Jakarta ke dieng naik mobil berapa jam

Rute ke Dieng dari Jakarta bisa kamu tempuh dengan mobil pribadi ataupun kendaraan umum. Namun jika ingin lebih cepat sampai serta fleksibel maka menggunakan mobil pribadi adalah pilihan yang cukup tepat. Berikut ini adalah rute yang biasanya ditempuh oleh orang dengan mobil pribadi maupun kendaraan umum menuju Dieng.

Rute ke Dieng dari Jakarta dengan Mobil Pribadi

Untuk kamu yang tidak ingin repot dalam melakukan perjalanan, maka bisa menggunakan mobil pribadi. Dengan menggunakan mobil pribadi dari Jakarta menuju dieng kamu tidak perlu lagi untuk melakukan pemesanan tiket atau semacamnya. Persiapan yang harus kamu lakukan ketika melalui rute Jakarta Dieng mobil pribadi adalah persiapan kendaraan dan kebutuhan pribadi.

Mobil yang akan kamu gunakan harus dalam kondisi prima, sehingga keselamatan bisa terjamin. Rute yang biasanya dilalui jika naik mobil pribadi adalah dengan melewati Purwokerto langsung menuju ke Dieng. Sehingga perjalanan kamu lebih cepat dan nyaman jika menggunakan mobil pribadi.

Menuju Dieng dengan Naik Kereta Api

Dengan melakukan backpacker ke Dieng dari Jakarta kita juga bisa melatih kemandirian serta meningkatkan jiwa sosial kita. Untuk kamu yang ingin backpacker ke Dieng, maka bisa menggunakan kereta api sebagai pilihan utamanya. Jika berangkat dari Jakarta maka kamu bisa turun di Stasiun Purwokerto. Dari sana kamu kemudian mencari kendaraan menuju terminal Mendolo Wonosobo, dan naik mini bus atau kendaraan umum lain ke tujuan Dieng Plateau.

Jalur dengan menggunakan kereta api cukup diminati oleh para backpacker. Kereta api dianggap sebagai moda transportasi yang cepat, aman, nyaman, dan mudah. Total perjalanan dengan rute kereta api ini hanya menghabiskan waktu 9 jam saja. Jadi kamu bisa lebih mudah mengatur jadwal perjalanan serta estimasi waktu yang akan dihabiskan selama di Dieng.

Rute ke Dieng dengan Naik Bus

Menaiki bus ke Dieng menjadi pilihan bagi para traveler yang menjadi penggemar bus. Bisa juga para wisatawan tersebut naik bus karena sudah nyaman dan terbiasa. Namun bagi kamu yang belum pernah naik bus menuju Dieng, kamu bisa mencoba rute ini karena termasuk murah dan nyaman. Dari Jakarta kamu tinggal naik bus menuju ke Jogja, setelah itu naik bus lagi menuju Terminal Mendolo Wonosobo. Setelah mencapai terminal Mendolo maka kamu naik bus lagi hingga ke Dieng. Dengan menaiki Bus perjalananmu yang ditempuh mencapai 14 jam saja.

Demikianlah Rute ke Dieng dari Jakarta  yang bisa kamu pilih. Dari banyaknya pilihan tersebut kamu bisa memilih yang ternyaman dan termurah. Jika kamu orangnya tidak mau repot maka bisa menggunakan mobil pribadi. Jika kamu adalah orang yang berjiwa sosial tinggi dan ingin mencari rute yang termurah maka bisa memakai kendaraan umum untuk menuju ke Dieng.

Dieng merupakan salah satu tujuan wisata favorit di kalangan wisatawan dari Jakarta, sampai dengan tulisan ini dibuat masih banyak turis dari Jakarta yang belum mengetahui cara pergi ke dataran tinggi Dieng.

Berikut ini rekomendasi perjalanan darat dari Jakarta menuju Dieng.

Mobil pribadi

Menggunakan mobil pribadi ke Dieng dari Jakarta yang pertama kali harus diperhatikan adalah memastikan rem, lampu, dan mesin mobil dalam kondisi prima, karena daerah pegunungan seperti Dieng kondisi jalan menanjak dan banyak kelokan.

