Kenapa bandung disebut gumi keris


Penulis: Arnoldus Dhae - 01 February 2017, 13:11 WIB

KETUA DPRD Badung, Bali, Putu Parwata akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalagunaan wewenang terkait perizinan di Kabupaten Badung. Parwata ditetapkan sebagai tersangka oleh Ditreskrimsus Polda Bali sejak Senin (30/1) dalam pemeriksaan kasus pemerasan terhadap pengusaha kondotel yang hendak melakukan izin usaha pada 2016 lalu.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, Kombes Kenedy menjelaskan, penetapan status tersangka kepada pentolan Partai PDI Perjuangan ini setelah dipastikan Putu Parwata meminta sejumlah uang kepada salah satu pengusaha kondotel untuk memuluskan perizinannya di wilayah Kuta Selatan. “Sekarang (Putu Parwata) sudah resmi jadi tersangka,” ujarnya saat dikonfirmasi di Polda Bali, Rabu (1/2).

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Putu Parwata sudah sempat diperiksa sebagai saksi, pada 2 November 2016 lalu dan polisi telah melakukan penyelidikan kasus ini selama 3 bulan.

Pihak pengusaha kondotel kecewa setelah Putu Parwata menerima uang, izin usahanya tidak kunjung keluar. "Tidak terima dirinya dibohongi, pengusaha kondotel tersebut merugi dan akhirnya melaporkan kasus ini ke Polda Bali," ujar Kenedy.

Meski politisi senior ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik masih terus mengumpulkan alat bukti dan pemeriksaan saksi-saksi lainnya untuk melengkapi berkas pemeriksaan tersangka Putu Parwata.

Kasus ini mencuat ke publik berawal dari surat kaleng yang masuk ke Ditreskrimsus Polda Bali. Dalam surat kaleng disebut tentang adanya dugaan jual beli perizinan kondotel di Gumi Keris yang menyeret nama Ketua DPRD Badung, Putu Parwata.

Sebelumnya, sekitar 2015 lalu, Putu Parwata juga pernah berurusan dengan Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan penyerobotan jalur hijau di kawasan Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung. Namun pada saat itu, Parwata menjadi Komisaris PT Pada Bagia yang merupakan pemilik Penarungan Residence.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja menjelaskan dalam kasus yang menyeret Ketua DPRD Badung tersebut, sudah ada 14 nama yang diperiksa oleh Polda Bali. Namun dari 14 nama tersebut ada yang masih status sebagai saksi.

“Sudah ada 14 saksi yang diperiksa. Saat ini yang sedang dilakukan penyidik adalah memeriksa saksi-saksi secara projustitia,” ujarnya. Menurut Hengky, Putu Parwata melanggar Udang Undang Tipikor Pasal 2, 3, 11, dan 12. (OL-4)

Kenapa bandung disebut gumi keris

Mengenal Ritual dan Tradisi ‘Napak Pertiwi’ Dari Bali /Instagram/@md_becool

RINGTIMES BALI – Berita yang sebelumnya sempat heboh terkait seorang pelajar yang tewas akibat tertusuk keris dalam ritual napak pertiwi.

Ritual tersebut dilaksanakan di Sanggar Pekandelan Puri Agung Jro Kuta di Denpasar Utara pada hari Kamis, 4 Februari 2021 yang lalu.

Lalu apakah arti dari tradisi napak pertiwi? Dalam artikel ini akan membahas mengenai tradisi dan prosesi ritual tersebut.

Baca Juga: Pelajar Tewas Tertusuk Keris Saat Menari Rangda Upacara Napak Pertiwi di Denpasar

Napak pertiwi artinya menginjak atau turun ke bumi. Upacara napak pertiwi dilakukan dengan tujuan agar Ida Bhatara atau tuhan bersedia turun ke bumi untuk memberikan keselamatan dan melindungi desa dari segala musibah.

Tradisi napak pertiwi hampir sama dengan upacara ‘Karya Pengurip Gumi’ Pura Luhur Batukaru di Tabanan, yang terakhir kali dilaksanakan pada bulan Januari 2020.

>

Ritual napak pertiwi diawali dengan upacara mecaru kemudian dilanjut dengan tarian atau yang disebut ritual ngurek. Dilansir Ringtimesbali.com dari website hindu.web.id.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Tradisi Makepung di Jembrana

Mecaru berasal dari kata ‘caru’ yang artinya korban suci. Caru ditujukan kepada para bhuta untuk memperoleh keseimbangan sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung yang dapat berguna bagi kehidupan.

Sedangkan tradisi ngurek berasal dari kata ‘urek’ artinya menusuk.

  • 2018-11-26 00:00:00
  • Oleh: badungkab
  • Dibaca: - Pengunjung
Kenapa bandung disebut gumi keris

Segi lima sama sisi

  • Bentuk dasar segi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar falsafah hidup bangsa Indonesia.
  • Warna dasar biru laut melambangkan wilayah Kabupaten Badung berbataskan gunung dan laut yang merupakan lambang kesuburan dan kenyamanan.

Meru tumpang 11 (sebelas)

  • Meru berarti gunung yang melambangkan alam semesta atau bhuwana lambang kedamaian dan kemakmuran.
  • Tumpang 11 (sebelas) melambangkan tingkat alam yang tertinggi dari semua arah ( eka dasa dhik lokapala ).

Keris

  • Keris adalah pusaka suci (pajenengan) melambangkan keberanian, kekesatriaan dan mencerminkan semangat Puputan Badung.
  • Luk tiga pada keris melambangkan “Tri Kisinanggeh Satria“, yaitu tiga hal yang mewujudkan sifat kesatriya :
  1. arta yang berarti benda atau kekayaan materiil;
  2. otot yang berarti kekuatan pisik/kesehatan tubuh; dan
  3. kepradnyan yang berarti ilmu pengetahuan.

Padi dan Kapas yang diikat dengan 11 (sebelas) kali gulungan tali

  • Padi dan Kapas melambangkan sandang dan pangan.
  • Padi sebanyak 16 (enam belas) butir, Tali pengikat sebanyak 11 ( sebelas) gulungan, dan Kapas sebanyak 9 ( sembilan) lembar, melambangkan tanggal 16 Nopember 2009, sebagai hari ditetapkannya Mangupura sebagai ibu kota Kabupaten.

Ketentuan warna pada logo

  • Dasar Lambang berwarna biru laut.
  • Meru tumpang 11 (sebelas) berwarna putih.
  • Keris berwarna hitam.
  • Gagang keris berwarna kuning cendana.
  • Buah padi berwarna kuning emas.
  • Bunga kapas berwarna putih dengan daun berwarna hijau.
  • Tali pengikat padi kapas berwarna hitam.
  • Dasar tulisan pada pita berwarna putih.
  • Motto “ Çura Dharma Rak?aka ” berwarna merah.

Arti warna pada logo

  • Warna dasar biru laut mengandung arti sumber kesejahteraan.
  • Warna putih mengandung arti kesucian.
  • Warna hitam mengandung arti kekuatan, ketegasan, dan keteguhan.
  • Warna kuning emas mengandung arti keluhuran/keagungan.
  • Warna kuning cendana mengandung arti kemakmuran.
  • Warna hijau mengandung arti kesuburan.
  • Warna merah mengandung arti keperwiraan/keberanian.

More Image Download Here : 

https://drive.google.com/open?id=1utOLJDRjotx5u3huCPwESyQJ8LOOqKv5

Setiap daerah memiliki julukan yang menunjukkan identitas wilayahnya. Jakarta Kota Metropolitan, Bandung Kota Kembang, Surabaya Kota Pahlawan, Bali Pulau Dewata merupakan julukan-julukan yang sudah melekat dan menjadi identitas. Pulau Bali saja punya banyak julukan lagi, seperti Pulau Seribu Pura dan The Island of Paradise.

Gak provinsinya saja yang punya julukan. Ternyata setiap kabupaten/kota di Bali punya julukannya masing-masing. Ada yang dijuluki karena sejarah daerahnya, tradisi khas, bentuk wilayah, situasi daerah, hingga makanan khas daerahnya. Berikut masing-masing julukan kabupaten/kota di Bali.

Baca Juga: 7 Doa Agama Hindu Supaya Mendapatkan Kedamaian Hidup

1. Kota Denpasar dijuluki sebagai Parijs Van Bally

Kenapa bandung disebut gumi keris
@pullmanbali via instagram.com/sscibali

Kota Denpasar adalah jantung Ibu Kota Provinsi Bali. Kota Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan industri, pusat pendidikan, dan juga beberapa wilayah di Denpasar menjadi pusat pariwisata. Luas wilayahnya 127,98 km² atau 2,18 persen dari luas Pulau Bali yang terdiri dari empat wilayah kecamatan, 27 desa, dan 16 kelurahan.

Kota Denpasar memiliki motto atau slogan “Purradhipa Bhara Bhavana” yang bermakna kewajiban pemerintah adalah meningkatkan kemakmuran rakyat. HUT Kota Denpasar diperingati setiap 27 Februari.

