Syahrul Fauzi, Umi Baroroh, Jami Ahmad Badawi, Mufthi Alam, Agung Setiabudi, Nelvi Maulida, Sri Utami. Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) PENDAHULUAN Kepemimpinan telah berkembang sejalan dengan kemajuan peradaban manusia sejak zaman para Nabi dan nenek moyang. Kerjasama antara manusia berdasarkan unsur kepemimpinan sudah mulai diciptakan pada masa itu.[1] Menurut Overton, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh kepercayaan penuh dan kerjasama dari orang lain di tempat kerja. Setiap pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan memiliki keunikan masing-masing. Pendapat Overton menekankan pentingnya kemampuan seseorang dalam memimpin untuk memperoleh timbal balik atas pengaruh kekuasaan sebagai seorang pemimpin. Menurut Harsey dan Blanchard, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan dalam kondisi tertentu. Sudut pandang Hersey dan Blanchard bahwa definisi kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.[2] Setiap anak cucu Adam yang dilahirkan kebumi telah memiliki fitrah untuk menjadi seorang pemimpin (khalifah), baik itu menjadi pemimpin negara, daerah, keluarga, hingga menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Dengan demikian diharapkan setiap manusia mampu bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya dengan baik seraya mengabdikan diri kepada Allah SWT. Kepemimpinan juga merupakan suatu hal yang sangat penting didalam pendidikan Islam, seorang pemimpin mejadi pemeran utama dalam mengembangkan mutu serta prestasi di bidang pendidikan. Baik itu di madrasah, sekolah Islam, bahkan pesantren sekalipun. Kemampuan seorang pemimpin di lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari pencapaiannya dalam meraih prestasi, selain itu juga kemampuannya untuk menerapkan sebagaimana kepemimpinan Rasulullah SAW atau yang disebut dengan going back to basic.[3] Penelitian mengenai kepemimpinan telah banyak dikaji oleh para akademisi, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Mashar yang mengkaji mengenai Nilai-nilai Profetik dalam Kepemimpinan Modern pada Manajemen Kerja yang mana aspek kepemimpinan memiliki kesan negatif seperti kepemimpinan yang memiliki karakter otoriter dan ademokrtis. Selain itu terdapat krisis keteladanan, lemahnya kinerja pemimpin, dan kurangnya efektifitas seorang pemimpin, hal tersebut dapat terjadi karena karakter kepemimpinan yang diterapkan tidak merujuk pada kepemimpinan pendidikan Islam.[4] Dengan hadirnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang karakteristik kepemimpinan yang telah di terapkan oleh Rasulullah dan karakteristik kepemimpinan di era modern, dengan demikian kita bias melihat apakah model kepemimpinan yang telah dicontohkan Rasul masih tetap menjadi acuan dalam kepemimpinan era moderen khususnya dalam bidang pendidikan. KONSEP KEPEMIMPINAN Pemimpin berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing, tuntun. Pemimpin berarti orang yang memimpin, membimbing, menuntun, menunjukkan jalan, melatih (mendidik, mengajar) supaya akhirnya dapat mengerjakan sendir. Dalam pandangan Islam, kepemimpinan terkait dengan dua harapan atau tuntutan sosial mendasar yang dikenakan kepada si pemimpin. Pertama, kemampuan yang diperkirakan terdapat padanya untuk memimpin ke arah tercapainya situasi yang diinginkan oleh komunitasnya. Kedua, Kemungkinan bobot fungsinya dalam mempertahankan eksistensi komunitas. Dalam konteks pemenuhan tuntutan sosial itu, pemimpin harus menyadari adanya pertanggungjawaban transendental, yang menghendaki keterluluhan pribadi dalam keharusan moral agama.[5] Mempelajari sebuah konsep dari kepemimpinan tidak akan luput dari sebuah pemahaman mengenai perilaku, karakteristik seorang pemimpin, hingga model seorang leader dalam kepemimpinannya. Walaupun hakikat penerapannya sama, akan tetapi seorang pemimpin memiliki ciri khas tersendiri untuk mencapai tujuan dari sebuah perencanaan.[6] Idealnya seorang pemimpin bukan hanya memperhatikan sikap dan tanggung jawabnya kepada setiap anggotanya saja, akan tetapi pemimpin juga harus memahami kedudukan mererka serta menggunakan kekuasaan dengan sebaik-baiknya untuk mempengaruhi setiap bawahannya hingga mencapai keberhasilan dari sebuah tujuan, menjadi seorang pemimpin yang ideal dan mampu mencapai kepemimpinan yang efektif.