Memilih rute terdekat ke Dieng, salah satu rute aman yang banyak digunakan wisatawan dari Jakarta, sebagai berikut: Jakarta – Tol Cipali – Tol Pejagan – Brebes – Purwokerto – Purbalingga – Banjarnegara – Wonosobo – Dieng.

Bus

Menggunakan bus dari Jakarta wisatawan dapat turun di terminal Mendolo Wonosobo, kemudian disambung dengan mikro bus jurusan Wonosobo-Dieng.

Tarif bus dari Jakarta ke Wonosobo sekitar Rp120.000-160.000, sedangkan tarif mikro bus Wonosobo ke Dieng Rp25.000/orang.

Kereta api

Pilihan transportasi lain dari Jakarta adalah menggunakan kereta api, stasiun terdekat dengan Dieng di Purwokerto, Kutoarjo dan Yogyakarta.

Dari kota-kota tersebut untuk menuju Dieng bisa disambung menggunakan travel, bus umum ataupun jasa paket wisata Dieng.

Jasa open trip

Saat ini banyak sekali jasa open trip Dieng dari Jakarta, biaya open trip sendiri berkisar Rp750.000-900.000 untuk perjalanan selama 3 hari 2 malam.

"Sebenarnya Bapak ada rencana ke Dieng, Dik...Ada banyak candi dan telaga di sana, kamu sudah sembuh kan ya?"

"Sudaaah, Bapak. Iya, kita jalan-jalan saja. Aku kan belum liburan.."

Duh, yang sunat langsung mengiyakan dan lupa akan "rasa aneh" yang dibilangnya setelah dikhitan.🙈

"Lah, jadiii ini? Kan, belum pesen hotel?" protes saya.

Selesai rehat, kami pun melanjutkan perjalanan dan keluar di pintu tol Bawen. Setelah singgah untuk makan siang sebentar, perjalanan ke Dieng pun berlanjut melewati Temanggung. Sengaja lewat sini karena kata suami kami bakal lewat sisi pegunungan yang tentu bakal dapat bonus indahnya pemandangan.

Tapi....ekstra bonusnya juga ada. Jalanan sempit berkelok, di sela kabut yang mulai turun di tengah gerimis yang tak henti mengguyur. Membuat kami mesti sangat berhati-hati melewati. Belum lagi tingkah beberapa pengendara yang seenaknya sendiri saja, menyalip di tikungan yang tajam atau tidak mau sabar mengantri di belakang iring-iringan truk yang kelebihan muatan.

Apapun, semua terbayar saat sampai di tujuan: Dataran Tinggi Dieng.

Sekitar kurang dari 24 jam kami berada di Dieng ini. Memang tak lama, tapi lumayan juga. Karena kami memang musti segera lanjut ke Jakarta karena anak-anak sudah masuk sekolah tanggal 2, demikian juga Bapaknya masuk kerja.

Tapi Temans,....jangan ditiru ya rencana tahu bulat alias dadakan kami ke Dieng ini. Sebaiknya memang direncanakan kalau mau melakukan perjalanan. At least, penginapannya sudah dipesan dan kemana saja mau pergi sudah diniatkan.

Jakarta ke dieng naik mobil berapa jam


Tips Mengunjungi Dieng

Nah, berikut beberapa tips dari saya yang bisa jadi perhatian sebelum berencana ke Dieng. Yuks, mariiii:


1. Siapkan Kendaraan

Dieng adalah dataran tertinggi di Pulau Jawa. Salah satu desa di sini, Desa Sembung, merupakan desa tertinggi di Pulau ini. Maka, akses menuju ke sana sudah bisa dibayangkan: naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali!

Jadi, siapkan kendaraan jika memang bawa sendiri. Mulai dari kesiapan mesin juga bahan bakar. Sesuaikan juga kendaraan dengan medan. Hindari bawa city car ke sini. Karena susyaaah pasti saat nanjak nanti.

Kemarin tuh di depan saya, ada Agya. Duh setengah mati di tanjakan dia. Entah sampai enggak di tujuan, karena kendaraan yang lain dipersilakannya duluan jalan.

