Jelaskan bagaimana implementasi Pancasila agama dan Tamansiswa di kampus kebangsaan UST

Course Hero uses AI to attempt to automatically extract content from documents to surface to you and others so you can study better, e.g., in search results, to enrich docs, and more. This preview shows page 1 - 2 out of 3 pages.

Jelaskan bagaimana implementasi Pancasila agama dan Tamansiswa di kampus kebangsaan UST

josuabrainly josuabrainly

Jawaban:

Relevansi Pancasila, agama, dan Tamansiswa adalah sebagai berikut.

Berdiri dan beroperasinya Tamansiswa merupakan upaya pengamalan Pancasila. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Hal ini sejalan dengan amanat agama untuk mempertahankan status kemerdekaan sebagai hak dasar setiap manusia serta melestarikan martabat luhur manusia.

Penjelasan:

Tamansiswa merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Lembaga ini didirikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM bangsa Indonesia. Di sisi lain, lembaga ini berdiri sebagai upaya meraih kemerdekaan.

Pelajari lebih lanjut tentang materi Tamansiswa pada brainly.co.id/tugas/1462464

#BelajarBersamaBrainly

Jelaskan bagaimana implementasi Pancasila agama dan Tamansiswa di kampus kebangsaan UST

Sebagai warga negara yang taat terhadap peraturan dan norma-norma yang ada dalam negara Indonesia, sepatutnya kita harus mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang Ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang telah tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pilar dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Pilar-pilar itu tercermin dalam kehidupan tiap-tiap nilai atau sila Pancasila. Penerapan atau implementasi sila-sila dalam Pancasila merupakan hal yang wajib dilakukan bagi tiap-tiap warga negara. Akan tetapi saat ini semakin lama pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila justru semakin memudar. Pengaruh masuknya budaya asing dan perkembangan teknologi di tengah kehidupan masyarakat yang selalu diikuti tanpa adanya penyaringan atau seleksi merupakan salah satu penyebab semakin terkikisnya rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia.

Pada era globalisasi saat ini peran peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi identitas kepribadian bangsa Indonesia. Sejauh yang saya rasakan implementasi Pancasila hanya menjadi teori di sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan lainnya. Bahkan teori-teori yang saya dapatkan selama perkuliah masih belum cukup. Apalagi selama masa perkuliahan saya hanya mendapatkan kuliah tentang Pancasila hanya satu semester. Menurut saya, Pancasila hanya dijadikan suatu symbol tanpa adanya tindakan yang konkret bagi terwujudnya masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

Pemahaman sekaligus implementasi Pancasila sangat penting bagi mahasiswa yang merupakan actor perubahan dalam pemerataan pembangungan. Mahasiswa seharusnya menjadi roda penggerak implementasi Pancasila namun akhir-akhir ini semangat itu mulai terkikis dan jarang kita temukan. Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas implementasi Pancasila dalam kehidupan kampus.

Sebelum berbicara tentang implementasi Pancasila, alangkah baiknya kita mengenal lagi tentang sila-sila yang ada pada Pancasila. Terlebih kita sebagai mahasiswa tentunya jarang sekali mendengar, melihat, bahkan membaca sila-sila Pancasila. Mungkin sebagian dari kita terakhir kali mendengar sila-sila Pancasila saat ketika masih duduk di bangku SMA. Berikut ini sila-sila yang ada pada Pancasila:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sebenarnya implementasi Pancasila dapat kita lakukan kapan saja dan dimana saja terlebih lagi bagi mahasiswa seperti saya. Sebagai mahasiswa tentunya memiliki lingkungan yang tepat untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Implementasi Pancasila sebagai paradigm kehidupan kampus tidak berbeda jauh dengan kehidupan bernegara karena pada dasarnya tananan kehidupan di kampus memiliki kesamaan dengan tatanan negara. Jadi kampus itu memiliki tatanan pembangunan seperti tatanan negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum, dan kehidupan beragama.

