Cara menghitung IRR Studi Kelayakan bisnis

Apa kalian tahu cara menghitung IRR? Dalam sebuah proses perjalanan bisnis tentu saja dibutuhkan perhitungan yang cepat, tepat, dan akurat agar keberlangsungan atau kestabilan perusahaan bisa bertahan lama dan tentunya semakin berkembang. Oleh karena itu diperlukan perhitungan dan pengolahan data yang bisa dibilang sedikit rumit.

Meskipun demikian perhitungan keuangan dalam perusahaan tetap harus dilakukan karena digunakan untuk evaluasi dan mengecek kondisi finansial. Salah satu cara untuk menghitungnya adalah dengan menggunakan rumus IRR (Internal Rate of Return). 

Sudah menjadi hal yang lumrah untuk pengembalian atau rate of return merupakan poin penting dalam suatu laju investasi. Idealnya, proyek investasi baru bisa dilakukan jika rate of return-nya lebih besar dibandingkan laju pengembaliannya ketika melakukan investasi di tempat lain. 

Oleh karena itu dibutuhkan IRR atau yang dikenal dengan sebutan Internal Rate of Return untuk melihat seberapa baik kinerja perusahaan, apakah investasi yang dilakukan itu cocok atau tidak, apakah bagus untuk menambah atau malah justru mengurangi portofolio investasi.

Peran Internal Rate of Return bisa dibilang cukup penting dalam pertimbangan untuk keputusan berinvestasi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita akan membahas lebih mendalam mengenai definisi Internal Rate of Return sampai dengan cara perhitungannya.

Pengertian Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah indikator untuk melihat tingkat efisiensi dari sebuah investasi. Internal Rate of Return juga diartikan sebagai tingkat pengembalian tahunan yang selalu diharapkan dari sebuah investasi. Misalnya investasi sebesar Rp 1.000.000 memiliki IRR 22% maka tingkat pertumbuhan sebesar 22%.

Semakin tinggi IRR maka akan semakin tinggi tingkat investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat investasi yang ditanamkan. Untuk membandingkan berbagai pilihan, investasi dengan nilai IRR yang tertinggi itu dianggap yang terbaik.

Cara menghitung IRR atau Internal Rate of Return ternyata sama dengan perhitungan Net Present Value (NPV), kecuali jika NPV ditetapkan dengan nol. Lalu bagaimana cara menghitung Internal Rate of Return (IRR)? Simak penjelasannya di bawah!

Contoh Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Sebelum menghitung IRR ada beberapa yang perlu Anda diperhatikan. 

  1. Ekspektasi arus kas yang masuk dan NPV harus ditetapkan sama dengan nol. Ini artinya biaya yang dibayarkan haruslah sama dengan nilai investasi yang saat ini dari arus kas mendatang.
  2. Internal Rate of Return dibandingkan dengan biaya modal. Jika IRR lebih besar atau minimal sama dengan biaya modal itu artinya prospek investasi berjalan berpotensi berjalan baik.

Rumus Menghitung Internal Rate of Return (IRR)

IRR = i1 +  NPV1 – NPV2i2 – i1

Keterangannya sebagai berikut:

IRR = Internal Rate of Return

i1 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV +

i2 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV –

NPV1 = Net Present Value Positif

NPV2 = Net Present Value Negatif

Sebuah perusahaan memberikan usulan dalam untuk melakukan investasi senilai Rp 140.000.000. Sementara arus kas yang dihasilkan setiap tahun sebesar Rp 22.000.000 selama kurun waktu 6 tahun. Asumsi untuk rate of return-nya sebesar 13%. Kemudian, ketika menghitung diskonto dihasilkan NPV Rp 6.649.000 dan diskonto sebesar 12%, serta NPV sebesar Rp 659.000 dengan diskonto 10%.

Bila kita hitung menggunakan rumus di atas berarti menjadi seperti ini:

Selisih diskonto 12% – 10% = 2% atau Rp 6.649.000 + Rp 659.000 = 7.308.000, maka nilai IRRnya adalah sebagai berikut:

IRR = 10% + (Rp 659.000 : Rp 7.308.000) x 2% = 10,18%

Asumsi rate of return-nya adalah sebesar 13% maka angka 10,18% masih ternilai kecil. Berdasarkan prinsip dari IRR maka sebaiknya investasi ini ditolak.