Jadi, kalau memang enggak yakin dengan kendaraan, mending nginep/parkir di Wonosobo atau kota terdekatnya dan naik angkutan saja. Saya lihat ada banyak kendaraan jenis Elf yang merupakan angkutan umum di sana.

2. Pengendara Handal

Kontur pegunungan yang penuh kelokan tajam, sempit, beberapa berlubang, kiri tebing kanan jurang....wah, saya saja sebagai sopir tembak sudah ngeri duluan.

Maka, jika memang ke Dieng mau pakai mobil ya pastikan pengemudinya sudah piawai dan paham dengan kendaraannya. Karena medan yang sulit seperti ini memerlukan jam terbang tinggi dalam menghadapi segala situasi dan kondisi.

Kalau enggak yakin bisa, lebih baik serahkan pada pak sopir setempat yang sudah biasa menempuh jalanan penuh tantangan.

3. Sesuaikan Pakaian

Namanya saja dataran tinggi, udaranya dingin pasti. Apalagi di musim hujan begini. Kemarin saya datang tanpa persiapan. Jadi jaket dan kawan-kawan enggak terbawa dari Jakarta. Suami sih santai saja waktu saya ngomel pada diri sendiri enggak lengkap nyiapin itu ini.

"Sudah beli di sana saja, kan biar punya sweater yang ada tulisannya Dieng"

Hahaha..benar juga!!

Di kompleks Candi Arjuna ada deretan penjual souvenir dan saya pun membeli sweater dan topi/kupluk. Murah juga kok...Sweater ukuran si Adik 50 ribu, punya suami 80 ribu, sweater saya 90 ribu dan kupluk 25 ribu. Ini semua harga dari penjual karena saya enggak nawar - kasihan kalau ditawar...😁 Oh ya, cuma si Mas yang enggak mau beli karena dia sudah bawa hooedie.

Saat saya ke Dieng, 30 Desember, suhu di siang hari berkisar pada 16 dercel dan malam hari 10 dercel. Dan terasa tambah dingin karena waktu kami datang hujan sedang turun. Brrrrrrrr.... Syukur esok harinya meski dini hari gerimis masih mengundang sehingga mengurungkan niat kami menyaksikan Golden Sunrise, agak siang Sang Surya cerah ceria sehingga meski masih 16 dercel suhunya, hangat di badan rasanya.


Candi Setyaki

4. Pesan Penginapan

Kami berangkat dari Kediri pukul 7 pagi. Alhamdulillah berkat tol Trans Jawa yang sudah nyambung dari Jakarta ke Surabaya (bahkan sampai Pasuruan), perjalanan jadi lancar jaya. Kediri-Bawen sejauh 280 km kami tempuh hanya dalam 3 jam saja (via tol masuk di pintu tol Nganjuk).

Keluar pintu tol Bawen sampai Dieng (Candi Arjuna) pukul 3 sore. Karena khawatir lokasi akan tutup jadi kami memutuskan langsung ke sini dan pesan penginapan belakangan.

Hotel King's Dieng

Nah, keluar dari komplek Candi Arjuna sudah hampir gelap, coba jalan kaki ke 2 homestay mungil di depannya. Tapi enggak ada petugasnya dan parkiran juga full. Rasa-ranya enggak ada kamar tersisa dah...

Hopeless, coba jalan aja sambil nyoba pakai aplikasi pemesanan. Dan sudah kebayang gelap-gelap musti turun ke kota Wonosobo, cari hotel di bawah sana. Mana jalanan kayak gitu pulaaa...! Hiks!

Di parkiran, sementara suami bersiap mengemudi saya pun cek aplikasi pemesanan penginapan Pegipegi. Dan, Alhamdulillah, masih ada kamar via aplikasi Pegipegi!! Rejekiiii...!

Saya pun segera pesan 1 kamar setelah membaca sekilas fasilitas. Saya sih yakin saja dengan keterangan dan ulasan yang diberikan di Pegipegi karena sudah pernah sebelumnya dan puas dengan layanan aplikasi Pegipegi ini. 

