Jelaskan cara hidup manusia purba sinanthropus atau pithecanthropus lantianensis

Manusia Peking atau Sinanthropus Pekinensis adalah manusia purba yang hidup sekitar 680.000-780.000 tahun lalu di China. Fosil manusia purba ini pertama ditemukan di Zhoukoudian dekat Beijing pada tahun 1923–27. Sinanthropus Pekinensis memiliki corak kehidupan cukup maju, dilihat dari penemuan peralatan batu dan tulang yang diperkirakan dibuat dan digunakan oleh manusia purba ini. Temuan-temuan yang berdekatan dengan fosil ini, dari sisa-sisa hewan dan penggunaan alat batu, serta penggunaan api yang menjadi cikal bakal food producing (berburu dan meramu), membuat para sejarawan menebut bahwa Homo erectus ini adalah kelompok manusia purba pertama yang dapat membuat peralatan.

Jadi, kehidupan Sinanthropus Pekinensis terbilang cukup maju, dengan pola hidup berpindah-pindah, menggunakan alat dari batu dan tulang serta sudah menggunakan api.

Lihat Foto

Evolusi wajah manusia

KOMPAS.com - Eksistensi dan kebudayaan manusia purba dapat kita telusuri melalui fosil-fosil dan peninggalan artefak mereka.

Setiap manusia purba di belahan dunia memiliki keunikan masing-masing dalam pola perilaku maupun cara beradaptasi dengan lingkungan, tidak terkecuali manusia purba di Asia dan Eropa.

Asia

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut jenis dan ciri-ciri manusia purba di Asia :

Fosil Sinantrophus Pekinensis ditemukan oleh Prof. Devidson Black pada tahun 1927 di gua-gua dekat Chou- Kou- Tien. Dari temuan fosil tersebut menunjukkan adanya persamaan dengan Pithecanthropus Erectus. Ciri-ciri Sinantrophus Pekinensis, yaitu: 

  1. Kapasitas otak sekitar 1000 cc
  2. Memiliki tengkorak yang pipih pada wajah.
  3. Tinggi badan sekita 165 – 180 cm
  4. Langit – langit mulut besar
  5. Gigi modern (taring dan geraham besar)

Baca juga: Manusia Purba Hominidae di Afrika dan Ciri-Cirinya

  • Sinantrophus Lantianensis

Fosil Sinantrophus Lantianensis ditemukan oleh Woo Jung Kang pada 1963 di Lantian, China Selatan.

Diduga, makhluk ini hidup satu masa dengan Pithecantropus Mojokertensis. Berikut ciri-cirinya:

  1. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada homo erectus
  2. Pipinya lebar dan menonjol,mulut menjorok ke depan
  3. Dahi datar, penyusutan pada gigi, rahang dan tulang mengunyah.
  4. Volume otak skitar 780 cc
  5. Lengan pendek, yang menandakan keahlian memanjat sudah hilang

Fosil Homo Luzonensis ditemukan Armand Salvador Mijares pada 10 April 2019 di gua Callao, Luzon, Filliphina. Manusia purba jenis ini ditemukan memiliki kesamaan ciri-ciri dengan Homo Florensiensis, Homo Erectus dan Australopithecus, yaitu:

Baca juga: Masyarakat Prasejarah: Kebudayaan Bacson-Hoabinh

  1. Hidup sekitar 67.000 tahun yang lalu
  2. Memiliki tubuh mungil seperti Homo Florensiensis
  3. Hidup di gua

Jejak awal dari kehidupan manusia purba berjenis Homo Erectus dapat ditemukan di China. Diperkirakan bahwa manusia purba tertarik dengan iklim yang hangat dan tanah yang subur di China bagian tengah.

Ciri-ciri Homo Erectus di China, yakni:

  1. Volume otak sekitar 1000 cc
  2. Hidup pada sekitar 500.000 tahun yang lalu
  3. Tinggi badan 146-185 cm
  4. Mampu mengolah makanan

Dalam Encyclopaedia Britannica (2015), berikut jenis dan ciri-ciri manusia purba di Eropa:

Fosil Homo Neanderthalensis ditemukan oleh Rudolph Virchow pada tahun 1856 di Gua Neanderthal, dekat Dusseldorf, Jerman Barat.

Baca juga: Cara Masyarakat Prasejarah Mewariskan Masa Lalunya

Diperkirakan mahluk ini hidup pada pertengahan Pleistosen, sekitar 500.000 hingga 50.000 tahun yang lalu.

Homo Neanderthalensis merupakan manusia purba yang paling memiliki kedekatan kekerabatan dengan manusia modern. Ciri-cirinya sebagai berikut: 

  1. Tinggi badan sekitar 164 cm
  2. Menggunakan teknologi batu dan tulang yang maju
  3. Mampu membuat api dan shelter
  4. Volume otak sekitar 400-1500 cc

Fosil Homo Cro Magnon ditemukan di Perancis Selatan oleh Eduard Lartet. Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu. Berikut ciri-ciri Homo Cro Magnon:

  1. Tengkoraknya tinggi dengan atapnya membundar
  2. Tonjolan tulang kening telah hilang
  3. Dahinya vertical
  4. Volume otak mencapai 1.400 cc
  5. Tinggi rata-rata 165 cm

Baca juga: Zaman Prasejarah Berdasarkan Arkeologi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

Wikimedia Commons/Gary Todd

Patung Manusia Peking atau Sinanthropus pekinensis di Museum Nasional China.

KOMPAS.com - Banyak manusia purba dari luar Indonesia yang hidup sezaman dengan manusia purba di Indonesia.

Manusia purba dari Gua Chou Kou Tien, China yang memiliki banyak kesamaan dengan Pithecantropus erectus di Indonesia adalah Manusia Peking atau Sinanthropus pekinensis.

Fosil Sinanthropus pekinensis ditemukan oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich pada 1920-an.

Diduga, fosil manusia purba jenis ini hidup di daerah Peking (sekarang Beijing) pada sekitar 250.000-400.000 tahun lalu atau pada Zaman Plestosen Tengah.

Sejarah penemuan

Fosil Manusia Peking yang pertama kali ditemukan berupa sebuah gigi pada 1921.

Akan tetapi, penemunya yang bernama Otto Zdansky, baru melaporkan temuannya itu pada 1926.

Satu tahun kemudian, mahasiswa arkeologi asal Swedia bernama Bergir Bohlin juga menemukan fosil gigi yang sama.

Pada 1929, paleoantropolog Kanada, Davidson Black, meminta izin kepada pemerintah setempat untuk mendanai dan melanjutkan penggalian.

Sejak saat itu, gua Chou Kou Tien menjadi situs Sinanthropus pekinensis atau Homo erectus pekinensis yang paling produktif di dunia.

Pasalnya, penggalian berhasil menemukan fosil manusia purba yang jumlahnya mencapai 50 individu.

Bahkan fosil-fosil tersebut menjadi pusat diskusi antropologi dan diklasifikasikan sebagai nenek moyang langsung manusia, menopang hipotesis Teori Out of Asia bahwa manusia berevolusi di Asia.

Baca juga: Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi

Bagian dari kelompok pithecanthropus

Fosil Manusia Peking dapat dikatakan sama dengan Pithecanthropus erectus karena bersamaan dengan penemuan bekas-bekas hominid ini banyak ditemukan alat-alat dari batu yang sama dengan peralatan batu dari Pacitan.

Oleh karena itu, para ahli menyimpulkan bahwa Manusia Peking berkebudayaan sama dengan Kebudayaan Pacitan.

Selain itu, keturunan Manusia Peking mempunyai daerah persebaran yang sangat luas.

Kehidupan Manusia Peking

Manusia Peking adalah kelompok pemburu yang membuat perkakas dan senjata yang terbuat dari batu dengan bentuk masih sangat sederhana.

Selain itu, mereka juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari tulang dan tanduk rusa.

Manusia Peking diduga hidup secara semi-permanen di gua-gua dan telah pandai membuat api.

Hal ini dibuktikan dengan penemuan bekas api pada tulang di dalam gua di Chou Kou Tien.

Baca juga: Kebudayaan Pacitan: Penemu, Peninggalan, dan Persebaran

Ciri-ciri Manusia Peking

Manusia Peking dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh yang mirip serta hidup di zaman yang bersamaan.

Satu hal yang membedakan adalah kapasitas tengkorak Manusia Peking, yang lebih besar dari manusia purba jenis pithecanthropus.

Berikut ini ciri-ciri Manusia Peking.

  • Volume otak sekitar 900-1.200 cc
  • Tulang organ tubuh tidak banyak berbeda dari manusia modern
  • Tulang tengkorak sangat tebal
  • Memiliki dahi kecil dan jembatan alis yang keras
  • Langit-langit mulut besar
  • Rahang kokoh dan tidak berdagu

Referensi:

  • Trisnasari, Andarini. (2009). Ensiklopedia Misteri Manusia Purba. Jakarta: Buana Cipta Pustaka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA