Kapan waktu sikat gigi yang paling baik?

Jakarta - Ketika sikat gigi dilakukan secara sembarangan, meski rutin, gigi tetap bisa terkena karies yang berujung pada lubang di gigi. Hal ini karena manfaat dari menyikat tak maksimal sehingga perlindungan pada gigi juga tak efektif.

Para ahli gigi pada umumnya mengatakan bahwa waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah setelah sarapan dan juga sebelum tidur. Pada dua waktu tersebut sisa-sisa makanan rentan menempel di gigi untuk waktu yang lama membuat bakteri di mulut berkesempatan untuk membuat asam.

Baca juga: Supaya Maksimal, Sikat Gigi Baiknya Berapa Menit?

"Pada umumnya pasti setelah sarapan karena makanan yang menempel pada gigi akan bersih kemudian saat mau tidur, karena tanpa aktivitas di mulut itulah yang menyebabkan bakteri berkembang di gigi. Yang menggosok gigi saat mandi padahal belum makan itu salah," kata Profesor Heriandi Sutadi, drg. SpKGA(K), PhD, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ketika dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (25/11/2015).

Profesor Dr Melanie S. Djamil, drg, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti juga menambahkan kebiasaan pada orang barat ada juga yang menyikat gigi sehabis makan siang. Pada intinya adalah menyesuaikan waktu sikat gigi dengan waktu makan.

Oleh karena itu bila orang tua ingin membiasakan anaknya untuk menyikat gigi, Prof Melanie mengatakan jangan sikat gigi anak saat mandi sebelum makan. Kebiasaan tersebut harus diterapkan bahkan sejak anak masih bayi.

"Untuk anak yang malamnya harus minum susu, setelah minum susu beri air putih untuk kumur-kumur gunanya untuk menjaga keasaman rongga mulut," pungkas Prof Melanie.

Baca juga: Perhatikan, Begini Caranya Menyikat Gigi yang Sehat dan Benar (fds/vit)

Dokter gigi spesialis konservasi Dewi Isroyati dari Universitas Indonesia mengatakan harus ada jeda dari waktu makan dan menyikat gigi, setidaknya 30 menit, agar kandungan asam yang berasal dari glukosa sudah menurun.

"Glukosa dari makanan menghasilkan asam di rongga mulut yang menyebabkan hilangnya ion, membuat gigi dapat berlubang, kandungan asam akan turun dalam 20-30 menit," kata Dewi, Senin (2/5).

Bila menyikat gigi dilakukan persis setelah makan, kandungan asam dalam rongga mulut masih banyak dan justru akan menyebarkan asam ke seluruh gigi akibat disikat. Itulah mengapa, waktu terbaik menyikat gigi adalah ketika kandungan asam sudah menurun. "Baru saat itu kita sikat untuk bersihkan sisa asam," kata dia.

Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung flouride berfungsi mengembalikan lagi mineral di gigi.

Di sisi lain, ia mengingatkan untuk rajin menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur karena sisa asam yang tidak dibersihkan juga bisa berakibat buruk bagi gigi. Asam yang menetap akan menyebabkan proses demineralisasi atau hilangnya ion dalam rongga mulut.

Bukan cuma soal waktu menyikat, tekanan saat menyikat gigi juga harus diperhatikan. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah abrasi gigi. Pilihlah sikat gigi dengan bulu lembut dan ujung yang kecil sehingga bisa lebih menjangkau ujung gigi sehingga rongga mulut lebih bersih.

Dewi mengingatkan untuk terus menjaga kesehatan gigi dan mulut, memastikan tidak ada gigi berlubang agar tidak terganggu ketika menyantap aneka makanan, termasuk makanan yang manis seperti kue-kue lebaran. "Kalau pada dasarnya gigi sehat,kalau kita minum atau makan yang manis tidak akan bermasalah," kata dia. (Ant/OL-12)

Sikat gigi memiliki kualitas yang berbeda-beda, ada yang cepat rusak bulu sikatnya, ada yang tahan dipakai untuk waktu yang lama. Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan seberapa sering kita mengganti sikat gigi. Ketika kita melihat bulu sikat gigi sudah rusak, saat itulah biasanya kita mengganti sikat gigi. Namun, benarkah tindakan tersebut? Mari kita simak fakta-faktanya.

Mengapa harus mengganti sikat gigi?

Tahukah Anda bahwa mulut adalah salah satu sumber bersarangnya bakteri? Ya, itulah mengapa menjaga kesehatan mulut sangatlah penting, sebab mulut menjadi tempat pertama terjadinya pencernaan makanan.

Makanan yang kita makan akan dicerna di mulut dengan enzim-enzim yang ada pada mulut. Lalu proses pencernaan makanan dilanjutkan ke kerongkongan, dicerna oleh lambung, lalu diserap oleh usus. Terbayang bukan jika mulut kita tidak sehat? Bakteri akan ikut masuk ke dalam bagian tubuh lainnya.

Menjaga kesehatan mulut dapat dilakukan dengan rajin menyikat gigi. Menyikat gigi pun harus dilakukan dengan benar dan mencapai ke ujung gigi, sebab bakteri dapat berkembang biak di tempat-tempat tersembunyi pada bagian gigi.

Gerakannya harus dilakukan dengan cara memutar, tidak hanya searah. Kita pun harus memilih sikat gigi yang nyaman dipakai dan tidak melukai gusi.

Nah, Anda mungkin tidak sadar ketika sedang menyikat gigi, bakteri atau mikroorganisme dapat berpindah ke sikat gigi. Tempat untuk menaruh atau menyimpan sikat gigi pun belum tentu steril.

Seperti yang biasanya orang-orang lakukan, sikat gigi biasanya disimpan di tempat terbuka di dekat toilet, hal ini tentu yang bisa menjadi salah satu penyebab sikat gigi kita dihinggapi mikroorganisme.

Belum lagi, setelah menyikat gigi, sikat gigi akan basah, menyebabkan risiko bakteri berkembang cukup besar. Itulah mengapa penting bagi setiap orang untuk rutin mengganti sikat gigi.

Tetapi Anda tidak perlu khawatir, sebab belum cukup banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa bakteri yang bersarang pada sikat gigi mampu menyebabkan penyakit pada bagian mulut. Masalah gigi dan mulut biasanya disebabkan karena bakteri yang ada pada mulut sendiri.

Odol atau pasta gigi yang digunakan biasanya memiliki komponen anti-germ, di mana komponen ini mampu membuat mikroorganisme sulit bertahan. Tetapi, mikroorganisme menyukai tempat yang lembap sehingga Anda harus memastikan sikat gigi selalu kering setelah dipakai dan taruhlah sikat gigi pada tempat yang kering.

Kapan sebaiknya mengganti sikat gigi?

Berdasarkan informasi dari American Dental Association, ternyata sebaiknya kita mengganti sikat gigi setiap tiga sampai empat bulan sekali.

Jika Anda menggunakan sikat gigi yang dapat diganti kepalanya atau sikat gigi elektrik, gantilah kepala sikat itu dalam jangka waktu tiga sampai empat bulan.

Jika bulu sikat telah rusak, sebaiknya juga segera diganti. Bulu sikat yang telah rusak dapat melukai gusi, membuat gusi menjadi berdarah.

Namun, selain karena bulu sikat yang rusak, gusi yang berdarah bisa juga disebabkan karena gusi yang sensitif. Jika hal ini terjadi berkali-kali, periksakan ke dokter sehingga Anda tahu produk perawatan gigi dan gusi yang baik untuk Anda.

Jadi, jika gusi Anda sensitif, jangan sampai menunggu bulu sikat rusak baru mengganti sikat gigi. Perdarahan pada gusi tidak boleh disepelekan.

Selain itu, sikat gigi anak-anak harus lebih sering diganti dibanding orang dewasa. Anak-anak sering menggigit sikat gigi, jadi kemungkinan bulu sikat giginya akan lebih cepat rusak dibanding dengan milik orang dewasa.

Tidak hanya tekstur bulu sikat, Anda juga harus memperhatikan perubahan warna pada sikat. Jika sikat sudah berubah warna, saat itulah Anda sudah harus mengganti sikat gigi.

Bagaimana cara merawat dan membersihkan sikat gigi?

Selain memperhatikan bulu sikat dan rajin mengganti dengan yang baru, Anda juga perlu memperhatikan cara merawat dan membersihkan sikat gigi.

Berikut ini adalah tips untuk merawat dan membersihkan sikat gigi.

  • Jangan menaruh sikat gigi pada tempat yang tertutup. Sebaiknya sikat gigi ditaruh di tempat yang terbuka agar cepat kering. Hal ini untuk mencegah bakteri semakin bersarang di sikat gigi Anda.
  • Jika sikat gigi Anda memiliki penutup sikat, seperti kebanyakan produk yang ditawarkan, ada baiknya menunggu sikat kering dulu sebelum memakaikan penutupnya.
  • Bersihkan sikat gigi dengan air keran. Jika Anda memang khawatir kuman berkembang biak di sikat gigi Anda. Anda bisa membersihkannya dengan memakai obat kumur yang memiliki kandungan antiseptik atau alkohol. Obat kumur dengan kandungan hidrogen peroksida dikatakan ampuh untuk mencegah mikroorganisme berkembang di bulu sikat.
  • Taruh di tempat terbuka. Seperti yang sudah disebutkan di atas, hal ini dilakukan supaya sikat lebih cepat kering. Tidak masalah jika sikat ditaruh bersamaan dengan sikat gigi orang lain, tetapi yang perlu diingat adalah jangan pernah memakai sikat gigi yang sama bersama orang lain.

Itulah beberapa tips seputar mengganti sikat gigi serta perawatannya. Yuk, selalu perhatikan kebersihan gigi dan mulut, termasuk menjaga kebersihan sikat gigi yang Anda gunakan sehari-hari.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Kapankah waktu menggosok gigi yang tepat?

Sikat gigi sebelum tidur memang dianjurkan, karena gigi perlu dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang tertinggal dari kegiatan makan sepanjang hari dan plak. Namun pada pagi hari, menggosok gigi yang benar dilakukan pada waktu setelah sarapan pagi, bukan segera setelah bangun tidur3.

Bolehkah sikat gigi 3 kali sehari?

Menggosok gigi 2–3 kali sehari adalah jumlah yang ideal. Sebaliknya, menggosok gigi lebih dari 3 kali sehari dapat merusak lapisan luar gigi dan melukai gusi.

Apakah boleh sikat gigi 1 kali sehari?

Rutin menyikat gigi tidak hanya penting untuk kesehatan mulut, tetapi juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, hindari kebiasaan sikat gigi sekali sehari.

Apakah boleh sikat gigi di malam hari?

Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari adalah hal yang paling dianjurkan, namun dikatakan drg. Andy Wirahadikusumah, malam hari adalah waktu yang tak boleh dilewatkan dalam menyikat gigi. Secapai apapun, Anda harus membersihkan gigi sebelum tidur. “Pada saat tidur itu adalah kondisi paling disenangi bakteri.