Segera suami mengarahkan kemudi ke sini. Dan setelah mengambil kunci dan memesan tambahan sarapan 2 porsi lagi (@15 ribu/porsi), kami berempat pun segera masuk ke kamar yang meski sederhana tapi hangat. 


Hotel King's Dieng

5. Lengkapi Perbekalan

Kalau datang di musim hujan, siapkan juga payung dan jas hujan. Meski ada penyewaan payung di lokasi tapi lebih leluasa kalau bawa sendiri. Juga kalau bawa kendaraan sekalian saja bawa selimut tebal. Karena di penginapan hanya ada selimut biasa dan jumlahnya cuma dua. Untung saya bawa selimut untuk anak-anak tidur di mobil, sehingga masing-masing bisa selimutan. Karena malam hari di Dieng dinginnyaaa...warbiyasah!

Oh ya, masker atau penutup muka bisa juga jadi perlengkapan yang wajib dibawa. Terutama karena di kawasan kawah, bau belerang menusuk hidung dan bisa bikin pusing kepala.

Kalaupun lupa, masker bisa dibeli di pedagang yang menawarkannya di sekitar lokasi dengan harga 2 rb/buah.

bau belerang terutama di sekitar kawah..menyengat!

6. Hangatkan Badan

Penikmat kopi bisa menghangatkan diri di warung kopi yang ada di sekitar lokasi. Dan yang paling unik di warkopnya adalah adanya anglo (tungku panas) yang disajikan ke pengunjungnya untuk menghangatkan badan.

Kami berempat menghangatkan diri di sebuah warung kopi. Berteman kopi - dan coklat panas untuk anak-anak- dan semangkuk indomie. Mengitari anglo dengan arang membara beserta minuman panas yang sekejap saja jadi dingin airnya....

Ah, nikmat-Nya mana lagi yang saya dustakan.


anglo...anget banget

7. Sediakan Waktu

Lokasi yang bisa dikunjungi di Dieng ini banyaak sekali. Dan tempatnya berpencar alias memerlukan waktu untuk didatangi. Setidaknya 2 hari dengan kunjungan cepat atau 3 hari jika ingin puas menikmati.

Jadi, ketika saya hanya mengunjunginya kurang dari 24 jam saja, rasanya enggak puas pemirsaaah! Karena banyak tempat jadi terlewati apalagi saat libur panjang begini, antrian kendaraan di tiap pintu gerbang mengular. Sehingga butuh tambahan waktu juga untuk ini.

Idealnya sih perginya enggak pas peak season ya. Tapi ini buat yang jomblo, mau honeymoon atau yang anaknya belum sekolah aja... Yang anaknya dah sekolah ya teteup harus rela berdesakan sama keluarga lainnya di masa liburan sekolah.

kompleks Candi Arjuna

8. Siapkan Badan

Lokasi yang bisa dikunjungi di Dieng ini banyak sekali. Ada sekitar 20-an. Itu semua butuh jalan kaki menuju titik lokasi, mendaki, menaiki anak tangga juga musti berjalan ke titik lainnya di lokasi yang sama.

Jadi fisik yang prima pun alas kaki nyaman yang menunjangnya adalah antisipasi untuk kelancaran perjalanan kita.


sumber website: diengindonesia (rute lama sebelum ada tol Trans Jawa)

9. Simpan Tiket Masuknya

Di depan pintu masuk kawasan ada, retribusi untuk memasuki Dieng Plateu ini. Simpan baik-baik tiket ini karena jika kita tinggal selama beberapa hari nanti dan akan mengunjungi lokasi lainnya tiket ini bisa ditunjukkan lagi.

Beberapa tiket ada yang jadi satu retribusinya. Seperti Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Jadi simpan tiketnya karena pintu masuk kedua lokasi berbeda. Sehingga kita tidak perlu membayar ulang nantinya.

beda pengelola, beda hasilnya

10. Siap-siap Bahagia Juga Kecewa

Bersiaplah untuk bahagia karena melihat: pemandangan hijau yang terhampar, kebun sayur dengan sistim terasiring di sisi gunung, bunga-bunga indah bermekaran, candi megah yang gagah, kawah yang mengepulkan uap  dan terlihat magis dan indah, bertemu dengan penduduk yang ramah, telaga yang berkilauan warnanya saat ditimpa Sang Surya....