[7] Menurut French dan Raven dalam jurnal yang ditulis oleh Fridayana Yudiaatmaja terdapat beberapa sumber kekuasaan seorang pemimpin, diantaranya: (1) Kekuasaan keahlian (expert power); (2) Kekuasaan jabatan (legitimate power); (3) Kekuasaan referensi (referent power); (4) Kekuasaan penghargaan (reward power); (5) Kekuasaan paksaan (coercive power).[8] Warren Bennis dalam Imron Fauzi menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu mengajak dan mempengaruhi individu maupun kelompok untuk dapat mencapai tujuan bersama. Bennis juga menjelaskan mengenai beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain:[9]
SIFAT KEPEMIMPINAN RASULULLAH Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT ke permukaan bumi untuk menjadi nabi sekaligus rasul pemimpin dunia, merubah peradaban, serta menjadi public figure yang baik sehingga dapat dicontoh oleh seluruh umat manusia. Keteladanan sifat dan karakter Rasulullah bukan hanya dilihat dari satu sisi kehidupannya saja, akan tetapi semua aspek dalam kehidupan Rasulullah dapat dijadikan contoh bahkan ketika Rasulullah sudah wafat pun kehidupan beliau tetap berpengaruh bagi semua umat manusia.[10] Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya memiliki empat sifat yang harus dicontoh bagi pemimpin-pemimpin lainnya, yaitu Amanah, Fatanah, Shiddiq, dan Tabligh. Diluar dari 4 sifat tersebut, Rasulullah juga diutus ke dunia untuk menjadi rahmat bagi alam semesta, harapannya adalah karakter kepemimpinan Nabi Muhammad dapat di teladani dalam kehidupan sehari-hari.[11]
KEPEMIMPINAN ERA MODERN Seorang pemimpin di lembaga pendidikan sebaiknya memiliki beberapa karakter yang baik, karena mereka akan membawa suatu lembaga pendidikan untuk berkembang sesuai dengan perubahan zaman.[17] Sehingga terdapat beberapa karakteristik kepemimpinan di era modern, antara lain:[18] (1) Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Masyarakat. Hubungan yang terjalin antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat signifikan. Karena suatu lembaga pendidikan pasti berdiri di tengah pemukiman penduduk. (2) Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Karakter. Karakter biasanya dikaitkan dengan memberi contoh, menciptakan lingkungan, dan pembiasaan atas suatu hal. Oleh karenanya, segala sesuatu yang didengar, dirasakan, dilihat, dan kemudian diterapkan oleh anggota di suatu lembaga pendidikan dapat mempengaruhi karakter, kepribadian dan budaya organisasi. (3) Kecerdasan Emosional dalam Pengendalian Konflik. Seorang pemimpin harus memiliki keahlian untuk memahami dan mengendalikan emosi, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Salah satu tujuan pengendalian emosi adalah agar dapat membangun hubungan positif dengan orang lain. Pengendalian konflik dengan mengupayakan kecerdasan emosional bukanlah bakat yang dimiliki seseorang untuk menjadi modal sebagai seorang pemimpin, melainkan keterampilan yang harus dibangun secara terus menerus dan konsisten, karena untuk selalu membangun hubungan yang positif dengan orang lain, seorang pemimpin harus memiliki keahlian memahami dan mengendalikan emosi, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain.[19] KEPEMIMPINAN RASULULLAH DAN KEPIMPINAN DI ERA MODEREN
Penjabaran tabel tersebut menjelaskan bahwasannya karakter kepemimpinan Rasulullah masih menjadi acuan utama pada setiap pemimpin hingga saat sekarang ini dan dinilai sangat efektif dalam menjalankan roda kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan. Hal ini dipaparkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Faiqoh bahwasannya seorang kepala selalu menjadi role model bagi seluruh bawannya, setiap tindakan akan dinilai, setiap ucapan akan didengarkan sehingga hal tersebut akan diikuti oleh mereka serta mampu merubah kebiasaan hingga karakter yang dimiliki oleh bawahannya.[20] Menjadi sosok pemimpin yang baik harus mampu menguasai seluruh aspek pada setiap anggotanya, memahami bawahannya walaupun terdapat perbedaan suku, ras, bahkan berbeda dalam segi kepercayaan yang dianutnya. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah pada saat melakukan hijrah ke Madinah, Rasul menghadapi masyarakat heterogen yang mana menjadi tantangan tersendiri untuk menyebarkan ajaran Islam ketika itu.[21] Berdasarkan pemaparan diatas, Rasulullah SAW sudah sangat pantas disebut sebagai pemimpin yang baik bagi manusia di seluruh dunia karena Rasulullah memiliki karakteristik sesuai dengan komponen kepemimpinan transformasional. Selain itu, Rasulullah juga memiliki sifat personal yang dapat dikategorikan dalam sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berdasarkan komponen kepemimpinan transformasional. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa karakter kepemimpinan Nabi Muhammad yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah Amanah yaitu dapat dipercaya, Tabligh menyampaikan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT , Fatanah bijaksana serta cerdas dalam bertindak dan memecahkan sebuah persoalan, Shiddiq bersikap jujur dan benar dalam susuatu hal. Di era modern saat ini dimana terdapat banyak sekali perubahan-perubahan dalam aspek kehidupan yang semakin berkembang mengikuti arus perkembangan zaman, Walaupun demikian, terdapat analogi karakteristik kepemimpinan dalam lembaga Islam saat ini yang mengacu pada karakteristik kepemimpinan Rasul pada masa itu Seperti kepemimpinan berbasis masyarakat yang memberikan motivasi dan membangun komunikasi, sejak lama Rasulullah sudah menerapkan hal yang sedemikian dengan pendekatan integritas. Begitu pula dengan pendekatan keteladanan, Rasul selalu memberikan contoh yang baik kepada para sahabatnya dan seluruh umat manusia dimuka bumi hal ini pula yang diterapkan pada kepemimpinan di era modern berbasis karakter, menjadi uswatun hasanah serta mampu menciptakan situasi lingkungan yang baik. REFERENSI Arsyam, Muhammad. “Manajemen Pendidikan Islam (bahan ajar mahasiswa).” Makassar, 2020. Faiqoh, Nurul. “Modernisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Era 4.0.” Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains 5, no. 1 (2020): 26–42. https://doi.org/10.21154/ibriez.v5i5.93. Faishol, Lutfi. “Kepemimpinan Profetik dalam Pendidikan Islam.” Eduprof : Islamic Education Journal 2, no. 1 (2020): 39–53. https://doi.org/10.47453/eduprof.v2i1.30. Fauzi, Imron. Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah. Diedit oleh Nurhid. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2019. Hapsari, Gusti Widya, dan Fuad Masud. “Praktik Kepemimpinan Islam.” Diponegoro Journal of Management 7, no. 4 (2018): 1–16. Kusuma Dewi, Indah, dan Ali Mashar. NILAI-NILAI PROFETIK DALAM KEPEMIMPINAN MODERN PADA MANAJEMEN KINERJA. Bandar lampung: Gre Publishing, 2019. Mirela, Tiarani, Zainal Arifin, M. Jamroh, dan Kaspul Anwar Us. “Prophetic Leadership: Examining The Prophetic Leadership Concept of The Prophet Muhammad SAW.” INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies 21, no. 1 (2021): 62–74. https://doi.org/10.30631/innovatio.v21i1.130. Misbach, Irwan. “Perilaku Bisnis Syariah.” Jurnal Manajemen Dakwah 5 (2017): 33–44. Mubasyaroh, Mubasyaroh. “Pola Kepemimpinan Rasulullah: Cerminan Sistem Politik Islam.” Politea 1, no. 2 (2018): 95. https://doi.org/10.21043/politea.v1i2.4488. Muhibah, Siti. “MENELADANI GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW ( Upaya Menegakkan Nilai-nilai Toleransi antar umat beragama ).” Jurnal Pendidikan Karakter “JAWARA” (JPKJ) 4, no. 1 (2018): 67–74. Olifiansyah, Muhammad, Wahyu Hidayat, Bimansyah Putra Diaying, dan Muhammad Dzulfiqar. “Kepemimpinan dalam Perspektif Islam.” At-Tajdid : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 4, no. 01 (2020): 102. https://doi.org/10.24127/att.v4i01.1205. Sidiq, Umar, dan Qurrotul ‘Uyun. “Prophetic Leadership in the Development of Religious Culture in Modern Islamic Boarding Schools.” Istawa: Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 1 (2019): 80. https://doi.org/10.24269/ijpi.v4i1.1990. Suryana, Asep. “Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Dasar.” Universitas Terbuka, 2016, 504. Tusriyanto. “KEPEMIMPINAN SPIRITUAL MENURUT M. QURAISH SHIHAB Tusriyanto.” AKADEMIKA 19, no. 01 (2014). Yudiaatmaja, Fridayana. “Issn 1412 – 8683 29.” Procedia - Social and Behavioral Sciences IV, no. 2 (2013): 29–38.
[1] Indah Kusuma Dewi And Ali Mashar, Nilai-Nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada Manajemen Kinerja (Bandar Lampung: Gre Publishing, 2019).
[2] Umar Sidiq And Qurrotul ‘Uyun, “Prophetic Leadership In The Development Of Religious Culture In Modern Islamic Boarding Schools,” Istawa: Jurnal Pendidikan Islam 4, No. 1 (2019): 80, Https://Doi.Org/10.24269/Ijpi.V4i1.1990.
[3] Lutfi Faishol, “Kepemimpinan Profetik Dalam Pendidikan Islam,” Eduprof : Islamic Education Journal 2, No. 1 (2020): 39–53, Https://Doi.Org/10.47453/Eduprof.V2i1.30.
[4] Kusuma Dewi And Mashar, Nilai-Nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada Manajemen Kinerja.
[5] Muhammad Olifiansyah et al., “Kepemimpinan dalam Perspektif Islam,” At-Tajdid : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 4, no. 01 (2020): 102, https://doi.org/10.24127/att.v4i01.1205.
[6] Asep Suryana, “Kepemimpinan Dan Manajemen Pendidikan Dasar,” Universitas Terbuka, 2016, 504, Https://Www.Pustaka.Ut.Ac.Id/Lib/Wp-Content/Uploads/Pdfmk/Mpdr5301-M1.Pdf.
[7] Fridayana Yudiaatmaja, “Issn 1412 – 8683 29,” Procedia - Social And Behavioral Sciences Iv, No. 2 (2013): 29–38, Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Intman.2016.11.002%0ahttps://Doi.Org/10.1016/J.Tele.2017.10.007%0ahttp://Ilp.Ut.Ac.Id/Index.Php/Jom/Article/View/432%0ahttp://Dx.Doi.Org/10.3926/Jiem.1530%0ahttp://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Bushor.2017.11.007%0ahttps://Doi.Org/10.10.
[9] Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, Ed. Nurhid (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2019).
[10] Siti Muhibah, “Meneladani Gaya Kepemimpinan Rasulullah Saw ( Upaya Menegakkan Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat Beragama ),” Jurnal Pendidikan Karakter “Jawara” (Jpkj) 4, No. 1 (2018): 67–74.
[11] Kusuma Dewi And Mashar, Nilai-Nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada Manajemen Kinerja.
[12] Gusti Widya Hapsari And Fuad Masud, “Praktik Kepemimpinan Islam,” Diponegoro Journal Of Management 7, No. 4 (2018): 1–16.
[13] Tusriyanto, “Kepemimpinan Spiritual Menurut M. Quraish Shihab Tusriyanto,” Akademika 19, No. 01 (2014).
[14] Sidiq And ‘Uyun, “Prophetic Leadership In The Development Of Religious Culture In Modern Islamic Boarding Schools.”
[15] Irwan Misbach, “Perilaku Bisnis Syariah,” Jurnal Manajemen Dakwah 5 (2017): 33–44.
[16] Tiarani Mirela Et Al., “Prophetic Leadership: Examining The Prophetic Leadership Concept Of The Prophet Muhammad Saw,” Innovatio: Journal For Religious Innovation Studies 21, No. 1 (2021): 62–74, Https://Doi.Org/10.30631/Innovatio.V21i1.130.
[17] Nurul Faiqoh, “Modernisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Era 4.0,” Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains 5, No. 1 (2020): 26–42, Https://Doi.Org/10.21154/Ibriez.V5i5.93.
[18] Muhammad Arsyam, “Manajemen Pendidikan Islam (bahan ajar mahasiswa)” (Makassar, 2020).
[19] Faiqoh, “Modernisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Era 4.0.”
[21] Mubasyaroh Mubasyaroh, “Pola Kepemimpinan Rasulullah: Cerminan Sistem Politik Islam,” Politea 1, no. 2 (2018): 95, https://doi.org/10.21043/politea.v1i2.4488. |