Baca Juga:Rasio Keuangan Menjadi Perhitungan Khusus dalam Bisnis

Kelebihan dan Kekurangan Internal Rate of Return (IRR)

Kelebihan IRR

Kelebihan dari Internal Rate of Return (IRR) ini adalah karena tidak mempertimbangkan time value of money. Oleh sebab itu perhitungan pun bisa jadi lebih tepat dan realistis dibandingkan bila Anda menggunakan metode perhitungan accounting rate of return.

Kekurangan IRR

Kekurangannya adalah karena menghitung dengan menggunakan metode ini membutuhkan waktu untuk menghitungnya. Termasuk untuk menghitung cash flow yang tidak bisa terdistribusikan dengan merata.

Selain itu menggunakan perhitungan dengan metode ini juga tidak bisa mengidentifikasi ukuran investasi untuk berbagai proyek yang tingkat keuntungannya bisa lebih bersaing.

Jika kita berbicara mengenai investasi memang tentu saja akan menemui banyak resiko. Semakin tinggi resikonya maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungannya.

Dalam hal ini tentunya perusahaan perlu membuat langkah-langkah terbaik dan tepat agar bisa melakukan pengambilan investasi terbaik. IRR ini bisa dibilang metode perhitungan yang bisa menjadi solusinya.

Kesimpulan

Jika dilihat dari penjelasan di atas, fungsi dari Internal Rate of Return (IRR) adalah untuk membandingkan tingkat pengembalian sebelum Anda menentukan jenis investasi mana yang terbaik dan membawa keuntungan untuk diambil. 

Bagi perusahaan Internal Rate of Return (IRR) juga berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kebijakan dari pembelian kembali saham milik perusahaan. Tentunya hasil perhitungan IRR harus menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan arus kas. Sehingga barulah saham perusahaan bisa dibeli kembali.

Tentu saja dalam mengelola pengeluaran dan pendapatan dari perusahaan, dibutuhkan metode atau alat yang bisa membantu memudahkan. Tentu saja yang nilai akhirnya tepat dan juga prosesnya yang cepat dan praktis.

Solusi terbaik untuk Anda adalah dengan menggunakan software akuntansi yaitu MASERP. Dengan berbagai fitur lengkap yang ada pada MASERP, Anda bisa membuat pencatatan yang lengkap, rapi, dan bisa dipertanggung jawabkan. Semua hal yang berkaitan dengan lalu lintas perakuntansian di perusahaan Anda bisa dimudahkan dengan software akuntansi ini.

Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

Baca Juga : Metode Imprest: Kelebihan, Tahapan dan Contoh Penggunaan

Bagaimanakah cara menghitung IRR?

IRR = i1 + NPV1 – NPV2i2 – i1 Asumsi untuk rate of return-nya sebesar 13%. Kemudian, ketika menghitung diskonto dihasilkan NPV Rp 6.649.000 dan diskonto sebesar 12%, serta NPV sebesar Rp 659.000 dengan diskonto 10%. Asumsi rate of return-nya adalah sebesar 13% maka angka 10,18% masih ternilai kecil.

Berapa nilai IRR yang baik?

IRR yang baik adalah yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima. Dengan kata lain, jika tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima, juga disebut tingkat diskonto atau tingkat rintangan, adalah 10% tetapi IRR untuk sebuah proyek hanya 8%, maka ini bukan IRR yang baik.

Apa itu internal rate of return dan contohnya?

Apa itu Internal Rate of Return (IRR)? Internal Rate of Return (IRR) adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan potensi keuntungan investasi. IRR adalah discount rate yang membuat Net Present Value (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang dipotong.

Apakah IRR bisa lebih dari 100%?

6.8 Perhitungan IRR Kesimpulan: IRR tidak rasional karena lebih dari 100%.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA