sosial:

1. Kemiskinan

Kemiskinan dapat menjadi sebab sekaligus dampak masalah sosial. Kemiskinan yang berkesinambungan dapat menular seperti wabah.

Kemiskinan semakin menjadi-jadi saat stratifikasi di dalam masyarakat menciptakan sekat-sekat pembatas berupa kelas sosial dan gap.

Hal ini menyebabkan adanya kejanggalan dalam interaksi antara seseorang yang berada di satu kelas ekonomi dengan orang yang kelas ekonominya ada di bawah atau atasnya.

Kemiskinan dapat menggerakkan seseorang untuk berkumpul dengan sesama agar aman dari sakit hati dan malu akibat vonis sosial yang tidak selayaknya mereka terima. Pada umumnya, karena kondisi kemiskinan yang memaksa tersebut, mereka berkumpul membentuk pemukiman di tanah-tanah pinggiran yang kumuh dan tak terawat. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan lingkungan.

2. Kejahatan atau Kriminalitas

[algolia_carousel page=2]

Permasalahan sosial yang tidak diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat akan memunculkan kejahatan atau kriminalitas. Selain memunculkan kerisauan, hal ini tentu membuat hilangnya rasa aman dan nyaman.

Kejahatan terjadi karena adanya perubahan sosial atau ekonomi, masalah kependudukan, kesulitan ekonomi, pemerintahan yang lemah dan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), gangguan kesehatan mental, dan pola asuh yang keliru.

Kejahatan dapat dipelajari seseorang melalui media apapun, termasuk interaksi dengan orang-orang di dekatnya. Permasalahan sosial yang melahirkan kejahatan dapat melahirkan kejahatan-kejahatan yang lain. Kemungkinan adanya organisasi-organisasi kejahatan yang tumbuh subur dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kejahatan serupa.

3.Disorganisasi keluarga

Permasalahan sosial dapat menyebabkan perpecahan keluarga sebagai unit terkecil dalam kelompok masyarakat. Perpecahan ini muncul karena anggota di dalam keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan minimal keutuhan sebagai keluarga.

Dalam kaca mata sosiologi, disorganisasi bisa berupa keluarga yang tidak lengkap karena di tidak adanya pernikahan, perceraian, krisis intern, krisis keluarga, dan kekurangan dalam keluarga.

Pada dasarnya, disorganisasi keluarga terjadi karena ketidakmampuan atau keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial dan ekonomi yang baru. Ketidaksiapan menghadapi masa transisi menjadi sebab utama bagi kebanyakan kasus disorganisasi keluarga.

4. Masalah generasi muda

Dampak dari permasalahan sosial pada poin ini seringkali disebabkan oleh dua hal mendasar, yakni keinginan untuk melawan dan sifat apatis. Keinginan melawan pada umumnya dibarengi rasa takut terhadap keluarga, masyarakat, dan Tuhan karena kehancuran sebagai akibat perbuatannya yang menyimpang. Sementara itu, sifat apatis seringkali disertai rasa kecewa yang sudah terakumulasi terhadap masyarakat.

Generasi muda seringkali terjepit di antara norma-norma lama yang didapatkan dari nenek moyang mereka dan norma-norma baru yang muncul akibat dari perkembangan zaman. Pada masyarakat yang berada dalam fase transisi, generasi muda semakin merasa tertekan.

Antara keinginan untuk berekspresi atau batasan yang diberikan. Di sisi lain, pada usia muda seringkali muncul rasa ingin membuktikan kemampuan diri tanpa harus bergantung kepada siapapun, termasuk orang tua.

Generasi muda yang tidak bisa mengendalikan perasaan, ego, sopan santun, dan keimanannya seringkali menerobos nilai-nilai secara frontal. Pada perilaku yang negatif, hal ini tidak jarang berujung pada konsumsi minuman keras dan narkoba, seks bebas, geng motor yang melakukan pembegalan, tawuran, perjudian, dan lain-lain.

5. Perang

Permasalahan yang tak kunjung usai mengakibatkan adanya konflik dan dendam di antara dua belah pihak. Pada akhirnya, bara yang sudah menyala itu akan mudah tersulut api begitu ada angin yang berhembus, walau sedikit.

Perang memiliki efek jangka panjang seperti korban nyawa, trauma, rusaknya fasilitas umum, balas dendam, dan retaknya hubungan sosial. Tidak cukup sampai di situ, akibat perang akan muncul pemukiman-pemukiman darat yang mungkin kumuh, minimnya pasokan bahan makanan, dan hilangnya pendidikan.

6. Masalah penduduk

Permasalahan sosial yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan perkembangan penduduk tidak merata antara satu daerah dengan yang lain. Perkembangan penduduk di antaranya meliputi fasilitas yang tidak seimbang, subsidi yang berbeda, kualitas pendidikan yang berbeda, SDM yang rendah, dan kesejahteraan ekonomi yang seakan-akan dibedakan. Hal ini dapat mengakibatkan kemiskinan, kriminalitas, dan lainnya.

Masalah penduduk terbagi menjadi dua masalah besar, yang pertama masalah kuantitas meliputi jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, dan kepadatan penduduk. Yang kedua masalah kualitas yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan tingkat penghasilan.

7. Kebodohan

Kebodohan merupakan dampak permasalahan sosial karena belum terselesaikannya masalah ekonomi dan budaya. Kebodohan bisa disebabkan oleh ketidakmampuan dalam hal ekonomi seperti tidak mampu membayar uang pendidikan atau karena malas untuk belajar dan menganggap bahwa pendidikan tidak penting.

8. Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial terjadi akibat adanya kemiskinan yang dibiarkan sementara para kapitalis dan pelaku KKN dibiarkan. Kesenjangan sosial dapat mengakibatkan kriminalitas karena adanya ketidakseimbangan ekonomi.

9. Pengangguran

Pengangguran muncul karena SDM yang rendah, malas belajar, lesunya ekonomi, atau karena kurangnya lapangan pekerjaan.

10. Ketidakadilan

Ketidakadilan terjadi karena adanya pihak yang melanggar batas pihak lain, tetapi tetap dibiarkan dan tidak diberikan fasilitas untuk mendapatkan keadilan.
Namun, apapun masalah yang datang menerjang, kita sebaiknya mampu mengambil hikmah. Terkadang permasalahan sosial memiliki dampak positif, di antaranya sebagai berikut:

  1. a) Potensi munculnya norma dan nilai baru.
  2. b) Adanya perubahan sosial-ekonomi.
  3. c) Struktur sosial lebih dinamis.
  4. d) Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. e) Berkembangnya industri.
  6. f) Meningkatnya kesadaran politik.
  7. g) Perlindungan hak asasi manusia (HAM) yang lebih menyeluruh.

Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dianggap merugikan masyarakat
Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dianggap merugikan masyarakat

Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dianggap merugikan masyarakat
Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dianggap merugikan masyarakat

Solusi Permasalahan Sosial

Bahasan kita mengenai permasalahan sosial akan menjadi sia-sia tanpa adanya solusi yang ditunggu-tunggu. Berikut ini merupakan upaya Indonesia untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi:

1. Mengembangkan Industri Kecil di Pedesaan

Langkah ini dapat mencegah kemiskinan rakyat desa, memeratakan pembangunan, dan mencegah terjadinya arus urbanisasi (perpindahan dari desa ke kota). Pengembangan industri merupakan satu langkah yang utuh mulai dari sosialisasi, penanaman motivasi dan mindset, seleksi, pembinaan, bantuan modal, bantuan pemasaran, dan manajemen usaha.

Dengan adanya langkah yang komprehensif, dapat dibayangkan jika banyak industri yang beroperasi di pedesaan. Masyarakat desa memiliki penghasilan yang bervariasi dan hal ini akan mengurangi permasalahan sosial yang ada.

2. Meningkatkan Mobilitas Tenaga Kerja dan Stabilitas Modal

Tenaga kerja yang sebelumnya sudah ada diberikan pembinaan yang lebih intens untuk kemudian dipindahkan ke wilayah yang lapangan kerjanya lebih luas. Demikian agar mereka mempunyai daya saing dengan tenaga kerja lainnya.

Sementara stabilitas modal adalah untuk memindahkan industri dari tempat yang sudah terlalu banyak lapangan kerja ke tempat yang lebih banyak penganggurannya. Hal ini dilakukan agar tercapai pemerataan lapangan kerja.

3. Menanamkan Nilai-Nilai Moral dan Agama

Dengan memberikan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat dapat mengurangi risiko terjadinya permasalahan sosial. Bukan hanya itu, nilai-nilai moral dan agama dapat memperkuat iman seseorang sehingga jauh dari tindak kejahatan.

4. Memberikan Bantuan Asuransi Kesehatan

Kesehatan masyarakat sangat perlu diperhatikan karena sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Selain itu, masyarakat yang sehat menggambarkan bahwa negara itu jauh dari permasalahan sosial.

5. Memberikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kepada Siswa

Batunan BOS ini dapat memberikan keringanan pada siswa-siswa yang tidak mampu dapat bersekolah. Semakin banyak siswa-siswa yang dapat sekolah, maka kualitas pendidikan semakin baik. Pendidikan sangat perlu diperhatikan terutama bagi negara karena jika tidak diperhatikan bisa menyebabkan permasalahan sosial.

6. Memberikan Program Beasiswa

Tidak sedikit orang yang sangat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi tidak memiliki biaya sehingga orang tersebut tidak bisa mendapatkan ilmu yang sudah diidam-idamkan. Oleh karena itu, dengan memberikan program besasiswa bagi seseorang yang punya keahlian khusus dapat meningkatkan kualitas SDM.

7. Memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Masyarakat yang kesulitan secara ekonomi merupakan salah satu tanda akan memunculkan permasalahan sosial. Oleh karena itu, dengan memberikan BLT, masyarakat yang kesulitan secara ekonomi akan merasa sedikit terbantu.

Grameds, itulah pembahasan kita mengenai permasalahan sosial. Gramedia selalu menjaga komitmen untuk menjadi #Sahabattanpabatas dalam menampilkan buku-buku terbaik kami untuk Anda.

Baca juga artikel terkait “Pengertian Permasalahan Sosial” :

Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien