Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera

Trauma otak bisa berbentuk ringan hingga berat. Anda perlu mengenali gejala trauma otak dan komplikasi yang mungkin muncul dalam jangka panjang karena sebagian komplikasinya dapat mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Trauma otak dapat terjadi saat berolahraga

Menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor maupun sangat berolahraga sangat penting. Salah satu fungsinya adalah menghindarkan Anda dari trauma otak jika terjadi kecelakaan.Trauma otak adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh adanya hantaman, tabrakan, benturan, hingga penetrasi pada kepala. Tingkat keparahan trauma otak beragam mulai dari ringan hingga parah, tapi mayoritas trauma otak yang terjadi masih dalam kategori ringan atau biasa disebut sebagai gegar otak.Tingkat keparahan ini memengaruhi gejala yang akan muncul pada penderita trauma otak. Dalam kasus yang ringan, penderita akan mengalami kebingungan serta sakit kepala yang hanya berlangsung beberapa saat. Sementara dalam trauma otak berat, penderitanya bisa mengalami kehilangan kesadaran, amnesia, cacat, koma, diabilitas permanen, hingga kematian.

Apa saja penyebab trauma otak?

Di Amerika Serikat, sebanyak 21% dari total kasus trauma otak disebabkan oleh aktivitas olahraga. Sementara penyebab utama trauma otak itu sendiri ialah kecelakaan motor yang jumlah penderitanya mencapai 50-70 persen dari total kasus trauma otak.Ketika Anda mengalami benturan di kepala saat sedang berolahraga, Anda harus langsung menyudahi kegiatan olahraga itu, terlepas apakah benturan itu membuat Anda pingsan atau tidak. Anda pun sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penangan pertama.Penanganan pertama ini penting mengingat gejala trauma otak tidak selalu langsung muncul ketika terjadi benturan kepala. Tanda seseorang menderita gegar otak mungkin baru akan muncul 24 jam kemudian, bahkan beberapa minggu kemudian.

Apa saja tanda-tanda seseorang mengalami trauma otak?

Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menggolongkan gejala trauma otak menjadi 4 kategori, yakni:
  • Kemampuan berpikir. Trauma otak pada seseorang biasanya ditandai dengan susah berpikir jernih, lambat berpikir (lemot), sulit konsentrasi, dan sulit mengingat informasi baru.
  • Kondisi fisik. Orang yang mengalami trauma otak akan merasakan sakit kepala, penglihatan kabur, mual atau muntah, pusing, sensitif terhadap cahaya atau suara, mengalami masalah keseimbangan, merasa lelah atau tidak berenergi.
  • Trauma kepala akan membuat emosi seseorang selalu buruk, sedih, lebih sensitif, dan kerap mengalami kecemasan.
  • Pola tidur. Trauma otak juga mengakibatkan seseorang lebih sering tidur, lebih jarang tidur, atau susah tertidur.
Jika Anda merasa mengalami gejala di atas setelah kecelakaan atau mengalami benturan kepala, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Penanganan trauma otak yang benar akan menghindarkan Anda dari bahaya serta komplikasi jangka panjang.

Bagaimana penanganan trauma otak yang benar?

Tujuan utama penanganan trauma otak ialah mencegah komplikasi jangka panjang. Pasalnya, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh dokter untuk mengembalikan fungsi otak yang sudah rusak karena trauma tersebut.Langkah pertama yang akan dilakukan dokter adalah memastikan suplai oksigen dari dan menuju otak masih lancar, begitu pula tekanan darah secara keseluruhan. Berbagai tes bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan penanganannya trauma otak, antara lain:
  • X-ray dari kepala hingga leher untuk mengecek ada atau tidaknya retakan pada tengkorak atau tulang belakang yang diakibatkan oleh kecelakaan atau benturan yang Anda alami.
  • CT scan untuk menentukan derajat trauma otak mulai dari skala sedang hingga berat.
Penderita trauma otak juga bisa diminta untuk menjalani terapi rehabilitasi yang meliputi banyak hal. Terapi tersebut misalnya terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, terapi obat, terapi psikologi, dan terapi sosial.Tindakan operasi mungkin diperlukan jika Anda mengalami pendarahan di dalam otak dalam trauma otak yang parah. Selain itu, operasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki tulang tengkorak yang retak, serta mengurangi tekanan pada otak jika cara-cara lain sudah tidak bisa menanggulanginya.

Apa saja bahaya dari trauma otak?

Di luar bahaya yang mengintai ketika terjadi kecelakaan atau benturan kepala, penderita trauma otak juga bisa mengalami masalah-masalah sebagai berikut:
  • Kejang: biasanya muncul di pekan-pekan pertama trauma otak.
  • Infeksi meningitis: jika membran di sekitar otak terbuka kemudian bakteri masuk ke dalamnya.
  • Kerusakan saraf: jika trauma mencapai dasar tengkorak, seseorang bisa mengalami paralisis otot wajah, visi ganda, masalah dengan pergerakan mata, dan kehilangan indera penciuman.
  • Masalah kognitif: yakni abnormalitas seseorang dalam hal fokus dan mencerna informasi, berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal, kemampuan menilai, multitasking, daya ingat jangka pendek, problem solving, dan mengatur pola pikir serta ide.
  • Perubahan kepribadian: ditandai dengan perilaku tidak santun.
  • Masalah pada panca indera: misalnya tinnitus (kuping berdenging), kesulitan mengenali objek tertentu, ceroboh karena koordinasi mata-tangan tidak baik, visi ganda, penciuman dan indera perasa yang buruk.
  • Masalah saraf: depresi, Alzheimer, Parkinson, dan lain-lain.
  • Koma yang mungkin berakhir dengan kematian.
Jika Anda mengalami salah satu dari keadaan di atas, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

gegar otakcedera kepala

CDC. https://www.cdc.gov/traumaticbraininjury/get_the_facts.html
Diakses pada 23 Agustus 2019
American Association of Neurological Surgeons. https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Traumatic-Brain-Injury
Diakses pada 23 Agustus 2019
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/179837.php
Diakses pada 23 Agustus 2019
National Institute of Neurological Disorders. https://www.ninds.nih.gov/disorders/all-disorders/traumatic-brain-injury-information-page
Diakses pada 23 Agustus 2019

Cara mengobati sakit kepala akibat benturan dapat dilakukan dengan pemberian acetaminophen jika Anda mengalami gegar otak. Jika kondisinya berkembang menjadi sakit kepala pascatrauma, sejumlah tindakan perawatan khusus dibutuhkan untuk menanganinya.

Bayi jatuh dari tempat tidur berpotensi mengalami beberapa risiko cedera. Salah satu risiko fatal yang terjadi jika Si Kecil terjatuh dari kasur adalah gegar otak.

13 Mei 2019|Larastining Retno Wulandari

Olahraga rugby di Indonesia kemungkinan besar sangat jarang peminatnya. Tapi meski miskin peminat, olahraga ini sama dengan olahraga pada umumnya yang kaya akan manfaat.

Dijawab Oleh dr. Veranita

Dijawab Oleh dr. Veranita

Dijawab Oleh dr. RH Rafsanjani

Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera

Olahraga sangat baik untuk kesehatan. Tapi kadang kita mengalami cedera saat berolahraga yang justru mengganggu aktivitas sehari-hari. Cedera olahraga bisa terjadi karena berbagai hal. Misalnya kecelakaan, saat berolahraga, gerakan yang keliru, alat olahraga yang tak sesuai, atau tidak melakukan pemanasan yang memadai. Untuk membantu pemulihan, dokter ortopedi dapat memberikan solusi.

Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera

Mengenal Cedera Olahraga

Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi ketika orang berolahraga atau melakukan permainan olahraga. Tingkat cedera bervariasi, dari ringan hingga sangat serius. Di rumah sakit, penanganan cedera olahraga dilakukan oleh dokter ortopedi, terutama jika membutuhkan operasi demi pemulihan sepenuhnya.

International Classification of Functioning, Disability, and Health mendefinisikan cedera olahraga sebagai gangguan yang terkait dengan rasa sakit dan keterbatasan fungsional serta kemampuan untuk berkompetisi akibat dari trauma akut atau cedera kronis yang berlebih. Bila tak mendapat penanganan yang tepat, gangguan ini bisa muncul sebagai gejala yang berulang dan pada akhirnya menimbulkan disabilitas dalam kaitan dengan olahraga.

Cedera olahraga biasanya terbagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya:

  • Makrotrauma
  • Mikrotrauma yang berulang dan berlebihan

Dalam makrotrauma, terjadi peristiwa tertentu yang mempengaruhi atau menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang sebelumnya normal. Misalnya kaki keseleo karena terjatuh saat bermain sepak bola. Sedangkan mikrotrauma adalah cedera kecil yang tak begitu terasa tapi terjadi berulang kali hingga mengakibatkan kerusakan atau penurunan fungsi jaringan tubuh. Contohnya nyeri punggung akibat kesalahan gerakan yang berulang dalam olahraga angkat beban.

Penyebab Cedera Olahraga

Dokter ortopedi dapat menangani pasien yang mengalami cedera olahraga dengan berbagai penyebab, misalnya:

  • Mengalami kecelakaan, seperti jatuh atau terkena pukulan berat
  • Tidak melakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga
  • Menggunakan peralatan yang tidak tepat
  • Melakukan teknik olahraga yang buruk
  • Terlalu keras memaksakan diri

Hampir setiap bagian tubuh bisa mengalami cedera olahraga, termasuk otot, tulang, sendi, serta tendon dan ligamen. Yang paling riskan mengalami cedera adalah pergelangan kaki dan lutut.

Baca Juga:  Pertolongan Pertama pada Cedera Memar

Jenis-Jenis Cedera Olahraga

Jenis cedera olahraga yang umumnya ditangani dokter ortopedi termasuk:

Gegar otak: cedera otak traumatis akibat pukulan langsung atau tidak langsung ke kepala atau leher

Patah atau retak tulang: cedera pada tulang ini bisa terjadi secara langsung atau merupakan akumulasi dari cedera yang terjadi secara terus-menerus

Dislokasi: benturan atau gerakan tiba-tiba biasa membuat persendian tulang bergeser dari lokasinya. Ini jenis cedera olahraga yang memerlukan penanganan medis secepatnya karena sangat menyakitkan.

Sprain: biasanya terjadi karena peregangan berlebihan atau robeknya jaringan penghubung tulang (ligamen).

Otot tegang: umumnya terjadi akibat peregangan berlebihan atau kesalahan gerak dalam olahraga.

Cedera punggung: tekanan pada bagian punggung atau kekeliruan posisi bisa menyebabkan punggung mengalami cedera.

Luka: jaringan tubuh yang terbuka, misalnya lecet

Pembengkakan: otot yang membengkak adalah reaksi alami tubuh terhadap cedera.

Cara Mengatasi Cedera Olahraga yang Benar Menurut Dokter Ortopedi

Bila mengalami cedera, mungkin pada saat itu juga langsung timbul rasa sakit, nyeri, bengkak, memar, atau keterbatasan gerakan di area tubuh yang terkena. Namun kadang gejala ini baru terasa atau terlihat beberapa saat kemudian. Menurut dokter ortopedi, cedera olahraga harus ditangani segera begitu terjadi.

Segera hentikan olahraga, terlepas dari apakah cedera itu terjadi tiba-tiba ataupun rasa sakit sudah terasa beberapa waktu sebelumnya. Bila terus melanjutkan olahraga, cedera bisa makin bertambah parah dan memperlambat proses pemulihan.

Cedera ringan sering kali hanya perlu mendapat perawatan mandiri di rumah. Sedangkan cedera parah membutuhkan penanganan di rumah sakit, termasuk dokter ortopedi, sesuai dengan apa jenis cedera yang dialami. Orang yang terkena cedera parah saat berolahraga sebaiknya segera dibawa ke instalasi gawat darurat agar bisa memperoleh perawatan secepatnya.

Pertolongan Pertama Saat Cedera Olahraga

Cedera olahraga membutuhkan pertolongan pertama untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Cara pertolongan tergantung jenis cedera yang dialami. Untuk cedera otot dan sendi, misalnya:

  • Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera selama setidaknya 48 jam
  • Kompres ke area yang cedera selama 20 menit setiap dua jam
  • Pakai perban elastis pada bagian yang sakit
  • Posisikan area yang sakit lebih tinggi daripada jantung
  • Hindari penggunaan alkohol karena bisa menambah pembengkakan

Baca Juga:  Cara agar Cepat Pulih dari Cedera Hamstring

Bila gejala tak kunjung mereda, segera datangi rumah sakit dan temui dokter ortopedi.

Pencegahan Cedera Olahraga

Cara terbaik penanganan cedera olahraga adalah mencegah masalah kesehatan itu terjadi. Memahami aturan main serta menggunakan alat yang tepat dapat membantu mencegah cedera. Anda juga bisa mengurangi risiko cedera dengan:

  • Lakukan pemanasan secara memadai dan perlahan.
  • Kenakan alas kaki yang sesuai.
  • Gunakan peralatan keselamatan yang sesuai, seperti pelindung mulut, helm, dan bantalan.
  • Minum banyak cairan sebelum, selama, dan setelah olahraga
  • Sebaiknya tidak berolahraga di waktu yang paling panas, antara pukul 11.00-15.00.
  • Jangan memaksakan diri melebihi kemampuan.
  • Tingkatkan intensitas dan durasi olahraga secara bertahap.
  • Gunakan teknik yang baik.
  • Lakukan pendinginan setelah olahraga dengan peregangan secukupnya.
  • Jalani pemeriksaan medis secara teratur.

Kapan Harus ke Dokter?

Pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter ortopedi atau spesialis lain bisa menjadi cara pencegahan cedera olahraga. Dari pemeriksaan itu bisa diketahui bagian tubuh mana yang rentan jika melakukan olahraga tertentu. Dokter juga dapat memberikan saran medis agar bisa berolahraga dengan aman.

Narasumber

dr. Prori Fatwa Noor, Sp.OT

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi

Primaya Hospital Bekasi Timur

Referensi:

Sports Injuries. https://www.niams.nih.gov/health-topics/sports-injuries. Diakses 9 September 2021

Dealing With Sports Injuries. https://kidshealth.org/en/teens/sports-injuries.html. Diakses 9 September 2021

Sports Injuries. https://medlineplus.gov/sportsinjuries.html. Diakses 9 September 2021

Sure footing: why the foot is the foundation of sports rehabilitation. https://www.sportsinjurybulletin.com/sure-footing-why-the-foot-is-the-foundation-of-sports-rehabilitation/. Diakses 9 September 2021

Sports Medicine. https://aica.com/we-treat/injuries/sports-injury/. Diakses 9 September 2021

Sports-Related Injuries. https://www.orthopedic.theclinics.com/article/S0030-5898(16)30066-9/fulltext. Diakses 9 September 2021

Bagikan ke :
Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera
Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera
Jelaskan penyebab trauma pada kecelakaan olahraga yang mengakibatkan cedera