Makanan yang tidak boleh dimakan oleh penderita tetanus

Lihat Foto

Shutterstock

ilustrasi makanan sehat

KOMPAS.com- Ketika kita menderita suatu penyakit, hal yang paling ingin diketahui adalah adakah makanan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh kita.

Termasuk dalam menghadapi penyakit tipes atau demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii.

Menyangkut persoalan ini, Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon, dr Lovira Ladieska menyampaikan penanganan utama bagi penderita tipes adalah obat antibiotik, obat-obatan simptomatik yang diresepkan oleh dokter, dan mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.

Sama halnya seperti penyakit lainnya, penderita tipes memang punya beberapa kategori makanan yang tidak seharusnya dikonsumsi selama masih belum sembuh total dari infeksi bakteri Salmonella typhii tersebut.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Kapsul Cacing Bisa Sembuhkan Penyakit Tipes

Berikut 5 jenis makanan yang dilarang konsumsi saat Anda menderita tipes atau demam tifoid.

1. Makanan tinggi kalori

Dalam mekanismenya, bakteri Salmonella typhii akan menyerang sistem pertahanan ketika berhasil masuk ke dalam tubuh manusia.

"Target utama bakteri ini adalah saluran pencernaan," kata Lovira kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Pada saat infeksi bakteri tersebut masih terjadi, makanan tinggi kalori akan memaksa saluran cerna untuk bekerja lebih keras lagi.

Sehingga, ini akan meningkatkan kerja saluran cerna yang berisiko perdarahan saluran cerna pun meningkat.

Baca juga: 7 Makanan yang Harus Dihindari Saat Sembelit, dari Daging hingga Kesemek

Beberapa jenis makanan tinggi kalori adalah:

  • Kacang pistachio
  • Kismis
  • Tepung kelapa
  • Cokelat

Namun, bukan berarti tidak diperbolehkan makan sama sekali makanan yang mengandung kalori karena tubuh juga membutuhkan itu.

Hanya saja tidak boleh diporsir untuk mengonsumsi makanan berkalori dalam jumlah yang banyak dalam sehari selama sedang menderita tipes.

Penyakit

Penyakit tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot rangka.

Meski tetanus bisa dicegah, imunitas terhadap penyakit ini tidak berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu dibutuhkan injeksi booster jika seseorang mengalami luka yang rentan terinfeksi tetanus.

Artikel Lainnya: Pentingnya Ikut Imunisasi Tetanus di Sekolah

Penderita penyakit tetanus akan mengalami gejala tetanus seperti berikut ini:

  • Gejala tetanus salah satunya kaku pada bagian tubuh tertentu, seperti pada rahang dan perut hingga susah duduk
  • Gejala Kejang
  • Denyut nadi yang terlalu cepat
  • Susah menelan makanan atau minuman
  • Laju napas yang terlampau cepat
  • Peningkatan atau penurunan tekanan darah
  • Penurunan kesadaran

Artikel Lainnya: Ini yang Perlu Anda Tahu tentang Penyakit Tetanus

Penyebab tetanus timbul akibat dari serangan bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini biasanya hidup di tanah, debu, dan kotoran hewan.

Bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka dan tumbuh lebih cepat di area yang kekurangan oksigen. Jadi, semakin dalam dan semakin sempit lukanya, akan semakin sedikit oksigen yang berada di sekitarnya, dan kemungkinan terjadinya tetanus semakin besar.

Biasanya diagnosis tetanus hanya berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan secara umum. Seperti pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan denyut nadi.

Penderita tetanus tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium. Namun, ketika pasien terdapat luka yang diduga terdapat infeksi tetanus, dapat dilakukan pemeriksaan penyebab tetanus dari bakteri di laboratorium untuk menukan keberadaan bakteri.

Artikel Lainnya: Antisipasi Tetanus di Lokasi Gempa, Ini Penyebab dan Gejalanya!

Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita tetanus adalah sebagai berikut:

  • Kekakuan otot saluran pernapasan dan pita suara
  • Cedera tulang yang ditandai dengan pergeseran tulang hingga keluar dari posisi normalnya
  • Patah tulang
  • Infeksi pada paru
  • Gangguan saraf
  • Penurunan kesadaran hingga koma

Artikel Lainnya: Tetanus dan Pencegahannya

Untuk penanganan pasien tetanus, prosedur pengobatan tahap pertamanya adalah:

  • Letakkan pasien pada posisi yang aman dan nyaman
  • Jika pasien tidak sadar atau kejang, jangan berikan sendok atau memasukkan benda apa pun ke dalam mulut
  • Bantu pasien untuk melancarkan pernapasan dengan memiringkan posisi tubuh pasien. Hal ini dimaksudkan agar lidah terjatuh ke belakang
  • Segera hubungi rumah sakit atau instansi kesehatan terdekat

Artikel Lainnya: Cara Mencegah Tetanus Akibat Menginjak Paku Berkarat

Jika sudah dilakukan prosedur pengobatan tahap pertama, berikut ini tahap lanjutan yang akan dilakukan oleh rumah sakit:

  • Antibiotik
    Obat tetanus jenis antibiotik yang diberikan adalah penisilin prokain, ampisilin, tetrasiklin, metronidazol, dan eritromisin. Bila pasien menderita radang paru, pasien dapat diberi tambahan obat jenis sefalosporin.
  • Netralisasi toksin
    Sebelum memberikan serum antitetanus (ATS) pada pasien, akan dilakukan uji serum terlebih dahulu pada kulit pasien. Bila rumah sakit memiliki human tetanus immunoglobulin, obat tetanus yang dapat diberikan juga kepada pasien sebagai tambahan.
  • Antikonvulsan
    Pemberian obat obat yang dapat mencegah atau mengurangi kejang (konvulsan) juga bisa dilakukan, seperti diazepam. Obat tetanus ini juga berfungsi untuk mengatasi rasa cemas.
  • Perawatan luka
    Dilakukan setelah pemberian antitoksin ATS dan antikonvulsan.
  • Terapi suportif
    Pada tahap ini, pasien akan dibebaskan jalan napasnya kemudian diberikan oksigen. Pemberian cairan dan nutrisi serta pemantauan juga akan dilakukan.

Artikel Lainnya: Pentingnya Vaksin Tetanus untuk Korban dan Relawan Gempa

Untuk mencegah penyakit tetanus, sebaiknya Anda menerapkan hal-hal berikut ini:

  • Imunisasi secara rutin
    Termasuk imunisasi dasar difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) yang diberikan sebanyak tiga kali sejak usia 2 bulan. Imunisasi ini dilakukan dengan jarak 4-6 minggu, yang kemudian dilakukan kembali pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
  • Penanganan luka segera
    Jika mengalami luka, segera bersihkan dan berikan cairan antitetanus untuk menghindari infeksi. Terutama pada luka dalam, seperti terkena besi, terjatuh di tempat kotor, atau digigit anjing.

Klikdokter

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA