Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…

Ilustrasi Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Foto: dok. https://unsplash.com/

Kerajaan Sriwijaya terkenal sebagai salah satu kerajaan terbesar di Indonesia. Kerajaan ini rupanya juga disebut-sebut sebagai kerajaan maritim terkuat. Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim di Indonesia? Mari simak pemaparan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Alasan Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim di Nusantara

Sebelum Indonesia berdiri menjadi sebuah negara kesatuan, kerajaan-kerajaan besar sempat menduduki wilayah Indonesia dan berdaulat di dalamnya. Salah satu kerajaan terbesar yang cukup terkenal dalam sejarah Indonesia adalah kerajaan Sriwijaya. Kerajaan tersebut rupanya banyak dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan Maritim?

Dalam buku berjudul Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan: Sejarah Nasional Indonesia yang ditulis oleh M. Junaedi Al Anshori (2011: 30) menyebutkan bahwa alasan Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai sebagai kerajaan maritim karena kehidupannya bergantung pada perdagangan laut dan kawasannya juga mengandalkan armada laut.

Ilustrasi Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Foto: dok. https://unsplash.com/

Di samping itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga semakin luas bahkan hampir seluruh wilayah Nusantara yang mulanya terpisah-pisah dapat disatukan. Tak hanya itu, Kerajaan Sriwijaya juga memiliki armada laut yang menguasai wilayah Nusantara dengan dukungan kemajuan perdagangan, terutama yang dilakukan di pelabuhan-pelabuhan.

Luasnya wilayah perdagangan laut Kerajaan Sriwijaya juga dipaparkan dalam buku berjudul Sejarah Politik dan Kekuasaan yang disusun oleh Tappil Rambe, ‎Pristi Suhendro Lukitoyo, ‎Syahrul Nizar Saragih (2019: 62) yang menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang cukup besar, karena wilayah ini dilalui oleh perdagangan internasional.

Ilustrasi Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang pernah berdiri di Indonesia. Foto: dok. https://unsplash.com/

Selain perdagangan internasional, Kerajaan yang berdiri di pulau Sumatra ini juga menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya. Maka dari itu, Kerajaan ini disebut sebagai Kerajaan Maritim terbesar bahkan terkuat di Nusantara.

Daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga terbilang cukup luas. Daerah yang dikuasai saat kerajaan ini berdiri antara lain Sumatra, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Singapura, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Thailand, Kamboja, hingga Vietnam Selatan.

Penjelasan lengkap mengenai alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dapat menambah wawasan kita khususnya dalam pengetahuan sejarah kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia. (DAP)

Textbook

Penilaian

Sriwijaya merupakan kemaharajaan maritim luar biasa pada abad VII sampai dengan abad XIII. Akan tetapi, anehnya, pengetahuan tersebut baru tergali pada abad IX. Hal ini sebagai akibat langsung diaplikasikannya ilmu sejarah kritis dalam upaya “merajut kembali” masa lalu yang raib. Tak ayal, sebiji ungkapan Ranke—sejarawan yang memberikan reaksi terhadap aliran Romantisisme—“wie es eigentlich gewessen” (history as actually happened), menjelma landasan ortodoksi sejarah. Dalam memaparkan kroniknya, O.W. Wolters berusaha melakukan pembatasan yang tegas tanpa ampun. Objektivisme dan subjektivisme diposisikan selaku dua ufuk yang senantiasa dijauhkan antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian, bagaimanapun juga, pendekatan ini masih bersifat selektif dan elitis. Hal ini merupakan sebagian dari hak prerogatif penulis guna menentukan mana peristiwa yang perlu disebutkan dan mana yang tidak. Mulanya, Sriwijaya adalah kerajaan berbasis agraris. Demi mengubah status menjadi kerajaan maritim, ada empat tahap yang dilalui, yaitu: tahap pertama (683-750), Sriwijaya masih sangat kental dengan kegigihannya dalam bidang pertanian (agraris). Tahap kedua (750-1000), Sriwijaya mulai menampakkan diri selaku kerajaan maritim. Meskipun demikian, aktifitas agraris masih tetap dilaksanakan. Tahap ketiga (1000-1200), Sriwijaya genap menjadi kerajaan maritim internasional dengan kegiatan utamanya perniagaan. Pada masa inilah, Sriwijaya menggapai masa keemasan. Tahap keempat (sesudah 1200), Sriwijaya mengalami kemunduran drastis, dan pada tahun 1377 kerajaan ini dipecundangi oleh Majapahit. Sriwijaya telah berhasil menunjukkan kedigdayaannya. Hal tersebut dilandasi oleh ketajaman visi kemaritiman serta kesadaran yang tinggi terhadap keunggulan strategis letak geografi wilayah bahari Nusantara. Kerajaan ini sanggup menjadikan perniagaan sebagai titian menggapai kebesaran. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan seorang utusan Cina ke Sriwijaya pada tahun 683 M yang dapat dianggap sebagai pertanda bahwa hubungan resmi antara Cina dan kerajaan dagang itu telah dimulai. Setelah itu, beberapa delegasi pun mulai dikirimkan pada 702, 716, 728, dan 742 M (halaman 285). Buku ini begitu menarik. Mengapa? Sebab, selain berkutat pada hal-ihwal Sriwijaya pada umumnya, penulis juga menyelipkan beberapa hal yang barangkali dinilai remeh oleh beberapa sejarawan, seperti kajian mengenai mur. Tepatnya pada halaman 125, dituturkan bahwa semasih zaman kuno, mur dikenal sebagai bdellium. Saking berkasiatnya, ia menggantikan guggulu sebagai obat pengasapan bermutu tinggi. Dalam hikayatnya, mur disebut oleh Hsu Piao selingkar tahun 500 M, dan seabad kemudian khasiat pengobatannya diketahui Chen Ch’uan. Selain itu, penulis juga menyertakan sirih (chavica aurculata miq). Tanaman yang kaya dengan kandungan zat, di antaranya hidroksikavicol, allylpyrokatekol, caryophyllene, cadinene, serta berkhasiat merangsang syaraf pusat, merangsang daya pikir, dan meningkatkan gerakan peristaltik tersebut sangat cocok dikonsumsi di daerah iklim dan tropis Asia Tenggara. Studi mendalam tentang Sriwijaya yang dilakukan O.W. Wolters akan sangat berguna bagi para akademisi, praktisi, maupun kaum penggandrung sejarah. Keintiman penulis dengan sejarah mengantarkan buku ini sanggup menghibahkan wawasan komprehensif mengenai kerajaan Sriwijaya serta gambaran awal perdagangan laut Nusantara yang berkecambah dan tumbuh pada abad III hingga abad VII. 

Menggelitik memang, jika kesuksesan niaga maritim Sriwijaya yang masyhur di serata dunia itu bukan lantaran perdagangan rempah-rempah, melainkan karena beraneka ragam jenis getah pohon yang mengantongi rimbun manfaat dalam bidang medis. Sesuatu yang membedakan buku tebal ini dengan beragam referensi lain, yang selalu mengaitkan antara kejayaan Sriwijaya dengan perdagangan rempah-rempahnya.

Indonesia dijuluki sebagai negara maritim. Ternyata, julukan tersebut berkaitan dengan sejarah negara ini pada zaman kerajaan maritim Hindu Buddha, lho. Ada kerajaan apa saja? Cari tahu di sini, yuk!

Apa yang terlintas dalam benak elo ketika diminta untuk menjelaskan tentang Indonesia? Kalau gue, sih, seketika langsung teringat negara maritim, ya. Karena, mayoritas wilayah Indonesia adalah lautan.

Nggak percaya? Wilayah Indonesia itu terdiri dari 70% lautan dan 30% daratan. Ada lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh negeri ini, dengan garis pantai lebih dari 99.000 km. Dengan luas lautan yang lebih besar daripada daratannya, maka Indonesia lebih layak dijuluki sebagai negara maritim.

Ngomong-ngomong tentang Indonesia sebagai negara maritim, ternyata ada fakta menarik yang nggak lepas dari julukan ini, lho. Ternyata, akar dari negara maritim di Indonesia itu sudah sejak zaman Hindu Buddha, guys.

Nah, di sini, gue akan merangkum sembilan kerajaan maritim Hindu Buddha di Indonesia. Materi ini termasuk bahasan di mata pelajaran Sejarah yang bakal elo pelajari di kelas 10. 

Apa saja, sih, kerajaan-kerajaannya? Yuk, simak bareng-bareng materinya di bawah ini!

Kerajaan Kutai

Kerajaan maritim Hindu Buddha yang akan kita bahas pertama adalah Kerajaan Kutai. Yap, kerajaan pertama di Nusantara, lho!

Elo mungkin sudah pernah dengar atau nggak asing lagi dengan nama yang satu ini, kan? Bisa jadi elo sering baca di buku-buku sejarah atau mendengarkan guru saat sedang menerangkan tentang kerajaan yang satu ini.

Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…
Prasasti Yupa menceritakan tentang silsilah Kerajaan Kutai. (dok. Wikimedia Commons)

Melalui prasasti Kerajaan Kutai, yaitu Prasasti Yupa, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa kerajaan ini telah ada pada kisaran abad ke-4 atau abad ke-5 Masehi dengan corak Hindu. Kerajaan Kutai terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. 

Karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan jalur perdagangan antara China dan India, maka kerajaan ini tersohor sebagai salah satu kerajaan maritim Hindu Buddha yang pernah ada di Indonesia.

Kutai menginjak masa kejayaannya ketika di bawah kepemimpinan Raja Mulawarman. Sayangnya, pada abad ke-6 terjadi perang yang menyebabkan kerajaan ini runtuh.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Kutai, baca artikel berikut: Silsilah dan Peninggalan Kerajaan Kutai.

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan maritim selanjutnya yang pernah ada di Indonesia dan penting banget untuk elo ketahui adalah Tarumanegara. Letaknya berada di sekitar aliran Sungai Citarum dan Kali Cakung dengan raja terkenalnya bernama Purnawarman. Pernah dengar nama raja ini, kan?

Kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 358 M dan mulai berkembang sejak era Raja Jayasingawarman pada 358 M sampai era Raja Linggawarman pada 669 M.

Sebenarnya, Kerajaan Tarumanegara mengandalkan sektor perekonomian, pertanian, dan peternakan. Namun, selama kekuasaan Raja Purnawarman, Tarumanegara sering mendapat kunjungan dari para penjelajah asing yang kemudian berlabuh untuk berdagang dan menyebarkan agamanya. Sehingga, Tarumanegara menjadi salah satu kerajaan bahari Indonesia. Kini, letak pelabuhannya diperkirakan ada di Tanjung Priok, Jakarta.

Lantas, bagaimana Kerajaan Tarumanegara berakhir? Kerajaan ini berakhir ketika kepemimpinan Raja Linggawarman. Jadi, dulu itu ceritanya ada penerus tahta yang bernama Tarusbawa. Ia justru mengganti nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Tarumanegara, baca artikel berikut: Silsilah dan Kehidupan Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Sriwijaya

Untuk kerajaan yang satu ini, mungkin elo juga sudah nggak asing lagi, ya? Nama “Sriwijaya” banyak digunakan pada berbagai bidang, seperti Universitas Sriwijaya, Sriwijaya Air, dan Sriwijaya FC.

Nah, yang akan kita bahas kali ini adalah Sriwijaya yang merupakan salah satu kerajaan di Indonesia ya, guys.

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan yang tersohor sebagai salah satu kerajaan maritim Hindu Buddha yang pernah ada di Indonesia. Letaknya ada di tepi Sungai Musi, Palembang. Wilayah kerajaannya meliputi Sumatera, Jawa, Kamboja, dan Thailand. Luas, kan?

Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…
Peta Wilayah Kerajaan Sriwijaya. (Dok. Wikimedia Commons)

Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Raja Dapunta Hyang pada abad ke-7 M. Nah, mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja Balaputradewa. Mengapa Kerajaan Sriwijaya bisa menjadi kerajaan yang besar?

Secara wilayah, Kerajaan Sriwijaya terletak sangat strategis karena berada di jalur lintas perdagangan dunia saat itu, yakni Semenanjung Malaka. 

Belum lagi dengan adanya dukungan armada laut yang kuat. Jadilah Kerajaan Sriwijaya mampu menguasai jalur perdagangan penting seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Itulah alasan kenapa Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang besar.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya, baca artikel berikut: Peninggalan dan Kemunduran Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Kalingga

Selanjutnya, kita berlari ke pesisir utara Pulau Jawa (Pantura). Di sana, ada kerajaan Kalingga atau Holing dengan pendirinya yang merupakan keturunan dari Dinasti Syailendra.

Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Ratu Sima (674-695).

Kerajaan ini banyak melakukan aktivitas perekonomian dalam bidang perdagangan dan pertanian. Posisinya yang strategis di pesisir laut Utara Jawa membuat perdagangan Kalingga berkembang dengan komoditas utamanya adalah emas, perak, kulit penyu, gading, hingga cula badak.

Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…
Sistem organisasi subak di Bali supaya pengairan lahan pertanian berjalan lancar (dok. Wikimedia Commons)

Di daerah pedalaman, rakyat Kalingga mengembangkan pertanian dan pembuatan minuman yang berbahan dasar dari air kelapa dan aren. Keren banget, kan, sebuah kerajaan juga bisa sukses dan jaya meskipun penguasanya seorang ratu!

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Kalingga, baca artikel berikut: Jejak Peninggalan Kerajaan Kalingga.

Kerajaan Majapahit

Setelah Kerajaan Sriwijaya, kita bahas kerajaan selanjutnya, Majapahit.

Majapahit sangat terkenal sebagai kerajaan maritim. Apalagi dengan adanya Patih Gajah Mada beserta Sumpah Palapa yang berisi janjinya untuk menyatukan Nusantara. Sudah pernah dengar tentang ini, kan?

Nah, berkat janji inilah, Majapahit berada di puncak kejayaannya dan memiliki wilayah hingga hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini. Posisi yang kuat itu juga bisa tercapai berkat kepemimpinan dari seorang raja bernama Hayam Wuruk.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Majapahit, baca artikel berikut: Silsilah dan Kejayaan Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Singasari

Nah, buat elo yang masih terus penasaran mengenai kerajaan maritim Hindu Buddha di Indonesia, gue punya beberapa daftar lagi, nih.

Kita langsung bahas Kerajaan Singasari, ya. Kerajaan ini telah ada sejak abad ke-13 dan didirikan oleh Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi. Pada dasarnya, Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang perekonomiannya didukung oleh kegiatan pertanian dan perdagangan.

Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…
Patung Ken Arok di GOR Ken Arok, Malang. (dok. Wikimedia Commons)

Kenapa perdagangan? Hal itu berkat lokasinya yang berada dekat dengan aliran sungai besar Bengawan Solo dan Brantas. Dengan lokasi yang mendukung itulah, Singasari bisa melakukan perdagangan antardaerah dengan memanfaatkan sungai tersebut. Oh iya, ekonomi kerajaan ini juga didukung oleh aspek kemaritiman yang mereka miliki pada saat itu, lho.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Singasari, baca artikel berikut: Silsilah, Pendiri, dan Peninggalan Kerajaan Singasari.

Kerajaan Kediri

Pernah dengar tentang cerita ramalan Prabu Jayabaya? Kali ini, kita bakal membahas tentang kerajaan yang ia pimpin, yaitu Kerajaan Kediri.

Kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-11. Sesuai dengan namanya, kerajaan ini berpusat di Kediri, Jawa Timur.

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Raja Jayabaya (1135-1159). Sayangnya, Kerajaan Kediri harus mengalami keruntuhan ketika Ken Arok dari Kerajaan Singasari melakukan penyerangan pada tahun 1222 M. Gimana, sudah mulai ingat lagi cerita mengenai kerajaan ini yang pernah guru elo ceritakan, belum?

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Kediri, baca artikel berikut: Pendiri, Sumber Sejarah, dan Runtuhnya Kerajaan Kediri.

Kerajaan Mataram Kuno

Selanjutnya, gue punya uraian singkat mengenai Kerajaan Mataram Kuno, nih. Namun, elo perlu tahu dulu mengenai Kerajaan Kalingga sebelum membahas kerajaan yang satu ini. Hal itu karena Mataram Kuno merupakan hasil pembagian Kerajaan Kalingga oleh Ratu Shima untuk kedua anaknya. Nah, salah satu anaknya mewarisi Kerajaan Mataram Kuno atau Medang.

Kerajaan yang satu ini mulai berkuasa di daerah Pulau Jawa, tepatnya di Kedu (poros Kedu meliputi wilayah Kabupaten Magelang dan Sleman khususnya sekitar Candi Prambanan), Yogyakarta, hingga Surakarta sejak tahun 752 M hingga 1045 M. Mataram Kuno juga hampir sama dengan yang kerajaan lainnya yang mengandalkan sektor hasil bumi untuk menunjang perekonomiannya.

Nah, lokasi kerajaannya berada di antara rute perdagangan antarpulau di Nusantara, yaitu Maluku dan Selat Malaka. Karena itu, Mataram Kuno jadi ikut terlibat dalam aktivitas kemaritiman serta ikut dalam perdagangan internasional yang ada.

Oleh karena itu, Mataram Kuno menjadi salah satu kerajaan maritim Hindu Buddha di Indonesia yang pamornya cukup besar. 

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno, baca artikel berikut: Sumber Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Medang Kamulan

Kerajaan selanjutnya merupakan sambungan dari sebelumnya, guys. Setelah menguasai wilayah Kedu, Yogyakarta, hingga Surakarta, Kerajaan Mataram Kuno kemudian memindahkan pusat kerajaannya ke Jawa Timur, tepatnya ke daerah Jombang.

Pemindahan pusat pemerintahan tersebut dilakukan pada masa pemerintahan Mpu Sindok, yang merupakan raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno, sekaligus raja pertama Kerajaan Medang Kamulan.

Kenapa, sih, harus dipindahkan? Alasannya, untuk mengamankan pusat pemerintahan dari letusan Gunung Merapi, guys. Ya, memang pemindahannya waktu itu dinilai terburu-buru, karena ada bencana letusan Gunung Merapi.

Namun, di luar itu, sebenarnya Mpu Sindok sudah mempertimbangkan kepindahannya ke Jawa Timur. Hal itu karena di Jawa Timur ada Sungai Brantas yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai jalur perdagangan ke seluruh Nusantara dan perdagangan internasional.

Nah, Mpu Sindok atau yang bergelar Sri Isanawikramottunggadewa diperkirakan memerintah sejak 929 M hingga 949 M. Keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan adanya prasasti Paradah dan prasasti Anjuk Ladang yang ditemukan di Jawa Timur. Kedua prasasti itulah yang menyatakan bahwa Watugaluh merupakan ibukota Kerajaan Medang Kamulan.

Untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Medang Kamulan, baca artikel berikut: Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Medang Kamulan.

Nah, itu dia uraian singkat mengenai beberapa kerajaan maritim Hindu Buddha di Indonesia. Tapi, tapi, guys. Elo penasaran, nggak, sih, gimana pengaruh peninggalan kerajaan Hindu Buddha tersebut di Indonesia? Kita bahas bareng-bareng, yuk!

Pengaruh Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Elo tentu sudah mengetahui bahwa setiap kerajaan itu pasti meninggalkan jejak. Faktanya, memang ada banyak peninggalan dari kerajaan maritim Hindu Buddha di Indonesia.

Salah satu yang paling terkenal dan sempat masuk 7 keajaiban dunia itu Candi Borobudur. Buat elo yang belum pernah ke sana, ayo segera berkunjung! Apalagi sebentar lagi bakal ada pembatasan pengunjung untuk memudahkan konservasi.

Barangkali saat nanti elo berkunjung ke sana jadi tergugah buat ikut melestarikan peninggalan bersejarah dari kerajaan maritim Hindu Buddha. Lebih penting lagi, kalau elo mau belajar hal-hal mengenai Indonesia yang super kaya akan budaya dan kisah-kisah masa lalunya.

Gimana, udah makin paham dengan materi Sejarah di kelas 10 ini? Kalau elo lebih suka belajar lewat video, Zenius udah siapin kok! Langsung aja klik banner di bawah ini, ya.

Kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di indonesia adalah…

Contoh Soal dan Pembahasan Kerajaan Maritim Hindu Buddha di Indonesia

Gimana gimana, seru, kan, membahas tentang kerajaan bercorak Hindu Buddha yang bergerak dalam sektor maritim di Nusantara? Namun, kurang lengkap rasanya kalau belum mengerjakan latihan soal. Maka dari itu, yuk, kita bareng-bareng mengerjakan contoh soal di bawah ini!

Contoh Soal 1

Raja yang membawa Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya adalah….

A. Kudungga.B. Dharmasetia.C. Aswawarman.D. Mulawarman.

E. Dewawarman.