Tapi, bersiaplah kecewa juga karena: parkiran benar-benar terbatas kalau pengunjung membludak begini. Belum lagi di dalam lokasi musti berdesakan dan siap antri kalau mau selfie di spot yang seksiiii. Antrian di jalan masuk kawasan, kesemrawutan di jalanan dan semua musti dijalani dengan sabar karena sejauh yang saya lihat kemarin hampir tidak ada petugas polantas atau satuan pengamanan.

spot pepotoan bikin kelihatan kumuh area karena tidak beraturan dan kebanyakan

Dan...ada kawasan, misalnya Kawah Sikidang yang pedagangnya berjajar tidak beraturan, penataan asal-asalan sehingga terkesan kumuuuuuh dan bikin sepet pemandangan. Juga spot foto kekinian yang juga mengganggu karena tak tertata dan semrawut di sini dan sana.

Duh...., sayang sekali kalau pengelolaan seperti ini. Apa yang ada di benak beberapa wisatawan mancanegara -yang saya lihat datang- melihat kondisi Dieng kayak gini. Hiks.

Saran buat pengelola agar dikembalikan ke fungsi aslinya agar wisatawan benar-benar bisa menikmati keindahan alam yang disajikan.

Kawasan Kawah Sikidang yang kumuh

Dan akhirnya, semoga tips di atas bermanfaat ya. Oh ya, puncak kunjungan di Dieng adalah saat Dieng Culture Festival yang dihelat di bulan Agustus dengan rangkaian acara: upacara pemotongan rambut gimbal, pertunjukan seni tradisi, jazz di atas awan, pertunjukan sendratari, pesta lampion, dan kembang api.

Akhirnya, selamat menikmati surga tertinggi di Pulau Jawa ini....Dataran Tinggi Dieng!😍

Happy Traveling

Dian Restu Agustina

Ke Dieng lebih baik bulan apa?

Kamu bisa datang ke Dieng saat musim kemarau, karena kabutnya tidak terlalu tebal dan tidak sering hujan, sehingga liburanmu pun jadi lebih nyaman. Suhunya berkisar 10-18 derajat, masih tergolong sejuk serta dingin. Musim kemarau di Dieng sepanjang bulan Juli hingga September.

Ke Dieng bagusnya jam berapa?

Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi telaga warna adalah saat pagi atau siang hari, karena pada sore hari, kabut tebal akan menutupi daerah sekitar telaga warna, sehingga pengunjung tidak dapat menikmati keindahan alamnya.

Ke Dieng lebih baik bulan apa?

Kamu bisa datang ke Dieng saat musim kemarau, karena kabutnya tidak terlalu tebal dan tidak sering hujan, sehingga liburanmu pun jadi lebih nyaman. Suhunya berkisar 10-18 derajat, masih tergolong sejuk serta dingin. Musim kemarau di Dieng sepanjang bulan Juli hingga September.

Bisakah bus besar ke Dieng?

bus besar atau bus pariwisata tidak bisa sampai ke Dieng?. Karena akses jalan dari kota Wonosobo ke Dieng sangatlah beresiko. Jika di lalui kendaraan-kendaraan besar seperti bus pariwisata set 40 lebih. Alasan nya selain jalan nya yang sempit, juga mempunyai tanjakan yang panjang juga turunan yang tajam.

Berapa jarak Dieng ke Jogja?

Perjalanan menuju dieng dari kota Yogyakarta menempuh jarak sekitar 170 Km, jarak yang cukup jauh dengan waktu tempuh sekitar 4 jam menggunakan kendaraan pribadi, atau sekitar 6 jam dengan kendaraan umum.

Kalau mau ke Dieng naik kereta turun dimana?

Untuk menuju Dieng dengan menggunakan kereta api sobat Gunung bisa turun di Statiun dekat dengan Kabupaten Wonosobo diantaranya adalah: Statiun Kutoarjo.