Untuk mencapai tujuan dari sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat terutama masyarakat kampus maka mahasiswa perlu merefleksikan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kesehariannya. Sebagai mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta rasa intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan kemampuan yang kita punya serta dukungan fasilitas kampus untuk mencapai tujuan bersama. Pembangunan merupakan realisasi praktis dalam kampus untuk mencapai tujuan seluruh mahasiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksanan sekaligus tujuan pembangunan. Oleh karena itu, hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itu sendiri.

Berikut ini bentuk implementasi Pancasila dalam kehidupan kampus terutama di lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada:

Sila pertama memiliki pengertian bahwa warga negara harus mengakui Tuhan yang Maha Esa sebagai zat yang Utama di atas kehidupan yang ada. Bentuk pengakuan dapat berupa meyakini dalam hati, perkataan, dan perilaku. Oleh karena itu, Pancasila menuntut warga negara Indonesia untuk taat dalam beragama. Terlebih lagi kehidupan beragama di Indonesia sangatlah kompleks terdapat beberapa keyakinan yang dianut oleh warga negara Indonesia dari mulai Islam, Budha, Kristen, Katolik, Protestan, Hindu, dan lain sebagainya. Kehidupan yang seperti ini tercermin dalam kehidupan kampus di UGM. Mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kampus UGM terdiri dari berbagai jenis keyakinan yang dianut dan diyakini oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, jika sebagai mahasiswa tidak dapat merefleksikan sila pertama ini bias jadi kehidupan kampus akan sangat kacau dan nilai toleransi antar umat beragama akan rusak dan dapat menyebabkan kekacauan dalam proses pembangunan. Contoh lain adalah dalam pengembangan teknologi, saya sebagai mahasiswa yang menekuni bidang teknologi jaringan juga harus merefleksikan sila pertama ini dalam mengembangkan system jaringan atau aplikasi. Kenapa demikian? Tentunya kembali lagi pada nilai di atas, dalam membuat suatu system jaringan saya harus membuat suatu system tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang saya yakini dalam agama saya supaya kedepannya nanti system jaringan atau aplikasi yang saya buat tidak bertentangan dengan nilai atau aturan di agama saya dan aplikasi yang saya buat tidak membeda-bedakan kepentingan agama.

  1. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sila kedua memiliki pengertian bahwasannya setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan memberlakukan setiap manusia atau orang lain dengan derajat yang sama tidak adanya kasta atau kelas social, memiliki hak-hak yang sama sebagai manusia, dan martabat yang mulia. Kehidupan bernegara di Indonesia sangat penuh dengan kemajemukan atau keberagaman baik itu suku, ras, budaya, dan tentunya agama. Hal tersebut menjadikan sila ini menjadi penting adanya dalam kehidupan bernegara. Sila ini harus kita implementasikan dalam kehidupan kampus terutama kampus UGM dimana kampus ini memiliki mahasiswa yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya, dan agama dari seluruh penjuru Indonesia. Kehidupan kampus yang beragam membutuhkan nilai toleransi antar mahasiswa yang cukup tinggi. Kita sebagai mahasiswa harus bias menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di antara mahasiswa-mahasiswa yang lain. Rasa menghormati antar mahasiswa dapat menimbulkan keharmonisan dalam kehidupan kampus dan menjaga keberlangsungan pembangunan dalam kehidupan kampus. Sebagai mahasiswa teknologi jaringan, saya harus merefleksikan nilai ini dalam hal membuat system jaringan supaya system atau aplikasi yang saya buat tidak bersifat diskriminatif dan berbau rasisme. Jadi system yang saya buat dapat diterima di semua kalangan mahasiswa maupun masyarakat di Indonesia.

Sila ketiga yang memiliki pengertia yaitu satu, bulat tidak terpecah-pecah. Sila ini ditujukan untuk menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa, dan negara. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut juga dengan nasionalisme. Nasionalisme merupakan perasaan mencintai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Dengan begitu diharapkan warga negara juga turut memperjuangkan kepentingan negara dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia. Bila dikaitkan dalam kehidupan kempus adalah sebagai contoh organisasi kemahasiswaan, mereka membentuk suatu organisasi atau perkumpulan mahasiswa dari berbagai macam latar belakang disiplin ilmu. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa adanya sikap dan upaya untuk menjalin rasa kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai bagian dari pembangunan dan pemuda Indonesia. Selanjutnya sebagai mahasiswa teknologi jaringan saya juga harus menyadari bahwa penting rasa persatuan harus saya tanamkan dalam diri saya supaya ketika saya nanti membuat system jaringan atau aplikasi dapat menyatukan kehidupan berbangsa bukan malah memecah pelah persatuan bangsa.

  1. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Sila ini memiliki pengertian yaitu musyawarah dan kehidupan berpolitik. Musyawarah merupakan upaya dalam menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat dan dapat diterima semua kelangan sehingga keputusan dapat bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Kehidupan politik di lingkungan kampus sangat penting adanya terkait keputusan-keputusan yang akan diambil sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pembangunan dalam kehidupan kampus terlebih kita sebagai mahasiswa merupakan bagian dari pembangungan itu sendiri. Sebagai contoh kehidupan politik di kampus adalah adanya kebiasaan untuk melakukan musyawarah dan diskusi atau biasa disebut hearing terkait tentang isu-isu yang ada. Kebiasaan seperti ini sangat dibutuhkan untuk menyatukan pendapat ataupun suara dan masukan dari berbagai sumber supaya nantinya keputusan yang akan diambil dapat memperlancar proses pembangunan kampus terlebih pembangunan nasional.

  1. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sial ini mengandung makna yaitu adil atau dapat saya katakan sesuai porsi masing-masing. Sebagai warga negara kita harus menjunjung tinggi nilai keadilan. Karena demi kepentingan bersama dan banyak orang rasa keadilan perlu kita hadirkan dalam proses pembangunan supaya nantinya tidak ada ketimpangan social yang terjadi dalam pembangunan. Dalam kehidupan kampus nilai ini sangat kita perlukan supaya proses pembelajaran dan pengembangan ilmu tidak terjadi ketimpangan antara disiplin ilmu satu dengan yang lain. Dengan begitu akan tercipta keharmonisan dalam proses pengembangan ilmu.

Penjabaran nilai-nilai sila Pancasila di kehidupan kampus diatas merupakan salah satu contoh apa yang dapat kita lakukan untuk mengimplementasikan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila antara sila satu dengan yang saling berkaitan dan memiliki prioritas bedasarkan urutan silanya. Mungkin kita masih belum tersadarkan betapa pentingnya kita harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Mungkin kita juga berpikir “ah, gak penting” justru malah sebaliknya Pancasila itu penting dalam kehidupan kampus, tanpa adanya nilai-nilai Pancasila dalam diri kita keharmonisan tidak akan tercipta terlebih tujuan kita bersama bisa jadi tidak akan tercapai.

Pancasila merupakan senjata bagi kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi arus globalisasi yang kian kesini kian mengancam eksistensi kepribadian bangsa. Kini kita mau tak mau, suka tak suka harus terlibat dalam arus globalisasi dunia. Dan jika kita kehilangan pegangan atau pun jati diri di tengah pergaulan dunia, mungkin dari sisi positifnya kita akan mendatangkan kemajuan sebagai dampak globalisasi akan tetapi kita bisa saja menjadi asing terhadap diri kita sendiri. Mungkin kita bertanya-tanya apakah Pancasila masih mampu menjawab tantangan-tantangan dalam era globalisasi? Menurut saya “ya, Pancasila masih mampu asalkan kita mau meyakini dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan kita.”. lalu apakah kita bisa dan mau? jawabannya adalah “kita harus bisa”.