Joko berasal dari suku jawa saat berwisata ke taman mini indonesia indah ia mengunjungi rumah adat

VIVA – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan kawasan taman wisata bertema budaya di Indonesia yang terletak di Jakarta Timur, di tempat ini kamu dapat melihat berbagai rumah-rumah adat yang ada di seluruh Indonesia dengan cukup mengelilingi tempat wisata ini, oleh sebab itu, TMII kerap dijuluki sebagai ‘miniatur Indonesia’.

Seperti yang kita ketahui, setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki masing-masing suku, di TMII gambaran tersebut diwujudkan melalui anjungan daerah yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi di Indonesia.

Kamu dapat mengunjungi anjungan ini yang berada di sekeliling danau yang dibagi menjadi enam zona, mencangkup Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, tiap-tiap anjungan memiliki bangunan yang khas yang menyerupai tempat asalnya.

Menyinggung pembahasan danau diatas, jika kamu berkunjung ke TMII, kamu akan menemukan danau yang cukup luas di tengah-tengah taman ini, selain itu kamu juga disajikan gambaran pulau-pulau di Indonesia yang dibuat di tengah danau menyerupai peta Indonesia.

Selain itu, di tempat ini kamu juga dapat menikmati wahana kereta gantung, berbagai museum dan teater IMAX Keong Mas juga teater Tanah Airku. Berbagai sarana ini dapat kamu coba jika kamu mengunjungi TMII.

Sejarah singkat

Menukil dari laman Taman Mini Indonesia Indah, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK di Jl. Cendana No. 8, Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan benda budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

Gagasan itu dilandasi oleh suatu keinginan untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Gagasan tersebut semakin mantap setelah Ibu Tien selaku ibu negara saat itu yang selalu menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto ke berbagai negara, dimana ia mendapat kesempatan mengunjungi obyek-obyek wisata di luar negeri, diantaranya Disneyland Amerika Serikat dan Timbaland di Muangthai.

Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke beberapa objek-objek wisata tersebut mendorong untuk mewujudkan ide ke dalam suatu proyek dengan membuat taman tempat rekreasi yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuknya mini.

Saat itu, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultant untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan tepatnya pada tanggal 30 Juni 1972. Pembangunan dimulai tahap demi tahap secara berkesinambungan, rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya,Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants.

Berkat gotong royong semua potensi nasional masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.

Harga tiket masuk

  • Tiket Pintu Masuk: Rp. 25.000
  • Mobil: Rp. 20.000
  • Bus: Rp. 40.000
  • Motor: Rp. 15.000
  • Sepeda: Rp. 5.000

Wahana yang dapat kamu kunjungi di Taman Mini Indonesia Indah

Theater IMAX Keong Emas untuk sementara buka Sabtu dan Minggu, kamu cukup membayar mulai dari Rp. 35.000 sampai Rp. 60.000

Kereta gantung, dari atas kereta gantung kamu dapat menikmati pemandangan seluruh area TMII dengan cukup jelas, terlebih kamu dapat melihat miniatur pulau Indonesia dengan cukup jelas. Kamu cukup membayar Rp. 50.000

Kemudian jika kamu menyenangi topik terkait antariksa kamu dapat mengunjungi Skyworld, disini kamu dapat menikmati fasilitas edukasi antariksa atau astronomi dan rekreasi dengan fasilitas utama seperti Planetarium, Space, Astronomy Tours, 5D Cinema, Laser Tag, Children Water Plays, dan Playground dengan cukup membayar Rp. 80.000. sayangnya Skyword saat ini anya buka di hari sabtu dan minggu dari pukul 08.00 sampai 17.00.

Museum yang terdapat di TMII beserta tiket masuknya

  • Museum Indonesia: Rp. 15.000
  • Museum Keprajuritan: Rp. 4.000
  • Museum Prangko Indonesia: Rp. 5.000
  • Museum Pusaka: Rp. 10.000
  • Museum Transportasi: Rp. 5.000
  • Museum Listrik dan Energi Baru: Rp. 10.000
  • Museum Olahraga Nasional: Rp. 2.000
  • Museum Asmat: Rp. 10.000
  • Museum Timor-Timur: Rp. 5.000
  • Pusat Peragaan IPTEK: Rp. 27.500
  • Museum Penerangan: Bebas Biaya

Saat ini, Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menutup operasional tempat wisata tersebut mulai 17 Mei hingga September 2022 untuk proses revitalisasi. Proses revitalisasi TMII masih berlanjut dan ditargetkan rampung pada Oktober 2022 untuk menyambut kegiatan G20.

Sebelumnya, selama proses revitalisasi TMII telah beberapa kali buka secara terbatas untuk umum pada 30 April - 8 Mei 2022. Kemudian TMII kembali dibuka pada 9 - 16 Mei 2022 dengan kapasitas pengunjung hanya 50 persen untuk menampung minat masyarakat berlibur saat momen Lebaran.