Kota Denpasar dijuluki sebagai Parijs Van Bally. Menurut berbagai sumber, konon julukan tersebut sudah melekat sejak zaman penjajahan Belanda yang menganggap Denpasar sebagai Parisnya Bali. Paris dalam Bahasa Belanda disebut Parijs.

Denpasar dijuluki sebagai Parisnya Bali karena Denpasar mirip dengan Paris sebagai pusat perbelanjaan dan juga pusat fashion baik tradisional maupun modern. Selain itu, Kota Denpasar juga memiliki ikon yang dianggap seperti Menara Eiffel di Paris, yakni Monumen Bajra Sandhi yang terletak di tengah-tengah Lapangan Puputan Margarana, Renon.

2. Kabupaten Badung dijuluki sebagai Gumi Keris dan Hawaii Van Bally

Kenapa bandung disebut gumi keris
instagram.com/anastasia_lut

Badung merupakan kabupaten yang berada paling selatan Bali. Namun bentuk wilayahnya memanjang dari selatan sampai utara. Jika dilihat dari peta, memanjangnya membelah hampir tepat di tengah-tengah Pulau Bali.

Karena bentuk wilayah yang memanjang itulah, Kabupaten Badung dikenal sebagai julukan Gumi Keris. Bentuk wilayah Badung dianggap menyerupai sebuah keris, di mana wilayah Badung Selatan Selatan mirip seperti gagang, Badung Tengah seperti lekukan keris, dan ujung kerisnya ada di Badung Utara.

Kabupaten Badung memiliki luas wilayah 418,52 Km² atau 7,43 persen luas Pulau Bali. Wilayah Badung terdiri dari enam kecamatan, 16 kelurahan, dan 46 desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2009, pada tanggal 16 November 2009 ditetapkan Mangupura sebagai Ibu Kota Kabupaten Badung. Sehingga HUT Ibu Kota Badung diperingati setiap 16 November. Badung memiliki motto atau slogan “Ҫura Dharma Raksaka” yang memiliki arti kewajiban pemerintah adalah melindungi kebenaran (Rakyat).

Selain Gumi Keris, ada lagi satu julukan untuk Kabupaten Badung, yakni Hawaii Van Bally. Julukan ini disematkan karena pantai-pantai di Badung dianggap serupa dengan di Kepulauan Hawaii. Kalau dilihat-dilihat memang banyak pantai di wilayah Badung yang menjadi destinasi wisata favorit dan ramai dikunjungi wisatawan. Misalnya Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Pantai Melasti, Pantai Nyang-nyang, Pantai Tegal Wangi, Pantai Batu Belig, Pantai Canggu, dan sejumlah pantai eksotis lainnya.

3. Jembrana dijuluki sebagai Gumi Mekepung

Beralih ke bagian paling barat Bali, ada kabupaten bernama Jembrana dengan Ibu Kota bernama Negara. Luas wilayah Jembrana mencapai 841,80 Km² atau 14,96 persen dari luas Pulau Bali. Secara administrasi, Kabupaten Jembrana terdiri dari lima kecamatan serta 51 desa/kelurahan. Hari Jadi Kabupaten Jembrana diperingati setiap tanggal 15 Agustus.

Sedangkan motto atau semboyan Jembrana adalah “Tri Ananta Bhakti” yang bermakna arti tiga pengabdian yang kekal. Adapun tiga pengabdian kekal yang dimaksud adalah mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah air, dan mengabdi kepada hidup. Soal julukan, Kabupaten Jembrana terkenal karena tradisinya. Jembrana dijuluki sebagai Bumi Makepung, karena hanya di Jembrana ada tradisi balap kerbau seperti karapan sapi yang ada di Madura.

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tradisi Makepung ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Makepung memiliki sedikit perbedaan dengan karapan sapi Madura. Jika karapan sapi di Madura menggunakan sapi, Makepung menggunakan kerbau.

Tidak hanya itu, lintasan yang digunakan juga berbeda. Jika karapan sapi dilakukan di tanah lapang, Makepung memiliki lintasan tersendiri yang dikenal dengan “jalan usaha tani” dan memiliki panjang lintasan sekitar dua kilometer. Untuk melestarikan tradisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana mengadakan festival Makepung setiap tahunnya.

4. Buleleng dijuluki Bumi Panji Sakti dan Kota Pendidikan

Selanjutnya di bagian utara Pulau Dewata ada Kabupaten Buleleng dengan Ibu Kota Singaraja. Kabupaten Buleleng memiliki luas 1.365,88 Km2 atau 24,25 persen dari luas Provinsi Bali. Secara administrasi Kabupaten Buleleng terdiri dari sembilan Kecamatan, 129 Desa, dan 19 Kelurahan.

Slogan atau motto dari Kabupaten Buleleng adalah Singa Ambara Raja yang menggambarkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Kabupaten Buleleng. Hari Jadi Kota Singaraja diperingati setiap tanggal 30 Maret.

Buleleng mendapat julukan karena sejarah kepahlawanannya. Buleleng dikenal sebagai Bumi Panji Sakti. Berdasarkan sejarah, sekitar tahun 1660-an, Buleleng pernah diperintah oleh seorang raja yang memiliki kesaktian luar biasa bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Buleleng kala itu maju sangat pesat. Bahkan Kerajaan Blambangan, Pasuruan, dan Jembrana ditaklukkan olehnya.

Sementara di Ibu Kota Singaraja, banyak masyarakat dari berbagai daerah melanjutkan pendidikannya di kota. Sehingga tak ayal Buleleng, tepatnya Singaraja mendapat julukan sebagai Kota Pendidikan. Satu perguruan tinggi yang besar di Singaraja adalah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).

5. Karangasem Dijuluki Gumi Lahar dan Gumi Megibung (Magibung)

Kenapa bandung disebut gumi keris
IDN Times/Irma Yudistirani

Di bagian timur Pulau Bali ada Kabupaten Karangasem dengan Ibu Kota Amlapura. Karangasem memiliki luas wiklayah 839,54 Km2 atau 14,90 persen dari luas Provinsi Bali. Secara administrasi Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 Kecamatan, 75 Desa, dan 3 Kelurahan.

Kabupaten Karangasem memiliki motto atau slogan Raksakeng Dharma Prajahita yang bermakna berkat perlindungan dharma atau agama untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Sekadar diketahui, pura terbesar di Bali yakni Pura Besakih terletak di Karangasem. Adapun Hari Jadi Kota Amlapura diperingati setiap tanggal 22 Juni.

Mengenai julukan, Karangasem dikenal karena kondisi wilayahnya. Kabupaten ini memiliki gunung tertinggi di Bali yakni Gunung Agung. Gunung aktif ini pernah meletus hebat pada tahun 1963. Sehingga Karangasem dijuluki Gumi Lahar, karena kabupaten ini paling terdampak muntahan lahar pada saat Gunung Agung meletus.

Selain Gumi Lahar, Karangasem juga terkenal karena tradisinya sebagai Gumi Megibung. Karena kabupaten ini memiliki tradisi khas makan bersama dan saling berbagi. Tradisi Megibung pun sudah masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Masyarakat yang akan megibung dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok maksimal berisi delapan orang dengan posisi duduk secara bersila agak miring, mengitari gibungan (makanan) dari arah putaran ke kanan.

Menurut sejarah, konon tradisi Megibung dimulai sejak tahun 1614 Caka atau tahun 1692 Masehi, saat seorang raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, berperang menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sasak. Kala para prajurit sedang istirahat makan, raja kemudian membuat aturan makan bersama dengan posisi melingkar.

Baca Juga: Tradisi Unik di Karangasem, 5 Adab Megibung yang Tak Boleh Dilanggar

6. Klungkung berjuluk Gumi Serombotan

Kenapa bandung disebut gumi keris
cookpad.com/ni ketut suriasih

Selanjutnya ada Kabupaten Klungkung dengan Ibu Kota Semarapura. Kabupaten Klungkung memiliki luas wilayah 315 Km2 atau 5,60 persen dari luas Pulau Bali. Secara administratif, Klungkung terdiri dari 4 kecamatan, 53 desa, dan enam kelurahan. Klungkung memiliki motto atau semboyan "Dharmaning Ksatrya Mahottama" yang berarti kewajiban seseorang berjiwa ksatria sungguh mulia. Hari Jadi Semarapura diperingati setiap tanggal 28 April.

Kabupaten Klungkung terkenal dengan makanan khas yang menjadi identitasnya. Klungkung mendapatkan julukan Gumi Serombotan. Sayur serombotan adalah racikan dari berbagai sayuran. Jika dilihat sekilas, serombotan mirip dengan pecel. Meski sama-sama berbahan sayur dan bumbu kacang, namun masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri.

Sayur serombotan yang lazim disatukan dalam satu wadah berisi sayur kangkung, tauge, kacang panjang, bayam, pare, dan terung bulat. Ada yang direbus, ada juga yang disajikan mentah. Biasanya memakai dua sambal yakni sambal kelapa dan sambal kacang. Citarasanya pun berbeda dengan pecel.

