Dalam Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2015 — 2019, pembangunan bidang komunikasi dan informatika lima tahun ke depan diprioritaskan pada upaya mendukung pencapaian kedaulatan pangan, kecukupan energi, pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan, pembangunan infrastruktur, percepatan pembangunan daerah perbatasan, dan peningkatan sektor pariwisata dan industri, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berfokus membangun sektor telekomunikasi, tata kelola internet, dan digitalisasi siaran televisi. Oleh sebab itu, penerapan keunggulan sumber daya manusia harus benar-benar diterapkan dengan baik agar dapat memberikan pelayanan yang profesional, cepat serta aspiratif terhadap tuntutan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi, human capital management, dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 551 orang yang berada pada unit kerja Setjen Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Survey dilaksanakan pada bulan Desember 2017 - Maret 2018. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 232 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Temuan dari penelitian ini adalah budaya organisasi dan human capital management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan pengembangan karir tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Kata kunci: Budaya Organisasi, Human Capital Management, Pengembangan Karir, Kinerja
Smart Statistik Indonesia
CARA MEMBUAT DATA MENJADI VALID DI SPSS
✻
Uji validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner merupakan tahapan pengujian kuesioner yang telah disusun untuk membuktikan apakah instrumen tersebut layak digunakan dan dipercaya dalam mengukur variabel yang digunakan atau tidak. Masalah yang sering dihadapi adalah hasil pengujian data yang tidak valid dan tidak reliabel.
Contoh :
Hasil Uji Validitas menggunakan SPSS (tampilan output pada SPSS)
Pengujian validitas di atas menggunakan teknik Corrected Item – Total Correlation, dengan jumlah sampel 30, dan tingkat signifikansi (?) sebesar 5%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi pada kolom Corrected Item – Total Correlation, terdapat 3 item pernyataan (X1-1, X1-6 dan X1-8) tidak valid, karena nilai koefisien kurang dari 0,361 ((Usman dan Akbar, 2006:203).
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas juga menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,304 atau lebih kecil dari 0,6 yang umumnya dipahami bahwa instrumen tidak reliabel (Sugiyono, 2012).
Secara konseptual, perlakuan item yang tidak valid adalah DIBUANG (TIDAK DIGUNAKAN) atau ITEM PERNYATAAN DIGANTI DENGAN YANG BARU. Artinya, kita tidak perlu berkecil hati atau pusing apabila terdapat item yang tidak valid. Tidak harus dipaksakan juga bahwa seluruh item kuesioner yang kita susun harus valid semua.
Penyebab item tidak valid tersebut dapat disebabkan oleh 3 faktor : Item pernyataan yang tidak dipahami oleh responden, item pernyataan yang kita susun tidak sesuai dengan kondisi obyektif, atau responden sendiri yang menjawab serampangan (biasanya responden “cari aman” dengan memilih skala jawaban di tengah : Ragu-Ragu atau Netral).
Tetapi, pada umumnya dosen pembimbing menginginkan seluruh item valid. Selain itu, terkadang peneliti (mahasiswa) enggan untuk mengganti pernyataan, menyebar, lalu menguji kembali item tersebut karena memerlukan waktu, biaya dan tenaga untuk mengumpulkan data lapangan kembali sedangkan waktu (deadline) sudah semakin mepet.
Seringkali mahasiswa mengambil “jalan pintas” dengan memanipulasi output data yang tidak valid menjadi valid. Hal ini tentunya berisiko, karena dapat mempengaruhi deskriptif variabel dan hasil pengujian hipotesis (bisa jadi hasil pengujian menunjukan tidak terdapat hubungan atau pengaruh signifikan). Selain itu, bagi dosen statistik yang terbiasa membaca data tentunya akan paham dengan pola output data yang telah dimanipulasi.
Apa yang harus dilakukan?
Kami tidak menyarankan merubah output data spss, karena pertimbangan di atas. Tapi kami juga paham akan masalah2 praktis yang dihadapi oleh mahasiswa. Kami menyarankan anda untuk memeriksa struktur data (input data di EXCEL atau di SPSS). Penyebab tidak valid suatu item karena pola data yang tidak terdistribusi secara merata, artinya terdapat pola jawaban dari responden yang tidak konsisten. Hal inilah yang menyebabkan nilai koefisien korelasi rendah, karena nilai skor jawaban responden yang ekstrim (misalnya untuk jawaban nomor 1 skornya adalah 5 – jawaban sangat setuju, sedangkan untuk nomor 2 memperoleh skor 2 – jawaban tidak setuju). Untuk itu, coba periksa kembali pernyataan yang disusun dalam kuesioner, apakah sudah tepat atau belum sehingga menimbulkan perbedaan jawaban yang cukup jauh.
Hasil uji validitas pada umumnya mempengaruhi uji reliabilitas, artinya suatu data yang memiliki item2 pernyataan yang valid kemungkinan besar juga akan reliabel. Sehingga kuncinya pada penyusunan item pernyataan yang tidak memungkinkan perbedaan tanggapan responden yang cukup ekstrim.
Demikian sedikit tips dari kami, semoga bermanfaat. Apabila masih mengalami kebingungan, silahkan menghubungi kami di 082120850328.