Warga bergotong-royong membuat alat komunikasi tradisional kentongan dari bambu di Kadipiro, Solo, Selasa (21/4/2020). Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo mengintruksikan warga membuat kentongan dan mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling), guna mengantisipasi potensi kriminalitas yang meningkat di tengah pandemi COVID-19 ini. ANTARA FOTO/Maulana Surya/foc. KOMPAS.com - Gotong royong menjadi kepribadian dan karakter dari masyarakat Indonesia. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata gotong royong adalah bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perilaku gotong royong dapat menyelesaikan pekerjaan dan dinikmati hasilnya bersama-sama secara asil. Gotong royong sendiri sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, khususnya mereka yang terbentuk dari komunitas. Baca juga: Contoh Kegiatan Sekolah yang Membutuhkan Gotong Royong Manfaat gotong royongDalam buku Gotong Royong (2020) oleh Sri Widayati, kata gotong oyong memiliki ciri kerakyatan, sama dengan penggunaan kata-kata demokrassi, persatuan, keterbukaan, kebersamaan, atau kerakyatan. Beberapa manfaat gotong royong, di antaranya:
Semakin banyak orang yang bekerja dalam sebuah pekerjaan, maka akan semakin meringankan pekerjaan dari masing-masing individu di dalamnya. Selain itu, gotong royong membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah untuk diselesaikan. Sehingga pekerjaan menjadi lebioh efekti dan efisien.
Gotong royong ini mampu menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan kekeluargaan antarsesama. Masyarakat yang mau melakukan gotong royong akan lebih peduli pada orang yang ada disekitarnya. Sesama individu akan rela untuk saling membantu dan tolong-menolong. Baca juga: Semangat Kekeluargaan dan Gotong Royong Dalam Berbagai Kehidupan
Pekerjaan seorang nelayan juga membutuhkan gotong royong di dalamnya. adjar.id - Adjarian, pada buku tematik kelas 4 tema 4 subtema 3, kita membaca soal yang bertajuk Sikap Gotong Royong di Kampung Nelayan. Kita baca dulu, yuk, teks tersebut! Sikap Gotong Royong di Kampung Nelayan Pak Eko tinggal di Kampung Nelayan dekat pantai. Ia dan warga desa yang lain bekerja sebagai nelayan tradisional. Baca Juga: Manfaat dan Nilai yang Terkandung dalam Gotong Royong Biasanya, Pak Eko dan enam warga lainnya berangkat pada malam hari. Mereka menggunakan perahu. Mereka bergotong royong untuk menarik jaring. Hasil ikan di hari itu dibagikan sama rata kepada 7 orang, termasuk pak Eko. Kadang-kadang ikan tersebut langsung dijual. Hasil penjualan ikan juga dibagi sama rata. Pada saat tidak pergi mencari ikan, mereka bersama-sama membetulkan jaring yang rusak. Page 2
Pekerjaan seorang nelayan juga membutuhkan gotong royong di dalamnya. Nah, setelah membaca teks di atas, yuk kita kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Apa contoh gotong royong yang dilakukan Pak Eko dan teman-temannya? Gotong royong yang dilakukan Pak Eko dan temannya adalah: - Mencari ikan bersama - Menarik jaring bersama - Bersama-sama membetulkan jaring yang rusak Baca Juga: Hubungan Makna Sila Ketiga Pancasila dengan Lambangnya 2. Sikap baik apa saja yang bisa dicontoh dari Pak Eko dan teman-temannya? Berdasarkan teks tersebut kita dapat meneladani sika-sikap baik yang dilakukan oleh Pak Eko dan temannya, yaitu: - Kerja sama Mencari ikan di laut bukanlah pekerjaan yang mudah. Malam yang gelap dan ombak yang petang membuat pekerjaan ini jadi lebih berbahaya. Tanpa kerja sama yang bagus, mereka tidak mungkin memperoleh tangkapan ikan yang maksimal. Page 3
Pekerjaan seorang nelayan juga membutuhkan gotong royong di dalamnya. Selain kerja sama di lautan, mereka juga bekerja sama ketika membetulkan jaring yang rusak. - Adil Setiap pekerja memiliki andil dalam hasil tangkapan tersebut. Untuk itu, mereka harus memperoleh hasil secara adil. Keadilan itu terlihat di mana mereka semua mendapat pembagian hasil penjualan ikan yang sama rata. Baca Juga: Contoh Sikap dan Alasan Mengapa Kita Harus Bersatu di Sekolah 3. Sikap Pak Eko dan warga Kampung Nelayan mengaplikasikan sila Pancasila. Menurutmu, sila keberapakah itu? Jelaskan! Sikap Pak Eko dan warga Kampung Nelayan mencerminkan sila kedua, ketiga, dan kelima. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila kelima: Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pak Eko dan kawan-kawannya membagi pekerjaan dan hasil tangkapan secara adil. Selain itu, mereka pun bersatu untuk mencapai tujuan yang sama, yakni mendapatkan ikan. Nah, itulah referensi jawaban terkait teks bacaan Sikap Gotong Royong di Kampung Nelayan yang bisa Adjarian gunakan, ya. Tonton video ini, yuk!
MERANTI, RIAULINK.COM - Gotong royong merupakan sikap hidup, cara kerja, dan kebiasaan yang sudah dikenal bangsa Indonesia secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Melihat hal tersebut tidak lepas apa yang dilakukan Masyarakat,dan Pemerintah desa Kedabu Rapat , Kecamatan Rangsang Pesisir dalam menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama dengan saling berbagi tugas dan saling tolong menolong pada, Selasa (21/07/2020) pagi. Kegiatan yang sudah ditetapkan tersebut berlangsung dilokasi jalan T.Ibrahim, dusun 2 desa Kedabu Rapat. Terlihat bahu membahu dalam pembersihan tali air tersebut sangat patut dijadikan contoh terhadap yang lain, bahkan beberapa warga rela masuk kedalam parit untuk membersihkan sampah-sampah serta semak-semak yang menutupi tali air. "Kekompakan ini sangat saya sanjung dan ini mengingatkan kita kepada ornag tua kita dahulu atas apa yang dilakukan dengan cara bersama-sama agar suatu tujuan bisa mudah dan selesai dengan harapan," kata Mahadi selaku Kades Kedabu Rapat dijumpai di Selatpanjang. Disampaikan Mahadi kalau Bergotong royong adalah satu kegiatan sosial yang sangat mulia tanpa pamrih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dengan demikian, kita harus saling peduli, saling menolong, serta saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, dahulu kita dengan mudah dapat menjumpai budaya gotong royong misalkan, mendirikan rumah, mengerjakan sawah, membantu tetangga yang sedang berduka dan gotong royong dirumah pesta, kerja sama tersebut bukan hanya dilakukan oleh sanak keluarga yang terkait saja, tetapi semua masyarakat dalam kampung ikut berbaur dalam kerja sama, demi proses acara dan kegiatan bisa berlangsung dengan baik, dengan bergotong royong, semua tugas berat akan menjadi lebih ringan. (Aldo). Penulis : pengelola web kemdikbudEditor : Dilihat 16186 kali |