Jelaskan yang dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas vital paru

Jelaskan yang dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas vital paru

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang, yaitu:

1. Usia

Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak ± 5 liter. Saat ekspirasi terjadi, di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara. Pada waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5 liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:

  • Orang Dewasa : 16-18 kali per menit
  • Anak-anak : 24 kali per menit
  • Bayi kira-kira : 30 kali per menit

Walaupun pada pernapasan pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi, akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan bayi. Dalam keadaan tertentu dapat berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat atau sebaliknya (Trisnawati, 2007).

Umur merupakan variabel yang penting dalam hal terjadinya gangguan fungsi paru. Semakin bertambahnya umur, terutama yang disertai dengan kondisi lingkungan yang buruk serta kemungkinan terkena suatu penyakit, maka kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru dapat terjadi lebih besar.

Seiring dengan pertambahan umur, kapasitas paru juga akan menurun.Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada orang yang berusia 50 tahunan kapasitas paru kurang dari 3.000 ml.

Secara fisiologis dengan bertambahnya umur maka kemampuan organ- organ tubuh akan mengalami penurunan secara alamiah tidak terkecuali gangguan fungsi paru dalam hal ini kapasitas vital paru. Kondisi seperti ini akan bertambah buruk dengan keadaan lingkungan yang berdebu atau faktor-faktor lain seperti kebiasaan merokok serta kebiasaan olahraga/aktivitas fisik yang rendah.

Rata-rata pada usia 30 – 40 tahun seseorang akan mengalami penurunan fungsi paru yang dengan semakin bertambah umur semakin bertambah pula gangguan yang terjadi (Guyton & Hall, 2008).

2. Jenis kelamin

Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin seseorang. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria (Guyton & Hall, 2008).

Menurut Tambayong (2001) disebutkan bahwa kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.

Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-laki membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, berarti semakin banyak pula oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karena lelaki umumnya beraktivitas lebih banyak dari pada perempuan.

3. Status gizi

Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Seseorang dengan kategori kurus dan tinggi biasanya kapasitas vitalnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.

4. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang. Kekuatan otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Gangguan kesehatan yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena infeksi pada saluran pernafasan dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru (Pearce, 2002).

5. Riwayat penyakit

Dalam beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa seseorang yang mempunyai riwayat menderita penyakit paru berhubungan secara bermakna dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Dari hasil penelitian Soedjono (2002) dan Nugraheni (2008) diperoleh hasil bahwa pekerja yang mempunyai riwayat penyakit paru mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami gangguan fungsi paru.

Seseorang yang pernah mengidap penyakit paru cenderung akan mengurangi ventilasi perfusi sehingga alveolus akan sedikit mengalami pertukaran udara. Akibatnya akan menurunkan kadar oksigen dalam darah. Banyak ahli juga berkeyakinan bahwa penyakit emfisema kronik, pneumonia, asma bronkiale, tuberculosis dan sianosis akan memperberat kejadian gangguan fungsi paru.

6. Riwayat pekerjaan

Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja. Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur diikuti peningkatan keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja ditempat yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja.

7. Kebiasaan merokok

Menurut Depkes RI (2003) merokok menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak. Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga terjadi penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.

Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru dan segala macam perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun. Kebiasaan merokok dan akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7 ml untuk non perokok, 38,4 ml untuk bekas perokok, dan 41,7 ml perokok aktif. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok

8. Kebiasaan olahraga

Olah raga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan menyebabkan peningkatan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal, pada saat latihan terjadi kerja sama berbagai lelah otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem kardiorespirasi.

Kapasitas vital paru dan olah raga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan kapasitas vital paru dapat mempengaruhi kemampuan olah raga. Sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olaraga dapat meningkatkan kapasitas vital paru. Kebiasaan olahraga akan meningkatkan kapasitas paru 30-40% (Guyton & Hall, 2008).

Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga.

Kapasitas vital paru paru merupakan volume udara yang bisa dikeluarkan oleh paru paru, setelah melakukan ekspirasi maksimal. Hal ini bisa di lakukan yang sebelumnya sudah melakukan inspirasi maksimal dahulu. Penilaian kemampuan sistem respirasi (mekanisme ventilasi), salah satunya adalah dengan cara melakukan pengukuran kapasitas vital. Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi kapasitas vital paru.