Taman Mini Indonesia Indah

Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Subroto, Wartawan Republika Kurniawan (40 tahun)  asyik mengamati  detail ukiran rumah tradisional  Aceh.  Bapak dua anak itu tak sedang berada di Aceh.  Dia sedang mengunjungi anjungan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam  di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.Rumah  adat yang sedang diamati Kurniawan dan keluarganya itu konon milik pahlawan Aceh, Cut Mutia yang sengaja dipindahkan ke TMII. Rumah itu terdiri dari  16 tiang, dindingnya penuh ukiran indah.  Setiap kali melangkah, Kurniawan  dan istrinya mencoba memberikan penjelasan kepada putri mereka Aya dan Dina.“Kalau  ke Jakarta saya selalu ke Taman Mini.  Belum ke Jakarta rasanya kalau belum mampir kesini,” kata Kurniawan,  di TMII Jakarta, Ahad (29/4).Warga Pekanbaru, Riau, itu mengaku sudah empat kali ke Jakarta. Sudah empat kali juga dia mengunjungi  TMII. “Taman Mini ini bagus buat anak-anak untuk mengenalkan Indonesia.  Dengan mengunjungi anjungan-anjungan dan  pementasan kesenian daerah di TMII, anak-anak bisa sadar bahwa Indonesia itu sangat kaya dengan adat dan budayanya” jelas karyawan swasta itu.Tak hanya ke anjungan Aceh, Kurniawan juga mengajak keluarganya ke anjungan Lampung, daerah dimana dia dan istrinya berasal.  Dia ingin kedua anaknya lebih mengenal asal usul mereka melalui adat dan budayanya.Pengunjung TMII lainnya, Nurlalita Utami (30) juga mengajak anak-anaknya ke TMII untuk berwisata sambil belajar banyak hal tentang budaya Indonesia. Selain mengunjungi sejumlah anjungan provinsi, Utami memilih mengajak anaknya yang masih duduk di bangku SD ke museum. Salah satunya ke museum transportasi dan museum iptek.“Anak-anak bisa berwisata sambil belajar. Nggak cuma bersenang-senang tapi juga mendapat banyak pengetahuan,” tutur Utami.Kawasan  wisata seluas 150 hektare yang terletak di Jakarta Timur itu  memang tepat untuk dijadikan ajang wisata pendidikan atau edukasi serta mengenalkan budaya Indonesia.   Manajer Informasi TMII Suryandoro,  mengatakan TMII  memang menjalankan misi sebagai wahana pelestarian dan pengembangan budaya, serta sarana mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. “Di TMII masyarakat bisa mendapatkan  pengetahuan dan informasi tentang  berbagai aspek budaya, tradisi, adat istiadat, kesenian sampai pengenalan benda-benda budaya,” kata Suryandoro kepada Republika, Selasa (29/4).Karena peran yang besar dalam pelestarian budaya itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusulkan TMII  sebagai warisan budaya dunia bukan  benda ke  Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).  Tahun ini Kemdikbud menominasikan TMII untuk kategori The Best Practices.“TMII dinilai bisa menjadi percontohan dunia dalam mengemas identitas daerah,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan (Wamenbud), Wiendu Nuryanti, beberapa waktu lalu.Menurutnya, TMII bisa menjadi contoh bagi dunia tentang cara melestarikan sekaligus merepresentasikan kebudayaan dari suatu bangsa. TMII  dinilai memberikan ruang bagi budaya daerah untuk tetap eksis. Tidak semua negara, kata Wiendu,  memiliki fasilitas seperti TMII.Wiendu menambahkan, UNESCO akan menggelar sidang pada awal Desember 2014 untuk menentukan apakah TMII diakui sebagai warisan budaya dunia kategori The Best Practices. “Saya  berharap tahun ini TMII lolos di UNESCO dan bisa ditetapkan menjadi warisan budaya dunia,”  harapnya.Seong- Yong Park, pakar dunia tentang warisan budaya sekaligus Wakil Dirjen Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pacific Region (ICHCAP), mengatakan, TMII merupakan upaya pelestarian kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia. “Melalui kegiatan budaya di TMII, masyarakat dunia bisa memahami keunikan dan keragaman budaya Indonesia,” kata Seong- Yong Park, dalam Pemaparan Konvensi 2003 UNESCO dan Makna Nominasi TMII sebagai Best Practises, beberapa waktu lalu.Dimata Park, pendirian TMII adalah sebuah strategi untuk memperkenalkan Indonesia yang begitu luas dan budayanya sangat beragam. ”Mereka yang tidak bisa melihat Indonesia secara keseluruhan, bisa melihatnya di TMII,” kata Park.TMII yang  yang  digagas Ibu Tien Soeharto dan diresmikan Presiden Soeharto  pada 20 April 1975 itu  menyajikan berbagai  aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern. Tempat rekrasi ini  mempunyai anjungan 33 provinsi, 18 museum, 11 wahana rekreasi, dan tujuh rumah ibadah. TMII  juga dilengkapi dengan  fasilitas rekreasi yang tidak kalah menarik dengan tempat rekreasi lainnya. Di kawasan ini ada Teater Imax Keong Emas, tempat menonton film-film dokumenter dalam dan luar negeri. Ada juga Istana Anak, Teater Tanah Airku, dan yang terbaru adalah Water Park, lengkap dengan salju buatan (Snowbay). Suryandoro menjelaskan,  jika usulan TMII sebagai  warisan budaya dunia bukan  benda diterima UNESCO, maka dampaknya akan sangat besar bagi Indonesia.“Imej Indonesia akan positif di mata dunia. Dunia akan melihat bahwa Indonesia punya tempat pelestari budaya,” papar Suryandoro.Di usia TMII yang memasuki 39 tahun ini,  tambah  Suryandoro, pihaknya terus berbenah. TMII berperan bukan hanya sebagai  tempat wisata,  tapi juga pembelajaran. Terutama edukasi tentang jati diri bangsa. Pengenalan terhadap budaya bangsa dikemas dengan teknologi modern agar bisa dinikmati generasi muda.

Perkembangan TMII pun kata Suryandoro, sangat mengembirakan. Kenaikan pengunjung rata-rata  mencapai 10 persen setiap tahun. Tahun lalu jumlahnya mencapai lima juta orang. “Kita terus  memperkuat  visi dan misi TMII sebagai pelestari budaya Nusantara dan mempererat  kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia,”  tegas Suryandoro.

Joko berasal dari suku jawa saat berwisata ke taman mini indonesia indah ia mengunjungi rumah adat