Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang, yaitu: 1. Usia Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak ± 5 liter. Saat ekspirasi terjadi, di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara. Pada waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5 liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:
Walaupun pada pernapasan pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi, akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan bayi. Dalam keadaan tertentu dapat berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat atau sebaliknya (Trisnawati, 2007). Umur merupakan variabel yang penting dalam hal terjadinya gangguan fungsi paru. Semakin bertambahnya umur, terutama yang disertai dengan kondisi lingkungan yang buruk serta kemungkinan terkena suatu penyakit, maka kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru dapat terjadi lebih besar.
Secara fisiologis dengan bertambahnya umur maka kemampuan organ- organ tubuh akan mengalami penurunan secara alamiah tidak terkecuali gangguan fungsi paru dalam hal ini kapasitas vital paru. Kondisi seperti ini akan bertambah buruk dengan keadaan lingkungan yang berdebu atau faktor-faktor lain seperti kebiasaan merokok serta kebiasaan olahraga/aktivitas fisik yang rendah. Rata-rata pada usia 30 – 40 tahun seseorang akan mengalami penurunan fungsi paru yang dengan semakin bertambah umur semakin bertambah pula gangguan yang terjadi (Guyton & Hall, 2008). 2. Jenis kelamin Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin seseorang. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria (Guyton & Hall, 2008).
Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-laki membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, berarti semakin banyak pula oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karena lelaki umumnya beraktivitas lebih banyak dari pada perempuan. 3. Status gizi Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Seseorang dengan kategori kurus dan tinggi biasanya kapasitas vitalnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal. 4. Kondisi kesehatan Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang. Kekuatan otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Gangguan kesehatan yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena infeksi pada saluran pernafasan dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru (Pearce, 2002). 5. Riwayat penyakit Dalam beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa seseorang yang mempunyai riwayat menderita penyakit paru berhubungan secara bermakna dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Dari hasil penelitian Soedjono (2002) dan Nugraheni (2008) diperoleh hasil bahwa pekerja yang mempunyai riwayat penyakit paru mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami gangguan fungsi paru. Seseorang yang pernah mengidap penyakit paru cenderung akan mengurangi ventilasi perfusi sehingga alveolus akan sedikit mengalami pertukaran udara. Akibatnya akan menurunkan kadar oksigen dalam darah. Banyak ahli juga berkeyakinan bahwa penyakit emfisema kronik, pneumonia, asma bronkiale, tuberculosis dan sianosis akan memperberat kejadian gangguan fungsi paru. 6. Riwayat pekerjaan Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja. Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur diikuti peningkatan keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja ditempat yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja. 7. Kebiasaan merokok Menurut Depkes RI (2003) merokok menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak. Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga terjadi penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru dan segala macam perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun. Kebiasaan merokok dan akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7 ml untuk non perokok, 38,4 ml untuk bekas perokok, dan 41,7 ml perokok aktif. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok 8. Kebiasaan olahraga Olah raga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan menyebabkan peningkatan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal, pada saat latihan terjadi kerja sama berbagai lelah otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem kardiorespirasi. Kapasitas vital paru dan olah raga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan kapasitas vital paru dapat mempengaruhi kemampuan olah raga. Sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olaraga dapat meningkatkan kapasitas vital paru. Kebiasaan olahraga akan meningkatkan kapasitas paru 30-40% (Guyton & Hall, 2008). Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga.
Kapasitas vital paru paru merupakan volume udara yang bisa dikeluarkan oleh paru paru, setelah melakukan ekspirasi maksimal. Hal ini bisa di lakukan yang sebelumnya sudah melakukan inspirasi maksimal dahulu. Penilaian kemampuan sistem respirasi (mekanisme ventilasi), salah satunya adalah dengan cara melakukan pengukuran kapasitas vital. Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi kapasitas vital paru. PembahasanKapasitas vital paru m erupakan total volume cadangan inspirasi atau udara komplementer dijumlah dengan volume tidal serta volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer. Biasanya juga di sebut dengan jumlah udara maksimum. Sebanyak inilah udara yang mampu dikeluarkan manusia dari paru parunya. Namun sebelumnya, ia sudah mengisi paru paru secara maksimum, ;alu melepaskan sebanyak banyaknya. Jika di ukur, ukuran rata-ratanya adalah 4600 mili liter. Laki laki mampu memiliki kapasitas vital sebanyak 4800 mililiter, sedangkan wanita hanya mampu melakukan kapasitas vital sebanyak 3100 mililiter. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai kapasitas vital paru: 1. Jenis Kelamin Jenis kelamin mempengaruhi kapasitas vital paru. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih kecil daripada pria. Kapasitas vital paru rata-rata pada pria dewasa kira-kira 4,8 liter dan wanita dewasa 3,1 liter. Perbedaan kapasitas vital paru ini bisa disebabkan karena perbedaan kekuatan otot pria dan wanita, jumlah hemoglobin, dan luas permukaan tubuh. 2. Usia Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun. Setelah itu, fungsinya akan menurun. Secara fisiologis dengan bertambahnya umur maka kemampuan organ-organ tubuh akan mengalami penurunan secara alamiah tidak terkecuali gangguan fungsi paru dalam hal ini kapasitas vital paru. Selain itu, kondisi seperti lingkungan yang berdebu dan faktor- faktor lain seperti kebiasaan merokok, tidak tersedianya masker juga penggunaan yang tidak disiplin, lama paparan serta riwayat penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan juga akan bertambah seiring peningkatan usia. Rata – rata pada umur 30 – 40 tahun seseorang akan mengalami penurunan fungsi paru 3. Posisi tubuh Kapasitas vital paru pada posisi duduk akan lebih kecil darpada posisi berdiri . Hal ini disebabkan oleh abdomen yang menekan ke atas melawan diafragma pada posisi duduk berbaring dan peningkatan volume darah pada pada posisi duduk dan berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru-paru. Nilai ERV (kapasital ekspirasi maksimum) lebih kecil pada posisi terlentang dibandingkan posisi lain, sehingga kapasitas vital dalam posisi berdiri dan duduk lebih besar dari pada posisi terlentang. IRV (kapasitas inspirasi maksimum) pada posisi duduk dan berdiri lebih besar dari pada posisi berbaring. 4. Kebiasaan merokok Pada pecandu rokok, kapasitas paru-paru akan menurun. Paru-paru perokok akan menghasilkan lendir dalam jumlah yang banyak sehingga menghambat proses respirasi, terutama saat tidur. Partikel rokok yang terhirup semakin lama semakin banyak sehingga menyebabkan terjadinya obstruksi paru walaupun masih bersifat ringan. Gangguan fungsi paru yang bersifat obstruktif terjadi karena penyempitan pada trakhea atau pada bronkhus sentral maupun perifer. Penyempitan saluran pernapasan pada perokok dapat bersifat terlokalisasi maupun pada bagian paru yang meluas melibatkan saluran napas yang berdiameter besar sampai yang berdiameter kecil. 5. Aktivitas Fisik Pada orang yang memiliki aktivitas lebih banyak seperti atlit, maka kapasitas paru-parunya akan lebih besar dari pada yang memiliki aktivitas sedikit. Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam latihan akan mempunyai kapasitas aerobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi serta kapasitas paru yang meningkat. 6. Tinggi dan berat badan Semakin tinggi seseorang maka kapasitas paru-parunya akan semakin besar dan semakin berat badan seseorang, maka kapasitas paru-parunya semakin besar juga. 7. Riwayat Penyakit Paru Riwayat penyakit paru memberikan r esiko hampir 4 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan fungsi paru. Hal ini disebabkan karena pembentukan jaringan fibrosis yang tidak elastis akibat penyakit paru sehingga paru tidak bisa mengembang secara sempurna. Pelajari Lebih Lanjut:Kapasitas Vital Paru (brainly.co.id/tugas/2209140) Terminologi pengukuran volume pada paru (brainly.co.id/tugas/4667897) Kapasitas Total dan Vital Paru (brainly.co.id/tugas/5034834) Detail JawabanKelas: XI Mapel: Biologi Bab: Sistem Pernafasan Kode: 11.4.7 |