Pembahasan

Kapasitas vital paru m erupakan total volume cadangan inspirasi atau udara komplementer dijumlah dengan volume tidal serta volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer. Biasanya juga di sebut dengan jumlah udara maksimum. Sebanyak inilah udara yang mampu dikeluarkan manusia dari paru parunya. Namun sebelumnya, ia sudah mengisi paru paru secara maksimum, ;alu melepaskan sebanyak banyaknya. Jika di ukur, ukuran rata-ratanya adalah 4600 mili liter. Laki laki mampu memiliki kapasitas vital sebanyak 4800 mililiter, sedangkan wanita hanya mampu melakukan kapasitas vital sebanyak 3100 mililiter.

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai kapasitas vital paru:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi  kapasitas vital paru. Volume  dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih kecil daripada pria.  Kapasitas vital paru rata-rata pada pria   dewasa kira-kira 4,8 liter dan wanita dewasa 3,1 liter. Perbedaan kapasitas vital paru ini bisa disebabkan karena perbedaan kekuatan otot pria dan wanita, jumlah  hemoglobin, dan luas permukaan tubuh.

2. Usia

Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun. Setelah itu, fungsinya akan menurun. Secara fisiologis dengan  bertambahnya umur maka kemampuan   organ-organ tubuh akan mengalami  penurunan secara alamiah tidak  terkecuali gangguan fungsi paru dalam  hal ini kapasitas vital paru. Selain itu, kondisi seperti lingkungan yang berdebu dan faktor- faktor lain seperti kebiasaan merokok,  tidak tersedianya masker juga  penggunaan yang tidak disiplin, lama  paparan serta riwayat penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan juga akan bertambah seiring peningkatan usia.  Rata – rata pada umur 30 – 40  tahun seseorang akan mengalami  penurunan fungsi paru  

3. Posisi tubuh

Kapasitas vital paru pada posisi duduk akan lebih kecil darpada posisi berdiri . Hal ini disebabkan oleh abdomen yang menekan ke atas melawan diafragma pada posisi duduk berbaring dan peningkatan volume darah pada pada  posisi duduk dan berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang tersedia  untuk udara dalam paru-paru. Nilai ERV (kapasital ekspirasi maksimum) lebih kecil pada posisi  terlentang dibandingkan posisi lain, sehingga kapasitas vital dalam posisi berdiri dan duduk  lebih besar dari pada posisi terlentang. IRV (kapasitas inspirasi maksimum) pada posisi duduk dan  berdiri lebih besar dari pada posisi berbaring.  

4. Kebiasaan merokok

Pada pecandu rokok, kapasitas paru-paru akan menurun. Paru-paru perokok akan menghasilkan lendir dalam jumlah yang banyak  sehingga menghambat proses respirasi, terutama saat tidur. Partikel rokok yang terhirup semakin lama semakin  banyak sehingga menyebabkan  terjadinya obstruksi paru walaupun  masih bersifat ringan. Gangguan fungsi  paru yang bersifat obstruktif terjadi  karena penyempitan pada trakhea atau  pada bronkhus sentral maupun perifer.  Penyempitan saluran pernapasan pada perokok dapat bersifat terlokalisasi  maupun pada bagian paru yang meluas melibatkan saluran napas yang  berdiameter besar sampai yang  berdiameter kecil.  

5. Aktivitas Fisik

Pada orang yang memiliki aktivitas lebih banyak seperti atlit, maka  kapasitas paru-parunya akan lebih besar dari pada yang memiliki  aktivitas sedikit. Faal paru dan olahraga mempunyai  hubungan yang timbal balik, gangguan  faal paru dapat mempengaruhi  kemampuan olahraga. Sebaliknya,  latihan fisik yang teratur atau olahraga  dapat meningkatkan faal paru.  Seseorang yang aktif dalam latihan  akan mempunyai kapasitas aerobik  yang lebih besar dan kebugaran yang  lebih tinggi serta kapasitas paru yang meningkat.

6. Tinggi dan berat badan

Semakin tinggi seseorang maka kapasitas paru-parunya akan semakin besar dan semakin berat badan seseorang, maka kapasitas paru-parunya semakin besar juga.

7. Riwayat Penyakit Paru

Riwayat penyakit paru memberikan r esiko hampir 4 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan fungsi paru. Hal ini disebabkan karena pembentukan jaringan fibrosis yang tidak elastis akibat penyakit paru sehingga paru tidak bisa mengembang secara sempurna.

Pelajari Lebih Lanjut:

Kapasitas Vital Paru (brainly.co.id/tugas/2209140)

Terminologi pengukuran volume pada paru (brainly.co.id/tugas/4667897)

Kapasitas Total dan Vital Paru (brainly.co.id/tugas/5034834)

Detail Jawaban

Kelas: XI

Mapel: Biologi

Bab: Sistem Pernafasan

Kode: 11.4.7