7. Tabanan dijuluki sebagai Lumbung Berasnya Bali

Kenapa bandung disebut gumi keris
instagram.com/curlsonarol

Kabupaten Tabanan memiliki luas wilayah 839,33 Km2 atau 14,90 persen dari luas Pulau Bali. Secara administratif, Tabanan terdiri dari 10 kecamatan, 133 desa/kelurahan. Kabupaten Tabanan memiliki motto atau semboyan "Sadhu Mawang Anuraga" yang berarti setia dan bijaksana dalam menjalankan dharma demi kecintaan pada rakyat. Hari jadi Tabanan diperingati setiap tanggal 29 November.

Kabupaten Tabanan dijuluki sebagai Lumbung Berasnya Bali karena terkenal sebagai penghasil padi terbesar di Provinsi Bali. Lahan pertanian cukup luas, tanahnya yang subur, dan mayoritas penduduknya masih bekerja di bidang pertanian. Satu kawasan pertanian yang dijadikan objek wisaya di Tabanan, yakni Jatiluwih bahkan dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia.

Selain terkenal karena pertaniannya, Tabanan juga memiliki sejumlah objek wisata populer seperti objek wisata danau Beratan Bedugul, Tanah Lot, Kebun Eka Karya Bedugul, Taman Kupu-kupu, Museum Subak, Air Panas Penatahan, Alas Kedaton, dan masih banyak lagi.

8. Gianyar dijuluki sebagai Gumi Seni

Kenapa bandung disebut gumi keris
ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Wilayah selanjutnya adalah Kabupaten Gianyar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 368 Km2 atau 6,53 persen dari luas wilayah Pulau Bali. Secara administratif, Gianyar terdiri dari tujuh kecamatan, 64 desa, dan enam kelurahan. Kabupaten Gianyar memiliki motto atau semboyan "Dharma Raksata Raksita" yang berarti barang siapa yang berbuat dharma (Kebenaran), maka ia akan dilindungi oleh dharma itu sendiri. Hari Jadi Kota Gianyar diperingati setiap tanggal 2 April.

Kabupaten Gianyar selama ini dikenal dengan julukan Gumi Seni. Sebetulnya setiap kabupaten di Bali memiliki seni budaya masing-masing. Namun di Gianyar ada sejumlah kesenian yang menandakan majunya kehidupan seni sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Misalnya relief Candi Gunung Kawi yang menghiasi tebing, situs Goa Gajah, relief Yeh Pulu, dan peninggalan seni lainnya yang kini menjadi cagar budaya.

Tidak hanya seni pahat. Gianyar juga gudangnya seniman seni rupa, seni tari, karawitan, dan seni lainnya. Jika dilihat di sepanjang kawasan pariwisata banyak warga Bali yang memiliki museum atau galeri seni yang merupakan hasil olah cipta, rasa, dan karsa mereka.

9. Bangli mendapat julukan sebagai Kabupaten Dingin di Bali

Kabupaten terakhir adalah Kabupaten Bangli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 520,8 Km2 atau 9,24 persen dari luas wilayah Provinsi Bali. Secara administrasi Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 wilayah Kecamatan dan 72 desa/kelurahan. Kabupaten Bangli memiliki motto atau semboyan "Bhukti Mukti Bhakti" yang bermakna suatu pengabdian berbakti kepada Tuhan dan Negara untuk mewujudkan cita-cita luhur, yaitu masyarakat adil serta makmur. Hari Jadi Kota Bangli diperingati setiap tanggal 10 Mei.

Kabupaten Bangli mendapatkan julukan sebagai Kabupaten Dingin di Bali. Suhu udara Bangli rata-rata berkisar 24,90 Celsius dengan tingkat kelembaban 88 serta curah hujan  berkisar 797 mm per tahun. Di bagian selatan dataran rendah dan di utara merupakan pegunungan yaitu Pucak penulisan dan Gunung Batur. Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten yanng tidak memiliki garis pantai. Bangli hanya memiliki satu danau, yakni Danau Batur.

Di sisi lain, ada pula yang menjuluki Bangli dengan sebutan Gumi Loloh. Loloh merupakan jamu tradisional Bali. Loloh yang terkenal dari Bangli adalah Loloh Cemcem. Loloh ini diproduksi di Desa Penglipuran, berbahan dasar utama daun kecemcem dan beberapa bahan penyusun lainnya. Minuman ini memiliki cita rasa yang unik dan dipercaya berkhasiat mengobati panas dalam, melancarkan sembelit, serta menurunkan tekanan darah.